Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17248 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wibowo Mangunwardoyo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1983
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dewi Apriliani
"Filtrat biakan yang diperoleh dlpekatkan, kemudian dilakukan
pengujian anatisa karakterisasinya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengisolasi dan mengkarakterisasr enzim a-amilase ekstraseluler yang
dihasilkan dari isolat bakteri SW2. Isolasi dilakukan setelah bakteri tersebut
difermentasi pada media pati kentang selama 39 jam pada temperatur 60°C,
pH 7,5 di dalam shaker incubator yang berkecapan 150 rpm. Uji karakterisasi
enzim meliputi; penentuan temperatur dan pH optimum, penentuan stabilitas
i'
termal enzim, penentuan aktivator dan inhibitor, penentuan berat molekul,
pengaruh penyimpanan terhadap stabilitas enzim serta penentuan produk
hidrolisis substrat yang dikatalisis enzim. Enzim a-amilase yang diperoleh
memiliki aktivitas optimum pada temperatur 70°C dan pH 6,0. Enzim tersebut
merupakan a-amilase logam yang bersifat termofil dan termostabil. Ion
logam yang meningkatkan aktivitas enzim adalah Na"^, \C, Ca^* dan Mn^"^
sedangkan ion logam yang menghilangkan aktivitas enzim adalah Ni^"^, Zn^*
dan Fe^"^, aktivitas enzim berkurang dengan adanya SDS dan urea. Berat
molekul enzim kasar a-amilase ekstraseluler SW2 diperkirakan sekitar 180
kDa. Reaksi hidrolisis yang dikatalisis a-amilase ini pada berbagai
polisakarida menghasilkan produk utama G1, G2, G3, G4 dan cabang
dekstrin. Uji stabilitas, terhadap penyimpanan selama 4 bulan, menunjukkan
aktivitas enzim mengalami penurunan sebesar ±29% bila disimpan pada temperatur 4°C dan penurunan sebesar ±50% bila disimpan pada temperatur
30°C."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitaresmi
"ABSTRAK
Penggunaan mikroorganisme sebagai. sumber enzim dalam industri rneningkat, sehingga masih terus dicari strain-strain penghasil enzim yang baik. Bacillus sp. Th4 hasil isolasi dari Timur Tengah diuji aktivitas enzimnya pada suhu 45oC.
Pengujian aktivitas amilolitik dilakukan dengan mengukur kadar gula pereduksi yang terbentuk dengan menggunakan pereaksi DNS. Aktivitas proteolitik dilakukan dengan mengukur tingginya pencairan gelatin, sedangkan aktivitas lipolitik dilakukan dengan mengukur diameter zona bening yang terbentuk di sekitar koloni bakteri yang ditumbuhkan pada medium Tributirin Agar.
Hasil penelitian adalah, pada suhu 45oC: Bacillus sp. Th4 tidak memiliki aktivitas lipolitik, aktivitas proteolitik lemah, serta aktivitas amilolitik yang kuat. Hasil uji-t pada α=0,05 menunjukkan bahwa ada beda nyata antara aktivitas amilolitik pada suhu 45 dan 50°C. Pengukuran aktivitas amilolitik pada suhu 50°C menunjukkan bahwa aktivitas amilolitik lebih rendah daripada di suhu 45°C.
ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susianni, Author
"ABSTRAK
Tapak liman (Elephantopus scaber Linn.) merupakan terna menahun yang
sangat mudah tumbuh dan telah lama dikenal oleh masyarakat sebagai obat
tradisional yang memiliki banyak kegunaan. Bagian tumbuhan yang dapat digunakan
adalah herba, daun dan akar dalam bentuk sediaan rebusan tumbuhan tersebut.
Pada penelitian ini, ingin diketahui pengaruh sari air akar tapak liman terhadap
fungsi ginjal melalui pengukuran kadar urea dan kreatinin dalam plasma tikus sebagai
bagian dari uji toksisitas sub kronis.
Penelitian dilakukan menggunakan 32 ekor tik:Us jantan galur Sprague-Dawley
yang dibagi secara acak ke dalam empat kelompok. Kelompok I,II,III masing-masing
diberi do sis sari air akar tapak liman 50 mg, 100 mg, dan 200 mg per 200 g berat
badan tikus, sedangkan kelompok IV adalah kelompok kontrol. Sari air diberikan
sekali sehari secara oral selama 90 hari erus menerus, kemudian plasma tikus diambil
untuk diperiksa kadar urea dan kreatinrnnya secara spektrofotometri. ~
Dari percobaan didapatkan kadar urea rata-rata (mg/100ml)adalah: kelompok I:
7,43 ± 1,77; kelompok IT: 6,61 ± 2,42; kelompok ITI: 6,42 ± 1,49; kelompok IV:
8,86 ± 2,20; dan kadar kreatinin rata-rata (mg/100 ml) sebagai berikut: kelompok 1:
0,45 ± 0, 12; kelompok II: 0,41 ± 0,06; kelompok III: 0,45 ± 0,06; kelompok IV:
0,46 ± 0, 11. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
bermakna dari kadar urea dan kreatinin pada empat kelompok tersebut, sehingga
dapat disimpulkan bahwa sari air akar tapak liman tidak mempengaruhi kadar urea
dan kreatinin dalam plasma tikus yang berarti aman untuk fungsi ginjal."
2000
S31213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahreza Saputra
"Bakteri pendegradasi hidrokarbon mampu beradaptasi pada tanah yang telah tercemar hidrokarbon selama bertahun-tahun. Penelitian bertujuan untuk memperoleh isolat bakteri pendegradasi hidrokarbon serta mengetahui kemampuannya dalam mendegradasi hidrokarbon. Hasil isolasi dari tanah tercemar hidrokarbon di daerah Cilegon menggunakan medium Ilyina dkk. (2003: 88) mendapatkan 7 isolat bakteri dan selanjutnya diseleksi kembali menjadi 3 isolat representatif berdasarkan penampakan morfologinya. Berdasarkan hasil identifikasi secara morfologi dan biokimia diketahui bahwa ketiga bakteri tersebut adalah Alcaligenes (FT1), Pseudomonas (FT3), dan Enterobacter (FT5). Pseudomonas (FT3) dalam medium BSM + 1% solar memiliki pertumbuhan paling baik dan digunakan untuk dianalisis kemampuan degradasinya.
Hasil ekstrak sisa minyak solar pada medium menunjukkan pengurangan berat minyak sebesar 17,50%. Hasil analisis sisa degradasi minyak solar oleh Pseudomonas (FT3) menggunakan GC/MS memperlihatkan adanya penurunan konsentrasi beberapa senyawa hidrokarbon yang diduga sebagai metil oktadekanoat (91,56%), dokosan (18,36%) dan bis 4-amino-3-isobutil-5-etilfenil) metana (58,91%). Senyawa-senyawa tersebut mengalami penurunan konsentrasi yang ditandai dengan adanya penurunan luas area kromatogram. Hal tersebut menunjukkan bahwa bakteri memiliki kemampuan menggunakan hidrokarbon sebagai sumber karbon.

Hydrocarbons bacteria can adapt and survive in hydrocarbon contaminated soil. The research aims to obtain isolates of hydrocarbon degrading bacteria and to understand its ability to degrade hydrocarbons. Seven bacteria were isolated from soil contaminated hydrocarbon using Ilyina et al.(2003: 88) medium and three isolates were selected based on morphological appearances for identification. Based on morphological and biochemical identification, the three bacteria are Alcaligenes (FT1), Pseudomonas (FT3), and Enterobacter (FT5). Pseudomonas (FT3) in BSM medium + 1% diesel fuel showed the highest growth compared to other isolates and was chosen to be analyzed for degradation ability.
Extraction of the remaining diesel oil in the medium showed a weight reduction of 17.50%. Results of degradation analysis of diesel oil from Pseudomonas (FT3) using GC/MS showed decrease in concentration of some hydrocarbon compounds suspected to be methyl octadecanoid acid (91.56%), docosane (18.36%) and bis 4-amino-3-isobutyl -5-ethylphenyl) methane (58.91%). Decrease of those compounds were indicated by a decrease in the peak area of the chromatogram.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1303
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dachniar Hajar
"Bakteri yang berpotensi mendegradasi hidrokarbon dapat diperoleh dari tanah yang tercemar hidrokarbon. Penelitian bertujuan mendapatkan isolat bakteri dari sampel tanah tercemar hidrokarbon dan mengetahui kemampuan isolat bakteri tersebut dalam mendegradasi hidrokarbon. Isolasi dilakukan menggunakan medium Ilyina dkk. (2003). Identifikasi dilakukan dengan mengamati sifat morfologi dan aktivitas biokimia, sedangkan analisis hasil degradasi hidrokarbon dilakukan dengan GC/MS. Sebanyak 3 dari 9 isolat yang diperoleh dipilih untuk melihat kemampuan degradasi hidrokarbon, yaitu DT2 (Pseudomonas), DT5 (Citrobacter) dan DT8 (Enterobacter). Isolat DT2 dipilih untuk analisis hidrokarbon karena memiliki pertumbuhan paling baik dalam medium BSM + 1% hidrokarbon.
Hasil pengukuran berat ekstrak minyak solar setelah penambahan Isolat DT2 menunjukkan penurunan sebesar 32,5%. Hasil analisis sisa senyawa hidrokarbon memperlihatkan penurunan luas area yang mengindikasikan penurunan konsentrasi senyawa yang diduga merupakan hexadecanoic acid, methyl ester dan n-heneicosane masing-masing sebesar 97,66% dan 96,79%.
Hydrocarbon degrading potential bacteria can be isolated from hydrocarbon contaminated soil. This research aims to obtain bacterial isolates from hydrocarbon contaminated soil and study the hydrocarbon degradation capabilities of selected isolates. Isolation was carried out using Ilyina et al. (2003) medium. Bacterial identification was performed based on morphological and biochemical characterizations, while GC/MS was used for analysis of hydrocarbon degradation capabilities. Nine isolates were obtained and three of them were selected to examine hydrocarbon degradation capability, namely DT2 (Pseudomonas), DT5 (Citrobacter) and DT8 (Enterobacter). The DT2 isolate was selected for analysis of hydrocarbon degradation because it has the highest growth in BSM medium + 1% hydrocarbon.
The results from weight measurements of diesel oil extract after the addition of DT2 isolates showed a decrease of 32.5%. The results of hydrocarbon degradation analysis showed decrease in the area that indicate a decrease in concentration of compounds suspected to be hexadecanoic acid, methyl ester and n-heneicosane respectively 97.66% and 96.79%.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S1306
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yuriza Eshananda
"Penelitian bertujuan mengetahui keanekaragaman bakteri Ktedonobacteria dari sampel tanah hutan di sekitar Geiser Cisolok, Jawa Barat dengan metode culture-dependent dan metode culture-independent. Isolasi bakteri menggunakan medium Reasoner's 2A (10%) dengan penambahan 2% gellan gum, cycloheximide, dan sodium azide. Inkubasi dilakukan pada suhu 30 oC selama 3 minggu. Amplifikasi gen 16S rRNA isolat bakteri menggunakan primer spesifik Ktedonobacteria (primer 161F dan 941R), dan primer universal bakteri (9F dan 1510R). Identitas isolat bakteri diperoleh berdasarkan data full sequence gen 16S rRNA melalui pencarian homologi pada EZBioCloud (www.ezbiocloud.net). Analisis filogenetik menggunakan metode Neighbour Joining, Maximum Evolution, dan Maximum Likelihood. Analisis keanekaragaman bakteri Ktedonobacteria menggunakan Next Generation Sequencing berdasarkan data partial sequence (daerah variabel V1--V3) dari gen 16S rRNA. Analisis data komposisi taksonomi bakteri dan indeks keanekaragaman menggunakan software QIIME2. Empat isolat Ktedonobacteria dengan kode K17-1, K17-2, K42, dan K44 berhasil diperoleh. Analisis filogenetik menunjukkan bahwa keseluruhan isolat merupakan anggota kelas Ktedonobacteria dan berada dalam satu grup dengan type strain Dictyobacter aurantiacus S-27T. Namun demikian, persentase homologi sequence gen 16S rRNA keempat isolat menunjukkan nilai yang rendah terhadap type strain Dictyobacter aurantiacus S-27T, yaitu 97.16 -- 98.02%. Berdasarkan nilai tersebut, keempat isolat yang diperoleh diduga merupakan spesies baru. Hasil analisis dengan software QIIME2 menunjukkan bahwa sampel tanah yang digunakan memiliki nilai indeks keanekaragaman bakteri yang tinggi, dengan nilai sebagai berikut: 6,49 (Shannon-Winner); 0,98 (Simpson); 177 (Chao1); dan 117 (Ace). Filum Acidobacteria, Proteobacteria dan Bacteriodetes, merupakan tiga filum dengan persentase paling besar pada sampel tanah, dengan nilai persentase masing-masing 44%, 25%, dan 9%. Kelas Ktedonobacteria pada filum Chloroflexi memiliki persentase yang sangat rendah, yaitu 1,89%. Namun demikian, analisis filogenetik data amplikon (culture-independent) menunjukkan bahwa Ktedonobacteria yang terdapat pada sampel tanah tersebar dalam 5 grup, yang seluruhnya mengindikasikan taksa baru. Penelitian ini menunjukkan bahwa metode culture-dependent hanya berhasil menemukan satu dari lima grup Ktedonobacteria yang berhasil dideteksi menggunakan metode culture-independent.

The study aims to determine the diversity of Ktedonobacteria from forest soil samples around the Cisolok Geiser, West Java with culture-dependent and culture-independent methods. Bacterial isolation using Reasoner's 2A (10%) medium with 2% gellan gum, cycloheximide, and sodium azide. Incubation was carried out at 30 oC for three weeks. Amplification of 16S rRNA gene of bacterial isolates performed using Ktedonobacteria specific primers (primers 161F and 941R), and universal bacterial primers (9F and 1510R). The identity of bacterial isolates was obtained based on full 16S rRNA gene sequence data through a homology search on EZBioCloud (www.ezbiocloud.net). The phylogenetic analysis was performed by Neighbor-Joining, Maximum Evolution, and Maximum Likelihood methods. Analysis of Ktedonobacteria diversity using Next-Generation Sequencing based on partial sequence data (variable regions V1 -- V3) of the 16S rRNA gene. Analysis of bacterial taxonomy composition data and diversity index was conducted using QIIME2 software. Four isolates of Ktedonobacteria, namely K17-1, K17-2, K42, and K44, were successfully obtained. Phylogenetic analysis showed that all isolates were members of the class Ktedonobacteria and were in the same group as Dictyobacter aurantiacus S-27T. However, the percentage of homology of the 16S rRNA gene sequence of the four isolates showed a low value on the type strain of Dictyobacter aurantiacus S-27T, which accounted for 97.16 -- 98.02%. Based on these values, the four isolates obtained probably belonged to the new species. The results of the analysis with QIIME2 software showed that the soil samples had high bacterial diversity index values, with the following values: 6,49 (Shannon-Winner); 0,98 (Simpson); 177 (Chao1); and 117 (Ace). Phylum Acidobacteria, Proteobacteria, and Bacteriodetes are the three phyla with the largest percentage in soil samples, with percentage values of 44%, 25%, and 9%, respectively. Whereas the class Ktedonobacteria in the phylum Chloroflexi has a very low percentage, which is 1.89%. However, phylogenetic analysis of the amplicon data (culture-independent) showed that Ktedonobacteria found in soil samples distributed into five groups, indicating new taxa. In this study, culture-dependent methods found only one of the five groups of Ktedonobacteria that detected using the culture-independent method."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munawar
"Penelitian isolasi bertahap telah dilakukan untuk mendapatkan bakteri pendegradasi fraksi jenuh, aromatik, resin, dan aspal. Isolasi dilakukan terhadap lima sampel tanah terkontaminasi minyak dari Sumatera Selatan. Medium isolasi menggunakan soil extract diperkaya oil recovery atau oil recovery sisa degradasi (OSD) sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi sesuai tahapan isolasi. OSD setiap akhir tahap isolasi difraksinasi menggunakan analisis SARA untuk mengetahui fraksi jenuh, aromatik, resin dan aspal. Hasil penelitian mendapatkan enam isolat bakteri terpilih berdasarkan kecepatan degradasi tertinggi pada setiap tahap, satu isolat bakteri pendegradasi fraksi jenuh yaitu Mycobacterium sp. T1H2D4-7 dengan laju degradasi 0,0199 mg/jam dan kepadatan 8,4x10 6cfu/g dari tahap I. Isolat T2H1D2-4 teridentifikasi sebagai Pseudomonas sp. merupakan bakteri pendegradasi fraksi aromatik dengan laju degradasi 0,0141 mg/jam dan kepadatan 5,1x10 6cfu/g diperoleh pada tahap II. Dua isolat yaitu Micrococcus sp. T3H2D4-2 dan Pseudomonas sp. T1H1D5-5 merupakan bakteri pendegradasi fraksi resin yang masing-masing mempunyai laju degradasi 0,0088 mg/jam dengan kepadatan 5,6x10 6cfu/g, dan 0,0089 mg/jam dengan kepadatan 5,7x10 6cfu/g diperoleh dari tahap III. Isolasi tahap IV diperoleh dua isolat yaitu Pseudomonas sp. T4H1D3-1 dan Pseudomonas sp. T4H3D5-4 yang merupakan bakteri pendegradasi fraksi aspal, masing-masing mempunyai kecepatan degradasi 0,0057 mg /jam dengan kerapatan 5,6x10 6cfu/g, dan 0,0058 mg/jam dengan kerapatan 5,7x10 6cfu/g.

Sequential isolation has been conducted to obtain isolates of saturated, aromatic, resin, and asphaltene fractions degrading bacteria from oil contaminated sites. Five soil samples were collected from South Sumatera. These bacterial isolates were obtained using soil extract medium enriched with oil recovery or remaining-oil recovery degradated (ROD) as sole carbon and energy sources according to the isolation stage as the isolation medium. ROD at the end of every isolation stage analyzed oil fractions by use of the SARA analysis method. Six isolates of bacteria have been selected, one isolate was fraction satu rates degrading bacteria that are Mycobacterium sp. T1H2D4-7 at degradation rate 0.0199 mgs/h with density 8.4x10 6cfu/g from stage I. The isolate T2H1D2-4, identified as Pseudomonas sp. was fraction aromatics degrading bacteria at accelerate 0.0141 mgs/h with density 5.1x10 6cfu/g are obtained at stage II. Two isolates namely Micrococcus sp. T3H2D4-2 and Pseudomonas sp. T1H1D5-5 were fraction resins degrading bacteria by accelerate 0.00 88 mgs/h at density 5.6x10 6cfu/g and 0.0089 mgs/h at density 5.7x10 6 cfu/g are obtained at stage III. Isolation of stage IV has been obtained two isolates Pseudomonas sp. T4H1D3-1 and Pseudomonas sp. T4H3D5-4 were fraction asphaltenes degrading bacteria by accelerate 0.0057 mgs/h at density 5.6x10 6cfu/g and accelerate 0.0058 mgs/h at density 5.7x10 6cfu/g."
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI; Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya, 2012
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>