Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176286 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gerald Aldian Wijaya
"Regurgitasi merupakan gejala saluran cerna fungsional yang paling sering ditemukan pada bayi di bawah 12 bulan. Prevalensi regurgitasi paling tinggi pada bulan pertama kehidupan dan mengalami penurunan seiring bertambah usianya bayi. Diagnosis regurgitasi menggunakan kriteria Rome IV berdasarkan gejala klinis. Tata laksana utama adalah parental reassurance untuk meyakinkan orang tua bahwa regurgitasi merupakan proses fisiologis. Hingga saat ini, belum ditemukan penelitian yang mencari tahu pengetahuan dan perilaku ibu mengenai regurgitasi pada bayi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini berusaha untuk mencari tahu lebih lanjut. Kuesioner pengetahuan dan perilaku ibu terhadap regurgitasi pada bayi dibagikan kepada ibu-ibu dengan bayi di bawah 12 bulan. Hasil kuesioner dianalisis dengan SPSS 20.0 untuk mencari hubungan kedua skor dengan faktor ibu, yaitu usia ibu, tingkat pendidikan, status sosioekonomi, dan jumlah anak. Prevalensi regurgitasi pada bayi berusia 0-12 bulan berdasarkan kriteria Rome IV adalah 15% dan berkurang seiring bertambahnya usia bayi. Median skor pengetahuan adalah 12 dari total 12 poin dan perilaku adalah 8 dari total 12 poin. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara faktor ibu yang diuji dalam penelitian ini dengan pengetahuan dan perilaku ibu mengentai regurgitasi pada bayi. Edukasi penanganan regurgitasi perlu diberikan kepada masyarakat mengingat tingkat perilaku masih memerlukan pemahaman tambahan.

Regurgitation is the most frequently found functional gastrointestinal disorder on infants under 12 months old. It is most prevalent on the first months of life and declines as infant gets older. Diagnosis is made by using the Rome IV criteria. Main treatment for regurgitation is reassuring the parents that regurgitation is a physiological process. Until now, there is no study on the knowledge and behavior of mothers regarding infantile regurgitation and its related factors. This study attempts to find out more around this topic. Questionnaire about the knowledge and behaviour of mothers regarding infantile regurgitation is distributed to mothers with infants under 12 months old. Both scores are analyzed using SPSS 20.0 to find the relationship with maternal factors, such as age, education level, socioeconomic status, and number of children. The prevalence of infantile regurgitation according to Rome IV criteria is 15% and decreases as infant gets older. The median of the knowledge score is 12 out of 12 points and the behavios score is 8 out of 12 points. No significant relationship is found between maternal factors and both the knowledge and behavior score. Further education on treatment for regurgitation is still needed."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Billy Pramatirta
"

Latar Belakang: Kolik infantil adalah suatu gangguan saluran cerna fungsional bayi

usia 0 – 5 bulan yang meliputi periode menangis yang lama serta sulit untuk
ditenangkan. Meskipun kolik infantil biasanya akan hilang dengan sendirinya, kolik
infantil menjadi sumber masalah bagi bayi, orang tua, dan petugas kesehatan.
Pengetahuan dan perilaku ibu terkait kolik infantil di Indonesia belum pernah
dilaporkan sehingga penelitian ini hendak mencari tingkat pengetahuan dan perilaku ibu
serta faktor-faktor yang berhubungan.
Tujuan: Mengetahui prevalensi kolik infantil serta tingkat pengetahuan dan perilaku
ibu terhadap kolik infantil.
Metode: Penelitian ini merupakan studi observasi cross-sectional analitik. Kuesioner
untuk menilai pengetahuan dan perilaku ibu terhadap kolik infantil dibagikan kepada
sampel yang dipilih secara acak. Nilai pengetahuan dan perilaku ibu kemudian
dianalisis dengan faktor demografis usia ibu, status sosioekonomi, dan jumlah anak.
Hasil: Prevalensi kolik infantil ditemukan sebesar 13,1%. Nilai median dan IQR
pengetahuan ibu terhadap kolik infantil adalah 8 (2) dari skor maksimal 12, sedangkan
nilai median dan IQR perilaku ibu terhadap kolik infantil adalah 10 (2) dari skor
maksimal 14. Nilai pengetahuan ibu ditemukan berbeda secara signifikan pada faktor
sosioekonomi. Ibu dengan status sosioekonomi atas memiliki skor pengetahuan 10 (2)
dibandingkan ibu dengan status sosioekonomi menengah dengan skor 8 (4).
Kesimpulan: Pengetahuan ibu ditemukan berbeda bermakna pada status sosioekonomi
ibu yang berbeda. Masih terdapat pengetahuan dan perilaku ibu yang belum tepat terkait
kolik infantil sehingga dapat menjadi bahan edukasi bagi tenaga kesehatan untuk
meningkatkan kesadaran ibu tentang kolik infantil.

 


Background: Infantile colic is a functional gastrointestinal disorder (FGID) of aged 0 –

5 months babies that consists of a prolonged and hard-to-soothe crying period. Although
infantile colic will naturally stop, it is a known source of problem for the baby, parents,
and health workers. Knowledge and attitude of mothers on infantile colic in Indonesia
have never been reported before, thus this study will assess mother’s knowledge and
attitude about infantile colic and related factors that may influence them.
Goal: To find out prevalence of infantile colic and knowledge and attitude of mother on
infantile colic.
Methods: This study was an observational analytical cross-sectional study.
Questionnaires to evaluate knowledge and attitude of mothers toward infantile colic
were given to randomly assigned samples. Score of mother’s knowledge and attitude
were analyzed with demographic factors, such as mother’s age, socioeconomic status,
and number of children.
Results: Infantile colic prevalence was found to be 13.1%. The median and IQR of
mother’s knowledge score was 8 (2) from maximal score of 12 while the median and
IQR of mother’s attitude score was 10 (2) from maximal score of 14. A statistically
significant difference was found on mother’s knowledge with different socioeconomic
status. Mothers with high socioeconomic status had knowledge score of 10 (2)
compared to low socioeconomic status mothers who had knowledge score of 8 (4).
Conclusion: Socioeconomic factor was found to be a significant factor affecting
mother’s knowledge on infantile colic. However, there are some points of knowledge
and attitude of mothers that were not correct. These points should be addressed by
physicians and considered in giving education for mothers to improve their knowledge
and attitude on infantile colic.

 

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Yunita
"

Konstipasi fungsional merupakan salah satu gangguan saluran cerna fungsional yang cukup sering ditemukan pada bayi dengan prevalensi 0,7% - 29,6%. Tidak jarang ibu membawa bayinya ke dokter karena gangguan buang air besar. Indonesia juga merupakan sebuah negara multikultur dan memiliki populasi yang beragam. Pengetahuan dan perilaku ibu mengenai konstipasi fungsional juga masih belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi konstipasi fungsional serta tingkat pengetahuan dan perilaku ibu terhadap konstipasi fungsional juga faktor-faktor yang memengaruhinya. Data pada penelitian ini didapat dari kuesioner yang disebarkan secara daring kepada seratus ibu yang telah dipilih secara acak yang melahirkan atau berkunjung ke Poliklinik Anak RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan. Analisis yang digunakan adalah analisis bivariat antara masing-masing faktor terhadap pengetahuan atau perilaku ibu. Peneliti mendapatkan 51 dari 100 bayi (51%) mengalami gangguan buang air besar dan 24 diantaranya (24%) terdiagnosis konstipasi fungsional berdasarkan Kriteria Roma IV. Nilai median untuk pengetahuan dan perilaku ibu terhadap konstipasi fungsional secara berurutan adalah 10 dan 12 dari nilai maksimal 12 dan 14. Peneliti tidak menemukan hubungan bermakna antara faktor usia ibu, pendidikan ibu, status sosioekonomi keluarga, dan jumlah anak dengan pengetahuan dan perilaku ibu terhadap konstipasi fungsional. 


Functional constipation is one of functional gastrointestinal disorders that has high prevalence in baby with prevalence 0,7% - 29,6%. Mothers often bring their children to the practicer because of the defecation problems. In another side, Indonesia is a multicultural country that has different kinds of population. Information about mothers’ knowledge and therapeutic approach to functional constipation are still limited. Aim of this research is to discover the prevalence of functional constipation and mothers’ knowledge and theurapeutic approach to functional constipation with the related factors. The data is collected from online questionnaire that distributed to a hundred mothers that have been randomly selected from those who gave birth or visit children polyclinic. Researcher is using bivariate analysis to analyze each variable to knowledge and therapeutic approach. Researcher gets 51 from 100 baby (51%) have defecation problem and 24 among them (24%) diagnosed with functional constipation due to Rome Criteria IV. Median of mothers’ knowledge and therapeutic approach is 10 and 12 with maximum score is 12 and 14 respectively. There are no significant relationship between mothers’ and education, family sosioeconomic status, and number of children with mothers’ knowledge and therapeutic approach to functional constipation. 

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Budi Widodo
"ABSTRAK
1000 Hari Pertama Kehidupan HPK adalah rentang periode kehidupan dari konsepsi hingga anak berusia 2 tahun. Periode ini adalah periode emas karena masalah kesehatan yang terjadi pada periode ini akan sangat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak di masa mendatang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu terhadap 1000 HPK. Desain studi penelitian ini adalah cross sectional dengan 110 responden. Sampel pada penelitian ini adalah ibu dengan bayi berusia kurang dari 2 tahun dan ibu hamil pada saat pengambilan data yang berdomisili di Kampung Lio RW19, Kota Depok. Pengambilan data menggunakan kuesioner mengenai faktor determinan perilaku. Semua data kemudian diolah dengan SPSS ver. 20, dilanjutkan dengan uji statistik yang sesuai untuk mengetahui hubungan faktor determinan dengan perilaku ibu mengenai 1000 HPK. Hasil penelitian didapatkan tingkat perilaku terdiri dari perilaku cukup 38,2 dan perilaku baik 61,8 . Penghasilan keluarga p=0,018 dan pengetahuan p le;0,001 berhubungan dengan perilaku ibu terhadapa 1000 HPK. Variabel lain seperti tingkat pendidikan, usia, bentuk keluarga, jumlah anak, pekerjaan,suku, aktivitas sosial, jarak fasilitas kesehatan, asuransi, dan sikap tidak berhubungan dengan perilaku ibu terhadap 1000 hari pertama kehidupan. Hasil penelitian akan digunakan untuk menyusun rekomendasi tindak lanjut untuk dinas kesehatan di Kampung Lio.

ABSTRACT
The First 1000 Days of Life is a life period which started from conception to 2 year olds. This period is a golden period because the health problems that occured in this period will greatly affect the growth and development of children in the future. The purpose of this study is to determine the relationship of factors and mother 39 s behavior towards first 1000 days of life. This study used cross sectional design with 110 respondents. The sample of this study is mothers with child under 2 years old and pregnant mothers who domiciled in Kampung Lio RW19, Depok City. We used questionnare to collect data of factors and mother 39 s behavior. All collected data is then processed with SPSS 20th version, then analysed statistically to determine the relationship between determinant factors and mother 39 s behavior. The results showed that behavior level consisted of fair 38,2 and good behavior 61,8 . Family income 39 s p 0.018 and level of knowledge p le 0,001 have relationship with mother 39 s behavior towards first 1000 days of life. Other factors such as education level, age, family form, number of children, occupation, ethnicity, social activity, distance of health facility, insurance, and attitudes do not have relation to mother 39 s behavior towards first 1000 days of life. The results of this research will be used to arrange recommendations action plan for the health service in Kampung Lio.
"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Rahayu S.
"Di Indonesia, banyak yang menderita gizi kurang. Kekurangan zat gizi selain dapat mengakibatkan penurunan berat badan dan peningkatan angka kesakitan juga dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup dan produktivitas kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menghubungkan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku untuk mencegah terjadinya gizi kurang, status gizi dan sebaran sosiodemografi mahasiswa FKUI. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan 108 sampel mahasiswa FKUI yang diambil secara random. Identitas umum diperoleh dengan meminta sampel penelitian mengisi lembar identitas umum yang berisikan sebaran sosiodemografi (nama, jenis kelamin, usia, asal pulau, pendidikan dan pekerjaan orangtua) serta berat badan dan tinggi badan hasil pengukuran langsung dimana tim peneliti berperan sebagai pengukur. Setelah itu subyek mengisi kuesioner pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang gizi kurang. Seluruh data yang telah terisi lengkap akan diuji menggunakan SPSS for windows versi 16 untuk diteliti hubungan diantaranya.
Penelitian tentang gizi kurang menunjukkan terdapat hubungan antara sikap terhadap status gizi (p=0,002), terdapat hubungan antara pekerjaan ayah terhadap sikap (p=0,045), tidak terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap, usia, jenis kelamin, asal pulau, pendidikan ayah, pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu terhadap perilaku (p>0,05), tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan sebaran sosiodemografi terhadap sikap (p>0,05), tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan perilaku terhadap status gizi (p>0,05). Terdapat hubungan antara sikap tentang gizi kurang terhadap status gizi. Terdapat hubungan antara pekerjaan ayah terhadap sikap responden tentang gizi kurang. Dan tidak terdapat hubungan antara variabel lainnya.

In Indonesia, there have been many cases of people suffering from undernourishment. Nutrient deficiency may result not only in a decrease in body weight and the rise of the number of those suffering from it, but may also result in the lowering of the quality of living and work productivity. This research is aimed at linking students' knowledge, attitude, and behavior to avoid undernourishment, and to obtain the nutritional status and socio-demographic distribution among FMUI students. This research used a cross-sectional survey design with 108 selected samples of FMUI students taken by means of a random sampling method. The general identity was obtained by filling in a questionnaire on the subjects' socio-demographic distribution (name, gender, age, island of origin, parents’ education and parents' occupations), and their body weights and heights measured on the spot by the research team. Then, the subject filled in a questionnaire on their knowledge, attitude and behavior about undernourishment. The completed data whose interrelationship was to be determined was tested using SPSS for Windows version 16.
This research on undernourishment shows the evidence of a link between attitude and nutritional status (p=0.002), between father’s occupation and attitude (p=0.045), no evidence of a link between students' knowledge, attitude, age, gender, island of origin, parents’ education and occupation and their behavior (p>0.05), no evidence of a link between students' knowledge and socio-demographic distribution and their attitude (p>0.05), no evidence of a link between students' knowledge and behavior and their nutritional status (p>0.05). There is evidence of a link between students' attitude toward undernourishment and their nutritional status. There is also evidence of a link between respondents' fathers' occupations and their attitude towards undernourishment. No link is discovered between any of the other variables.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rahma Indah PP
"Di Indonesia, masalah gizi lebih telah dialami oleh kelompok dewasa muda, Kejadian ini dapat berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku seorang individu. Oleh karena, masih sedikitnya penelitian tentang hal tersebut, peneliti ingin mencari lebih dalam hubungan diantaranya. Peneliti menggunakan desain penelitian cross-sectional. Subyek penelitian adalah 108 mahasiswa FKUI yang dipilih secara random dan telah memenuhi kriteria inklusi, subyek diminta mengisi identitas berupa nama, usia, jenis kelamin, asal pulau, tingkat pendidikan & pekerjaan orangtua, kemudian dilakukan pengukuran TB, BB, lingkar perut & pinggang, setelah itu subyek mengisi pertanyaan kuisioner pengetahuan, sikap dan perilaku tentang gizi lebih. Hasil dari identitas sosio demografi, dan skor kuisioner dicari hubungan diantaranya. Subyek penelitian rata-rata berusia 19,94 tahun dengan berat rata-rata 59,41 kg dan tinggi badan rata-rata 161, 6 cm. Subyek yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi terdapat 15,7% dan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 78,7%, sikap positif sebanyak 87%, dan tingkat perilaku tinggi sebanyak 10,2% dan tingkat perilaku sedang sebanyak 80,6%. Dengan menggunakan uji chi-square, tidak didapatkan hubungan bermakna antara pengetahuan, sikap dan perilaku subyek tentang gizi lebih, antara karakteristik sosio demografi dengan pengetahuan, sikap dan perilaku, dan antara pengetahuan, sikap, perilaku dengan status gizi. Perlu lebih banyak diadakan penyuluhan dan promosi kesehatan lainnya di kampus untuk meningkatkan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa FK tentang gizi lebih.

In Indonesia, the excessive nutritional problems have been experienced by the young adult age group, this incident may be related with the level of knowledge, attitudes, and behavior of an individual. Because of not too many research on this topic, researcher is looking more deeply about the relationship between them. This research using cross-sectional. Subjects, 108 students of FKUI, chosen at random and fulfilled the inclusion criteria. They asked to fill out their name, age, sex, origin, and parents' level of education & employment, measured in TB, BB, abdominal & waist circumference, fill the questionnaire questions about knowledge, attitudes and behaviors about excessive nutrition. At the end, researcher was looking for the relationship between the results of the socio demographic, and score of the questionnaire. Subjects’ average of age was 19.94 (20) years, weight was 58.94 kg and height was 161.6 cm. Subject who has a high level of knowledge were 15.7% and has middle level of knowledge were 78.7%, has positive attitude were 87%, and has high level of behavior were 10.2% and has middle level of behavior were 80.6%. By using chi-square, researcher found no significant relationship between knowledge, attitudes and behavior, socio-demographic with their knowledge, attitudes and behavior, and knowledge, attitudes, and behaviour with nutritional status. Needs more counseling and other health promotion on campus area to increase medical students’ knowledge, attitudes, and behaviour levels about excessive nutrition."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurike Hanaka
"Pada remaja, konsumsi sayur dan buah sangat penting untuk menjaga kadar serum vitamin C dan pemenuhan kebutuhan asam folat yang cukup tinggi dalam tubuh selama masa pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan penelitian Setiowati NL di laporkan bahwa pada remaja sering di dapatkan kadar serum vitamin C yang rendah. Tingginya prevalensi kurangnya asupan sayur dan buah-buahan dapat berhubungan secara mendasar dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku dari setiap individu dewasa. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi lebih lanjut untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku dari setiap individu dewasa terhadap asupan sayur dan buah. Populasi di dalam penelitian ini mahasiswa FKUI ≥ 18 tahun dengan jumlah sampel 108, terdiri dari 40 laki-laki dan 68 perempuan yang dipilih secara random. Metode penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan cara uji statistik yang disajikan dalam bentuk persentase, rata-rata, standart deviasi, dan untuk melihat hubungan antara variabel. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa memiliki pengetahuan dan perilaku yang cukup, disertai sikap yang positif terhadap asupan sayur dan buah. Subyek memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 53.7% dan perilaku yang cukup juga yaitu 63%, sedangkan pada subyek yang memiliki sikap positif yaitu 87%. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap yang dimiliki, dan perilaku pada subyek dengan asupan sayur dan buah-buahan. Perlu peningkatan pemahaman mengenai pentingnya konsumsi sayur dan buah sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGM), dan dapat juga dengan cara sosialisasi dengan mengadakan penyuluhan yang lebih intensif disertai dengan poster, atau brosur yang di sebar di wilayah kampus.

In adolescents, consumption of vegetables and fruits is very important to maintain serum levels of vitamin C and folic acid are needs in the body during growth and development. Based on research Setiowati NL due to some reports, the teenagers has low serum levels of vitamin C. The high prevalence of lack of vegetables and fruits intake can be related to the knowledge, attitudes, and behavior of an individual. Therefore, the researcher wanted to determine the knowledge, attitudes, and behavior of an individual on adult group about vegetables and fruit intake. Population in this research were 108 medical students in Faculty of Medicine, who consisted of 40 boys and 68 girls. This research used cross-sectional designed and with the analytical test that presented in the form of percentage, average and standard deviation and the relationship between the variables. The numbers of students that have good knowledge and behavior with a positive attitude towards fruit and vegetable intake are 53.7%, and 63% subjects have knowledge and behavior in the middle category, and subjects that have positive attitude are 87%. There was no significant relationship between knowledge with attitude and behaviour. Need more education about the importance of fruit and vegetable consumption based on the General Guidelines for Balanced Nutrition (PUGM), and can also through socialization way by hold more intensive counseling, along with the posters, or brochures the campus area."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Menna
"Reaksi anafilaksis adalah reaksi hipersensitivitas hebat yang merupakan kasus emergensi dan dapat mengancam nyawa. Data mengenai prevalens reaksi anafilaksis di Indonesia masih sangat kurang dan belum ada studi yang menganalisis laporan kasus reaksi anafilaksis secara spesifik di Indonesia. Diagnosis dan penanganan tepat oleh tenaga medis diperlukan ketika menghadapi pasien dengan reaksi anafilaksis. Namun demikian, berdasarkan penelitian di luar negeri, banyak dokter tidak mempunyai pengetahuan yang cukup untuk mendiagnosis dan menangani reaksi anafilaksis dengan tepat. Penelitian cross-sectional ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dokter umum di Puskesmas DKI Jakarta mengenai reaksi anafilaksis dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Terdapat 158 responden, dengan persebaran pengetahuan 10,8% baik, 50% sedang, dan 39,2% buruk. Selain itu, ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara lama praktek sebagai dokter umum, jumlah kasus anafilaksis yang pernah ditangani, serta jumlah sumber pengetahuan mengenai reaksi anafilaksis terhadap tingkat pengetahuan responden. Sebagai kesimpulan, pengetahuan dokter umum di Puskesmas DKI Jakarta mengenai reaksi anafilaksis masih kurang dan tidak ditemukan faktor yang diteliti berhubungan pengetahuan tersebut.

Anaphylaxis is a massive hypersensitivity reaction that can be life threatening. There is lack of prevalence data and no study regarding anaphylactic cases in Indonesia. Proper diagnosis and treatment by physicians is needed to handle anaphylactic cases. However, based on several studies in other countries, a considerable amount of physicians still lack the knowledge to diagnose and treat anaphylaxis properly. This cross-sectional study is conducted to discover the level of knowledge about anaphylaxis among physicians in primary healthcares in DKI Jakarta and its related factors. There are 158 respondents, with a distribution of 10.8% on high level of knowledge, 50% on moderate level of knowledge, and 39.2% on low level of knowledge. Apart from that, there is no correlation between the level of knowledge and the factors studied, which are years of practice, amout of anaphylaxis cases treated, and amount of knowledge source acquired. In conclusion, the level of knowledge about anaphylaxis among physicians in primary healthcares in DKI Jakarta is low and there are no related factors found."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ariq Aufa
"ABSTRAK
Masalah gizi pada anak merupakan masalah yang harus menjadi sorotan saat ini karena memiliki dampak negatif di masa depannya. Masalah gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan HPK merupakan masalah yang sangat penting untuk diperhatikan karena akan memiliki dampak jangka pendek maupun panjang. Tujuan penelitian ini ialah untuk mencari tahu faktor-faktor yang berhubungan terhadap tingkat pengetahuan ibu mengenai1000 HPK. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan jumlah sampel sebanyak 110. Sampel tersebut terdiri dari ibu hamil dan ibu yang memiliki anak berumur di bawah 2 tahun yang tinggal di Kampung Lio RW 19, Depok. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang divalidasi dan analisis menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan Chi square untuk mencapai tujuan. Hasil penelitian ini 42,7 sampel memiliki pengetahuan yang cukup. Satu variabel yang berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang 1000 HPK, yaitu tingkat pendidikan P=0,019 . Variabel lain seperti usia, pekerjaan, pengalaman, bentuk keluarga, penghasilan keluarga, aktivitas sosial, jarak fasilitas kesehatan, dan kepemilikan asuransi tidak berhubungan terhadap pengetahuan ibu tentang 1000 HPK. Ibu perlu meningkatkan pengetahuannya tentang 1000 HPK untuk memperbaiki gizi anak pada 1000 HPK.

ABSTRACT
Nutrition problem in children is a problem that should be in the spotlight currently because it has negative impact in the future. A nutrition problem in the first 1000 days of life is the most important to be managed because first 1000 days of life is the golden period that has short and long term impacts. The purpose of this study is to find out factors that related to the mother rsquo s knowledge about first 1000 days of life. This study uses cross sectional design with 110 samples. The sample consisted of mothers who have children under 2 years old or pregnant women who live in Kampung Lio RW 19, Depok. It uses validated questionnaires which are processed by using SPSS version 20 and analyzed by using Kolmogorov Smirnov and Chi square to achieve the purpose. The result of this study indicate that 42.7 of samples have sufficient knowledge. There is only one variable related to mother rsquo s knowledge about First 1000 days of life, that is education level P 0.019 . Other variables such as age, occupation, experience, family form, socio economic, social activities, distance to health facilities, dan health insurance are not related to Mother rsquo s knowledge about First 1000 days of Life. Mother needs to improve their knowledge about First 1000 days of Life to improve her child nutrition."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahdinar Rosdiana Dewi
"Orang lanjut usia (lansia) merupakan kelompok usia yang rentan terhadap dehidrasi. Dehidrasi pada lansia memiliki efek yang berbahaya, bahkan hingga menyebabkan kematian, namun dapat dicegah dengan memenuhi kebutuhan cairan harian. Pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai asupan cairan harian akan membantu mencegah kondisi dehidrasi, tetapi belum terdapat penelitian terkait pada lansia di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku lansia mengenai asupan cairan harian dan hubungannya dengan faktor lain yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta jenis sumber infirmasi.
Studi cross-sectional telah dilaksanakan di Pejaten Barat, Jakarta pada Januari hingga Februari 2012 dengan subyek sebanyak 100 orang yang diperoleh dari consecutive sampling. Semua subyek mengisi keseluruhan kuesioner mengenai data demografi, pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai asupan cairan harian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 51% subyek berpengetahuan baik, 80% bersikap cukup, 72% berperilaku baik. Analisis bivariat pada setiap variabel menunjukkan adanya hubungan antara usia dengan perilaku (uji Kolmogorov-Smirnov: p=0,010), namun tidak terdapat hubungan pada variabel lainnya. Selain itu, tidak terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan dengan sikap, pengetahuan dengan perilaku, dan sikap dengan perilaku mengenai asupan caran harian melalui uji Kolmogorov-Smirnov. Oleh sebab itu, intervensi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku harus dilakukan dengan metode yang berbeda.

Elderly is an age group that have a big risk on dehydration. Dehydration in elderly have a negative effect, even dead, but it can be prevented by good hydration. Knowledge, attitude, and behavior concerning daily fluid intake will prevent dehydration, but there is limited study concerning that among elderly in Indonesia.
he aim of this study was to determine the knowledge, attitude, and behavior concerning daily fluid intake and related factor among elderly such as age, sex, education level, and the kind of information sources.
A cross-sectional study was conducted at Pejaten Barat, Jakarta on January to February 2012. Consecutive sampling technique was used to choose 100 subjects. All subjects completed questionnaires on demographic characteristics, knowledge, attitude, and practice.
The were 51% subjects had good knowledge, 80% subjects had quite good attitude, and 72% subjects had good behavior. We found that age was related to behavior (Kolmogorov-Smirnov test: p=0,010), but there was no relationship between another variabel. There are no relationship between knowledge and attitude, attitude and behavior, and also knowledge and behavior concerning daily fluid intake by Kolmogorov-Smirnov test. Therefore, intervention is needed to increase knowledge, attitude, and behavior with different method for each.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>