Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46900 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tsabitah Alaa Minhaajinubuwwah, auhor
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Rivanol Chadry
"Sepeda lipat merupakan sarana transportasi alternatife yang mudah dibawa-bawa dan disimpan dengan volume ruang yang kecil. Dengan kondisi tersebut diperlukan penelitian dalam pengembangan sepeda lipat guna mendapatkan sepeda lipat yang handal, kuat, ringan dan efisien. Pengembangan dan penelitian yang dilakukan meliputi analisa perhitungan kekuatan sepeda lipat dengan mempertimbangkan kondisi dinamis yang ekstrem pada saat bersepeda.
Perhitungan kekuatan terhadap sepeda lipat dengan melakukan pemodelan matematis pada jalan berlubang akan menghasilkan efek gaya maksimum terhadap konstruksi sepeda lipat.
Pengujian pada awal desain menggunakan software MSC. Visual Nastran dengan pemodelan sepeda lipat yang bergerak pada kondisi jalan jumping dan bergelombang. Pengujian menghasilkan grafik perubahan tegangan, regangan dan defleksi selama pergerakan sepeda lipat pada kedua kondisi pemodelan tersebut.
Berdasarkan grafik yang dihasilkan dengan menggunakan bahan AISI 1020 pada bahan konstruksi rangka sepeda, tegangan maksimum ( s) yang terjadi adalah 18.6 N/mm² dan faktor redaman ( x ) adalah 0.15915.
Dengan pertimbangan analisa kekuatan dan pengujian dinamis pada konsep awal desain, diharapkan ketika mengimplementasikan pada sepeda lipat yang sebenarnya akan disesuaikan dengan tujuan yang diharapkan yaitu kuat dan ringan.

Folding Bike is represent the alternative transportation in easy to portable and easy to kept with the small room volume. With the condition needed by new research design in folding bike development to utilize to get the folding bike reliable, strong, efficient and light. Development and research conducted cover the analysis calculation strength of folding bike by considering dynamic condition which exstrem at the time of cycling.
The strength calculation to folding bike by modelling mathematical at holey road street will yield the maximum style effect to construction folding bike.
Examination in the early design to use the software MSC. Visual Nastran by modelling is folding bike which is the move at condition of street are jumping and surging. Examination yield the graph of tension change, strain and deflection of during folding bike movement fold at both the condition modelling. Pursuant to result are graph yield by using materials AISI 1020 at construction materials the folding bike, maximum tension (s) that happened is 18.6 N / mm² and damping factor ( x ) is 0.15915.
With the consideration analyses strength and the dynamic examination at concept of early design, expected when implementation at folding bike which in fact will be adapted by a target expected that is strength and light."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23360
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuala Lumpur: Bahagian Dayacipta (Yunit REkacorak) Perbadanan Kemajuan Kraftangan Malaysia, [date of publication not identified]
R 740.959 5 MAL m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Buanergis Muryono
Jakarta : Pusaka Utama Grafitti, 1997
701 BUA m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Kurniawati
"Penulisan skripsi ini bertujuan hendak membuktikan bahwa Die Judenbuche karya Annette von Droste-Hulshoff adalah sebuah karya sastra beraliran Biedermeier yang berbeda dengan karya-karya sastra beraliran Biedermeier pada umumnya. Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode penelitian kepustakaan dengan pendekatan intrinsik dan biografis. Hasilnya menunjukan bahwa dilihat dari segi kuantitas unsur Romantik dalam Die Judenbuche sangat menonjol. Hampir semua unsur Romantik terdapat di dalamnya. Begitu pula bila dilihat dari sudut kualitas, unsur Romantik, maksudnya di sini adalah peristiwa mistik, memegang peranan yang sangat penting. Tanpa peristiwa mistik cerita dalam Die Judenbuche tidak dapat dimengerti. Dapat disimpulkan, Die Judenbuche adalah sebuah karya beraliran Biedermeier yang berbeda dengan karya-karya sastra beraliran Biedermeier pada umumnya. Karya sastra beraliran Biedermeier pada umumnya mempunyai unsur Realisme, sedangkan Die Judenbuche mempunyai unsur utama Romantik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This article explains the process of recording At Jack's One Studio for two traditional Batak songs entitled O Tao Toba and Samosir Pulo by Nahum Situmorang . There are several stages that are applied by Jack's One Studio's intructors in recording acoustic instrumental music during the recording process, namely: composing, arranging, recording, mixing, and mastering. The purpose of the study is not only focused in the matter of description, but it is also conducted in order to find out and to observe the concepts and applications within a process of recording using computer program music especially for acoustic instrumental."
MUDRA 31:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Okky Novianto
" ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang partisipasi dari fans yang berujung kepada berkembangnya industri anime Seperti yang diketahui fans awalnya sering disebut hanya sebagai seorang konsumen yang pasif namun pada perkembangannya fans sekarang berubah menjadi konsumen yang aktif mereka tidak lagi hanya mengonsumsi produk media saja namun juga ikut turut berperan didalam perkembangan industri anime Mereka sendiri tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan seperti membuat doujinshi ataupun fansub ternyata dapat membawa dampak yang positif bagi perkembangan industri anime secara global Dalam jurnal ini penulis menggunakan penelitian deskriptif dengan metode kepustakaan didalam menjelaskan hubungan diantara fans dari anime dengan industrinya terutama mengenai budaya partisipasi dari para fans yang ikut berkontribusi didalam perkembangan industri anime

ABSTRACT
This paper will discuss about the participation that fan gives to the development of anime industry As we know in the first fan is just a passive consumer but in nowdays fan has been changed into more active they are not merely consume the media product but now they are also participating in the development of anime industry They didnt realize that what they do like making doujinshi or fansub are making positive impacts globally In this paper the researcher use descriptive research to describe the relation between anime fan with the industry especially about participation culture from fans that contribute to the development of anime industry
"
[, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cons. Tri Handoko
"Tulisan ini menjabarkan tentang perkembangan tato ditinjau dari aspek motif, makna, maupun fungsinya di kalangan narapidana di Yogyakarta sejak tahun 1950an. Narasumber adalah narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Yogyakarta, mantan narapidana, dan seniman tato yang memahami seluk beluk perkembangan tato menato di Yogyakarta. Motif tato di kalangan narapidana meliputi tumbuhan, binatang, potret manusia, horor, tato tribal, ikon hati, tipografi, biohazard dan biomechanical, juga alam benda. Tampilan motif tato ada dua, yaitu berdiri sendiri dan perpaduan beberapa motif. Setiap motif mempunyai makna tertentu. Teknis menatonya menggunakan peralatan sederhana berupa benang, jarum, dan norit (merek obat sakit
perut) dan mesin tato mekanik. Tato dan kegiatan menato di kalangan narapidana mempunyai dua fungsi utama yaitu pribadi dan sosial. Fungsi pribadi berkaitan dengan tato sebagai karya seni. Dalam batasan ini, tato berfungsi sebagai ekspresi pengalaman hidup yang berfungsi juga sebagai
pengingat akan peristiwa tertentu dan hiasan tubuh, sebagai eksp resi religiositas, terapi dan relaksasi, jimat, daya tarik seks, keamanan diri, serta untuk menutupi luka atau tato yang dianggap tidak bagus. Fungsi pribadi lainnya adalah sebagai pendapatan bagi narapidana yang mampu menato. Fungsi sosial tato adalah lambang kelompok, sarana sosialisasi dan menumbuhkan rasa percaya diri individu dalam kelompok, baik di dalam maupun di luar Lembaga Pemasyarakatan.

Abstract
This article describes about the developments of the motif s, meaning, and functions of the tattoo among the convicts and detainees in Yogyakarta since 1950s. The research respondents were the convicts and de
tainees in the Socialization Institution of Class IIA Yogyakarta, ex-c
onvicts, and tattoo artists who understood about the developments of tattooing in Yogyakarta. The Motifs of tattoo among the convicts and deta inees were flora, fauna, people portraits, horror, tribal tattoo, heart iconics, typography, biohazard and biomechanical, also still life. There were two appearances of the motif, standed alone and mix motifs. Each motif had particular meaning. The tattoing technique used simple equipment as
wool, needle, and norit (a brand of stomach-ache medicine) and mechanical tattoo machine. Tattoo and tattooing activities among the convicts consist of two major functions, in dividual and social. As indivi dual function, tattoo is an artwork. In this term, tattoo has a function as the expression of experiences, included as a reminder of specific experiences and body decoration. Others as a religious expression, therapy and relaxation, talisman, sex appeal, self-protection and to cover up the wounds and other tattoo which were not good. Another individual function was job
opportunity for anyone who had ability in tattoing. The social function of tattoo was as a group symbol, a medium of socialization and enhancing individual self-confidence in the group either inside or outside the Socialization Institution."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas Kristen Petra. Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra. Fakultas Seni dan Desain], 2010
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Sabri
"Gambar cadas motif perahu merupakan salah satu bukti yang dapat merepresentasikan kehidupan masyarakat pada masa lampau terutama masyarakat berorientasi maritim. Gambar tersebut telah ditemukan di sejumlah wilayah di Indonesia, tak terkecuali di wilayah Pegunungan Karst Matarombeo, Kabupaten Konawe Utara. Penelitian ini berupaya melihat bagaimana representasi dimensi sosial yang ditampilkan dalam konteks motif perahu di wilayah tersebut. Penelitian ini menerapkan teori ideologi yang diungkapkan oleh Althusser serta menggunakan model analisis yang diungkapkan oleh Johan Ling. Penelitian ini menggunakan empat tahapan sebagaimana yang diungkapkan Sharer dan Ashmore yang terdiri atas: pengumpulan data, pengolahan data, analisis data serta interpretasi data. Hasil penelitian ini menemukan sebanyak 9 situs gua dengan jumlah panel perahu sebanyak 64 panel yang menggambarkan 168 motif perahu. Dari keseluruhan panel, 16 panel ditemukan Gua Ladori, dua panel di Gua Watu Tinuda, dua panel di Gua Songkonuai, dua panel di Gua Tengkorak 5, 17 panel di Gua Tengkorak 6, 10 panel di Gua Wonuampue 2, enam panel di Gua Wita Teresa, lima panel di Gua Komapo Wulu 2 dan empat panel ditemukan di Gua Pondoa. Dari klasifikasi bentuk perahu, ditemukan enam tipe motif perahu yakni: Tipe A, berupa motif perahu sederhana tanpa linggi bercabang dan hiasan (35 motif), Tipe B, perahu dengan salah satu linggi bercabang (60 motif), Tipe C, perahu dengan salah satu linggi bercabang dan linggi lainnya berhias (60 motif), Tipe D, perahu bercadik (enam motif), Tipe E, perahu dengan layar (satu motif) dan Tipe F, perahu yang mengalami kerusakan (enam motif). Lebih lanjut, penelitian ini menemukan bahwa gambar cadas perahu di wilayah tersebut menggambarkan tiga jenis dimensi sosial yakni penggambaran lingkungan dan tindakan sosial, posisi sosial, dan fitur ikonik. Adapun ketiga bentuk gambar tersebut cenderung ditemukan secara bersamaan dalam sebuah panel gambar perahu. Diketahui pula bahwa panel yang menggambarkan ketiga dimensi sosial dalam sebuah panel secara umum menggambarkan perahu Tipe C dan B yang cenderung lebih raya dan bervariasi. Dengan demikian, gambar-gambar yang ditemukan dapat dianggap menggambarkan realitas yang nyata serta imajiner dari ideologi dari pembuatnya.

Rock art with boat motifs is one of the evidences that can represent the life of society in the past, especially maritime-oriented society. The image has been found in several regions in Indonesia, including in the Matarombeo Karst Mountains, North Konawe Regency. This study attempts to see how the representation of the social dimension is displayed in the context of boat motifs in the region. This study applies the ideology theory expressed by Althusser and uses the analysis model expressed by Johan Ling. This study uses four stages method expressed by Sharer and Ashmore, consisting of: data collection, data processing, data analysis and data interpretation. This study found 9 cave sites with a total of 64 boat panels depicting 168 boat motifs. Of the total panels, 16 panels were found in Ladori Cave, two panels in Watu Tinuda Cave, two panels in Songkonuai Cave, two panels in Tengkorak 5 Cave, 17 panels in Tengkorak 6 Cave 6, 10 panels in Wonuampue Cave 2, six panels in Wita Teresa Cave, five panels in Komapo Wulu Cave 2 and four panels were found in Pondoa Cave. From the classification of boat shapes, six types of boat motifs were found, namely: Type A, in the form of simple boat motif without branching linggi and decoration (35 motifs), Type B, boat with one branching linggi (60 motifs), Type C, boat with one branching linggi and the other decorated (60 motifs), Type D, an outrigger boat (six motifs), Type E, a boat with sails (one motif) and Type F, damaged boat (six motifs). Furthermore, this study found that the rock art of boats in the area depict three types of social dimensions, namely depictions of the environment and social actions, social positions, and iconic features. The three forms of images tend to be found together in a boat image panel. It is also known that panels depicting the three social dimensions in a panel generally depict boat Types C and B which tend to be more extensive and varied. Thus, the images found can be considered to depict the real and imaginary reality of the ideology of the maker."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eric Pradana Putra
"Penelitian terbaru di wilayah Sumatra berhasil menemukan gambar cadas pada beberapa gua dan ceruk di
wilayah karst Bukit Bulan, Sarolangun, Jambi. Pada wilayah ini gambar cadas bermotif manusia cukup banyak
ditemukan dalam bentuk dan gaya yang beragam. Penelitian ini membahas variasi motif manusia yang ditemukan
pada sembilan gua di Situs Bukit Bulan melalui analisis atribut-atribut yang melekat. Selanjutnya, motif manusia
dibandingkan dengan motif sejenis dari situs-situs di Sumatra Barat dan Lembah Lenggong, Malaysia. Perbandingan
tersebut dilakukan atas pertimbangan kedekatan lokasi dan latar belakang budaya pada ketiga wilayah tersebut. Selain
itu, bentuk dan warna motif juga relatif serupa, sehingga memunculkan dugaan bahwa kronologi gambar cadas dengan
motif spesifik berupa manusia berasal dari masa yang sama. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan mengenai variasi
bentuk dan karakteristik penggambaran motif manusia di Situs Bukit Bulan, termasuk kronologi relatifnya, sehingga
dapat diletakkan dalam konteks kebudayaan gambar cadas di Indonesia

Recent research in Sumatra has succeeded in finding rock art in several caves and niches in the Bukit Bulan
karst area, Sarolangun, Jambi. In this region, rock art with human motifs is present in many shapes and styles. This
research discusses the variation of human motifs found in nine caves at the Bukit Bulan region through an analysis of
the inherent attributes. Furthermore, the human motif were compared with similar motifs from West Sumatra and
Lenggong Valley, Malaysia. The comparisons are made based on the consideration of the proximity of the locations
and cultural backgrounds. In addition, the shape and color of the motifs of these three regions are relatively similar,
leading to the supposition that the chronology of rock art with specific motifs of humans comes from the same period.
This research resulted in conclusions about the shape variation and characteristics of human motifs representation at
the Bukit Bulan Region, including relative chronology, to associate their context in Indonesian rock art
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>