Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171904 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maya Maulina Solihah
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh buruknya kualitas udara terutama kualitas udara dalam ruangan. Kualitas udara dalam ruangan ditentukan oleh parameter fisika, kimia, dan biologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara parameter fisika dan mikrobiologis udara dalam ruangan (suhu, kelembaban, pencahayaan, luas ventilasi, kepadatan hunian, dan total angka kuman) dengan keluhan gejala ISPA pada warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Jakarta. Penelitian ini menggunakan teknik potong lintang yang bersifat kuantitatif dengan jumlah responden warga binaan sebanyak 100 orang dan sampel kamar tahanan sebanyak 14 kamar. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk melihat gejala ISPA pada warga binaan dan pengukuran parameter fisika-mikrobiologis untuk melihat kualitas udara di kamar tahanan. Pengambilan sampel total angka kuman pada udara kamar tahanan menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Hasil penelitian menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara kelembaban udara pada kamar tahanan dengan gejala ISPA (OR=5,84 95% CI: 2,32-12,71) dan terdapat pula hubungan yang signifikan antara pencahayaan pada kamar tahanan dengan keluhan gejala ISPA (OR=2,87 95% CI: 1,20-6,84).

Acute Respiratory Infection (ARI) is an environmetal-based disease caused by poor air quality, especially poor indoor air quality. Indoor air quality is determined by physical, chemical and biological parameters. This study aims to analyze the correlation between Physical and Microbiological Parameters of Indoor Air Quality (temperature, humidity, lighting, ventilation area, occupancy density, and total germ number) to symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) in Prisoner Cells, Jakarta Woman Prison Class IIA. This reaserch is cross sectional study with 100 respondents and 14 sample prisoner cells. The data were collected by using questionnaires to see symptoms of ARI in prisoners and measurement of microbiological-physical parameters to see the air quality in prisoner cells. The results of this study state that there is a significant relationship between humidity in prisoner cell with symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) (OR=5,84 95% CI: 2,32-12,71), and also there is a significant relationship between lighting in prisoner cell with symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) (OR=2,87 95% CI: 1,20-6,84). "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Maulina Solihah
"ABSTRAK
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit berbasis lingkungan yang disebabkan oleh buruknya kualitas udara terutama kualitas udara dalam ruangan. Kualitas udara dalam ruangan ditentukan oleh parameter fisika, kimia, dan biologis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara parameter fisika dan mikrobiologis udara dalam ruangan (suhu, kelembaban, pencahayaan, luas ventilasi, kepadatan hunian, dan total angka kuman) dengan keluhan gejala ISPA pada warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Jakarta. Penelitian ini menggunakan teknik potong lintang yang bersifat kuantitatif dengan jumlah responden warga binaan sebanyak 100 orang dan sampel kamar tahanan sebanyak 14 kamar. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk melihat gejala ISPA pada warga binaan dan pengukuran parameter fisika-mikrobiologis untuk melihat kualitas udara di kamar tahanan. Pengambilan sampel total angka kuman pada udara kamar tahanan menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Hasil penelitian menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara kelembaban udara pada kamar tahanan dengan gejala ISPA (OR=5,84 95% CI: 2,32-12,71) dan terdapat pula hubungan yang signifikan antara pencahayaan pada kamar tahanan dengan keluhan gejala ISPA (OR=2,87 95% CI: 1,20-6,84).

ABSTRACT
Acute Respiratory Infection (ARI) is an environmetal-based disease caused by poor air quality, especially poor indoor air quality. Indoor air quality is determined by physical, chemical and biological parameters. This study aims to analyze the correlation between Physical and Microbiological Parameters of Indoor Air Quality (temperature, humidity, lighting, ventilation area, occupancy density, and total germ number) to symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) in Prisoner Cells, Jakarta Woman Prison Class IIA. This reaserch is cross sectional study with 100 respondents and 14 sample prisoner cells. The data were collected by using questionnaires to see symptoms of ARI in prisoners and measurement of microbiological-physical parameters to see the air quality in prisoner cells. The results of this study state that there is a significant relationship between humidity in prisoner cell with symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) (OR=5,84 95% CI: 2,32-12,71), and also there is a significant relationship between lighting in prisoner cell with symptoms of Acute Respiratory Infection (ARI) (OR=2,87 95% CI: 1,20-6,84). "
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurunissa Pratiwi Sekar Ayu
"Penyakit berbasis lingkungan adalah fenomena penyakit yang dikarenakan keterkaitan manusia dengan faktor lingkungan. 3 penyakit berbasis lingkungan yang diamati pada penelitian ini yaitu ISPA, diare dan penyakit kulit infeksi jamur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan masalah kesehatan yang dialami oleh narapidana, kondisi lingkungan serta penerapan perilaku bersih dan sehat serta keterkaitan antar variable di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Jakarta. Penelitian ini menggunakan studi potong lintang dengan jumlah responden 101 orang. Pengambilan data menggunakan teknik wawancara kuesioner. Hasil uji statistic diperoleh hasil,terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian ISPA dengan lama menjalani masa tahanan (OR = 2.51 95% CI: 1.10 – 5.72) dan terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian penyakit kulit infeksi jamur dengan kepadatan hunian (OR = 4.33 95% CI: 1.73 – 10.87). Peningkatan akan kesadaran PHBS dan kualitas lingkungan perlu dilakukan.

Environmental based disease is a disease that occurs by the interaction of human body with environment factors. The 3 enviromental based diseases observed in this study are ARI, diarrhea and dermatophytosis on woman prisoners in Women Prison Jakarta. The purpose of thisstudy is to describing the health issue, application of clean and healthy living behavior and the environmental factors such as water quantity and quality, residential density and ventilation. This research is cross sectional study with 101 respondents. The data were collected by questionnary interview. The results of the statical analysis with significance alpha level=0.05 was obtained results, there is a significant association between ARI and detainee period (OR = 2.51 95% CI: 1.10 – 5.72) and there is a significant association between dermatophytosis and residential density (OR = 4.33 95% CI: 1.73 – 10.87). Improvement of application of clean and healthy living behavior and environment quality needs to be done."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rahman
"Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA masih menjadi penyakitterbanyak di Kota Depok. Penurunan kualitas udara ambien dan luas Ruang TerbukaHijau RTH karena pembangunan yang semakin berkembang diduga memiliki kaitandengan hal tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk melihat trend Kualitas UdaraAmbien, RTH dan Jumlah Kasus ISPA yang terjadi di Kota Depok tahun 2013-2017serta bagaimana kaitan ketiganya dalam kualitas kesehatan lingkungan. Desainpenelitian ini adalah studi ekologi. Unit analisisnya adalah data sekunder konsentrasilima parameter kualitas udara ambien SO2, NO2, CO, Pb dan PM10 dan luas RTH dariDinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan DLHK , serta data jumlah kasus ISPA dariDinkes Kota Depok. Analisis dilakukan secara spasial dan statistik. Hasil penelitiandisajikan dalam tabel, grafik trend dan pemetaan. Terdapat trend fluktuasi yang acakdari konsentrasi lima parameter kualitas udara dan ISPA, sedangkan RTH mengalamitrend perubahan yang teratur. Disarankan kepada pemerintah serta instansi kedinasan diKota Depok untuk merumuskan regulasi dan berbagai program untuk meningkatkankualitas kesehatan lingkungan serta menurunkan jumlah kasus ISPA di Kota Depok.

Acute Respiratory Infection ARI disease is still the highest number of diseasein Depok City. Decline in ambient air qualityand availability of Green Open Space GOS due to the growing development is thought to be the causing factors. This studywas conducted to determine the trend of Ambient Air Quality, GOS and the number ofARI cases that occurred in Depok during 2013 2017. The research design is ecologicalstudy. The units of analysis are the secondary data of the concentration of fiveparameters of ambient air quality SO2, NO2, CO, Pb dan PM10 and GOS fromDepartment of Hygiene and Environment, and data of ARI cases from HealthDepartment in Depok. The analysis was done with spatial and statistical analysis. Resultof the analysis showed in tables, graphs and mapping. There is random fluctuative trendon theambient air parametersand ARI. Whereas there is patterned change on the GOS. Itis suggested to the city government as well as the official departments in Depok City toformulate regulations and various programs to improve the quality of environmentalhealth and reduce the number of ARI cases in Depok."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rahman
"Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih menjadi penyakit terbanyak di Kota Depok. Penurunan kualitas udara ambien dan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) karena pembangunan yang semakin berkembang diduga memiliki kaitan dengan hal tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk melihat trend Kualitas Udara Ambien, RTH dan Jumlah Kasus ISPA yang terjadi di Kota Depok tahun 2013-2017 serta bagaimana kaitan ketiganya dalam kualitas kesehatan lingkungan. Desain penelitian ini adalah studi ekologi. Unit analisisnya adalah data sekunder konsentrasi lima parameter kualitas udara ambien (SO2, NO2, CO, Pb dan PM10) dan luas RTH dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), serta data jumlah kasus ISPA dari Dinkes Kota Depok. Analisis dilakukan secara spasial dan statistik. Hasil penelitian disajikan dalam tabel, grafik trend dan pemetaan. Terdapat trend fluktuasi yang acak dari konsentrasi lima parameter kualitas udara dan ISPA, sedangkan RTH mengalami trend perubahan yang teratur. Disarankan kepada pemerintah serta instansi kedinasan di Kota Depok untuk merumuskan regulasi dan berbagai program untuk meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan serta menurunkan jumlah kasus ISPA di Kota Depok.

Acute Respiratory Infection (ARI) disease is still the highest number of disease in Depok City. Decline in ambient air qualityand availability of Green Open Space (GOS) due to the growing development is thought to be the causing factors. This study was conducted to determine the trend of Ambient Air Quality, GOS and the number of ARI cases that occurred in Depok during 2013-2017. The research design is ecological study. The units of analysis are the secondary data of the concentration of five parameters of ambient air quality (SO2, NO2, CO, Pb dan PM10) and GOS from Department of Hygiene and Environment, and data of ARI cases from Health Department in Depok. The analysis was done with spatial and statistical analysis. Result of the analysis showed in tables, graphs and mapping. There is random fluctuative trend on theambient air parametersand ARI. Whereas there is patterned change on the GOS. It is suggested to the city government as well as the official departments in Depok City to formulate regulations and various programs to improve the quality of environmental health and reduce the number of ARI cases in Depok."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Garmini
"ABSTRAK
Nama : Rahmi GarminiProgram Studi : Magister Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul Tesis : Faktor Risiko Kondisi Udara Dalam Rumah Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Balita di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Sukawinatan Kelurahan Sukajaya Palembang 2016.Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi dan anak-anak. ISPA bisa terjadi karena pencemaran kualitas udara di luar maupun di dalam ruangan. Salah satunya gas sulfur dioksida SO2 yang ada di tempat pembuangan sampah dapat mengganggu sistem pernapasan pada balita. Balita lebih berisiko tertular ISPA karena kekebalan tubuh yang dialami balita belum terbentuk sempurna.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi udara dalam rumah dan karakteristik balita terhadap kejadian ISPA pada balita di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Sukawinatan Kelurahan Sukajaya Palembang.Jenis penelitian analitik, desain penelitian cross sectional. Variabel terukur adalah kondisi udara dalam rumah, karakteristik balita, dan kejadian ISPA pada balita. Populasi penelitian adalah anak balita berumur 12-59 bulan yang bertempat tinggal di Kelurahan Sukajaya dan sampel berjumlah 94 orang. Data dianalisis dengan uji chi-square, t-test independent, dan regresi logistik.Period Prevalence kejadian ISPA pada balita sebesar 59,6 . Variabel penggunaan obat anti nyamuk, perokok dalam rumah, ventilasi, status gizi dan status imunisasi secara statistik menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap kejadian ISPA pada balita, sedangkan variabel kadar SO2 dalam rumah dan umur balita secara statistik tidak menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap kejadian ISPA pada balita. Hasil analisis multivariat diperoleh bahwa variabel ventilasi rumah merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita.Ventilasi dapat menjadi faktor risiko terhadap terjadinya ISPA, karena ventilasi mempunyai fungsi sebagai sarana sirkulasi udara sehingga dapat mengurangi pencemaran udara dalam rumah.Kata Kunci : ISPA, Sulfur dioksida, Ventilasi

ABSTRACT
Name Rahmi GarminiProgram Magister Environmental HealthTitle Indoor Air Pollution and Acute Respiratory Infection in Child Under Five Years in Sukawinatan LandfillsAcute Respiratory Infections ARI is a major cause of morbidity and mortality in young children. ARI can occurs because indoor and outdoor air pollution. One of them is gas sulfur dioxide SO2 in landfills that it can be irritate the respiratory tract in young children. Young children have higher risk of contracting ARI because the immune of young children not yet fully formed.This research aims to find out Indoor air Pollution and Characteristics of acute respiratory infection in under fives in Sukawinatan Landfills.Type of research was analitic, cross sectional study design. Measurement of indoor air pollution, characteristics of young children, and prevalence of acute respiratory infection. The population of this research was young children aged 12 59 months who lived in Kelurahan Sukajaya and 94 samples. Data were analyzed by chi square, t test independent, and logistic regression.Period Prevalence of acute respiratory infection in young children about 59,6 . Using mosquito repellent, smokers in the house, ventilation, nutrition and immunization status were significant correlation to acute respiratory infection in young children. While SO2 levels in the home and age of young children were insignificant correlation to acute respiratory infection in young children. Multivariate analysis showed that the variables of ventilation with SO2 levels were the most dominant variable related to acute respiratory infection in young children.One of risk factor of acute respiratory infection is ventilation, because its function as air circulation to reduce indoor air pollution.Keywords Acute Respiratory Infections, Sulfur Dioxide, Ventilation"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmawaddah
"Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang menempati urutan sepuluh besar penyakit di Puskesmas Plus Kecamatan Sape. Petani di Kecamatan Sape selalu menanam padi setiap tahunnya, sehingga terdapat banyak penggilingan padi pada daerah tersebut. Adanya penggilingan padi berpotensi sebagai penyebab ISPA karena paparan debu gabah hasil proses penggilingan. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu,karakteristik rumah, dan karakteristik tempat kerja dengan kejadian ISPA. Analisis yang digunakan adalah univariat, bivariat, dan multivariat. Jumlah pekerja yang mengalami ISPA adalah 52 orang (53,1%). Hasil penelitian menunjukkan variabel kelembaban rumah berhubungan signifikan dengan kejadian ISPA dan merupakan variabel dominan dengan nilai p=0,01 (OR=7,00). Tidak terdapat hubungan antara karakteristik pekerja dan lingkungan tempat kerja dengan kejadian ISPA.

The incidence of Acute Respiratory Infection (ARI) is one of the health problems that rank in the top ten diseases at the Puskesmas Plus, Sape District. Farmers in Sape District always plant rice every year, so there are many rice mills in the area. The presence of rice milling has the potential to cause ARI due to exposure to grain dust from the milling process. The study design used was cross-sectional to determine the relationship between individual characteristics, home characteristics, and workplace characteristics with the incidence of ARI. The used analyses are univariate, bivariate, and multivariate. The number of workers experiencing ARI is 52 people (53.1%). The results showed that the house humidity variable was significantly related to the incidence of ARI and was the dominant variable with p = 0,01 (OR = 7,00). There is no relationship between the characteristics of workers and the workplace environment with the incidence of ARI."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reynald Aditya
"Narapidana wanita merupakan kelompok berisiko mengalami gangguan jiwa. Kunjungan keluarga diduga berpengaruh positif mencegah gangguan jiwa pada narapidana wanita. Belum ada penelitian khusus mengenai hal ini di Indonesia. Tujuan penelitian adalah menemukan hubungan antara kunjungan keluarga dengan gangguan jiwa. Penelitian menggunakan desain potong lintang dengan instrumen kuesioner demografi dan MINI ICD X untuk diagnosis kejiwaan. Penelitian dilakukan bulan Agustus-Oktober 2015 di Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 58,65% responden terdiagnosis gangguan jiwa. Kunjungan keluarga dialami oleh 86,5% responden, dengan frekuensi mayoritas kurang dari 4x/bulan (81,7%). Analisis menggunakan uji Chi Square menyatakan hubungan ada tidaknya kunjungan keluarga maupun frekuensi kunjungan keluarga dengan gangguan jiwa tidak bermakna secara statistik (p=0,297 dan 0,659). Walaupun didapatkan hubungan yang tidak bermakna antara kunjungan keluarga dengan gangguan jiwa, data prevalensi gangguan jiwa yang tinggi pada populasi ini perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah untuk penatalaksanaan yang komprehensif.

Women prisoners are a group at risk for mental disorders. Family visits suspected to have positive effect on preventing mental disorders in women prisoners. There has been no specific research on this topic in Indonesia. The research objective is to find the relationship between family visits with mental disorder. We used cross sectional design with a demographic questionnaire and MINI ICD X for psychiatric diagnosis. The study was conducted in August-October 2015 in State Prison Class IIA East Jakarta. The results showed that 58.65% of respondents diagnosed with a mental disorder. Family visits experienced by 86.5% of respondents, and majority with frequency less than 4x / month (81.7%). Analysis using Chi Square test whether there is a relationship between family visits and its frequency with mental disorder was not statistically significant (p = 0.297 and 0.659, respectively). Although there is no significant relationship between family visits with mental disorder, the high prevalence of mental disorders in this population needs special attention from the government for a comprehensive management."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sabana Hadi
"Jumlah polutan yang dihasilkan dari aktivitas manusia saat ini sudah sangat besar. Besarnya emisi gas yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor maupun dari aktivitas industri di kota Jakarta selama ini telah menurunkan kualitas udara hingga mencapai nilai di atas standar baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah. Dampak negatif yang ditimbulkan dari menurunnya tingkat kualitas udara di Jakarta saat ini yang terburuk adalah telah menyebabkan besarnya angka kematian akibat peradangan saluran pernapasan.
Hasil yang diperoleh adalah pola kualitas udara Jakarta pada musim hujan maupun musim kemarau tidak memiliki perbedaan yang nyata. Wilayah yang memiliki indikasi tingkat kualitas udara paling kritis tersebar di bagian timur laut Kota Jakarta, meliputi Kecamatan Cilincing, Pulo Gadung, Cakung, Koja, dan Kelapa Gading. Wilayah dengan tingkat kualitas udara paling kritis terdapat jumlah penderita penyakit ISPA yang terbanyak. Hasil analisis statistik didapat bahwa ada korelasi yang nyata dengan arah korelasi positif dan lemah antara Indeks Polusi Udara dengan jumlah penderita ISPA."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T39639
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Laila
"Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah salah satu penyebab kematian pada anak di negara berkembang. Anak-anak adalah salah satu dari kelompok yang paling berisiko. Selama dua tahun terakhir, ISPA merupakan sepuluh penyakit terbesar di Kecamatan Jatinegara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan PM10 dalam udara ruang kelas dengan kejadian ISPA pada siswa SD di Jakarta dengan desain studi cross sectional. Jumlah sampel 353 siswa dan 10 SDN di Kecamatan Jatinegara. Variabel yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada siswa SD yaitu konsentrasi PM10 dalam ruang kelas, lubang udara di dapur, perilaku merokok dalam rumah, penggunaan obat anti nyamuk bakar, dan anggota keluarga sakit ISPA. Siswa SD dengan konsentrasi PM10 dalam ruang kelas yang tidak memenuhi syarat (>70 μg/m3) berisiko 1,7 kali mengalami ISPA setelah dikontrol oleh variabel lingkungan fisik kelas lainnya. Upaya yang perlu dilakukan diantaranya menjaga kebersihan kelas dan perawatan secara rutin, menanam pohon di halaman sekolah sebagai filter udara, berperilaku hidup bersih dan sehat, dan membuat ventilasi udara yang cukup agar sirkulasi udara dalam ruang lancar.

Acute Respiratory Infection (ARI) is one of cause of death in children in developing countries. Children have the highest risk in increased dose of PM10 exposure. In last two years, ARI is one of the top ten diseases in Jatinegara. This study aimed to analyze the relationship of PM10 in air in classroom with ARI in the elementary school students in Jakarta. Study design was cross-sectional with 353 students as sample, taken from 10 SDN in Jatinegara area. Variables associated with ARI in elementary school students are PM10 concentrations in classrooms, ventilation in the kitchen, smoking behavior in house, uses of mosquito repellent, and family members with ARI. Students with PM10 concentrations in classrooms which not qualify the standards (> 70 ug/m3) has the risks 1,7 times in causing ARI after the controlled physical environmental class variables. Efforts should be made to prevent ARI include maintaining the class cleanliness and regular maintenance, planting trees in school yard as air filter, clean and healthy life behavior, and make adequate ventilation for air circulation in rooms."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T53811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>