Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138551 dokumen yang sesuai dengan query
cover
N. Jenny M.T. Hardjatno
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Soesmoyo
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Soesmoyo
"Bahasa Rusia modern adalah bahasa Rusia yang di_gunakan pada tahun tujuh puluhan - delapan puluhan abad KK. (Rozental, 1984:9). Dalam arti luas, yang disebut bahasa Rusia Modern pada mulanya adalah bahasa Rusia yang digunakan pada periode Pushkin sampai dengan periode Gorki. Kemudian pada masa Lenin, jangkauan periodesasinya diperluas menjadi dari periode Pushkin sampai saat sekarang. Dalam suatu negara yang secara sosial beraneka ragam, biasanya timbul masalah kebahasaan. Negara Uni Republik-republik Soviet Sosialis (selanjutnya disebut Uni Soviet) adalah negara yang penduduknya terdiri dari keanekaan etnis dan budaya. Karena itu, diperlukan alat komunikasi yang dapat digunakan untuk berkomunikasi, baik untuk pergaulan dan kerja sama antar sesama warga, maupun untuk keperluan komunikasi resmi kenegaraan. Untuk keper_luan itu, pemerintah Uni Soviet telah menetapkan bahasa Rusia modern sebagai bahasa resmi kenegaraan. Dengan kata lain, secara politis bahasa Rusia modern adalah bahasa nasional dan bahasa resmi negara Uni Soviet_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S15103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Rany
"ABSTRAK
Aspek dan kala adalah konsep semantik gramatika verba yang berkaitan dengan masalah waktu kebahasaan. Verba dalam bahasa Arab yang berkaitan dengan masalah waktu kebahasaan terbagi menjadi dua, yaitu verba ma:d_zi dan verba mud_za:ri__. Kedua bentuk verba tersebut ternyata tidak hanya mengandung makna keaspekan saja, tetapi juga makna kekalaan. Verba ma:d_zi mengandung aspek perfektif dan sekaligus memiliki makna kala lampau, sedangkan verba mud_za:ri__ mengungkapkan aspek imperfektif yang berkala kini. Meskipun kategori gramatika verba berkala mendatang tidak terdapat dalam bahasa Arab, namun konsep waktu kebahasaan mendatang dalam bahasa Arab tetap ada. Waktu kebahasaan yang universal biasanya dibagi menjadi tiga, lampau, kini, dan mendatang. Selain menggunakan verba ma:d_zi sebagai pengungkap waktu lampau, bahasa Arab juga memiliki verba bantu ka:na, partikel qad dan laqad untuk mengungkapkannya.Waktu kini diungkapkan dengan verba mud_za:ri__ . Konsep makna waktu kebahasaan mendatang diungkapkan dengan menambahkan partikel sawfa atau prefiks sa-.

Abstract
Aspect and tense are the concept of semantical grammar verb which relate with time. Verb in Arabic language which relates with tense is divided into two kinds, ma:d_zi verb and mud_za:ri__ verb. Both of those two kinds of verb do not only contain aspectuality but also times. Ma:d_zi verb contains perfective aspect and also past tense. In the other side, mud_za:ri__ verb is expressing imperfective aspect with present tense. Although there is no grammar category for future tense in Arabic language, but the concept of future tense exists. Generally, the universal time is divided into three kinds: past, present, and future. Besides using ma:d_zi verb to express the past time, the ka:na auxiliary verb, qad, or laqad particle are also used in Arabic language. Present time is expressed by using mud_za:ri__ verb, and the concept of future time is expressed by adding sawfa particle or sa- as prefix."
2010
S13267
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teti Koriati
"Penelitian mengenai kala, aspek, dan modus masih menjadi penelitian yang diperdebatkan di Jepang. Pada tahun 1998, Hasegawa membahas tentang kontroversi pendapat para linguis Jepang tentang kala dan aspek dalam bahasa Jepang.

Research on Tense, Aspect and Mood is still a controversial issue in Japan. In 1998, Hasegawa discussed about controversial opinion among Japanese linguists about tense and aspect in Japanese language.This research focus on tense, aspect, mood in Japanese language containing morfem -ta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T36251
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Melani Supardi
"Skripsi ini bertujuan untuk membedakan maksud kegiatan predikat verba modus indikatif dan predikat verba modus impe_ratif dalam kalimat tunggal bahasa Rusia. Dalam bahasa Rusia modus predikat memiliki maksud dan makna modalitas yang berbe_da. Untuk mencari bata5an yang jelas antara modus indikatif dan imperatif predikat verba dari kaidah-kaidah yang berlaku, pemulis menggunakan data tertulis bahasa Rusia dari karya sastra Puskin berbentuk Cerpen, yang berjudul 'Putri Kapten' dan 'Permaisuri Skop' sebagai bahan penelitian. Dalam pembaha_sannya, penulis menggunakan metode analisis yang bersifat des_kriptif untuk meneliti korpus. Dari hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa modus indikatif predikat verba dijumpai dalam kalimat deklaratif se_dangkan modus imperatif predikat verba dijumpai dalam kalimat imperatif bahasa_Rusia. Modus predikat verba bahasa Rusia sangat dipengaruhi oleh makna modalitasnya. Modus indikatif predikat verba memiliki makna modalitas obyektif dan nyata. Dan, Modus imperatif predikat verba morniliki makna modalitas suruhan, perintah dan dorongan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Sahrizal
"Penggunaan kala dalam anak kalimat subyek dan pelengkap penderita bahasa Rusia modern selalu dikaitkan dengan pengertian tentang kala absolutif dan kata relatif faktor yang menentukan dalam menganalisa anak kalimat di atas adalah, adanya dua titik pandang dalam bahasa Rusia, yaitu pembicara yang berada di luar bahasa (deiktis) dan unsur yang terdapat dalam bahasa, subyek.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang makna kala yang terdapat dalam anak kalimat bahasa Rusia modern, sehingga informasi yang diterima oleh pendengar atau pembaca tidak meragukan. Adanya informasi yang meragukan, disebabkan oleh adanya dua macam bentuk verba yang dipergunakan, yaitu verba ujaran dan verba keadaan. Pada verba ujaran informasinya selalu berdasarkan fakta pada saat kalimat itu dihasilkan, sedangkan verba keadaan tidak selalu terikat dengan fakta.
Anak kalimat subyek dan pelengkap penderita dalam kalimat kompleks berfungsi sebagai keterangan untuk induk kalimat. Oleh sebab itu penggunaan kala dalam anak kalimat tidak tergantung pada kala predikat verba yang terdapat pada induk kalimat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S15049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadi Waras Suhardjono
"Skripsi ini menganalisis verba yang terdapat pada modus kondisional kalimat majemuk, baik yang terdapat pada anak kalimat maupun induk kalimat, yang merupakan kajian morfologi dalam kelas verba dalam studi linguistik. Penelitian dilakukan dengan menganalisis sumber data dari novel Mertvye Dusi 'Jiwa-jiwa Mati' karya Nikolai Vasilyevich Gogol diterbitkan pada tahun 1959 oleh Xudozestvennaja Literatura. Latar belakang penulisan ini adalah modus kondisional memiliki karakter tersendiri dalam sistem gramatikalnya, di samping itu juga modus ini banyak digunakan di dalam karya sastra.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kalimat bermodus kondisional kalimat majemuk berbahasa Rusia berjumlah 49 buah dalam novel Mertvye Dusi Jiwa-jiwa Mati karya Nikolai Vasilyevich Gogol. Dari kalimat-kalimat tersebut ternyata verba perfektif berkala lampau jauh lebih dominan daripada verba berkala lampau beraspek imperfektif, serta terdapat juga verba berbentuk infinitif. Ini berarti, dalam pembentukan modus kondisional kalimat majemuk bahasa Rusia, secara kuantitas, verba perfektif berkala lampau merupakan verba yang paling produktif yang muncul dari 49 buah kalimat yang dianalisis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S14829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaret J.A. Malik
"Sesuai dengan judulnya, Perbedaan Pemakaian ala Lampau Simpel dan Aspek Perfektum Kini untuk Menunjukkan Waktu Lampau dalam Bahasa Inggris Inggris, dalam skripsi ini dibedakan antara bentuk Lampau Simpel (Simple Past) - yang merupakan sebuah kala - dan Perfektum Kini (Present Perfect) - yang merupakan sebuah aspek. Namun sebelum penulis menyinggung kedua bentuk ini terutama perbedaannya - di Bab I dimasukkan pula jenis-jenis verba sesuai dengan fungsinya, yaitu verba utama dan verba bantu. Setelah menyinggung verba, maka dibahas pula kombinasi verba utama dan verba bantu dalam membentuk frasa verba. Hal ini penting mengingat bentuk perfektum kini merupakan frasa verba yang bersifat kompleks, sedangkan bentuk lampau simpel, sesuai namanya, bersifat simpel. Selanjutnya, kita masuk ke salah satu dasar dari pokok bahasan utama, yaitu kala. Untuk ini penulis memilih pembagian dari Jespersen (1958) yang berjumlah tujuh buah, dengan tiga titik waktu utama (lampau, kini, mendatang) sebagai pusat dan empat lainnya sebagai sub-ordinat (sebelum-lampau,sesudah lampau, sebelum-mendatang, sesudah-mendatang). Kemudian barulah kala lampau itu sendiri dibahas. Jumlahnya ada lima, yaitu titik khusus di waktu lampau, sebuah kurun waktu di waktu lampau yang masih berlangsung hingga kini, sebuah kurun waktu di waktu lampau yang telah selesai, sebuah kurun waktu diwaktu lampau yang belum selesai, sebuah kurun waktu di waktu lampau dengan titik relevan di waktu lampau pula.Setelah membahas kala, barulah dibahas aspek. Dalam bahasa Inggris ada dua oposisi aspektual, yaitu antara Progresif dan Non-Progresif, serta Perfektum dan Non-perfektum. Selain itu, ada pula aspek khusus untuk menunjukkan kebiasaan di waktu Lampau. Untuk aspek Perfektum dan Non-perfektum hanya dibahas sekilas sebagai perkenalan karena maknanya yang lebih mendetil dibahas secara khusus di bab berikutnya.
Selanjutnya di Bab II, sebelum menyinggung perbedaan pemakaian kedua bentuk ini, terlebih dahulu dibahas kelas-kelas verba ditinjau dari maknanya. Kelas verba ini ada dua: verba peristiwa dan verba keadaan. Kemudian pemakaian kala lampau simpel diperinci menjadi empat kategori: untuk waktu yang takrif di waktu lampau lampau, untuk kurun waktu di waktu lampau yang tak ada hubungannya dengan waktu kini, untuk kebiasaan di waktu lampau, dan untuk mengacu ke waktu kini dan mendatang. Pemakaian aspek perfektum kini, di lain pihak, membicarakan hal-hal di waktu lampau yang masih berlangsung hingga kini, atau menunjukkan telah selesainya suatu kejadian namun akibatnya masih ada atau terasa. Selain itu, ia dipakai pula dengan bentuk-bentuk khusus dan untuk memulai sebuah percakapan atau wacana.
Di Bab III kedua bentuk ini dicari perbedaan pemakaiannya.Ternyata ada tiga, yaitu waktu yang takrif di waktu lampau untuk kala lampau simpel dan waktu yang tak takrif untuk perfektum kini, kelanjutan ke waktu kini untuk perfektum kini dan tak adanya kelanjutan itu untuk kala lampau, serta akibat di waktu kini untuk perfektum kini dan tidak adanya akibat itu untuk kala lampau simpel. Kedua bentuk ini, walau tidak ada persamaannya, namun ada pula pemakaiannya yang tumpang tindih. Berarti ada kemungkinan menggunakan salah satu untuk keduanya dalam beberapa hal khusus, misalnya dalam konstruksi non-finit.Sebagai penutup, disinggung pula pemakaian adverbia waktu untuk keduanya. Ternyata ada kelompok adverbia yang telah tetap pemisahan pemakaiannya, namun ada pula yang mungkin dipakai keduanya, asalkan jelas tolak ukurnya, dengan mengingat perbedaan utama keduanya yang sudah dibahas di bab-bab sebelumnya.Demikianlah abstrak skripsi yang bertema central gramatika ini. Kiranya akan ada manfaatnya bagi yang berminat akan hal ini atau dapat menjadi sebagian bahan acuan bagi yang membutuhkannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pondaag, Sylvie Josephine
"Aspek progresif mempunyai ciri khusus yaitu kesemen_taraan, mengacu pada keada-an yang sifatnya sementara. Selain itu ada makna lain menyatakan perbuatan yang sedang berlangsung dan ada implikasi proses.Aspek sebagai salah satu kategori gramatikal menggambarkan keadaan verba, yaitu lamanya dan jenis aktifitasnya. Ada dua kelas utama verba. Verba Peristiwa dinamis dan Verba keadaan statis.Dari penggunaan aspek progresif pada dua kelas utama verba tersebut dapat kita lihat ciri khusus aspek progresif dan makna lain yang ada."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>