Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 219374 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ibrahim Nadiyan
"Latar Belakang: Diet kalori rendah protein tinggi dianggap dapat membantu seseorang dalam menjaga fungsi tubuhnya dibanding diet protein seimbang, khususnya pada orang dengan riwayat weight cycling. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak diet kalori rendah protein tinggi terhadap aktivitas katalase.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain eksperimental dengan sampel tersimpan. 15 Sampel Plasma kelompok protein seimbang dan 14 sampel kelompok protein tinggi diperiksa aktivitas katalasenya kemudian dilakukan uji bivariat uji t tidak berpasangan.
Hasil: Dari hasil perhitungan absorbsi, diketahui bahwa kualitas Plasma tersimpan kurang baik dari banyaknya hasil uji yang menunjukkan aktivitas katalase 0. Dari hasil uji t tes tidak berpasangan didapatkan tidak ada perbedaan pada aktivitas katalase Plasma subjek diet kalori rendah protein tinggi dengan diet kalori rendah protein seimbang, dengan nilai uji p=0,2275.
Kesimpulan: Tidak terdapat peningkatan yang signifikan pada diet kalori rendah protein tinggi dibandingkan kontrol. Penelitian sebelumnya memiliki hasil yang berkebalikan.

Background: Low calories high protein is believed to help body keep its function compared to balanced protein.
Objective: The study aimed to know the impact of low calories high protein diet on catalase activity compared to low calories balanced protein on subject with weight cycling obesity.
Methods: The study was conducted by using experimental method on stored sample of previous research. The sample consist of 15 subject of balanced protein group and 14 subjects of high protein group. Catalase activity data were gathered from the sample and from the data, two-samples t-test was conducted to see the difference on catalase activity.
Results: The quality of sample is compromised as there are some sample with 0 catalase activity. From the rest of the sample, two sample t test results in p=0.2275, indicating there is no difference on catalase activity between high protein diet and balanced protein diet.
Conclusion: Our research Conclude there is no significant improvement over Plasma catalase in subject on low calories high protein diet compared to control . Previous researches also give conflicting results. Thus, we need further research in this area.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novian Denny
"Modifikasi perilaku gaya hidup telah menjadi langkah strategis dalam penatalaksanaan obesitas. Salah satu contohnya adalah pemberian insentif sebagai motivasi eksternal dalam bentuk kompetisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program kompetisi penurunan berat badan “Ideal Weight Challenge” di sebuah perusahaan tambang batu bara pada tahun 2020 serta faktor-faktor yang mempengaruhi. Desain penelitian ini menggunakan mixed-method dengan concurrent embedded model. Hasil pengukuran berat badan, lingkar pinggang dan indeks massa tubuh 127 peserta Ideal Weight Challenge dianalisis, kemudian dilakukan in depth interview terhadap 15 informan yang terkait dengan pelaksanaan Ideal Weight Challenge. Sebanyak 38 subjek penelitian (29.92%) mengalami penurunan berat badan lebih dari 5% dan sebanyak 80 subjek (70.87%) mengalami penurunan lingkar pinggang sebanyak lebih dari 3 cm. Terdapat penurunan bermakna antara hasil pengukuran bulan pertama dengan bulan ketiga, dan bulan pertama dengan bulan keenam pada variabel berat badan, lingkar pinggang dan indeks massa tubuh (P<0.001). Analisis kualitatif menemukan 3 domain yang mempengaruhi pelaksanaan kompetisi yaitu motivasi individu, dukungan grup dan dukungan perusahaan, dengan motivasi individu yang paling dominan dalam mempengaruhi hasil penurunan berat badan, lingkar pinggang, indeks massa tubuh dan kepesertaan dalam mengikuti program.

Lifestyle behavior modification has become a strategic step in obesity management. One example is the provision of incentives as external motivation in the form of competitions. This study aims to determine the implementation of the "Ideal Weight Challenge" weight loss competition program in a coal mining company in 2020 and the factors that influence it. This research design uses mixed-method with concurrent embedded model. The results of measurements of weight, waist circumference and body mass index of 127 Ideal Weight Challenge participants were analyzed, then in-depth interviews were conducted with 15 informants related to the implementation of the Ideal Weight Challenge. A total of 38 research subjects (29.92%) experienced a weight loss of more than 5% and 80 subjects (70.87%) experienced a waist circumference reduction of more than 3 cm. There was a significant decrease between the measurement results of the first month and the third month, and the first month and the sixth month on the variables of body weight, waist circumference and body mass index (P<0.001). Qualitative analysis found 3 domains that influenced the implementation of the competition: individual motivation, group support and company support, with individual motivation being the most dominant in influencing the results of weight loss, waist circumference, body mass index and participation in the program."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deviena Nabila
"Berdasarkan hasil RISKESDAS 2018, prevalensi obesitas masyarakat Indonesia diatas 18 tahun meningkat dari 14,8% pada 2013 menjadi 21,8% pada 2018. Salah satu model intervensi obesitas adalah dengan konsep kesiapan perubahan perilaku Transtheoretical Model. Dalam konsep ini, proses perubahan perilaku yang penting antara lain adalah emotional reevaluation (kesiapan emosi untuk berubah), weight consequence evaluation (tahu akibar kegemukan). Dengan mengetahui seberapa skor masing-masing proses khususnya pada remaja obesitas, diharapkan dapat membantu perencana program untuk merancang intervensi obesitas yang sesuai tahap kesiapan perubahan perilaku. Penelitian ini dilakukan dengan metode potong lintang dengan menggunakan data sekunder untuk menilai skor emotional reevaluation (EMR) dan weight consequence evaluation (WCE) dengan menggunakan kuesioner berbahasa Indonesia yang sudah divalidasi. Data dianalisis menggunakan SPSS 20 menggunakan uji regresi liner. Tidak ditemukan perbedaan yang bermakna pada skor EMR dan WCE diantara murid SMA dan mahasiswa baru (p>0,05). Skor EMR murid SMA adalah 81(30-100) dan mahasiswa baru 78(25- 100). Skor WCE lebih tinggi pada mahasiswa baru, 78(20-96), sedangkan murid SMA adalah 63(30-100). BMI merupakan satu satunya variabel yang memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan skor EMR dan WCE. Respon emosional dan pemahaman konsekuensi remaja akhir terhadap obesitas mereka merupakan hal yang kompleks dikarenakan usia transisi dari kanak-kanak menjadi dewasa merupakan masa dimana seseorang mulai berfikir dapat mengambil keputusan secara independen namun rentan terhadap pengaruh dari interaksi sosial terutama dari orang tua dan teman sebaya. Skor WCE masih rendah terutama di kalangan murid SMA sehingga diperlukan intervensi berupa edukasi untuk meningkatkan kesadaran terhadap obesitas mereka dan konsekuensi yang dapat muncul dari obesitas, dan diperlukan penilaian proses perubahan perilaku agar dapat menentukan intervensi yang sesuai.

RISKESDAS 2018 show the prevalence of obesity in Indonesian population >18 years old increased from 14,8% in 2013 to 21,8% in 2018. Transtheoretical model (TTM) represents behavioral change readiness of a person which can be used for an intervention. There are two main processes of change based on TTM which are emotional reevaluation (emotional readiness to change) and weight consequence evaluation (aware of their obesity and the consequences). We hope by knowing someone score of each process, especially in obese adolescence could help designing a weight management program that matches their current state of readiness to change. This is a cross- sectional study using secondary data of emotional reevaluation (EMR) and weight consequence evaluation (WCE) score using validated Indonesian version questionnaire. The data was tested with linear regression using SPSS Version 20. No significant difference for EMR and WCE score found between high school and college freshmen student (p>0,05). EMR score for high school student is 81(30-100) and college freshmen is 78(25-100). WCE score is higher in college freshmen, 78(20-96), meanwhile high school student scored 63(30-100). BMI is the only variable that has significant relationship with both EMR and WCE score. Emotional response and understanding of the consequences of their obesity is complex due to the transition from childhood to adulthood where they began to think to make their own decision but still vulnerable toward influences from social interaction, especially from parents and peers. Low WCE score, especially among high school students indicate the need of intervention through education to raise awareness of their obesity and the consequences from obesity, and the need of assessing their current process of change to make sure the right intervention was done."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirun Nisa Umam
"Obesitas bukan lagi menjadi masalah kesehatan di Negara maju, namun juga di Negara berkembang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan obesitas dan hubungan karakteristik dengan upaya pencegahan obesitas remaja di SMAN 97 Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi melibatkan 97 sampel remaja usia 15-17 tahun direkrut menggunakan simple random sampling dengan memilih tiga kelas dari sembilan kelas X dan kelas XI dan quota sampling untuk pemilihan sampelnya. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan data diolah dengan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan upaya pencegahan obesita (p = 0,222; α = 0,05). Namun, terdapat hubungan antara karakteristik jenis kelamin dengan upaya pencegahan obesitas. Disarankan agar tak hanya dilakukan pendidikan kesehatan tentang obesitas saja, tetapi juga dengan berbagai pendekatan pada remaja yang dapat mengubah sikap dan perilaku mencegah obesitas.

Obesity was no longer a prevalent health problem in developed countries, but also for developing countries. The study was conducted to determine relationship between knowledge and prevention efforts in adolescence at 97 Senior High School. The research design descriptive correlation involving 97 samples of adolescents aged 15-17 years. Simple random sampling & quota sampling were used to select classes and student. Data was collected using questionnaire and analyzed with chi square.
The results showed there was no relationship between knowledge with prevention efforts in adolescence (p = 0,222; α = 0,05). However, there was a significant relationship between gender and prevention efforts. It is recommended obesity prevention should include a variety of approaches to change attitudes and behaviors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47209
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fatimah
"[ABSTRAK
Peningkatan angka urbanisasi di daerah perkotaan menimbulkan banyak masalah
kesehatan. Masalah kesehatan ini berdampak pada seluruh rentang usia termasuk
remaja. Seorang remaja belum memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan
dan berpikir jauh ke depan. Hal ini menyebabkan remaja masuk kedalam
kelompok yang yang rentan mengalami masalah kesehatan. Salah satu risiko
masalah kesehatan yang terjadi akibat dampak dari urbanisasi adalah obesitas
pada remaja. Obesitas menyebabkan terjadinya gangguan citra tubuh pada remaja.
Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan keluarga
dengan masalah obesitas pada remaja (An.I) di Kelurahan Sukamajubaru
Kecamatan Tapos Kota Depok. Setelah dilakukan beberapa kali intervensi
keperawatan yaitu berupa pengaturan pola makan, berat badan An.I mengalami
penurunan dari 85 kg menjadi 84 kg. Penurunan berat badan ini pada akhirnya
dapat mengatasi masalah gangguan citra tubuh pada An.I. Keluarga diharapkan
dapat terus memberikan dukungan kepada An.I dengan tetap menerapkan
pengaturan pola makan di rumah.

ABSTRACT
Increasing of urbanization in urban areas leads to health problems. Health
problems give impact to all age groups including adolescent. Adolescent didn't
have ability to make a good decision and think about future. It becomes one of
some reasons that adolescent is one of vulnerable group. One of health problems
that occurs as impact of urbanization is obesity in adolescent. Obesity can causes
alteration of body image in adolescent. The aim of this paper is to describe the
family nursing care with obesity in adolescent (An.I) in Kelurahan Sukamajubaru,
Kecamatan Tapos, Depok. After receiving nursing intervention in the form of
arranging eating pattern, body weight of An.I decrease from 85 kg to 84 kg.
Decreasing body weight can solve alteration of body image. Family is expected to
give support for An.I by continued to arrange eating pattern at home.;Increasing of urbanization in urban areas leads to health problems. Health
problems give impact to all age groups including adolescent. Adolescent didn't
have ability to make a good decision and think about future. It becomes one of
some reasons that adolescent is one of vulnerable group. One of health problems
that occurs as impact of urbanization is obesity in adolescent. Obesity can causes
alteration of body image in adolescent. The aim of this paper is to describe the
family nursing care with obesity in adolescent (An.I) in Kelurahan Sukamajubaru,
Kecamatan Tapos, Depok. After receiving nursing intervention in the form of
arranging eating pattern, body weight of An.I decrease from 85 kg to 84 kg.
Decreasing body weight can solve alteration of body image. Family is expected to
give support for An.I by continued to arrange eating pattern at home., Increasing of urbanization in urban areas leads to health problems. Health
problems give impact to all age groups including adolescent. Adolescent didn’t
have ability to make a good decision and think about future. It becomes one of
some reasons that adolescent is one of vulnerable group. One of health problems
that occurs as impact of urbanization is obesity in adolescent. Obesity can causes
alteration of body image in adolescent. The aim of this paper is to describe the
family nursing care with obesity in adolescent (An.I) in Kelurahan Sukamajubaru,
Kecamatan Tapos, Depok. After receiving nursing intervention in the form of
arranging eating pattern, body weight of An.I decrease from 85 kg to 84 kg.
Decreasing body weight can solve alteration of body image. Family is expected to
give support for An.I by continued to arrange eating pattern at home.]"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syaufi Zahrah
"Prevalensi obesitas di Indonesia menunjukkan peningkatan yang bermakna dari tahun ke tahun, termasuk di dalamnya prevalensi obesitas sentral yang dapat diukur melalui lingkar pinggang. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain potong lintang yang bertujuan untuk melihat korelasi antara asupan energi total, asupan lemak, dan lingkar pinggang dengan kadar HbA1c pada obesitas. Penelitian dilakukan di kantor Balai Kota DKI Jakarta dari akhir bulan November sampai Desember 2013. Pengambilan subyek dilakukan dengan cara consecutive sampling, didapatkan 47 subyek yang memenuhi kriteria penelitian. Karakteristik subyek yang diambil adalah usia, jenis kelamin dan indeks massa tubuh (IMT). Variabel data yang diteliti adalah asupan energi total, asupan lemak, lingkar pinggang, dan kadar HbA1c.
Hasil penelitian didapatkan subyek terbanyak berusia antara 36-50 tahun (93,6%), sebagian besar berjenis kelamin perempuan sebanyak 27 subyek (57,4%), dan sebanyak 35 subyek (74,5%) termasuk kategori obes I, karena sebagian besar subyek berada pada rentang usia 36 sampai 50 tahun, maka selanjutnya analisis data dan pembahasan dilakukan pada 44 subyek dengan rentang usia tersebut. Asupan energi total 32 subyek (72,7%) dibawah AKG (˂ 70% AKG). Median (min-maks) asupan energi total adalah sebesar 1225,8(766,0-4680) kkal. Sebagian besar subyek penelitian mengonsumsi lemak lebih dari persentase KET yang dianjurkan yaitu sebanyak 42 orang subyek (95,5%). Seluruh subyek laki-laki dan sebagian besar subyek perempuan (84%) memiliki LP lebih. Rerata kadar HbA1c pada subyek laki-laki adalah 6,3±0,2% dan perempuan 6,3±0,3%, dan hampir sebagian besar (68,2%) memiliki kadar HbA1c berisiko tinggi. Terdapat korelasi negatif tidak bermakna antara asupan energi total dengan kadar HbA1c pada subyek laki-laki (r=-0,15, p=0,536) dan korelasi positif tidak bermakna pada subyek perempuan (r=0,28, p=0,898). Korelasi negatif tidak bermakna dijumpai antara asupan lemak dengan kadar HbA1c pada seluruh subyek (r=-0,06, p=0,687). Korelasi positif tidak bermakna antara lingkar pinggang dengan kadar HbA1c terdapat pada seluruh subyek (r=0,18, p=0,236).

The prevalence of obesity in Indonesia is increasing and also the prevalence of central obesity which can be measured by waist circumference. The aim of this cross sectional study was to find the correlation between total energy intake, fat intake, and waist circumference with HbA1c levels in obes subject. Data collection was conducted during November to December 2013 in the institution of Balaikota DKI Jakarta. The subjects was obtained by consecutive sampling, and 47 subjects who meet study criteria were enrolled in this study. The data collection were characteristics of the subjects including age, gender and body mass index (BMI), as well as total energy intake, fat intake, waist circumference, and HbA1c levels.
The results showed the highest age between 36-50 years (93.6%), majority of the subjects were female (57.4%), and catagorized as obese I (74.5%). Because most of the subjects were in the range of age 36 to 50 years, the data analysis and discussion conducted on 44 subjects. Most of the subject had total energy intake under RDI requirements, i.e., 13 people (68.4 %) of male and 19 subjects (76%) of female subjects. Most of the subjects (42 subjects, 95.5%) had fat intake over recommended percentage of total energy requirement. All of the male and most of female subjects (84%) have waist circumference greater than the normal criteria. Mean of HbA1c levels were 6.3±0.2%, for male subjects and almost the same levels for female subjects, while 68.2% of the subjects were categorized as high risk. The were no significant negative correlation between total energy intake and HbA1c levels in male subjects (r =-0.15, p=0,536) and no significant in female subjects (r=0.28, p=0.898). There were no significant negative correlation between fat intake and HbA1c levels in all subjects (r=-0.06, p=0.687), while non significant positive correlation between waist circumference and HbA1c levels were found in all subjects (r=0.18, p=0.236).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Primacakti
"Latar Belakang: Obesitas saat ini sudah menjadi masalah epidemik global. Angka kejadian obesitas yang meningkat dikaitkan dengan meningkatnya sedentary behaviour dan rendahnya aktivitas fisis. Penelitian mengenai perbedaan aktivitas fisis pada remaja obes dan non-obes memiliki hasil yang bervariasi. Penelitian mengenai hal ini sangat jarang di Indonesia. Tujuan: Mengetahui pola aktivitas fisis remaja usia 10-15 tahun dan mengetahui perbedaan rerata keluaran energi, intensitas aktivitas fisis, dan durasi aktivitas fisis intensitas sedang-berat, serta screen time remaja obes dan non-obes serta mengetahui kesesuaian aktivitas fisis remaja dengan rekomendasi. Metode: Penelitian potong lintang dilakukan terhadap siswa/i kelas VII dan VIII SMPN 216 Jakarta Pusat usia 10-15 tahun. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama untuk melihat pola aktivitas fisis remaja usia 10-15 tahun sedangkan tahap kedua untuk melihat perbedaan rerata keluaran energi, intensitas aktivitas fisis, durasi aktivitas fisis intensitas sedang-berat, dan screen time remaja obes dan non-obes. Aktivitas fisis dinilai menggunakan buku harian Bouchard yang diisi selama 2 hari sekolah dan 1 hari libur. Hasil: Pekerjaan sekolah, menonton TV, jalan, renang, dan sepak bola merupakan aktivitas fisis yang sering dilakukan oleh remaja. Tidak terdapat perbedaan keluaran energi antara remaja obes dan non-obes (median 4752,9 (2950-8065,8) vs 4435,4 (2753,4-8134,7) kkal/hari, p 0,160). Intensitas aktivitas fisis remaja obes lebih rendah dibandingkan non-obes (median 1,5 (0,8-1,8) vs 2 (1,6-2,8) MET, p <0,001). Durasi aktivitas fisis intensitas sedang-berat remaja obes lebih pendek dibandingkan remaja non-obes ( 19.3 ± 6.9 vs 26.4 ± 3.4 menit, p 0,000). Screen time remaja obes lebih lama dibandingkan remaja non-obes (median 2,8 (1-6,6) vs 1,8 (0,3-6,1) jam, p 0,000). Tidak ada remaja yang memenuhi rekomendasi berdasarkan kriteria intensitas dan durasi aktivitas fisis, 15,5% remaja obes dan 79,8% remaja non-obes memenuhi rekomendasi berdasarkan screen time (p,0,001) . Simpulan: Aktivitas fisis bervariasi pada remaja usia 10-15 tahun. Tidak terdapat perbedaan keluaran energi antara remaja obes dan non-obes. Terdapat perbedaan intensitas aktivitas fisis, durasi aktivitas fisis intensitas sedang-berat, dan screen time antara remaja obes dan non-obes. Aktivitas fisis sebagian besar remaja tidak sesuai rekomendasi.
Background: Obesity is now a global epidemic problem. Increased prevalence of obesity is associated with increased sedentary behaviour and low physical activity. Research on differences in physical activity pattern in obese and nonobese adolescents have varying results. Research on this is very rare in Indonesia. Purpose: Knowing the physical activity patterns of adolescents aged 10-15 years old and know the difference between the mean energy output, physical activity intensity and duration of physical activity of moderate-vigorous intensity, and screen time obese and non-obese adolescents and determine the suitability of adolescents physical activity with recommendation. Method: Cross sectional study conducted on 6th and 7th grade students aged 10- 15 years old in 216 Junior High Schools. The study consisted of 2 phases. The first stage to see the physical activity patterns of adolescents aged 10-15 years, while the second stage to see the difference in mean energy output, intensity of physical activity, duration of physical activity of moderate-vigorous intensity, and screen time obese and non-obese adolescents. Physical activity was assessed using Bouchard diary for 2 days school and 1 day off. Results: School working, watching TV, walking, swimming, and football is a physical activity that is often done by adolescents. There was no difference in energy output between obese and non-obese adolescents (median 4752.9 (2950 to 8065.8) vs. 4435.4 (2753.4 to 8134.7) kcal / day, p 0.160). The intensity of physical activity of obese adolescents is lower than non-obese adolescents (median 1.5 (0.8 to 1.8) vs 2 (1.6 to 2.8) METs, p <0.001). Duration of physical activity of moderate-vigorous intensity obese adolescents shorter than non-obese adolescents (19.3 ± 6.9 vs 26.4 ± 3.4 minutes, p 0.000). Screen time obese adolescents longer than non-obese adolescents (median 2.8 (1 to 6.6) vs 1.8 (0.3 to 6.1) hours, p 0.000). There were no adolescents who meet recommendation based on the intensity and duration of physical activity criteria, 15.5% obese adolescent and 79.8% non-obese adolescents meet recommendations based on screen time (p, 0.001). Conclusion: Physical activity varies among adolescents age 10-15 years old. There are no difference in mean energy output but there are differences in intensity of physical activity, duration of physical activity of moderate-vigorous intensity, and screen time between obese and non-obese adolecents. Most of adolescents physical activity are not appropriate with recommendation."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia
"Pendahuluan: WHO menyatakan pada tahun 2013 terdapat lebih dari 42 juta anak-anak mengalami obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pola makan dengan obesitas pada anak usia sekolah dasar.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang yang dilakukan pada Juli-September 2015 di SDN 01 Menteng Jakarta. Pengambilan data dilakukan dengan antropometri dan kuesioner food recall 48 jam. Data yang diperoleh kemudian di analisis dengan menggunakan uji Chi-Square.
Hasil: Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pola makan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan obesitas dengan nilai p>0.05.
Diskusi: Hasil ini berbedadengan beberapa penelitian terdahulu yang mungkin disebabkan oleh pro.

Introduction: WHO states that in 2013 there were more than 42 million children are obese. This study aims to determine whether there is a relationship between diet and obesity in primary school age.
Method: This study uses a crosssectional study design conducted in July-September 2015 at SDN 01 Menteng Jakarta. Data taken from anthropometry and 48-hour food recall questionnaire. The data analyzed using Chi-Square test.
Result: Statistical analysis showed that the diet has no significant association with obesity with p> 0.05.
Discussion: This result is in contrast to some previous studies that might be caused by inappropriate proportion of subjects, information bias, and low questionnaires return rate.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafid Sugiarto
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Egi Priyenti Andreani
"ABSTRAK
Era globalisasi memiliki dampak positif dan negatif terhadap status kesehatan masyarakat. Seiring bertambahnya populasi masyarakat yang tinggal di perkotaan, meningkat pula masalah kesehatan yang timbul, salah satunya yaitu obesitas pada anak usia sekolah. Obesitas pada anak usia sekolah harus segera ditangani melalui asuhan keperawatan keluarga. Tujuan dilakukannya intervensi keperawatan mengacu pada lima tugas kesehatan keluarga. Intervensi unggulan yang dilakukan berupa pengaturan pola makan berdasarkan pedoman gizi seimbang. Asuhan keperawatan keluarga dilakukan berdasarkan lima tahapan proses keperawatan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa secara kognitif dan psikomotor keluarga tentang pengaturan pola makan mengalami peningkatan dan terjadi penurunan berat badan pada anak. Diharapkan perawat dapat melakukan pembinaan keluarga dengan anak usia sekolah yang memiliki masalah gizi melalui asuhan keperawatan keluarga secara rutin dan berkelanjutan.

ABSTRACT
Globalization era has positive and negative effects to public health. Increasing urban population, increased health problems too. One of the health problems is obesity in school aged children. Obesity in school aged children should be treated immediately through family nursing care. The aim of the intervention refers to five family heatlh tasks. The major nursing intervention that implemented is dietary adjustments based on balance nutrition guidelines. Family nursing care implemented based on nursing process. Evaluation shows the increasing family rsquo s cognitive and psychomotor about dietary adjustments and weight loss occurs in children. Hopefully, nurses can conduct the family with school aged children who have nutritional problems through family nursing care regularly and sustainably."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>