Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150517 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jamardua Haro
"Penelitian yang berjudul model struktural keberhasilan usaha mikro di kota medan-studi kasus pada usaha papan bunga ini bertujuan untuk menganalisis faktor penentu dalam menentukan keberhasilan usaha mikro di kota medan, dalam hal ini studi kasus dilakukan pada usaha-usaha papan bunga di kota medan. Adapun variabel yang diteliti antara lain pengaruh kemampuan manajerial dan keunggulan kompetitif terhadap keberhasilan usaha. Adapun jumlah sampel yang digunakan adalah 100 sample usaha papan bunga yang tersebar di beberapa kecamatan. Selanjutnya data dianalis dengan menggunakan metode structural equation model (SEM) dengan menggunakan software AMOS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua variabel bebas yang digunakan signifikan mempengaruhi variabel terikat keberhasilan usaha. Diantara kedua variabel kemampuan manajerial berperan lebih strategis dibandingkan dengan keunggulan kompetitif"
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2019
338 PLMD 22:4 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Novita
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan mencari solusi dari masalah yang terjadi pada tahapan evolusi usaha mikro di Depok dan Bekasi, dengan menganalisis setiap tahapan evolusi dari fase kewirausahaan entrepreneurial, fase start-up, dan yang terakhir adalah fase on-going. Tahapan evolusi pada penelitian ini mengacu pada model perubahan jaringan yang ditemukan oleh Schutjens Stam 2003. Serta permasalahan yang dibahas yaitu faktor keuangan, faktor bisnis operasional, dan faktor sumber daya manusia terhadap setiap tahapan evolusi dari 10 usaha mikro di Depok dan Bekasi. Dengan menggunakan metode content analysis, secara umum, ditemukan bahwa faktor keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam proses evolusi sebuah usaha. Mayoritas dari pemilik usaha mikro tidak menggunakan sumber pembiayaan dari lembaga formal, mereka lebih mengandalkan pinjaman modal dari lembaga non-formal karena keterbatasan dokumen, persepsi pemilik usaha yang berpikiran bahwa bunga yang diberikan lebih rendah dan diberikan pelatihan bagi para pemilik usaha. Faktor sumber daya manusia tidak memiliki peran yang besar dalam permasalahan evolusi usaha mikro karena sebagian besar pemilik memulai usaha mereka tanpa bantuan pegawai. Kegiatan operasional pada awal usaha tidak rapih karena keterbatasan pengetahuan, sumber daya manusia dan uang. Secara khusus, terdapat indikasi bahwa penanganan usaha mikro di beberapa daerah dalam Indonesia belum efisien, namun jika dibina dengan baik dapat berkembang dengan pesat pada jangka panjang.

ABSTRACT
This study aims to find the problems and the solutions that occur in the stages of Micro Enterprises evolution in Depok and Bekasi, by analyzing each stage of evolution from entrepreneurial phase, start up phase, and the last is on going phase. The stages of evolution in this study refers to the model of entrepreneurial network found by Schutjens Stam 2003. As well as the issues discussed are financial factors, business operational factors, and human resource factors on every single stage of 10 Micro Enterprises in Depok and Bekasi. By using content analysis methods, in general, it was found that financial factors have a very important role in the evolution of a business. The majority of Micro Enterprise owners do not use the source of funding from formal institutions, they rely more on capital loans from non formal institutions due to lack of documents, perceptions of business owners who think that the given interest is lower and training for business owners. Human resource factors do not have a big role in the Micro Enterprises evolution because most of owners start their businesses without employees. Operational activities at the beginning of business is not neat because of limited knowledge, human resources and money. In particular, there are indications that the handling of micro enterprise in some regions in Indonesia has not been efficient, but if it is scouted it can thrive in the long term. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Arfianti Siregar
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Entrepreneurial Skill dan Marketing Mix Strategy terhadap daya saing usaha mikro kecil dan menengah (studi pada industri kreatif di kota medan). Teori yang digunakan adalah teori manajemen pemasaran dan kewirausahaan yang berkaitan dengan entrepreneurial skill, marketing mix strategy yang terdiri dari product, price, place, promotion dan daya saing usaha mikro kecil dan menengah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan sifat penelitian adalah explanatory. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 98 responden. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor entrepreneurial skill, product, price, place, dan promotion secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap daya saing UMKM. Secara parsial, faktor entrepreneurial skill, product, price, place, dan promotion berpengaruh positif dan signifikan terhadap daya saing UMKM dan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap daya saing adalah produk."
Medan: Politeknik Negeri Medan, 2019
338 PLMD 22:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Idham Darmawan
"Pemberdayaan industri mikro, kecil dan menengah saat ini menjadi pilihan utama pemerintah untuk pengembangan ekonomi lokal dan nasional serta sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan program penanggulangan kerniskinan. Pilihan ini tidak semata didasari dalam konteks makro ekonomi, tetapi lebih mengedepankan potensi sumber daya yang ada untuk dikembangkan sehingga memiliki daya saing dan berhasil dalam mengembangkan usaha di era perdagangan bebas sebagai gejala dari globalisasi. Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan mengembangkan sifat eksplanatif sehingga tidak perlu menjawab (membuktikan) hasil penelitian secara kuantitatif tentang faktor-faktor yang dapat menentukan keberhasilan industri mikro, kecil dan menengah sektor kerajinan di Kotamadya Yogyakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) Mengetahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan industri mikro, kecil dan menengah sektor kerajinan di Kotamadya Yogyakarta; 2) Mengetahui faktor-faktor yang menjadi kendala (hambatan) dan peluang (kesempatan) industri mikro, kecil, dan menengah sektor kerajinan di Kotamadya Yogyakarta; 3) Mengetahui peta potensi sumberdaya yang bisa dimanfaatkan industri mikro, kecil dan menengah sektor kerajinan di Kotamadya Yogyakarta; dan 4) Mengetahui kemungkinan-kemungkinan strategi pemberdayaan secara berkelanjutan yang bisa diterapkan industri mikro, kecil dan menengah sektor kerajinan di Kotamadya Yogyakarta. Sedangkan metode penelitian ini termasuk kualitatif yang bersifat deskriptif dan eksplanatif sehingga tidak perlu membuktikan kesimpulan yang bersifat kuantitatif serta surnber penelitian dari data penelitian yang tclah dilakukan dart didukung oleh rcferensi-referensi, participant observation, open-ended question, Jbcus group discussion (FGD) dart opinion from the expert.
Diperlukan batasan jelas dalam mendefinisikan industri kecil dan menengah (UU No. 9/1995, Diktum KETIGA Inpres No. 10 tahun 1999, BPS, dan Deperindag), bila perlu ditinjau dari berbagai perspektif perekonomian rakyat untuk menggambarkan caracara atau metode usaha mikro, kecil, dan menengah dalam mengelola usahanya (pengelolaan SDM, keuangan atau permodalan, aset, teknologi, bahan baku, pemasaran, dan lain-lain) dan ekonomi kerakyatan adalah politik ekonomi keberpihakan pemerintah pada usaha-usaha berskala mikro, kecil dan menengah dalam rangka mewujudkan tatanan ekonomi yang lebih beradab dan berkeaditan. Selain itu juga terdapat analisis SWOT, kriteria-kriteria keberhasilan suatu organisasi, konsep dan strategi pengembangan 1KM, serta keberhasilan IKM di luar negeri.
Grambaran umum industri mikro, kecil dan menengah akan ditinjau dan perkembangan kinerja secara makro, penggolongan kesempatan berusaha, dan profil singkat sektor kerajinan di Kotamadya Yogyakarta yang diteliti terdiri dari 27 unit usaha yang bergerak di 8 sektor dan tersebar di 9 kecamatan.
Anaiisis dalam penelitian ini meliputi aktivitas ekonomis yang telah dilakukan industri mikro, kecil dan menengah sektor kerajinan di Kotamadya Yogyakarta yang dapat menentukan keberhasilan penegmbangan usaha, yang meliputi aspek: status bahan hukum, surat ijin usaha/legalitas, lama usaha, asal, mula usaha, jumlah tenaga kerja, administrasi (produksi, pemasaran, keuangan, dan pegawai), struktur organisasi dan proses pengambilan keputusan, kewirausahaan, pemasaran dan posisi dalam persaingan, pertumbuhan omzet dan return of invesment, teknologi dan pengendalian kualitas produk, sumber modal usaha, bahan baku, pola produksi, jasa produk bank yang digunakan, dan kendala kredit yang dialami,
Kesimpulan dalam penelitian adalah identifikasi faktor faktor yang dapat menentukan keberhasilan industri mikro, kecil, dan menengah sektor kerajinan di Kotamadya Yogyakarta yang diklasifikasi menjadi: 1) Faktor-faktor yang menjadi kekuatan; 2) Faktor-faktor yang menjadi kelemahan; 3) Faktor-faktor yang menjadi kendala (hambatan); 4) Faktor-faktor menjadi kesempatan (peluang); 5) Peta potensi sumberdaya yang bisa dimanfaatkan; dan 6) kemungkinan konsep dan strategi pemberdayaan yang bisa diimplementasikan. Sedangkan saran yang diajukan merupakan langkah-langkah strategis yang diharapkan bisa lebih membantu keberhasilan industri mikro, kecil dan menengah sektor kerajinan di Kotamadya Yogyakarta dalam mengembangkan usaha."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Misbach Ardian
"Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan membahas implementasi program Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna dan Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna di Kelurahan Kampung Lalang.
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya fenomena implementasi program Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna, oleh remaja/pemuda Karang Taruna di Kelurahan Kampung Lalang bertujuan untuk mencegah dan mengatasi permasalahan sosial seperti penyalahgunaan narkoba, perkelahian dan lain-lain dikalangan remaja/pemuda khususnya dan masyarakat pada umumnya, akibat pengangguran dan putus sekolah. Menciptakan lapangan kerja kolektif sektor informal bagi para remaja/pemuda di wilayah Desa/ Kelurahan.
Memperhatikan betapa besarnya manfaat kegiatan UEP Karang Taruna dalam proses pembinaan pemuda maka yang menjadi pertanyaan penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana sebenarnya pelaksanan Usaha Ekonomis Produktif dan factor-faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna tersebut?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, studi kepustakaan, dan wawancara tidak berstruktur. Pemilihan informan ini menggunakan snow ball technique.
Karang Taruna adalah wadah Pembinaan dan Pengembangan generasi muda, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggungjawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda wilayah desa/kelurahan, bergerak terutama dalam bidang kesejahteraan sosial.
Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna (UEP) adalah salah satu program pokok Karang Taruna dalam menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial generasi muda di Desa/Kelurahan melalui kegiatan pelatihan ketrampilan kerja, pemberian modal kerja dan kegiatan Kelompok Usaha Bersama dalam mengelola jenis-jenis Usaha Ekonomis Produktif tertentu yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan kemampuan anggota serta dapat memberi penghasilan kepada anggotanya.
Secara umum implementasi program Usaha Ekonanus Produktif Karang Taruna di Kelurahan Kampung Lalang sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari tercapainya tujuan dari pelaksanaan Usaha Ekonomis Produktif yaitu mampu memberikan lapangan perkerjaan, keterampilan, pengalaman bagi para remaja/pemuda diwilayahnya, dan terhindar dari berbagai hal yang dapat menjerumuskan para remaja dan pemuda, seperti antara lain penyalahgunaan narkoba, kenakalan remaja, kehidupan seks bebas dan perilaku kriminal yang dapat menimbulkan keresahan sosial.
Implementasi program Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna di Kelurahan Kampung Lalang juga menghadapi kendala-kendala seperti usaha-usaha kecil lainnya yaitu : Keterbatasan modal usaha disebabkan karena modal berasal dari sumbangan banyak pihak seperti: swadaya para anggota, donatur, Pemerintah Kelurahan dan Kecamatan, Dinas Sosial serta berbagai instansi pemerintah lainnya. Pemasaran juga kurang berhasil hal ini disebabkan karena keterbatasan modal usaha sehingga kualitas yang dihasilkan kurang diminati.
Hasil analisa menunjukkan bahwa Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna adalah salah satu model usaha kesejahteraan sosial generasi muda yang berbasis pada produktivitas dan efisiensi yang terbentuk dari fenomena kehidupan sosial generasi muda yang timbul dari masalah-masalah putus sekolah, waktu lowong remaja yang tidak terisi secara positif, keterbatasan kemampuan tenaga kerja usia muda, dan keterbatasan lapangan kerja. UEP Karang Taruna juga termasuk dalam golongan usaha kecil, hanya saja pada pelaksanaannya lebih ditekankan pada aspek sosial, namun diharapkan mampu menjadi usaha komersil seperti usaha kecil lainnya.
Terhadap Usaha Ekonomis Produktif Karang Taruna Kelurahan Kampung Lalang yang dinilai berhasil dan perlu dikembangkan perlu diberikan dukungan kebijakan kredit perbankan yang sesuai dengan karakter usaha, perlu dirumuskan strategi pemasaran produk yang meluas dan efisien melalui keijasama "bapak angkat" dengan para pengusaha atau perusahaan-perusahaan yang peduli pada masalah-masalah kepemudaan di Kota Medan, caranya dengan mengajukan proposal kerjasama yang feasible, tranrsparanis, dan accouniables, dengan dukungan rekomendasi dan pemerintah setempat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14412
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ketersediaan dan kecukupan infrastruktur berfungsi sebagai pendukung kegiatan dunia usaha dan juga merupakan bagian integral dari pengembangan dunia usaha dengan berbagai kegiatan investasi di daerah....."
JUILABI
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Salmiah
"Tesis ini menggunakan pendekatan kultural dan struktural karena keduaaspek ini yang menghambat perempuan usaha mikro dalam mengaktualisasikan dirinya baik sebagai perempuan maupun sebagai pengusaha. Adanya persoalan kultural menunjukkan bahwa Nilai-nilai patriarki yang diyakini masyarakat menjadikan laki-laki memiliki kontrol yang kuat terhadap kehidupan perempuan, termasuk tubuh perempuan.
Adanya Persoalan sruktural menunjukkan bahwa perangkat kebijakan pemerintahan kita belum adil terhadap perempuan dan semakin memarginalkan perempuan dengan hilangnya akses terhadap sumbersumber usaha. Rendahnya akses perempuan terhadap informasi, pasar, pengambilan keputusan dan representasi mereka dalam masyarakat akan memengaruhi secara timbal balik pola relasi perempuan dalam keluarga dan usahanya.

This thesis applied cultural and structural approaches because this aspects inhibiting women?s micro business in self actualization as a woman or entrepreneur. Cultural matter figured that the value of convinced patriarchy in society put strong control on man upon woman?s life, include woman?s body.
Structural matter shows that the justice in our government policies seem not balance upon men and women also it marginalized women by eliminating the access of business sources. Slightly access of women over information, market decision statement and their representation in society would be influencing the relationship pattern of women in their family and businesses mutually."
2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi CORRY
"ABSTRAK
Karya akhir ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk mcngetahui bcsarnya risiko krcdit khususnya pada bisnis Mikro sektor usaha di Bank BRI. Perhitungan ini teramat sangat ,penting dilakukan mcngingat bahwa, pertama, Usaha Mikro adalah merupakan usaha yang paling banyak di Indonesia, namun para pengusaha mikro tidak mampu berhubungan dengan
bank Kedua, adanya anggapan bahwa sektor usaha mikro berisiko tinggi karena pengusaha mikro tidak bankable dan tidak mampu menyediakan agunan, Ketiga, Bank BRI adalah bank
umum yang paling banyak menyalurkan pembiayaan di sektor mikro dan komposisi kredit
mikro adalah 30 % dari sduruh kredit Bank BRL Keempat, Adanya ketentuan Basel tcntang
keharusan menghitung risiko kredit sebagai salah satu unsur dalam pcrhitungan CAR
Bank BRI telah memberikan pelilyanan Krcdit Mikro tanpa subsidi pemerintilh adalah
sejak tahun 1984, Kredit Mikro Scktor Usaha Bank BRT diberikan kcpada nasabah pcrorangan yang merupakan pengusaha mikro, dengan maksimum Rp, 50,000.000,-. Rata-rata pinjaman untuk setiap debitur sampai akhir tahun 2003 adalah Rp. 4,36 juta. Sampai saat ini Bank BRI telah memberikan pinjaman kepada 32.728.335 debitur. Jumlah debitur yang masih memiliki pinjaman adalah sebesar 3 juta nasabah dengan total outstanding kredit mencapai Rp. 13.273 miliar.
Berdasarkan ketentuan pada Basel II, dalam perhitungan risiko kredit dapat menggunakan beberapa pendekatan, antara lain dengan standardized dan internal model. Pada penelitian ini, akan dilakukan pcrhitungan dengan menggunakan internal model dengan pendekatan Credit Risk. Credit Risk* adalah model yang tepat untuk mengukur risiko kredit dengan jumlah pinjaman yang kecil dan nasabah yang sangat banyak. Model Credit Risk* adalah merupakan model unconditional sehingga tidak memerlukan tambahan data makro dan merupakan default model. Risiko Kredit yang dihitung adalah berupa potensi kerugian yang
dialami dari suatu portfolio kredit mikro sektor usaha. Credit Risk+ mengabaikan penyebab
dari terjadinya default.
Penerapan Credit Risk dilakukan untuk menghitung risiko kredit mikro Bank BRI dengan batasan sebagai berikut. Pertama, Kredit Mikro yang diteliti adalah hanya pada sector usaha dengan data selama 3 tahun, yaitu dari Januari 2001 sampai dengan Desember 2003. Kedua, Kriteria Default diasumsikan sama dengan kolektibilitas macet sesuai ketentuan Bank Indonesia, karena Bank BRI belum mempunyai credit scoring. Ketiga, Bank BRI tidak mempunyai data agunan, karena agunan pada kredit mikro hanya sebagai aspek psikologis.
Dalam Model Credit Risk * digunakan dua tahapan, yaitu pertama mencari Frecuency of Default dan Severity of Losses. Kedua Distribution ofDefault Losses. Setelah mendapatkan Loss Distribution, akan dapat diketahui besarnya potensi kerugian berupa expected losses dan
unexpected losses serta besamya economic capital untuk menutup kerugian yang terjadi.
Hasil simulasi perhitungan kredit mikro sektor usaha dengan menggunakan Credit Risk + dengan asumsi tingkat keyakinan 95 % dan probability of default dihitung dengan Poisson Model menunjukkan sebagai berikut.
Pertama, Perhitungan Probability of Default menunjukkan bahwa kredit mikro sector usaha yang memiliki kemungkinan untuk te1jadinya no default lebih besar dari kemungkinan terjadinya default pada tahun 2001 adalah kredit diatas Rp. 3 juta, pada tahun 2002 kredit diatas Rp. 5 juta dan pada tahun 2003 kredit diatas Rp. I 0 juta. Sedangkan untuk kredit diatas
Rp. 10 juta sampai dengan Rp. 20 juta, walaupun memiliki kemungkinan tetjadinya no default lebih besar dibandingkan dengan kemungkinan default, namun kemungkinan default tersebut adalah lebih besar dibandingkan kemungkinan default kredit dibawah Rp. 2 juta
Kedua, Besarnya potensi kerugian kredit mikro sektor usaha yang diperoleh dari perkalian probability of default dengan loss given default adalah sebesar Rp. 57.247.955.748, pada
tahun 2001, sebesar Rp. 158.886.611.142,- pada tahun 2002 dan menjadi sebesar Rp. 550.014.556.136,- pada tahun 2003. Potensi kerugian tersebut bila dibandingkan dengan outstanding kredit mikro sektor usaha adalah sebesar 1 ,08°/c, pad a tahun 2001, sebesar 2,86% pada tahun 2002 dan sebesar 7,69% pada tahun 2003.
Ketiga, Expected Loss sesuai perhitungan denganmodel Credit Risk dapat ditutup oleh cadangan yang dibentuk oleh bank, yaitu pada tahun 2001 sebesar Rp.l9.823.793.748,- jauh
lebih kecil dari pembentukan PPAP sebesar Rp. 134.613.934.416,-, tahun 2002 expected loss
sebesar Rp.52.793.866.260,- lebih kecil dari PPAP sebesar Rp. 187.314.166.50 I,-, tahun 2003 expected loss sebesar Rp 293.321.124.509,- sedikit lebih kecil dari PPAP sebesar Rp.300.371.973.033,-.
Keempat, Untuk menutup unexpected loss diambilkan dari modal. Dan besarnya economic capital yang harus disediakan meningkat setiap tahunnya, yaitu dari Rp. 37.424.162.038,- pada tahun 2001, menjadi Rp. 106.092.744.882,- pada tahun 2002 dan Rp. 256.693.431.672,- pada tahun 2003. Dengan mengetahui jumlah dan peningkatan Economic Capital dapat digunakan untuk melakukan analisa strategi untuk melakukan alokasi asset yang tepat dan paling menguntungkan.
Hasil backtesting pada tingkat keyakinan 95% tahun 2001 adalah kondisi aktual credit at risk atau jumlah kredit default pada kredit mikro sesuai dcngan prcdiksi. Namun pada tahun 2002, posisi aktual kredit sampai dengan Rp. 2 juta berada sedikit diatas prediksi, dan pada tahun 2003 posisi aktual yang melewati prediksi meningkat menjadi kredit sampai dengan Rp. 5 juta. Hal ini dapat terjadi karena antara lain, pertama adanya komposisi pertanian semakin besar hampir menyamai kredit untuk perdagangan. Sektor pertanian adalah sektor yang faktor kegagalannya sulit diprediksi karena faktor ekstern seperti kondisi alam dan Iingkungan sangat mempengaruhi. Kedua, adanya perubahan ketentuan kolektibilitas terhadap kredit
mikro menyebabkan jumlah default menjadi meningkat. Ketiga, Underestimated pada estimasi dibandingkan dengan kondisi aktual dapat tetjadi karena adanya volatility default
rates. Mean dapat berubah tergantung pada siklus bisnis. Namun mengingat sempitnya waktu
dan data yang ada maka dampak pengaruh siklus bisnis tidak diteliti.
Penerapan Credit Risk* pada perhitungan risiko kredit mikro sektor usaha Bank BRI menunjukkan bahwa kerugian yang dialami relatif rendah dan masih dapat ditutup oleh cadangan yang dibentuk dan economic capital. Penyediaan modal minimum yang digunakan
juga lebih rendah dibandingkan ketentuan Basel sebesar 8 %. Hal ini menunjukkan bahwa
kredit mikro sektor usaha adalah merupakan sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan karena risiko kredit rendah dan pasar masih terbuka luas.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan kajian adalah untuk menyusun suatu model aplikatif yang secara mudah dapat diimplementasikan dan direplikasikan bagi peningkatan nilai tambah usaha mikro/kecil melalui koperasi di sektor agribisnis/agroindustri dengan melakukan integrasi usahanya secara vertikal...."
330 IKB 5:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>