Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143775 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sembiring, Tannia
"Latar Belakang: Meningkatnya tren kasus kolitis ulseratif (KU) di Asia, komplikasi penyakit, dan efek samping terapi yang digunakan saat ini menyebabkan munculnya ide untuk memberdayakan tanaman herbal sebagai terapi alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas ekstrak daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) terenkapsulasi nanopartikel kitosan sebagai agen antiinflamasi yang dapat memperbaiki deplesi sel Goblet pada mencit yang diinduksi dekstran sodium sulfat (DSS).
Metode: Pada penelitian ini dilakukan analisis histopatologi, dengan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE), untuk menilai deplesi sel Goblet pada 24 sampel jaringan kolon mencit dari penelitian sebelumnya. Mencit dibagi menjadi 6 kelompok: normal (N), kontrol negatif (NC)—diinduksi kolitis dengan DSS 2%, MD25—diinduksi kolitis dan diberikan 25 mg/kg berat badan (BB) larutan ekstrak daun Phaleria macrocarpa, MD12,5—diinduksi kolitis dan diberikan 12,5 mg/kgBB larutan ekstrak daun Phaleria macrocarpa, NPMD12,5—diinduksi kolitis dan diberikan 12,5 mg/kgBB larutan ekstrak daun Phaleria macrocarpa terenkapsulasi nanopartikel kitosan, dan NPMD6,25—diinduksi kolitis dan diberikan 6,25 mg/kgBB larutan ekstrak daun Phaleria macrocarpa terenkapsulasi nanopartikel kitosan. Jumlah sel Goblet dihitung secara manual dan dianalisis secara statistik.
Hasil: Seluruh perlakuan dengan ekstrak daun Phaleria macrocarpa dapat memperbaiki deplesi sel Goblet secara signifikan terhadap kontrol negatif (NC) [MD25 (p=0,021), MD12,5 (p=0,043), NPMD12,5 (p=0,021), and NPMD6,25 (p=0,021)].
Kesimpulan: Ekstrak daun Phaleria macrocarpa, baik terenkapsulasi maupun tidak terenkapsulasi nanopartikel kitosan, dapat memperbaiki deplesi sel goblet pada kolon yang diinduksi DSS

Background: The increasing cases of ulcerative colitis (UC) in Asia, its intestinal and extraintestinal complications, and side effects of current therapy urges the search of alternative therapy with minimal side effects. The study aims to prove the antiinflammatory effect of mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) leaf extract encapsulated in chitosan nanoparticles to ameliorate goblet cell depletion in dextran sodium sulphate (DSS)-induced mice colon.
Methods: 24 previously-made tissue samples, stained with hematoxylin-eosin (HE), underwent histopathological examination to analyze Goblet cell depletion. Mice were divided into 6 groups: normal (N), negative control (NC)—given DSS 2% treatment to induce colitis, MD25—given DSS 2% and 25 mg/kg body weight (BW) of Phaleria macrocarpa leaf extract, MD12,5—given DSS 2% and 12,5 mg/kgBW of Phaleria macrocarpa leaf extract, NPMD12,5—given DSS 2% and 12,5 mg/kgBW of Phaleria macrocarpa leaf extract encapsulated in chitosan nanoparticle, and NPMD6,25—given DSS 2% and 6,25 mg/kgBW of Phaleria macrocarpa leaf extract encapsulated in chitosan nanoparticle. Goblet cell was counted manually and statistically analyzed.
Results: Phaleria macrocarpa leaf extract treatment, in both forms, improve Goblet cell depletion in all groups compared to negative control [MD25 (p=0,021), MD12,5 (p=0,043), NPMD12,5 (p=0,021), and NPMD6,25 (p=0,021)].
Conclusion: Phaleria macrocarpa leaf extract, either encapsulated or not encapsulated by nanoparticle chitosan, is able to ameliorate Goblet cell depletion in DSS-induced mice colon.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andintia Aisyah Santoso
"Latar Belakang: Inflammatory Bowel Disease (IBD) masih menjadi masalah yang belum terselesaikan mengingat terapi yang ada saat ini adalah pemberian obat jangka panjang yang tidak adekuat sehingga memicu terjadinya inflamasi usus kronik yang mengakibatkan keganasan berupa displasia.
Tujuan: Membuktikan pengaruh ekstrak daun dewa terenkapsulasi nanopartikel kitosan dalam mencegah displasia pada usus besar mencit.
Metode: Penelitian ini menggunakan 24 sampel jaringan kolon yang disimpan dari penelitian sebelumnya berupa uji anti inflamasi mencit Swiss Webster jantan yang dibagi secara acak menjadi 6 kelompok yaitu kelompok normal (N), kontrol negatif diberi dekstran natrium sulfat ( Larutan DSS yang diberi ekstrak daun Mahkota Dewa 12,5 mg/hari dan 25 mg/hari (MD 12,5; MD 25), diberi ekstrak daun Mahkota Dewa dalam nanopartikel kitosan 6,25 mg/hari dan 12,5 mg/hari (NPMD 6,25). ; NPMD 12,5). Median skor displasia (data numerik) dari pengamatan histologis dengan pewarnaan hematoxylin-eosin (HE) kemudian dianalisis menggunakan uji nonparametrik Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney untuk uji Post-Hoc.
Hasil: Semua kelompok uji berbeda secara signifikan dari kelompok DSS. skor displasia kelompok MD 12,5; NPMD 12,5; dan NPMD 6,25 sama dengan kelompok N.
Simpulan: Metode pemberian ekstrak mahkota dewa, tanpa atau tanpa nanopartikel kitosan terenkapsulasi, efektif menurunkan skor displasia kolon akibat DSS.

Background: Inflammatory Bowel Disease (IBD) is still an unresolved problem considering the current therapy is inadequate long-term drug administration, which triggers chronic intestinal inflammation resulting in malignancy in the form of dysplasia.
Objective: To prove the effect of chitosan nanoparticles encapsulated Dewa leaf extract in preventing dysplasia in the large intestine of mice.
Methods: This study used 24 samples of colonic tissue stored from previous studies in the form of anti-inflammatory test of male Swiss Webster mice which were randomly divided into 6 groups, namely the normal group (N), the negative control group was given dextran sodium sulfate (DSS solution given the extract of Mahkota leaf). Dewa 12.5 mg/day and 25 mg/day (MD 12.5; MD 25), were given Mahkota Dewa leaf extract in chitosan nanoparticles 6.25 mg/day and 12.5 mg/day (NPMD 6.25). ; NPMD 12,5). The median dysplasia score (numerical data) from histological observations with hematoxylin-eosin (HE) staining was then analyzed using the Kruskal-Wallis and Mann-Whitney nonparametric test for the Post-Hoc test.
Results: All test groups differed significantly from the DSS group. MD group dysplasia score 12.5; NPMD 12.5; and NPMD 6.25 equal to group N.
Conclusion: The method of administering the crown of god extract, without or without encapsulated chitosan nanoparticles, was effective in reducing the colonic dysplasia score due to DSS.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Afiahuddin Tumpu
"Pendahuluan : Angiogenesis kronik pada inflammatory bowel disease (IBD) dapat meningkatkan risiko keganasan mengingat belum ditemukannya terapi definitif yang aman. Esktrak daun mahkota dewa diketahui memiliki efek antiinflamasi, namun mampu memicu toksisitas pada penggunaan dosis tinggi. Pengemasan ekstrak daun mahkota dewa dalam nanopartikel kitosan dipercaya mampu memaksimalkan paparan jaringan terhadap bahan aktif meskipun dengan pemberian dosis yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas ekstrak daun mahkota dewa yang dienkapsulasi dengan nanopartikel kitosan dalam menekan angiogenesis.
Metode : Penelitian ini menggunakan 30 sampel HE jaringan kolon mencit Swiss Webster tersimpan yang diberikan air mengandung DSS 2% (selama 7 hari) diikuti dengan air tanpa DSS (selama 7 hari) dalam 3 siklus. Efek antiangiogenik ekstrak daun mahkota dewa dievaluasi dalam 6 kelompok uji: normal (N), kontrol, EMD25, EMD12,5, NPMD12,5 dan NPMD6,25.
Hasil : Jumlah angiogenesis pada kelompok NPMD12,5 tidak berbeda bermakna jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (p>0,05). Adapun kelompok EMD25, EMD12,5, dan NPMD6,25 yang secara signifikan menunjukkan supresi jumlah angiogenesis jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05). Rerata (mean) jumlah angiogenesis dari masing-masing kelompok EMD25, EMD12,5 dan NPMD6,25 yaitu 14,6, 11,4, dan 10,8.
Kesimpulan : Reduksi angiogenesis tertinggi terdapat pada kelompok mencit yang mendapatkan 6,25 mg ekstrak daun mahkota dewa dalam nanopartikel kitosan. Penggunaan nanopartikel kitosan untuk mengemas ekstrak daun mahkota dewa terbukti efektif dalam menekan jumlah angiogenesis dan menurunkan dosis efektif untuk mencegah toksisitas."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryati Rahmah Ramadhoani
"Latar Belakang: Produksi TNF-α yang berlebihan pada mukosa kolon menyebabkan gangguan homeostasis sehingga timbul reaksi peradangan kronik. Inflammatory Bowel Diseases (IBD) merupakan kondisi klinis akibat reaksi peradangan kronik. Angka kejadian kedua penyakit tersebut sangat tinggi baik secara global. Belum ada obat yang efektif menginduksi serta mempertahankan remisi IBD dengan efek samping minimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengemasan ekstrak daun mahkota dewa dalam nanopartikel kitosan mampu menekan ekspresi TNF-α.
Metode: Penelitian ini menggunakan 30 sampel jaringan kolon tersimpan dari penelitian sebelumnya yang diwarnai dengan pewarnaan imunohistokimia (IHK). Mencit dibagi dalam 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok normal yang tidak diberikan perlakuan (N), Kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan larutan DSS 2% b/v, ada dua Kelompok yang diberikan larutan DSS 2% b/v diikuti dengan pemberian ekstrak daun mahkota dewa dengan dosis masing-masing 25 dan 12,5 mg dalam air minumnya (EMD 25 dan EMD 12,5 mg), dan dua kelompok yang diberikan larutan DSS 2% b/v diikuti dengan pemberian ekstrak daun mahkota dewa yang terenkapsulasi dalam nanopartikel kitosan dengan dosis masing-masing 12,5 dan 6,25 mg (NPMD 12,5 dan NPMD 6,25 mg).
Hasil: Indeks ekspresi TNF-α kelompok NPMD 12,5 mg dan NPMD 6,25 mg menunjukan penurunan signifikan terhadap kelompok kontrol (p<0,05), Sedangkan kelompok EMD 25 mg dan EMD 12,5 mg tidak signifikan (p>0,05) dibandingkan kelompok kontrol.
Kesimpulan: Ekstrak daun mahkota dewa yang dikemas dalam nanopartikel kitosan dengan dosis 12,5 mg dan 6,25 mg dapat menekan ekspresi TNF-α pada jaringan kolon mencit yang diinduksi dengan Dextran Sodium Sulfat.

Background: Excessive TNF-α production in colon mucosa is known to cause homeostasis disturbance, which then lead to chronic inflammation reaction. Inflammatory Bowel Diseases (IBD) is a clinical condition caused by the chronic inflammation reaction. The diseases incidence is high globally. To date, effective drug that maintain IBD remission with mild adverse effect has yet to be found. This study aims to determine whether encapsulation of mahkota dewa leaf extract in chitosan nanoparticles can suppress TNF-α expression.
Methods: This study involves 30 samples colon tissue mice from previous study that has been stained using immunohistochemistry (IHC). Included mice were divided into 6 intervention groups: a group without intervention (N); a negative control group which were only given DSS 2% b/v; two groups which were given DSS 2% b/v followed by mahkota dewa leaves extract administration, with dosages of 25 and 12.5 mg (EMD 25 and 12,5mg), and two groups which were given DSS 2% b/v followed by chitosan nanoparticle-encapsulated mahkota dewa leaves extract with dosages of 12.5 and 6.25mg (NPMD 12,5 and 6,25mg).
Results: TNF-α expression index of groups treated with NPMD 12.5 mg and NPMD 6.25 mg shows significant reduction (p<0.05), while the reduction in groups treated with EMD 25 mg and EMD 12.5 mg is not significant (p>0.05), both compared to control group.
Conclusion: Mahkota dewa extract loaded in chitosan nanoparticles with dosage 12,5 mg and 6,25 mg can suppress TNF-α expression on colon tissue of Dextran Sodium Sulfate-Induced mice."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Valentino Ryu Yudianto
"Pendahuluan: Pengobatan Kolitis Ulseratif (KU) hingga saat ini masih dilakukan dengan cara pemberian obat-obatan antiinflamasi, seperti 5-aminosalicylic acid (5-ASA), hingga pembedahan. Selain pengobatan konvensional, dikembangkan pula pengobatan alternatif yang memanfaatkan bahan-bahan dari alam seperti elagitanin. Elagitanin danderivatnya, yakni asam elagat, dapat ditemukan dalam jumlah yang banyak pada kulit buah delima dan diduga memiliki efek antiinflamasi yang bermanfaat untuk terapi alternatif kolitis. Oleh karena itu, penelitian ini hendak menelusuri lebih lanjut pengaruh ekstrak etanol kulit buah delima terhadap ekspresi NF-kB sebagai penanda inflamasi. Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian ini menggunakan organ kolon mencit yang telah diberikan perlakuan di penelitian dan dikelompokkan ke dalam 6 kelompok sebagai berikut: kelompok tanpa perlakuan (KTP), kontrol negatif (KN) yang diberikan DSS2%, kontrol positif 1 (KP1) yang diberikan DSS2% dan aspirin 43 mg/kgBB/hari, kontrol positif 2 (KP2) yang diberikan DSS2% dan asam elagat 26 mg/kgBB/hari, serta kelompok dosis 1 (KD1) dan 2 (KD2) yang diberikan DSS2% dan ekstrak kulit delima dalam dosis 240 mg/kgBB/hari dan 480 mg/kgBB/hari. Hasil dan Pembahasan: Rerata H Score untuk KTP adalah 129,0946; untuk KN adalah 200.3989; untuk KP1 adalah 165,5808; untuk KP2 adalah 159,0553; untuk KD1 adalah 186,1655; dan untuk KD2 adalah 141,0696. Uji One Way ANOVA menunjukkan hasil yang signifikan. Uji posthoc Tukey menunjukkan perbedaan yang bermakna antara KD2 dan KN. Kesimpulan: Pemberian ekstrak etanol kulit delima dengan dosis 480 mg/kgBB/hari dapat menurunkan ekspresi NF-kB pada epitel kolon mencit yang diinduksi DSS.

Introduction: Up until now, Ulcerative Colitis (UC) treatment is mainly done conservatively by using antiinflammatory drugs, such as 5-aminosalicylic acid (5-ASA), or surgery. In addition to convensional treatment, alternative treatment that uses natural ingredient, such as elagitanin, is now under development. Elagitanin and its derivative, ellagic acid, can be found abundantly in pomegranate peel, and are expected to own an antiinflammatory property that can be considered to be an alternative choice for UC treatment. Therefore, this study is conducted with the intention of acknowledging the effect of pomegranate peel ethanol extract on NF-κB expression in mice’s colon tissue induced with DSS. Method: Study design used in this study is experimental. This study used the colonic tissue that was already prepared by the previous researcher and is divided into 6 groups: group without intervention (KTP), negative control (KN) with the administration of DSS 2%, positive control 1 (KP1) with the administration of DSS 2% and aspirin 43 mg/kgBW/day, positive control 2 (KP2) in which the mice are given DSS 2% and ellagic acid 26 mg/kgBW/day, and finally dose 1 and dose 2 group (KD1 and KD2) with the administration of DSS 2% and pomegranate peel extract with dose of 240 mg/kgBW/day and 480 mg/kgBW/day. Result and Discussion: Mean H Score for KTP is 129,0946; for KN is 200.3989; for KP1 is 165,5808; for KP2 is 159,0553; for KD1 is 186,1655; and for KD2 is 141,0696. Analysis using One Way ANOVA test shows a signicant result. Posthoc Tukey test shows a significant difference between KD2 and KN. Conclusion: pomegranate peel ethanol extract with dose of 480 mg/kgBW/day can decrease the NF-κB expression in mice’s colon epithelium induced with DSS."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Saleh Al huraebi
"Latar Belakang: Radang usus merupakan salah satu penyakit yang pengobatannya menggunakan antiinflamasi. Konsumsi obat antiinflamasi berkepanjangan dapat menyebabkan organ hati mengalami Hepatotoksisitas Imbas Obat. Tumbuhan mahkota dewa yang dilaporkan memiliki efek antiinflamasi. Penelitian ini menguji toksisitas pada hati mencit yang diinduksi dekstran sodium sulfat akibat pemberian ekstrak daun mahkota dewa dalam/tanpa nanopartikel kitosan.
Tujuan: Mengetahui efek pemberian ekstrak mahkota dewa dalam bentuk nanopartikel kitosan terhadap gambaran nekrosis pada hati mencit.
Metode: Penelitian dilakukan selama lima minggu dengan menggunakan 24 sampel jaringan tersimpan dari penelitian yang dilakukan sebelumnya. Hewan uji merupakan mencit jantan Swiss Webster yang dibagi secara acak menjadi 6 kelompok: kelompok normal (N), kelompok mencit yang diberi larutan dekstran sodium sulfat (DSS), kelompok mencit yang diberi ekstrak daun mahkota dewa dosis 25 mg/hari dan 12,5 mg/hari (MD 25 dan MD 12,5), dan kelompok mencit yang diberi ekstrak daun mahkota dewa dalam bentuk nanopartikel kitosan dosis 12,5 mg/hari dan 6,25 mg/hari (NPMD 12,5 dan NPMD 6,25). Kemudian jaringan diwarnai dengan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE), lalu mengukur luas area nekrosis tiap jaringan mencit dalam lima lapang pandang.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,06) pada pengamatan rerata luas nekrosis untuk seluruh kelompok uji. Seluruh kelompok uji menunjukan terjadinya nekrosis. Namun, kelompok DSS, MD 25, dan MD 12,5 menunjukan rerata luas nekrosis yang lebih rendah dari kelompok Normal, NPMD 12,5, dan NPMD 6,25.
Kesimpulan: Pemberian ekstrak daun mahkota dewa dalam nanopartikel kitosan menunjukan rerata luas nekrosis yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok tanpa nanopartikel kitosan.

Background: Inflammatory Bowel Disease is a disease whose treatment uses anti-inflammation. Continous consumption of anti-inflammation can induce damage to the liver, known as Drug-induced Liver Injury. Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) has been reported to have anti-inflammation activity. This study tested the toxicity to the liver of dextran sodium sulfate-induced mice due to administration of the extract of Mahkota Dewa’s leaves in /without chitosan nanoparticles.
Objective: To discover the effect of Mahkota Dewa's leaf extract in chitosan nanoparticles against necrosis view on mice liver.
Methods: The study was conducted for five weeks using 24 stored tissue samples from previous studies. The animals used for this study were Swiss Webster mice randomized into 6 groups: normal (N) group, dextran sodium sulfate (DSS) group, 25 and 12,5 mg leaf extract of Mahkota Dewa (MD 25, MD 12.5) group, 12,5 and 6,25 mg leaf extract of Mahkota Dewa in chitosan nanoparticles (NPMD 12,5 and NPMD 6,25) group. Subsequently, 24 samples is stained with Hematoxylin-eosin staining. Then, the area of necrosis of each sample is measured in five visual fields
Results: There was no significant difference (p = 0.06) in observing the mean area of necrosis for all test groups. The entire test group showed necrosis. However, the DSS, MD 25, and MD 12.5 groups showed a lower mean necrosis area than the Normal, NPMD 12.5, and NPMD 6.25 groups.
Conclusion: The administration of the Mahkota Dewa’s leaf extract in chitosan nanoparticles showed a higher mean necrosis area compared to the group without chitosan nanoparticles"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramesti Kusumadini Wibowo
"Latar belakang: Kolitis ulseratif adalah inflamasi pada kolon yang ditandai dengan peradangan mukosa kolon proksimal hingga rektum. Kolitis ulseratif disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu predisposisi genetik, disregulasi sistem imun, alterasi mikrobiota usus, dan faktor lingkungan. Kolitis ulseratif dalam jangka waktu yang lama meningkatkan risiko terjadinya kanker kolorektal sehingga butuh terapi yang efektif. Kolitis ulseratif dapat diobati dengan terapi konvensional berupa pemberian aminosalisilat, steroid, dan agen biologis yang memiliki berbagai efek samping dari ringan hingga cukup parah. Selain itu, pengobatan konvensional ini memiliki interaksi obat, seperti kortikosteroid dengan thiopurin, antifungal, antiviral, dan senyawa lainnya, serta adanya kemungkinan kegagalan terapi. Oleh karena itu, diperlukan penelitian terkait pengobatan alternatif yang efektif dengan efek samping minimal, salah satunya adalah dengan pemanfaatan fitokimia ekstrak kulit delima. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek ekstrak kulit delima pada ekspresi COX-2 kolon distal mencit yang diinduksi DSS.
Metode: Dua puluh lima mencit Swiss-Webster jantan dibagi menjadi 5 kelompok: normal, kontrol negatif, kontrol positif, terapi ekstrak kulit delima dosis 240 mg/kgBB/hari, dan terapi ekstrak kulit delima dosis 480 mg/kgBB/hari. Setelah diberi perlakuan, mencit dikorbankan dan organ kolon distal diambil untuk membuat preparat jaringan. Preparat kemudian diberikan pewarnaan imunohistokimia dan dilakukan pengukuran ekspresi COX-2 menggunakan ImageJ.
Hasil: Pemberian ekstrak etanol kulit delima dosis 240 mg/kgBB mampu menurunkan ekspresi COX-2 secara signifikan (p<0,05) dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif. Terlihat adanya penurunan ekspresi COX-2 kolon distal yang diinduksi DSS pada pemberian ekstrak kulit delima dosis 480 mg/kgBB.
Simpulan: Ekstrak kulit delima dosis 240 mg/kgBB terbukti dapat menurunkan inflamasi pada kolon distal, melalui penurunan protein COX-2. Terlihat adanya penurunan ekspresi COX-2 dosis 480 mg/kgBB namun tidak signifikan.

Background: Ulcerative colitis is a condition of inflammation from the proximal colon mucosa to the rectum. Ulcerative colitis is caused by several factors, including genetic predisposition, immune system dysregulation, intestinal microbiota alteration, and environmental factors. Prolong ulcerative colitis increases the risk of developing colorectal cancer, thus an effective treatment is needed. Ulcerative colitis can be treated with conventional therapy such as aminosalicylated, steroids, and biological agents that have mild to severe side effects. Unfortunately, conventional therapy has drug interactions and is possible to failure. Therefore, more research is needed on alternative therapy in order to get an effective treatment with minimum side effects, one of which is the use of pomegranate peel extract. This study aims to prove the effect of pomegranate peel extract in COX-2 expression on DSS-induced mice's distal colon.
Methodes: Twenty five male Swiss-Webster mice were divided into five groups: normal, negative control, positive control, pomegranate peel extract therapy in a dose of 240 mg/kg/day, and pomegranate peel extract therapy in a dose of 480 mg/kg/day. After being treated, the mice were sacrificed and the distal colon organs were taken to make tissue specimens. The tissue speciments were given immunohistochemical staining, which enables us to measure COX-2 expression using ImageJ.
Results: The administration of pomegranate peel ethanol extract at a dose of 240 mg / kgBW significantly reduce COX-2 expression (p <0.05) compared to the negative control group. The administration of pomegranate peel ethanol extract at a dose of 480 mg / kgBW was able to reduce COX-2 expression but it was not significant (p> 0.05) compared to the negative control.
Conclusion: Pomegranate peel extract in a dose of 240 mg/kg/day and 480 mg/kg/day have been shown to reduce inflammation in the distal colon, by reducing the expression of COX-2 protein. The reducing effect of pomegranate peel extract at a dose of 480 mg/kgBW was not significant.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Laviani
"Latar Belakang: Kolitis ulseratif distal merupakan kolitis ulseratif yang paling sering ditemukan. Dibandingkan dengan terapi oral, terapi topikal kurang banyak digunakan pasien. Satu studi melaporkan bahwa terapi oral digunakan pada 35,6% pasien sedangkan terapi topikal hanya digunakan pada 6,7% pasien. Namun demikian, berbagai studi yang menilai terapi topikal tersebut memberikan hasil yang inkonsisten.
Tujuan: Mengetahui efektivitas pemberian beberapa terapi topikal dalam tatalaksana kolitis ulseratif distal derajat ringan dan sedang.
Sumber Data: Penelusuran studi dilakukan hingga September 2020 pada empat basis data: PubMed/MEDLINE, Cochrane, ProQuest, dan SCOPUS. Pencarian sekunder dilakukan dengan teknik snowballing pada referensi studi yang ditemukan, pencarian melalui ClinicalTrial.Gov, pencarian melalui Garuda, dan Global Index Medicus.
Seleksi Studi: Studi randomized controlled trial (RCT). Subyek merupakan pasien kolitis ulseratif distal derajat ringan dan sedang. Studi dengan intervensi yang dilakukan berupa terapi topikal 5-ASA enema, kortikosteroid enema, asam hialuronat enema. Luaran efektivitas yang dinilai berdasarkan respon klinis, remisi klinis, profil keamanan dan efek samping terapi tersebut. Tidak dilakukan pembatasan bahasa maupun waktu.
Ekstraksi Data: Ekstraksi data dilakukan oleh kedua peninjau secara independen. Hasil: Respon klinis ditunjukkan pada pemberian 5-ASA enema dibandingkan plasebo enema (RR 2.48, IK 95% 1.81-3.38, p<0.00001). NNT 3 (IK 95% 2-4). Remisi klinis ditunjukkan pada pemberian kortikosteroid enema dibandingkan plasebo enema (RR 1.98, IK 95% 1.59-2.45, p<0.00001). NNT 5 (IK 95% 4-7). Tidak terdapat perbedaan antara pemberian 5-ASA enema bila dibandingkan dengan kortikosteroid enema baik Beclomethasone diproprionate enema (RR 1.04, IK 95% 0.70-1.54, p=0.85) dan Budesonide enema (RR 1.26, IK 95% 0.91-1.73, p=0.16). Asam hialuronat enema merupakan terapi topikal baru yang cukup aman dan efektif namun membutuhkan penelitian lebih lanjut dengan kualitas penelitian yang lebih baik. Terapi topikal memiliki profil keamanan yang baik. Sebagian besar adverse event ringan dan tidak signifikan.
Kesimpulan: 5-ASA enema dan kortikosteroid enema efektif dalam mencapai respon dan remisi klinis bila dibandingkan dengan plasebo. Tidak terdapat perbedaan antara 5-ASA enema bila dibandingkan dengan kortikosteroid enema

Background: Distal ulcerative colitis is the most common ulcerative colitis. Compared with oral therapy, topical therapy is less used by patients. One study reported that oral therapy was used in 35.6% of patients whereas topical therapy was used in only 6.7% of patients. However, studies assessing this topical therapy have yielded inconsistent results. Objective: To determine the effectiveness of topical therapy in the management of mild and moderate distal ulcerative colitis. Data Source: Study searching was done through September 2020 on four databases: PubMed / MEDLINE, Cochrane, ProQuest, and SCOPUS. Secondary searching was done by snowballing method of the study references, searching through ClinicalTrial.Gov, Garuda, and the Global Index Medicus. Study Selection: A randomized controlled trial (RCT). Subjects were mild and moderate distal ulcerative colitis patients. Intervention studies included topical 5-ASA enema therapy, corticosteroid enema, and hyaluronic acid enema. The effectiveness outcome was assessed based on clinical response, clinical remission, safety profile and side effects of the therapy. There are no language or time restrictions. Data Extraction: Data extraction was done by both reviewers independently. Results: Clinical response was shown in 5-ASA enema versus placebo enema (RR 2.48, CI 95% 1.81-3.38, p <0.00001). NNT 3 (CI 95% 2-4). Clinical remission was shown in corticosteroid enema versus placebo enema (RR 1.98, CI 95% 1.59-2.45, p <0.00001). NNT 5 (CI 95% 4-7). There was no difference between 5-ASA enema administration when compared to corticosteroid enema, Beclomethasone diproprionate enema (RR 1.04, 95% CI 0.70-1.54, p = 0.85) and Budesonide enema (RR 1.26, CI 95% 0.91 -1.73, p = 0.16). Hyaluronic acid enema is a new topical therapy that is quite safe and effective in achieving clinical response and remission but requires further research with better research quality. Topical therapies have a good safety profile. Most of the adverse events were mild and insignificant. Conclusion: 5-ASA enemas and corticosteroid enemas were effective in achieving clinical response and remission when compared to placebo. There was no difference between 5-ASA enemas when compared with corticosteroid enemas"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Widiasari
"Daun Mahkota dewa diketahui mempunyai efek antiinflamasi. Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah ekstrak daun Mahkota Dewa yang dikemas dalam bentuk kitosan nanopartikel, dapat memberikan efek antiinflamasi lebih baik pada organ kolon mencit kolitis ulseratif KU akibat induksi dextran sodium sulfat DSS , dibandingkan dengan ekstrak etanol saja. Pada penelitian dianalisa efek ekstrak daun Mahkota Dewa yang dikemas dalam bentuk kitosan nanopartikel dalam menghambat inflamasidengan melihat ekspresi cox-2 dan iNos. Efek antiinflamasi diuji menggunakan mencit sebanyak 36 ekor yang dibagi dalam 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok normal, kontrol negatif, ekstrak daun dosis 12.5 dan 25 mg/kgBB, ekstrak daun kitosan nanopartikel dosis 6.25 dan 12,5 mg/kgBB. Induksi DSS 1 b/v diberikan melalui air minum selama 6 minggu perlakuan secara berselang-seling. Pada akhir percobaan kolon mencit difiksasi dalam larutan buffer formalin 10 kemudian dilakukan pemeriksaan imunohistokimia untuk mengetahui ekspresi protein inflamasi berupa COX-2 dan iNOS.Ekstrak daun Mahkota Dewa dosis 25 dan 12,5 mg/kg BB dan ekstrak daun Mahkota Dewa dalam Kitosan Nano Partikel dosis 12,5 dan 6,25 mg/kg BB mampu menurunkan inflamasi signifikan dibandingkan dibandingkan dengan kelompok DSS. Terlihat dari skor hasil pewarnaan imunohistokimia protein COX-2 dan iNOS dianalisis menggunakan uji statistik didapat nilai. p<0,05 untuk semua kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (hanya men dapat DSS). Ekstrak daun Mahkota Dewa (dosis 25 dan 12,5 mg/kg BB) dan ekstrak daun Mahkota Dewa dalam Kitosan Nano Partikel (dosis 12,5 dan 6,25 mg/kg BB) mampu menghambat proses inflamasi kolon mencit yang diinduksi DSS, ditunjukkan oleh penekanan ekspresi protein inflamasi COX- 2 dan iNOS.

Mahkota Dewa is known to have anti inflammatory effect. This study was conducted to test whether the extract of Mahkota Dewa leaf packaged in the form of chitosan nanoparticles, can provide better antiinflammatory effect on colon of ulcerative colitis UC due to induction of dextran sodium sulfate DSS , compared with ethanol extract alone. The study analyzed the effect of Mahkota Dewa leaf extract packed in the form of chitosan nanoparticles in inhibiting inflammatory by evaluating the expression of COX 2 and iNOS. Anti inflammatory effect was tested using 36 mice divided into 6 groups, normal group, negative control, leaf extract dose 12.5 and 25 mg kgBB, leaf extract chitosan nanoparticle dose 6.25 and 12.5 mg kgBB. DSS induction of 2 w v is administered through drinking water for 6 weeks of intermittent treatment. At the end of the experiment the mice colon was processed in 10 formalin buffer solution then immunohistochemical examination was performed to determine the expression of inflammatory proteins COX 2 and iNOS . Mahkota Dewa leaf extract dose 25 and 12,5 mg kg BW and Dewa Mahkota Dewa leaf extract in Chitosan Nano Particle dose 12,5 and 6,25 mg kg BW can decrease inflammation significantly compared to DSS group. The immunohistochemical staining results of COX 2 and iNOS proteins were analyzed using statistical tests obtained p <0.05 for all treatment groups compared with the negative control group (DSS only). Extract of Mahkota Dewa leaf (dose 25 and 12,5 mg / kg BW) and leaf extract of Mahkota Dewa in Chitosan Nano particle (dose 12,5 and 6,25 mg / kg BW) able to inhibit inflammatory process on DSS induced mice, by suppressing the expression of COX-2 and iNOS inflammatory proteins."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Saleh Alhuraebi
"Latar Belakang: Radang usus merupakan salah satu penyakit yang pengobatannya menggunakan antiinflamasi. Konsumsi obat antiinflamasi berkepanjangan dapat menyebabkan organ hati mengalami Hepatotoksisitas Imbas Obat. Tumbuhan mahkota dewa yang dilaporkan memiliki efek antiinflamasi. Penelitian ini menguji toksisitas pada hati mencit yang diinduksi dekstran sodium sulfat akibat pemberian ekstrak daun mahkota dewa dalam/tanpa nanopartikel kitosan. Tujuan: Mengetahui efek pemberian ekstrak mahkota dewa dalam bentuk nanopartikel kitosan terhadap gambaran nekrosis pada hati mencit. Metode: Penelitian dilakukan selama lima minggu dengan menggunakan 24 sampel jaringan tersimpan dari penelitian yang dilakukan sebelumnya. Hewan uji merupakan mencit jantan Swiss Webster yang dibagi secara acak menjadi 6 kelompok: kelompok normal (N), kelompok mencit yang diberi larutan dekstran sodium sulfat (DSS), kelompok mencit yang diberi ekstrak daun mahkota dewa dosis 25 mg/hari dan 12,5 mg/hari (MD 25 dan MD 12,5), dan kelompok mencit yang diberi ekstrak daun mahkota dewa dalam bentuk nanopartikel kitosan dosis 12,5 mg/hari dan 6,25 mg/hari (NPMD 12,5 dan NPMD 6,25). Kemudian jaringan diwarnai dengan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE), lalu mengukur luas area nekrosis tiap jaringan mencit dalam lima lapang pandang. Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,06) pada pengamatan rerata luas nekrosis untuk seluruh kelompok uji. Seluruh kelompok uji menunjukan terjadinya nekrosis. Namun, kelompok DSS, MD 25, dan MD 12,5 menunjukan rerata luas nekrosis yang lebih rendah dari kelompok Normal, NPMD 12,5, dan NPMD 6,25. Kesimpulan: Pemberian ekstrak daun mahkota dewa dalam nanopartikel kitosan menunjukan rerata luas nekrosis yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok tanpa nanopartikel kitosan

Background: Inflammatory Bowel Disease is a disease whose treatment uses anti-inflammation. Continous consumption of anti-inflammation can induce damage to the liver, known as Drug-induced Liver Injury. Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) has been reported to have anti-inflammation activity. This study tested the toxicity to the liver of dextran sodium sulfate-induced mice due to administration of the extract of Mahkota Dewa’s leaves in /without chitosan nanoparticles.. Objective: To discover the effect of Mahkota Dewa’s leaf extract in chitosan nanoparticles against necrosis view on mice liver. Methods: The study was conducted for five weeks using 24 stored tissue samples from previous studies. The animals used for this study were Swiss Webster mice randomized into 6 groups: normal (N) group, dextran sodium sulfate (DSS) group, 25 and 12,5 mg leaf extract of Mahkota Dewa (MD 25, MD 12.5) group, 12,5 and 6,25 mg leaf extract of Mahkota Dewa in chitosan nanoparticles (NPMD 12,5 and NPMD 6,25) group. Subsequently, 24 samples is stained with Hematoxylin-eosin staining. Then, the area of necrosis of each sample is measured in five visual fields. Results:. There was no significant difference (p = 0.06) in observing the mean area of necrosis for all test groups. The entire test group showed necrosis. However, the DSS, MD 25, and MD 12.5 groups showed a lower mean necrosis area than the Normal, NPMD 12.5, and NPMD 6.25 groups. Conclusion: The administration of the Mahkota Dewa’s leaf extract in chitosan nanoparticles showed a higher mean necrosis area compared to the group without chitosan nanoparticles"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>