Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171685 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nindya Sani Widhyastuti
"Dinitrogen monoksida (N2O) yang diemisi dari berbagai proses industri dan aktivitas pertanian merupakan salah satu gas yang memberikan kontribusi tinggi dalam pemanasan global dan tergolong ke dalam kategori gas yang berbahaya. Reduksi gas N2O dilakukan menggunakan teknologi biofilter yang efektif dan efisien dalam mengontrol emisi udara. Zeolit Alam Lampung teraktivasi digunakan sebagai media filter karena memiliki porositas yang tinggi. Nitrobacter winogradskyi digunakan untuk mengoksidasi N2O menjadi gas yang tidak berbahaya. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengkaji pengaruh dari penambahan kultur bakteri terhadap reduksi gas dan untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimum dalam biofiltrasi dengan cara memvariasikan pH awal media, yaitu pH 4, 5, 6, 7, dan 8. Biofilter dioperasikan selama 24 jam dengan konsentrasi gas yang digunakan ialah 15000 ppm N2O dalam udara dan laju alir sebesar 88 cc/menit. Efisiensi reduksi tertinggi yang diperoleh sebesar 94,73%, yang dicapai pada variasi pH awal 7. Inokulasi bakteri ke dalam media filter menghasilkan 32,03% rata-rata efisiensi reduksi lebih tinggi daripada sistem tanpa inokulasi. TPC menunjukkan terjadi penurunan jumlah bakteri setelah biofiltrasi. SEM menunjukkan terjadi penebalan biofilm selama operasi. Isotermis Langmuir menghasilkan qm maksimum sebesar 2,873×10-3 g N2O/g zeolit pada pH awal 7 dan KL maksimum sebesar 1,709×10-3 m3/g pada variasi tanpa inokulasi mikroba. Isotermis Freundlich menghasilkan n dan Kf maksimum sebesar 5,625 dan 8,86×10-5 m3/g secara berurutan pada variasi tanpa inokulasi mikroba.

Nitrous oxide (N2O) which is emitted from various industrial process and agricultural activities is one of several gases that gives highest contribution in global warming and also categorized as a dangerous gas. Removal of N2O could be achieved by biofilter technology that is effective and efficient in controlling air emission. Activated Lampung Natural Zeolite was utilized as filter media because of its high porosity. Nitrobacter winogradskyi used to oxidize N2O into harmless gas. This research aims to study the effect of bacteria culture addition in biofiltration and determine the optimum operation condition by adjusting initial pH of media to pH 4, 5, 6, 7, and 8. Biofilter was operated for 24 hours with gas concentration was 15,000 ppm N2O in air and gas flow rate was maintained at 88 cc/minute. The maximum removal efficiency obtained was 94.73%, achieved at initial pH 7. Furthermore, inoculation bacteria into filter media yield 32.03% higher average of removal efficiency than system without inoculation. TPC showed decreasing amount of bacteria after biofiltration. SEM showed biofilms grow thicker during operation. Langmuir isotherm obtained maximum qm at initial pH 7 was 2.873×10-3 g N2O/g zeolit and maximum KL at system without bacteria inoculation was 1.709×10-3 m3/g. Freundlich isotherm obtained maximum n and Kf were 5.625 and 8.86×10-5 m3/g respectively at system without bacteria inoculation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43217
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhafizah Putri
"Gas dinitrogen monoksida (N2O) atau yang dikenal dengan sebutan gas tawa merupakan gas rumah kaca terbanyak keempat di atmosfer, namun gas ini memberi kontribusi terbesar pada pemanasan global. Dalam rangka mengurangi emisi gas NOx yang berbahaya bagi lingkungan, diperlukan suatu cara untuk mereduksi gas tersebut dari udara.Teknologi biofilter merupakan suatu teknologi yang sangat efektif dan efisien dalam mengontrol emisi udara, ramah lingkungan, dan hanya membutuhkan biaya operasional yang murah. Pada penelitian ini digunakan peralatan sederhana dalam skala laboratorium yang dioperasikan selama 24 jam dengan laju alir gas 88 cc/menit. Medium filter yang digunakan berupa zeolit alam Lampung teraktivasi yang diinokulasi oleh Nitrobacter winogradskyi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja biofiltrasi oleh medium zeolit alam teraktivasi dan pengaruh konsentrasi larutan nutrisi sintetik terhadap kinerja biofiltrasi dengan memvariasikan %berat jumlah nutrisi dan pelarut yang digunakan dalam nutrisi sintetik agar diproleh kondisi optimum. Efisiensi tertinggi dihasilkan oleh proses biofiltrasi pada variasi konsentrasi larutan 0,31% berat wt/wt yaitu sebesar 61,5%. Proses biofiltrasi dengan penambahan bakteri menghasilkan efisiensi reduksi rata-rata lebih besar 28% dibandingkan biofiltrasi tanpa bakteri.

Nitrogen oxide (N2O) or known as laughing gas is the fourth largest greenhouse gases in the atmosphere, but it gives the biggest contribution to global warming. So, in order to reduce N2O emissions that are harmful to the environment, we need a technology to reduce these gases from the air. Biofilter technology is a technology that very effective and efficient in controlling air emission and environmentally friendly. This research used simple laboratory scale equipment that operated for 24 hours with gas flow rate measured at 88 cc/min. Zeolite Lampung that inoculated by Nitrobacter winogradskyi is a filter that used in this research.
This research aims to study ability of zeolite and the effect of nutrient solution's concentration on the performance of biofiltration by varying the %weight of total nutrient and solution in synthetic nutrients solution in order to get optimum condition. The highest efficiency obtained at variation 0,31% weight wt/wt that is equal to 61, 6%. Biofiltration process with the addition of the bacteria produce an average reduction efficiency 28% greater than biofiltration without bacteria.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43281
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Laili Purnamasari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh konsentrasi larutan nutrisi sintetik terhadap efisiensi reduksi N2O dan pertumbuhan mikroba pada medium filter sebelum dan sesudah proses biofiltrasi. Efisiensi reduksi N2O dianalisis menggunakan GC dan hasil kualitatif mikroorganisme dianalisis dengan metode TPC. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi reduksi tertinggi untuk variasi konsentrasi larutan nutrisi sintetik adalah pada konsentrasi 0,31% yaitu sebesar 85,58% dan jumlah mikroorganisme sebelum dan setelah biofiltrasi tetap. Estimasi parameter dengan persamaan adsorpsi Langmuir menunjukkan bahwa KL maksimum terjadi pada konsentrasi 0,21% yaitu 7,18.10-4 m3/g sedangkan qm maksimum terjadi pada biofiltrasi tanpa mikroba yaitu sebesar 0,3512 g N2O g-1. Sementara itu pada estimasi parameter dengan persamaan Freundlich menunjukkan nilai n tertinggi terjadi pada konsentrasi 0,21% yaitu 3,6531. Sedangkan nilai Kf tertinggi terjadi pada biofiltrasi tanpa mikroba yaitu sebesar 2,918.107 m3/g.

This research was conducted for evaluation influence of concentration for synthetic nutrient solution to N2O reduction efficiency and microorganisms growth at medium filter before and after biofiltration. N2O reduction efficiency was analyzed using GC and qualitative results of the microorganisms were analyzed by the method of TPC. The result showed that the highest removal efficiency of N2O at concentration 0,31% which equal 85,58% and the number of microorganisms before and after biofiltration are steady. Estimated parameter with Langmuir adsorption equation shows that the maximum value of KL occur at concentration 0,21% which equal 7,18.10-4 m3/g and the maximum value of qm occur at biofiltration without microoganisms which equal 0,3512 g N2O/g. Whereas estimated parameter with Freundlich adsorption equation shows that the maximum value of n occur at concentration 0,21% which equal 3,6531 and the maximum value of Kf occur at biofiltration without microorganims which equal 2,918.107m3/g."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43192
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Sani Widhyastuti
"Dinitrogen monoksida (N2O) merupakan salah satu gas berkontribusi tinggi dalam pemanasan global dan dikategorikan sebagai gas yang berbahaya. Reduksi gas N2O dilakukan menggunakan teknologi biofilter yang efektif dan efisien dalam mengontrol emisi udara. Zeolit Alam Lampung teraktivasi digunakan sebagai media biofiltrasi karena memiliki porositas yang tinggi. Karbon aktif digunakan sebagai media biofiltrasi memiliki luas permukaan yang besar dan daya serap yang tinggi. Nitrobacter winogradskyi digunakan untuk mengoksidasi N2O menjadi N2 yang tidak berbahaya.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengkaji kemampuan Zeolit Alam Lampung teraktivasi dan Karbon Aktif sebagai media biofiltrasi. Biofilter dioperasikan selama 24 jam dengan konsentrasi gas yang digunakan ialah 15000 ppm N2O dalam udara dan laju alir sebesar 88 cc/menit.
Berdasarkan analisis GC, BET, dan TPC, karbon aktif berperan lebih baik sebagai media biofiltrasi daripada zeolit alam. Kinerja dari sistem biofilter ini dipengaruhi oleh laju degradasi maksimum, kemampuan mikroba dalam mendegradasi polutan, serta kemampuan biofilm dalam mengikat polutan.

Nitrous oxide (N2O) is one of several gases that gives highest contribution in global warming and also categorized as a dangerous gas. Removal of N2O could be achieved by biofilter technology that is effective and efficient in controlling air emission. Activated Lampung Natural Zeolite was utilized as biofiltration media because of its high porosity. Activated Carbon was utilized as biofiltration media due to wide surface area and high adsorption. Nitrobacter winogradskyi used to oxidize N2O into harmless N2.
This research aims to study Lampung Natural Zeolite and Activated Carbon performance as biofiltration media. Biofilter was operated for 24 hours with gas concentration was 15000 ppm N2O in air and gas flow rate was maintained at 88 cc/minute.
Based on GC, BET, and TPC analysis, activated carbon plays better role as biofiltration media than natural zeolite. Performance of this biofilter system affected by maximum degradation rate, microbes ability in degrading pollutant, and biofilm ability in binding pollutant.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qurrota A`Yuni
"Gas dinitrogen monoksida (N2O)merupakan salah satu gas polutan yang berkontribusi besar terhadap pemanasan global dampak gas rumah kaca.Metode biofilter digunakan sebagai salah satu alternatif pengolahan gas buang secara biologis. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh variasi pH awal media terhadap reduksi gas N2O dan pertumbuhan mikroba dalam media filter. Penelitian ini menggunakan peralatan berskala laboratorium pada proses biofiltrasi gas N2O oleh mikroorganisme Nitrobacter winogradskyi menggunakan media filter berupa karbon aktif. Penelitian dilakukan dengan laju alir N2O sebesar 88 cc/menit dengan sistem batch selama 24 jam. Analisa biofiltrasi dilakukan terhadap efisiensi reduksi gas N2O menggunakan Gas Chromatography (GC). RE (Removal Efficiency) paling baik dicapai pada pH awal media 7 sebesar 93,8%. Penghitungan koloni mikroba dilakukan dengan metode TPC(Total Plate Count) dan SEM (Scanning Electron Microscope). Koloni mikroba paling sedikit berkurang pada pH awal media 7 setelah biofilter dibandingkan variasi pH lainnya.Proses biosorpsi karbon aktif memiliki kemampuan reduksi N2O yang lebih baik dibandingkan dengan proses adsorpsi.Kemampuan adsorpsi karbon aktif sebagai medium filter dengan dan tanpa adanya bakteri pendegradasi direpsentasikan dengan persamaan Langmuir dan Freundlich. Peforma biofiltrasi dalam mereduksi gas N2O hasilnya baik dilakukan dengan menggunakan media filter karbon aktif maupun dengan zeolit alam.

Dinitrogen monoxide gas (N2O) is one of the pollutant gases tahta contribute greatly to global warming effect greenhouse gases. Biofilter method used as an alternative biological waste gas treatment. This study was conducted to evaluated the effect of variation initial medium pH of N2O gas reduction and growth of microba in filter medium. This study used a laboratory-scale equipment to process N2O gas biofiltration use activated carbon as filter medium inoculated by microorganism N. winogradskyi. The study was conducted with N2O flow rate of 88cc/min with a batch system for 24 hours. Biofiltration analysis conducucted on the removal efficiency (RE) of N2O gas using GC (Gas Chromatography). Biofiltrasi analysis conducted on the efficiency of the reduction of N2O gas using Gas Chromatography (GC). RE (Removal Efficiency) is best achieved at pH 7 for 93.8% of the initial media. Microbial colony counting was conducted by TPC (Total Plate Count) and SEM (Scanning Electron Microscope). Microbial colonies at least reduced at pH 7 after the initial medium biofilter compared other pH variations. Biosorpsi process of activated carbon has the ability to better N2O reduction compared with the adsorption process. Adsorption capacity of activated carbon as filter medium with and without degrading bacteria repsented with Langmuir and Freundlich equations.Overall both of biofiltration N2O gas using activated carbon and natural zeolite, has a good capability as filter medium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43200
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mei Linda
"Biofiltrasi skala laboratorium dilaksanakan dengan tujuan untuk mengevaluasi pengaruh kedalaman medium filter dan waktu inkubasi dengan larutan nutrisi sintetik terhadap efisiensi reduksi N2O dan pertumbuhan mikroorganisme di dalam kompos berbasis kotoran kambing. Selain itu, diteliti juga pengaruh perubahan sifat fisis medium sebelum dan setelah biofiltrasi terhadap profil efisiensi reduksi yang dihasilkan. Penelitian dilakukan pada laju alir konstan sebesar 88 cc/menit dengan sistem aliran batch selama 12 jam. Efisiensi reduksi N2O terbaik dicapai sebesar 78,63% oleh kompos kedalaman 100 cm, dan 100% dengan sifat fisis paling stabil untuk kompos yang diinkubasikan selama 131 jam. Hasil kualitatif dan kuantitatif mikroorganisme di dalam kompos dengan uji SEM dan TPC menunjukkan bahwa kompos yang diinkubasi memiliki jumlah mikroorganisme terbanyak, disusul oleh kompos kering yang digunakan untuk biofiltrasi pada variasi kedalaman dan kompos awal.

A laboratory-scale biofiltration was conducted to evaluate the effects of depth and incubation length by synthetic nutrition of goat-manure base bulk compost on the removal efficiency of N2O and the growth of microorganisms in the compost. Change of medium properties before and after biofiltration and the effects to reduction efficiency profile were also examined. Research was carried out at constant flow rate of 88 cc/min using batch flow system for 12 hours. The highest N2O removal efficiency is obtained at 78,63% for 100 cm-depth and 100% with the most stable physical properties for 131 hour-incubation time. Qualitative and quantitative observation of microorganisms in the compost observed by SEM and TPC showed the incubed compost had the most quantity of microorganisms, followed by dry compost used in depth variation and the initial compost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51681
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Septiyanto
"Mikrofiltrasi merupakan salah satu proses alternatif dalam pengolahan air. Proses ini sangat efektif untuk memisahkan partikel padat berukuran mikro yang terkandung di dalam air. Akan tetapi, penerapan proses ini dalam pengolahan air sering menghadapi kendala teknis berupa terjadinya fouling yang disebabkan oleh material berukuran koloid. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini maka proses mikrofiltrasi dalam pengolahan air minum harus dipadukan dengan proses pralakuan yang salah satunya adalah koagulasi.
Suhu dan pH merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses koagulasi. Kedua variabel ini divariasikan untuk mendapatkan kondisi suhu dan pH yang optimum untuk tahap pralakuan koagulasi dalam proses pengolahan air dengan metode mikrofiltrasi. Variasi suhu yang dilakukan adalah suhu 30,40, dan 50°C, sedangkan untuk variasi pH yang dilakukan adalah pH 5, 7 dan 9.
Air umpan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air sungai Ciliwung yang mengalir di Cililitan Kecil, Jakarta Timur. Parameter yang diukur untuk menentukan kualitas umpan dan air hasil olahan adalah TDS (Total Dissolve Solid), dan COD (Chemical Oxygen Demand).
Dengan meningkatnya suhu, efektifitas koagulasi meningkat, namun jika suhu optimum telah tercapai, peningkatan suhu selanjutnya akan menurunkan efektifitas koagulasi. Sedangkan dengan meningkatnya besar pH umpan, maka efektifitas koagulasi akan turun.
Persen efektifitas koagulasi yang diperoleh untuk variasi suhu 30, 40 dan 50° C adalah 16,87 %, 31,25 % dan 23,53 % untuk basis TDS, serta 28 %, 41,17 % dan 26,47 % untuk basis COD. Sedangkan untuk variasi PH pada suhu 40°C untuk pH 5,7 dan 9, persen efektifitas koagulasi yang diperoleh adalah 61,53 %, 60,76 % dan 50 % untuk basis TDS, serta 44,44 %, 31,42 %, dan 25 % untuk basis COD.
Kondisi optimum untuk proses koagulasi yang diperoleh adalah pada suhu 40qC dan pH 5. Untuk jam operasi mikroiiitrasi ke 1, 2, 3 dan 4, fiuks permeat yang dihasilkan adalah 0,0238, 0,0216, 0,0l97, dan 0,0192 m3/m2.jam. Sedangkan persen rejeksi yang dihasilkan adalah 41,304 %, 43,478 %, 50 % serta 56,52 % untuk basis TDS. Sedangkan untuk basis COD, persen rejeksi yang diperoleh 115,67 %, 27,7 %, 33,3 % dan38,9 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Fathul Karamah
"Membran mikrofiltrasi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengolahan air bersih. Namun teknologi ini rentan terhadap pengotoran/fouling oleh partikel dalam air limbah yang berupa koloid yang mengakibatkan kinerja dan selektivitas dari membran dapat berkurang. Salah satu proses untuk mengurangi laju pengotoran dalam membran adalah proses koagulasi. Suhu dan pH merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses koagulasi. Variasi suhu yang dilakukan adalah suhu 30, 40 dan 50o C, sedangkan variasi pHnya adalah 5, 7 dan 9. Hasil menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk tahapan koagulasi yang diperoleh adalah pada suhu 40oC dan pH = 5. Dengan bantuan tahapan koagulasi ini maka hasil yang diperoleh dalam proses pengolahan air menggunakan teknologi membran diantaranya fluks permeat tertinggi yang diperoleh mencapai 0,0238 m 3/m2. Jam dan persen rejeksi untuk TDS sebesar 56,52 % sedangkan persen rejeksi untuk COD sebesar 38,9 %.

Microfiltration membrane are widely used in wastewater treatment. However, it is subjected to fouling that is caused by colloid particles in the wastewater. This fouling can affect the performance and selectivity of membrane. To reduce the fouling rate on membrane, pretreatment process is usually used, such as coagulation. Temperature and pH are two factors that affect the coagulation process. Variation of temperature is conducted at 30, 40 and 50oC, while the variation of pH is at 5, 7 and 9. The result shows that the optimum condition for coagulation process is at 40oC and pH of 5. With this coagulation process, the result of water treatment process using membrane technology reaches the highest performances with value of permeate flux is 0,0238 m 3/m2.hour and the % Rejection for TDS is 56,52 % and also % Rejection for COD is 38,9%."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Pamungkas
"
Banyak korban sulit menyelamatkan diri ketika teijadi kebakaran karena terhalang asap dan tewas akibat menghirup gas berbahaya dan beracun seperti CO. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah Zeolit Alam Bayah mumi dan aktivasi dapat menjernihkan asap dan mengurangi kadar CO. Zeolit Bayah diaktivasi dengan dengan cara direndam dan diaduk dalam larutan HF 2%, HC1 6M, dan NH4CI 0,1M. Setelah itu dikalsinasi dengan suhu 500°C. Hasil uji XRF menunjukkan rasio Si/Al meningkat dari 5,25 menjadi 10,11 setelah aktivasi, sedangkan hasil uji BET menunjukkan luas permukaan meningkat dari 20,32 m2/gr menjadi 83,15 m2/gr. Daya adsorpsi Zeolit Bayah aktivasi lebih baik, dengan ukuran 74 - 53 pm sebanyak 3 gr nilai A20 berturut-turut untuk titik 1, titik 2, dan titik 3 sebesar 21%, 19%, dan 19%, dengan ukuran < 37 pm sebanyak 3 gr menurunkan rasio CO selama 20 menit menjadi 0,1."
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hadi Purnama
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S50826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>