Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183397 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dadang Solihin
"This policy paper carries the theme: Towards Professional Planners in the Termination of Stages of RPJPN 2005-2025 and Determination of Strategy for Implementing Indonesia's Vision 2045. With Sub-themes: Increasing the Role of Planners in the Long-Term Perspective Framework for the Indonesian Vision 2045. It is concluded that there are three problems faced in increasing the role of planners in the framework of the elaboration of the Indonesian Vision 2045, as well as in preparing policy recommendations to realize professional planners. The three problems are the lack of understanding of JFP regulations, the existence of "minor" opinions on JFP, and a lack of leadership commitment. To overcome these three problems, the authors propose four alternative policies and three types of recommendations to be carried out by the parties in a planned and coordinated manner. This policy paper recommends that to deal with the VUCA phenomenon, a planner must be visionary, innovative and agile. Furthermore, with the enactment of the Industrial Revolution 4.0 and beyond, professional planners are required to have six abilities, namely: Complex Problem Solving, Social Skills, Process Skills, System Skills, Digital Skills, and Cognitive Abilities."
Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas, 2020
330 BAP 3:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farizan Hawali
"Tulisan ini menganalisis perkembangan obligasi biru di Indonesia dan potensi permasalahan yang mungkin timbul akibat proses penerbitan obligasi biru di Pasar Obligasi Jepang. Selain itu, artikel ini juga menjelaskan dampak dan risiko hukum dari penerbitan ini serta memberikan perbandingan singkat dengan penerbitan obligasi biru yang dilakukan oleh Republik Seychelles, Republik Fiji, Bank of China, dan Pemerintah Provinsi Hainan. Tulisan ini disusun dengan menggunakan metode penelitian doktrinal. Obligasi biru merupakan obligasi berkelanjutan yang menggunakan konsep ekonomi biru yang termasuk dalam 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Indonesia telah menerbitkan obligasi biru di Pasar Obligasi Jepang pada tahun 2023 untuk mendukung proyek-proyek yang memperhatikan pertumbuhan ekonomi biru sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Kelautan. Namun karena obligasi biru diterbitkan di Pasar Obligasi Jepang, maka penting untuk memastikan proses penerbitannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti Peraturan Menteri Keuangan No. 215/PMK.08/2019 tentang Penjualan dan Pembelian Kembali Surat Utang Negara dalam Valuta Asing di Pasar Internasional dan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2022 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2023. Selain itu, penting juga untuk mengetahui dampak dan risiko hukum yang mungkin timbul dari penerbitan obligasi biru tersebut. Selain itu, perbandingan singkat dengan penerbitan obligasi biru yang dilakukan oleh negara dan lembaga lain dapat menunjukkan beberapa perbandingan mengenai struktur obligasi biru, pihak-pihak yang terlibat, dan penggunaan dana obligasi biru tersebut sehingga Indonesia dapat mengkaji dan meningkatkan kapasitasnya dalam hal ini. melakukan penerbitan obligasi biru di masa depan. Beberapa cara yang dilakukan adalah dengan melakukan pengujian lebih lanjut terhadap obligasi biru, membuat kerangka kerja yang detail, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

This article analyzes the development of blue bonds in Indonesia and the potential problems that could arise due to the blue bond issuance process on the Japanese Bond Market. Apart from that, this article also describes the legal impacts and risks of this issuance and provides a brief comparison with the blue bond issuance carried out by the Republic of Seychelles, the Republic of Fiji, the Bank of China, and the Hainan Provincial Government. This article was prepared using doctrinal research methods. Blue Bond is a sustainable bond that uses the blue economy concept, which is included in the 17 Sustainable Development Goals. Indonesia will issue Blue Bonds on the Japanese Bond Market in 2023 to support projects that pay attention to blue economic growth as mandated by Law Number 32 of 2014 concerning Marine Management. However, because Blue Bonds are issued on the Japanese Bond Market, it is important to ensure that the issuance process complies with applicable regulations, such as Minister of Finance Regulation No. 215/PMK.08/2019 concerning the Sale and Repurchase of Government Debt Securities in Foreign Currency in International Markets and Law Number 28 of 2022 concerning the 2023 State Expenditure and Expenditure Budget. Apart from that, it is also important to know about the impact and legal risks that could arise from the issuance of the blue bond. Apart from that, a brief comparison with blue bond issuances carried out by other countries and institution can show several comparisons on the blue bond structures, parties involved, and the use of proceeds of the blue bonds so that Indonesia can study and increase its capacity in carrying out blue bond issuances in the future. Some ways are by carrying out further testing of blue bonds, creating a detailed framework, and increasing compliance with applicable laws and regulations."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achir Yani S. Hamid
2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Haidar
"Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat dan mendukung beberapa aspek kehidupan, peningkatan pemanfaatan teknologi informasi tersebut berbanding lurus dengan resiko keamanan. Dalam penanganan keamanan teknologi informasi, terdapat Indeks Keamanan Informasi (KAMI) yang digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan asesmen dan evaluasi tingkat kesiapan (Kelengkapan dan Kematangan) penerapan keamanan informasi berdasarkan kriteria SNI ISO/IEC 27001. Salah satu faktor yang menentukan nilai indeks KAMI 4.1 ialah tata Kelola keamanan informasi yang memiliki definisi kebijakan dan langkah penanggulangan insiden keamanan informasi CSIRT (Computer Security Incident Response Team) merupakan suatu organisasi atau tim yang bertanggung jawab untuk menerima, meninjau dan menaggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber. Namun sejak CSIRT berdiri, layanan CSIRT di Indonesia saat ini belum banyak berubah dari pertama dicanangkan, yang berubah hanya teknologi dan beberapa Teknik penyerangan dan pertahanan siber namun prinsip-prinsip manajemennya dinilai tetap sama. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis peran dan layanan CSIRT di Indonesia untuk menghadapi ancaman serangan siber dengan menggunakan framework Carnegie Mellon University (CMU). Hasil dari penelitian ini ialah berupa rekomendasi dengan melakukan pemetaan dari hasil penelitian terhadap framework FIRST sehingga didapatkan 10 rekomendasi yang dapat di berikan terhadap implementasi layanan CSIRT di Indonesia.

Along with the rapid development of information technology and supporting several aspects of life, the increase in the use of information technology is directly proportional to the risk of cyber security. To handle information technology security, there is an Information Security Index (KAMI) which is used as a tool to assess and evaluate the level of readiness (Completeness and Maturity) of the application of information security based on the criteria of SNI ISO/IEC 27001. One of the factors that determine the value index KAMI 4.1 is Information security governance which has a definition of information security incident response policies and measures CSIRT (Computer Security Incident Response Team) is an organization or team responsible for receiving, reviewing, and responding to cybersecurity incident reports and activities. However, since CSIRT was established, the current CSIRT service in Indonesia has not changed much from when it was first launched, only technology and some cyber attack and defense techniques have changed but the management principles are considered to remain the same. This study aims to analyze the role and services of CSIRT in Indonesia to deal with the threat of cyber attacks using the Carnegie Mellon University (CMU) framework. The results of this study are recommendations by mapping the results of research against the FIRST framework so that 10 recommendations can be obtained for the implementation of CSIRT services in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Avia Riska Syofiani
"ABSTRAK
Alasan suatu organisasi dalam melakukan akuisisi salah satunya adalah untuk meningkatkan kekuatan pasar di dalam industrinya, hal itu juga yang menjadi alasan mengapa PT ABC mengakuisisi PT XYZ. PT ABC yang merupakan perusahaan penerbangan baru saja mengakuisisi sebuah perusahaan penerbangan lain di Indonesia yaitu PT XYZ. Dengan bergabungnya PT XYZ ke dalam PT ABC diharapkan dapat melebarkan pangsa pasar penumpang angkutan udara hingga 51%. Adanya proses akuisisi tersebut mengubah strategi bisnis dengan strategi SI/TI yang sudah tertuang pada perencanaan strategis SI/TI PT ABC periode 2017-2020, sehingga perencanaan strategis SI/TI PT ABC periode 2017-2020 sudah tidak lagi selaras dengan strategi PT ABC. Dalam pelaksanaannya penyelarasan bisnis dengan strategi SI/TI dari kedua perusahaan menjadi salah satu faktor kesuksesan dalam melakukan akuisisi perusahaan. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatasi keterbatasan metodologi perencanaan strategis SI/TI dengan melengkapi kerangka kerja perencanaan strategis SI/TI yang ada saat ini berdasarkan konsep Merger & Akuisisi (M&A). Kerangka kerja perencanaan strategis SI/TI yang dapat digunakan dalam proses akuisisi PT XYZ oleh PT ABC ini dibentuk dengan mengadopsi elemen-elemen hasil analisis data internal dari metodologi perencanaan strategis SI/TI Peppard dan Ward, serta elemen-elemen hasil analisis data eksternal dari alasan melakukan M&A, karakteristik M&A, risiko M&A, mitigasi risiko M&A, strategi M&A, metode integrasi, kebijakan M&A, faktor kesuksesan dan kegagalan M&A, serta proses melakukan M&A. Penelitian ini melakukan analisis data eksternal yaitu dari studi literatur dan wawancara terhadap tiga narasumber yaitu VP TI PT ABC, VP TI PT XYZ dan VP Corporate Strategy PT ABC. Kerangka kerja perencanaan strategis SI/TI yang dapat digunakan dalam proses akuisisi PT XYZ oleh PT ABC yang diusulkan oleh penelitian ini mencakup konteks M&A, konteks SI/TI, analisis kemungkinan metode integrasi yang digunakan, memilih opsi metode integrasi terbaik, perencanaan strategis SI/TI, analisis gap, rencana pengembangan SI/TI, rencana perubahan, dan evaluasi. Kerangka kerja yang diusulkan diharapkan dapat mengatasi keterbatasan metodologi perencanaan strategis SI/TI yang ada saat ini berdasarkan konsep M&A.

ABSTRACT
One of the reasons an organization makes acquisitions is to increase market power in its industry, and that is also the reason why PT ABC acquired PT XYZ. PT ABC which is an airline has just acquired another airline in Indonesia, PT XYZ. The joining of PT XYZ into PT ABC is expected to be able to widen the air transport passenger market share by 51%. The existence of the acquisition process changes the business strategy with the IS / IT strategy that has been stated in the strategic planning of PT / ABC ABC 2017-2020, so that the strategic planning of PT / ABC of 2017-2020 is no longer in line with the strategy of PT ABC. While aligning business with the IS / IT strategy of the two companies is one of the success factors in the company's acquisition. Based on these problems, the aim of this study is to overcome the limitations of the IS / IT strategic planning methodology by complementing the existing IS / IT strategic planning framework based on the concept of Mergers & Acquisitions (M&A). The IS / IT strategic planning framework that can be used in the process of acquisition of PT XYZ by PT ABC was formed by adopting elements of the results of internal data analysis from Peppard and Ward's SI/TI strategic planning methodology, as well as elements of the results of external data analysis of reasons conduct M&A, M&A characteristics, M&A risks, M&A risk mitigation, M&A strategies, integration methods, M&A policies, M&A success and failure factors, and the process of conducting M&A. This study analyzes external data from literature studies and interviews with three speakers, namely VP IT PT ABC, VP IT PT XYZ and VP Corporate Strategy PT ABC. The IS / IT strategic planning framework that can be used in the acquisition process of PT XYZ by PT ABC proposed by this research covers the M&A context, the IS / IT context, analysis of possible integration methods to be used, selecting the best integration method options, SI / strategic planning IT, gap analysis, IS / IT development plan, change plan, and evaluation. The proposed framework is expected to overcome the limitations of existing IS / IT strategic planning methodologies based on the concept of M&A."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tiyok Subekti
"Tesis ini membahas tentang hubungan kausalitas antara suku bunga SBI, nilai tukar riil, tingkat harga dan aktititas ekonomi riil khususnya pada periode diterapkannya ITF di Indonesia sejak Juli 2005. Penulisan tesis ini dilatarbelakangi oleh dampak penggunaan suku bmmga sebagai sasaran operasional kebijakan moneter dalam Icerangka ITF serta nilai tukar terhadap tingkat harga dan aktifitas ekonomi riil.
Data yang digunakan adalah data time series bulanan yang terdixi dari tingkat suku bunga SBI tenor 1 bulan, nilai tukar riil Rp/USS, Indeks Harga Konsumen dan sebagai proxy dari alctifitas ekonomi riil digunakan indeks produksi manufaktux Indonesia dengan rentang periode observasi sejak bulan Juli 2005 sampai dengan Mei 2008.
Metode ekonometri yang digunakan adalah model VAR (Vector Autoregression). Untuk melihat pola hubungan gmcangan antar variabel diperoleh dari hasil Impulse .Respon Function (IRF), sedangkan untuk mencntukan sumbangan /komposisi gmmcangan musing-musing variabel terhadap varians dari vaxiabcl tertentu digunakan metode Forecast Error Variance Decomposition (FEVD).
Hasil IRF yang diperoleh menunjukkan bahwa guncangan suku bunga SBI masih cukup efcktif untuk mempengaruhi tingkat harga dan mempcrkuat nilai tukar. Guncangan suku bunga SBI dapat rnemberikan dampak yang negatif terhadap aktititas ckonomi riil. Hasil analisis FEVD menunjukkan bahwa pada periode observasi nilai mkar agak sulit dikendalikan. Guncangan niiai tukar riil lebih dominan dalam mempcngaruhi vanasi tingkat harga dan aktititas ekonomi riil. Hal ini mennnjukkan semakin dominannya pengaruh luar negeri dalam perekonomian Indonesia.

This thesis discusses the causality relationship among SBI interest rate, real exchange rate, price level and real economic activity especially in period of the ITF implementation in Indonesia since July 2005. The effect of employing interest rate as the operational target of monetary policy and exchange rate on price level and real economic activity is the main background of this thesis.
Data employed in this thesis are monthly time series consist of one month SBI interest rate, real exchange rate Rp/U S, Consumer Price Index and manufacturing production index as a proxy of real economic activity with observation period from July 2005 to May 2008. VAR (Vector Autoregression) is used as the econometric method.
The result obtained from Impulse Respon Function (IRF) method is used to analyze the relationship characteristic among shocks of each variable. Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) method is used to determine the shock contribution of each variable to one variable.
IRF result shows that SBI interest rate shock is e&`ective enough to influence the price level and to strenghten the exchange rate. SBI interest rate shock is negatively reponsed by real economic activity. FEVD result shows that exchange rate is hard to be controlled during observation paiod. The exchange rate shock influences the variability of price level and real economic activity dominmitly. This result indicates the more dominant influence of foreign economic on Indonesian economic.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T34302
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zevanya Lavita Ebella Noija
"Tulisan ini tentang pencucian hijau terkait perubahan iklim (climate washing) yang sedang marak terjadi. Seiring meningkatnya upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, timbul kekhawatiran dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, konsumen, dan aktivis lingkungan mengenai kredibilitas dan integritas dari aksi iklim yang dilaksanakan oleh sektor privat maupun sektor publik. Kekhawatiran ini terutama disebabkan oleh banyaknya komitmen terkait iklim dan lingkungan yang dinyatakan secara luas. Pembuatan komitmen dan klaim terkait lingkungan dan iklim yang tidak berdasar sehingga menyesatkan tersebut diistilahkan sebagai climate washing oleh ahli maupun lembaga internasional. Dalam menghadapi maraknya kasus dan tuduhan terkait climate washing, terdapat beberapa kerangka hukum dan kebijakan yang berkaitan dengan climate washing. Tulisan ini mengkritisi bahwa meski sudah tersedia kerangka hukum dan kebijakan Indonesia terkait climate washing, masih terdapat beberapa kerangka hukum dan kebijakan di Indonesia yang membutuhkan pengoptimalan untuk menghadapi maraknya climate washing. Kritik tersebut diperoleh melalui pembelajaran yang didapatkan dari kerangka hukum dan kebijakan terkait climate washing yang ada di dunia internasional.

This article is about greenwashing related to climate change (climate washing) which is currently happening. As efforts to mitigate and adapt to climate change increase, concerns arise from various parties, including the public, consumers and environmental activists regarding the credibility and integrity of climate action carried out by the private and public sectors. This concern is mainly due to the many widely stated climate and environmental commitments. Making commitments and claims related to the environment and climate that are unfounded so that the agreement is termed as Climate Washing by international experts and institutions. In facing the increasing number of cases and accusations related to Climate Washing, there are several legal and policy frameworks related to Climate Washing. This article criticizes that even though Indonesia's legal and policy framework regarding Climate Washing is available, there are still several legal and policy frameworks in Indonesia that play a role in dealing with the rise of Climate Washing. This criticism was obtained through lessons learned from the existing climate-related legal and policy frameworks in the international world."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mokhammad Fathoni Rokhman
"Akreditasi perguruan tinggi adalah kegiatan penilaian untuk menentukan kelayakan suatu perguruan tinggi berdasarkan syarat kebakuan atau kriteria tertentu. Data dan informasi diperlukan pada saat persiapan akreditasi yang mana data dan informasi ini tersebar dari berbagai sistem dalam suatu lembaga perguruan tinggi. Ontologi digunakan dalam rangka untuk membantu mengoleksi data dan informasi tersebut. Pada saat pembuatan ontologi, analisis dalam proses pembuatan ontologi secara umum tidak berdasarkan goal generik yang tertulis secara eksplisit. Sedangkan pada kasus akreditasi, syarat kebakuan atau kriteria yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang bisa dipandang sebagai sebuah goal. Pengembangan ontologi pada domain akademik sebelumnya diketahui belum memanfaatkan goal pada proses analisis pembuatan ontologinya. Penelitian ini melakukan pengembangan metodologi pembuatan ontologi dengan pendekatan Goal-Oriented Requirements Engineering (GORE) sebagai bentuk pendekatan yang baru. GORE merupakan salah satu paradigma dalam Requirements Engineering yang berfokus pada penggunaan goal dalam aktivitasnya. Kerangka kerja yang dipilih pada pendekatan GORE ini adalah KAOS (Keep All Objects Satisfied). Hasil modifikasi metode pengembangan ontologi dengan pendekatan kerangka kerja KAOS menunjukkan bahwa bisa digunakan untuk melakukan pengembangan ontologi baru. Modifikasi metode ini dinamakan GOREO. Kemudian hasil modul ontologi memperlihatkan dengan jelas ketelusuran (traceability) dengan sumber dokumen dibandingkan metodologi yang belum menggunakan pendekatan dengan GORE. Selain itu terdapat proses tambahan yaitu proses penggabungan modul ontologi yang telah didapatkan sebagai konsekuensi pendekatan GORE.

Accreditation of high education is evaluation activities for determining the appropriateness of high education institutions by a set of specific requirements or criteria. Available data and information from various systems in institutions are needed when preparing accreditation. We use ontology in order to collect data and information from various systems. At the time of making ontology, generally, the analysis in the ontology development not based on explicitly written generic goals. Whereas in the case of accreditation, a set of specific criteria that has been standardization by the accreditation authorities can be seen as goals. Previous ontology development in the academic domain known not using goals in the analysis processes. This research extends the ontology development methodology by using Goal-Oriented Requirements Engineering (GORE) as a new approach method. GORE is one of the Requirements Engineering paradigms that intended to use goals in the Requirements Engineering activity. KAOS (Keep All Objects Satisfied) framework selected for this research approach. The results of the modification of the ontology development method with the KAOS framework approach show that it can be used to develop new ontologies. Modification of this method is called GOREO. After that, the resulting ontology fragments clear showing traceability with document sources where it comes from compared to the legacy methodology. Furthermore, there is a new process that is combining the resulting ontology fragments, which are the consequences of the GORE approach method."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Priyambodo
"Tesis ini menganalisis tentang motif pemerintah Indonesia dalam pembentukan Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement. IA-CEPA merupakan kerja sama ekonomi bilateral yang dijalin antara Indonesia dan Australia. Perjanjian ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2010 dengan tujuan untuk meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara. Sebagai negara mitra yang berdekatan secara geografis, kemitraan strategis ini akan memberikan banyak keuntungan bagi Indonesia dan Australia. Tesis ini menggunakan teori motif dalam menjalin kerja sama internasional menurut Mireya Solis dan Saori N. Katada untuk menganalisis motif pemerintah Indonesia dalam menjalin IA-CEPA. Menurut Solis dan Katada, motif suatu negara menjalin kerja sama dapat terbagi menjadi tiga motif yaitu motif ekonomi, keamanan, dan leverage. Penelitian ini memfokuskan pada motif ekonomi dan keamanan yang melatarbelakangi Indonesia dalam pembentukan IA-CEPA. Motif ekonomi Indonesia dalam implementasi IA-CEPA dapat dilakukan melalui perluasan akses pasar melalui liberalisasi perdagangan bebas barang, jasa, serta investasi. Sedangkan motif keamanan dalam pembentukan kemitraan adalah untuk memperkuat status keamanan dan meningkatkan citra Internasional.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan adanya IA-CEPA Indonesia mendapatkan keuntungan dalam perluasan akses pasar di Australia karena penghapusan tarif hingga 0% dilakukan oleh Australia pada seluruh pos tarif impor asal Indonesia. Peningkatan volume perdagangan dan investasi juga dirasakan sangat signifikan karena IA-CEPA memberikan rasa kepercayaan bagi kedua negara untuk saling terbuka dalam menjalin kerja sama. Motif keamanan juga menjadi latar belakang Indonesia dalam menjalin kerja sama ini. Dengan bekerja sama dengan negara maju seperti Australia dapat meningkatkan kepercayaan dunia Internasional untuk dapat menjalin kerja sama yang lebih luas dengan Indonesia. Kemitraan yang strategis dapat memberikan Indonesia transfer teknologi dibidang pertahanan dan persenjataan.

This study analyzes the motives of the Indonesian government in establishing the Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement. IA-CEPA is bilateral economic cooperation that is created between Indonesia and Australia. This agreement was first launched in 2010 with the aim of improving economic relations between the two countries. As a geographically close partner country, this strategic partnership will provide many benefits for Indonesia and Australia. This study uses motive theory in establishing international cooperation according to Mireya Solis and Saori N. Katada to analyze the motives of the Indonesian government in establishing the IA-CEPA. According to Solis and Katada, a country`s motives for establishing cooperation can be divided into three motives namely economic motives, security, and leverage. This research focuses on economic and security motives underlying Indonesia in the formation of the IA-CEPA. Indonesia's economic motives in implementing IA-CEPA can be done through expanding market access through liberalization of free trade in goods, services, and investments. While the security motive in forming partnerships is to strengthen security status and enhance the image of the International.
The results of this study indicate that the presence of the IA-CEPA Indonesia benefited from expanding market access in Australia because the elimination of tariffs by 0% was carried out by Australia at all import tariff posts from Indonesia. The increase in the volume of trade and investment was also felt to be very significant because the IA-CEPA provided a sense of trust for the two countries to be mutually open in collaborating. The security motive is also Indonesia's background in establishing this partnership. Working with developed countries such as Australia can increase international confidence in the world to be able to establish wider cooperation with Indonesia. A strategic partnership can provide Indonesia with the transfer of technology in the field of defense and weaponry.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T52937
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>