Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159588 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
06 Ham e-1
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tilani Hamid
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Penggunaan kompor gas sebagai alat untuk memasak di dapur rumah tangga sudah menjadi kebutuhan setiap rumah. Alasan menggunakan kompor gas adalah pembakarannya lebih bensih, mudah, lebih cepat, dan relative murah. Emisi gas buang dari pembakaran gas ini walaupun dalam jmnlah yang sedikit jika terakumulasi di dalam dapur rumah tangga atau jika terlalu sering menghirupnya akan membahayakan kesehatan orang yang berada di dalam dapur. Gas buang ini dapat berupa Sulfur Oksida (SOx) , Karbon Monoksida (CO), Nitrogas Oksida (NOx) dan Hidrokarbon. Sebqai contoh efek dari gas CO serupa dengan pengaruh kekurangan oksigen, dapat menyebabkan kematian. Sebqai studi awal, gas buang diamati konsentrasinya hanya gas KarbonMonoksida (CO). Baku mutu udarambien untuk kandungan CO seeuai Keputusan menteri KLH Nomor KEP-03/MENKLH/1991 sebesar 2260 ug/m3.. Pembakaran gas CNG menggunakan burner bunsen menghasilkan emisi gas buang CO sebesar...
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Richo Candra Riski Bastama
"Dalam penelitian ini telah dilakukan pencampuran dimethyl ether (DME) dan liquefied petroleum gas (LPG) sebagai bahan bakar, kemudian menguji emisi gas buang serta nyala api dari hasil pembakaran bahan bakar tersebut pada kompor. DME yang ditambahkan pada LPG sebesar 10%, 20%, 30%, 35%, 40% dan 50% (v/v). Gas emisi yang di analisa adalah gas oksida-oksida sulfur (SOx), oksida-oksida nitrogen (NOx), dan karbon monoksida (CO). Pengambilan sampel gas emisi SOx dan NOx menggunakan alat Stack gas sampler (SGS), sedangkan gas CO menggunakan alat gas analyzer. Gas SOx dianalisa menggunakan spektrofotometer dengan metode turbidimetri sedangkan gas NOx dianalisa dengan metode phenol disulfonic acid . Efek penambahan DME pada LPG menurunkan emisi gas buang SOx, NOx dan CO. Pada LPG 100%, emisi gas SOx yang dihasilkan sebesar 5,85 mg/m3, sedangkan pada campuran LPG 90%:DME 10%, LPG 80%:DME 20%, LPG 65%:DME 35%, dan LPG 50%:DME 50%, emisi SOx yang dihasilkan masing-masing sebesar 5,187; 4,565; 4,190; dan 4,083 mg/m3. Emisi gas NOx yang dihasilkan pada pembakaran LPG 100% sebesar 18 ppm, sedangkan pada campuran LPG 90%:DME 10%, LPG 80%:DME 20%, LPG 65%:DME 35%, dan LPG 50%:DME 50%, emisi yang dihasilkan masing-masing sebesar 10,425; 6,681; 6,870; dan 5,079 ppm. Emisi gas CO yang dihasilkan pada LPG 100% sebesar 9 ppm, sedangkan pada campuran LPG 90%:DME 10%, LPG 80%:DME 20%, LPG 70%:DME 30%, dan LPG 60%:DME 60%, emisi CO yang dihasilkan sebesar 7; 4; 3; dan 3 ppm. Masing-masing nyala yang dihasilkan pada campuran gas LPG-DME lebih biru dibandingkan gas LPG.

In this research has been done mixing dimethyl ether (DME) and LPG as fuel, then test the exhaust emissions and flames from the burning fuel on the stove. DME is added to LPG by 10%, 20%, 30%, 35%, 40% and 50% (v / v). Gas emissions in the analysis is the gas sulfur oxides (SOx), nitrogen oxides (NOx) and carbon monoxide (CO). The sampling of gas emissions of SOx and NOx using a Stack gas sampler (SGS), while the CO gas using a gas analyzer. SOx gases were analyzed using a spectrophotometer by the turbidimetri method while NOx gases were analyzed by the phenol disulfonic acid method. Effect the addition of DME to LPG is to lower emissions of SOx, NOx and CO. In the LPG 100%, SOx gas emissions generated is 5.85 mg/m3, while the LPG mixture of 90%: 10% DME, LPG 80%: 20% DME, LPG 65%: 35% DME and LPG 50%: DME 50%, SOx emissions are generated respectively are 5.187; 4.565; 4.190; and 4.083 mg/m3. NOx emissions generated on combustion of LPG 100% is 18 ppm, while the LPG mixture of 90%: 10% DME, LPG 80%: 20% DME, LPG 65%: 35% DME and LPG 50%: 50% DME, emissions produced respectively are 10.425; 6.681; 6.870; and 5.079 ppm. Emissions of CO gas is produced on 100% LPG is 9 ppm, while the LPG mixture of 90%: 10% DME, LPG 80%: 20% DME, LPG 70%: 30% DME and LPG 60%: 60% DME, emissions CO produced are 7; 4; 3; dan3 ppm. Each flame generated in LPG-DME gas mixture is more blue than the LPG gas. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S887
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herliati
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek katalitik dari katalis jenis perovskite (LaMnO3, LaCrO3, LaCoO3) yang dilapisi (coating) di atas permukaan material stainless steel (AISI 301) pada proses pembakaran kompor gas katalitik berbahan bakar LPG, sehingga emisi NOx, CO dan hidrokarbon tak terbakar hampir nihil dan efisiensi energi lebih tinggi dibandingkan kompor gas konvensional (tanpa katalis).
Untuk mencapai tujuan tersebut, langkah-langkah penelitian laboratorium yang dilakukan adalah preparasi dan karakterisasi top burner katalitik serta uji kinerja kompor gas LPG yang meliputi uji efisiensi termal dan emisi polutan dengan variasi laju alir 700, 900, 1100 dan 1300 ml/menit untuk setiap jenis katalis yang dipilih.
Preparasi katalis dilakukan dengan metode sitrat sedangkan pelapisan katalis di atas permukaan substrat menggunakan metode dip-coating berulang. Pada penelitian ini, tahap pelapisan katalis perovskite LaCrO3 LaMnO3 dan LaCoO3 di atas permukaan stainless steel yang mengalami pre-heating pada suhu 900°C telah berhasil dilakukan dengan loading 2,01 % (w/w) untuk tiga kali pencelupan dan ketebalan lapisan 26-29 gm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa top burner yang dilapisi katalis LaCrO3 memperlihatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan katalis LaMnO3 dan LaCoO3 baik dari aspek efisiensi termal kompor gas maupun dari aspek reduksi polutan CO dan UHC. Dengan katalis LaCrO3 efisiensi termal kompor gas dapat meningkat sebesar 22,5 % sementara itu reduksi emisi polutan UHC yang dicapai adalah sebesar 18,25 ppmv (reduksi 50,23 %) untuk C3 dan sebesar 12,65 ppm (32,66 %) untuk C4. Sayangnya penambahan top burner katalitik pada kompor gas belum dapat mereduksi emisi gas CO yang justru meningkat sebesar 13,09 ppm (29,08 %) dibandingkan dengan kompor konvensional selain itu juga meningkatkan konsentrasi emisi gas NOx, sebesar 4,5 ppmv (naik 128,6 %)."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T2932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembakaran katalitik ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif cara penurunan emisi polutan yang akan diikuti dengan peningkatan efisiensi pada kompor gas. Dalam penelitian ini, dilakukan sintesis lop burner katalitik dari bahan stainless sleet (AISI 301) yang dilapisi katalis LaCrO3 (komposisinya divariasikan) dengan metode pencelupan berulang sebanyak 2 kali. Selanjutnya dilakukan uji kinerja kompor gas katalitik dengan memvariasikan laju alir LPG (700, 900, 1100, dan 1300 m1/min), waktu pembakaran (menit ke- 2, 5, 10, 14, 15 dan 26), dan menggunakan port burner yang berbeda, yaitu burner bunsen yang dimodifikasi terbuat dari logam kuningan. dan penambahan top burner katalitik di atasnya. Analisis yang dilakukan rneliputi karakterisasi top burner berkatalis, suhu nyala, efisiensi termal, emisi CO, C02, NOx, dan hidrokarbon tidak terbakar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan top bumer berkatalis LaCr03 dengan loading sebesar 0.18-1.92% pada ketebalan lapisan coaling 16-20 J..lm, dan luas pennukaan sebesar 0.15-5.55 rn2/g menghasilkan emisi CO sebesar 49.29 ppmv (reduksi sebesar 0.76%), emisi NOx sebesar 19.71 ppmv (reduksi sebesar 1.45%), emisi hidrokarbon C3 dan C4 masing-masing sebesar 9.28 ppmv dan 20.01 ppmv (reduksi sebesar 3.36% dan 24.77%) dan C02 sebesar 148015.88 ppmv (naik sebesar 6.83%) dibanding bunsen dengan top burner tanpa katalis, serta…
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
01 Tja i-1
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Tjahjono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Syafrizal
"[ABSTRAK
Faktor emisi dan konsumsi bahan bakar tergantung pada berbagai faktor. Driving cycle merupakan perilaku lalu lintas dan merupakan reprsentasi berkendara dari suatu wilayah. Ada banyak standar driving cycle seperti metode Eropa driving cycle, Jepang Cycle, US-EPA, dll. Namun, driving cycle tersebut tidak dapat mewakili kondisi aktual Jakarta. Penelitian ini menjelaskan driving cycle yang diperoleh di Jakarta. Jakarta driving cycle adalah langkah pertama untuk menentukan emisi nyata untuk mengurangi polusi dan untuk mempengaruhi pilihan kendaraan di Jakarta. Faktor emisidigunakan untuk menentukan emisi gas buang di persimpangan Semanggi. Studi kasus persimpangan Semanggi dibahas. Aspek psikologis berkontribusi pada pemahaman tentang perilaku pemilik mobil untuk menggunakan bus rapid transit di Jakarta. Diskusi tentang The theory of planned behaviour (TPB) dan aspek psikologis dibuat untuk studi kasus ini. Penelitian ini juga menjelaskan model dinamis dari pengurangan emisi di sektor transportasi darat, studi kasus perempatan Semanggi di Jakarta. Sistem transportasi perkotaan adalah sistem yang kompleks dengan beberapa variabel, loop umpan balik, dan dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan. Model system dinamis yang diusulkan terdiri dari dua submodel: "Vehicle Fleet" dan "Perhitungan Emisi". Model ini berjalan dalam perangkat lunak Powersim Studio menggunakan data dari Indonesia Japan Economic Agreement Partenership (IJ-EPA) dan Kepolisian Republik Indonesia.;

ABSTRACT
Emission factors and fuel consumption depend on various factors. The driving cycle represents traffic behaviour and is representative of a given region. There are many standards of driving cycles such as the method of European Driving Cycle, Japan Cycle, US-EPA, India Cycle, etc. However, these driving cycles cannot represent the actual condition in Jakarta. This paper describes the driving cycle obtained in Jakarta. Jakarta?s Driving Cycle is the first step for determining real emissions in order to decrease pollution and to influence vehicle choice in Jakarta. Emissions factors are deduced and used to determine exhaust emissions in the Semanggi intersection. The case study of the Semanggi intersection is discussed. Psychological aspects contribute to the understanding of the behaviour of car owners to use bus rapid transit (BRT) in Jakarta. Discussion about TPB theory and psychological aspects are made for this case study. This paper describes a dynamic system model of emissions reduction in the land transport sector with the case study of the Semanggi intersection in Jakarta. The urban transportation system is a complex system with multiple variables, feedback loops, and is influenced by social, economic, and environmental factors. The proposed DS model consists of two submodels: ?Vehicle Fleet? and ?Emissions Calculation?. The model runs in Powersim Studio software using data from Indonesia Japan Economic Agreement Partenership (IJ-EPA) and the Traffic Management Centre of the Indonesia National Police Headquarters.
;Emission factors and fuel consumption depend on various factors. The driving cycle represents traffic behaviour and is representative of a given region. There are many standards of driving cycles such as the method of European Driving Cycle, Japan Cycle, US-EPA, India Cycle, etc. However, these driving cycles cannot represent the actual condition in Jakarta. This paper describes the driving cycle obtained in Jakarta. Jakarta?s Driving Cycle is the first step for determining real emissions in order to decrease pollution and to influence vehicle choice in Jakarta. Emissions factors are deduced and used to determine exhaust emissions in the Semanggi intersection. The case study of the Semanggi intersection is discussed. Psychological aspects contribute to the understanding of the behaviour of car owners to use bus rapid transit (BRT) in Jakarta. Discussion about TPB theory and psychological aspects are made for this case study. This paper describes a dynamic system model of emissions reduction in the land transport sector with the case study of the Semanggi intersection in Jakarta. The urban transportation system is a complex system with multiple variables, feedback loops, and is influenced by social, economic, and environmental factors. The proposed DS model consists of two submodels: ?Vehicle Fleet? and ?Emissions Calculation?. The model runs in Powersim Studio software using data from Indonesia Japan Economic Agreement Partenership (IJ-EPA) and the Traffic Management Centre of the Indonesia National Police Headquarters.
, Emission factors and fuel consumption depend on various factors. The driving cycle represents traffic behaviour and is representative of a given region. There are many standards of driving cycles such as the method of European Driving Cycle, Japan Cycle, US-EPA, India Cycle, etc. However, these driving cycles cannot represent the actual condition in Jakarta. This paper describes the driving cycle obtained in Jakarta. Jakarta’s Driving Cycle is the first step for determining real emissions in order to decrease pollution and to influence vehicle choice in Jakarta. Emissions factors are deduced and used to determine exhaust emissions in the Semanggi intersection. The case study of the Semanggi intersection is discussed. Psychological aspects contribute to the understanding of the behaviour of car owners to use bus rapid transit (BRT) in Jakarta. Discussion about TPB theory and psychological aspects are made for this case study. This paper describes a dynamic system model of emissions reduction in the land transport sector with the case study of the Semanggi intersection in Jakarta. The urban transportation system is a complex system with multiple variables, feedback loops, and is influenced by social, economic, and environmental factors. The proposed DS model consists of two submodels: “Vehicle Fleet” and “Emissions Calculation”. The model runs in Powersim Studio software using data from Indonesia Japan Economic Agreement Partenership (IJ-EPA) and the Traffic Management Centre of the Indonesia National Police Headquarters.
]"
2015
D2013
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cysca madona
"DKI Jakarta memiliki luas wilayah sekitar 650 km2 termasuk Kepulauan Seribu. Laju penambahan penduduknya sebesar 4,2% per tahun, sedangkan laju pertambahan kendaraannya mencapai 15% pertahun. Hal ini menyebabkan padatnya lalu Iintas dan mengakibatkan penurunan kualitas udara atau dengan kata lain tingkat pencemaran udara di Jakarta sudah mencapai tingkat yang membahayakan. Dari data yang tersedia diketahui bahwa hampir 100% gas CO, 90% HC dan 73,4% NOx yang tersebar di udara Jakarta berasal dari gas buang kendaraan bermotor. Untuk ini telah terdapat sejumlah upaya-upaya penurunan emisi gas buang kendaraan bermotor, seperti peniadaan timbal di dalam bensin, pengurangan penggunaan TEL di dalam bensin, pengembangan penggunaan bahan bakar alternatif selain bahan bakar fosil, serta serangkaian kebijakan pemerintah. Apapun bentuk upaya tersebut harus dilakukan secara sinambung dan sinkron, karena penurunan emisi tersebut tidak bisa dengan hanya menggunakan salah satu kebijakan saja. Faktor yang paling penting dan mendasar dalam hal ini adalah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai bahaya pencemaran udara sehingga akan menumbuhkan kesadaran masyarakat."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T21084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>