Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119945 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umi Chasanah
"

Salah satu data pelacakan objek yang menarik untuk diteliti adalah citra termal inframerah. Data tersebut tahan terhadap perubahan cahaya bahkan dapat dihasilkan pada kondisi tanpa cahaya. Disamping kelebihan yang dimiliki, pelacakan objek pada citra termal inframerah tersebut memiliki tantangan yang berbeda dari pelacakan pada citra visual spektrum, seperti kontras rendah yang merupakan karakter dari citra termal inframerah menyebabkan deteksi tepi antara objek dan latar belakang mempunyai kesulitan lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan metode pelacakan dengan akurasi tinggi dan dapat diimplementasikan secara real-time (20 frame per detik). Metode yang diusulkan pada penelitian ini adalah Optical Flow Tracker (OFT) dengan penambahan transformasi log adaptif (aLOFT) untuk meningkatkan kontras citra. Penambahan metode adaptive pre-processing tersebut mampu meningkatkan performa OFT. Tracker aLOFT cukup kompetitif ketika dibandingkan dengan state of the art tracker pada tantangan motion blur PTB-TIR 2019 Benchmark dengan hasil akurasi 0.905 dan kecepatan komputasi 64.9 fps.


One of the interesting objects tracking data is thermal infrared images. It is because of its ability to see in full darkness, no shadow effects and illumination robustness. However, those images object tracking has different challenges from visual images tracking, like low contrast of thermal images that cause difficulty to recognize the edge between object and background. Therefore, this research has the purpose to produce the tracker that is good in the precision score and still works in real-time (20 frames per second). In this paper, the authors proposed an adaptive log transform to enhance optical flow tracker (aLOFT) for thermal infrared images. The result of this method shows that adaptive pre-processing helps the tracker to outperform a better result compared to different preprocessing methods. The aLOFT tracker is competitive when compared to the state-of-the-art tracker PTB-TIR 2019 Benchmark in the motion blur problem with an accuracy of 0.905 and a computing speed of 64.9 fps.

 

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Sofyana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S34985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Irfan
"ABSTRAK
Dunia teknologi animasi dewasa ini telah berkembang dengan cukup pesat. Hal tersebut dapat dilihat pada berbagai macam film pada layar televisi dan layar lebar, maupun pada berbagai macam media lain, seperti permainan/games, dan lain-lain. Salah satu permasalahan dalam dunia animasi adalah kebutuhan akan gerakan animasi yang sehalus mungkin dan semirip mungkin dengan gerakan aslinya. Kebutuhan akan hal ini terjawab dengan menggunakan sebuah teknologi yang dapat diterapkan pada dunia animasi 3 demensi, yaitu teknologi motion capfure. Contoh dari hasil penggunaan teknologi ini dapat dilihat pada permainan FIFA 2000, film Starship Troopers, dan lain-lain.
Jenis-jenis teknik motion capture yang ada saat ini berbeda-beda, diantaranya adalah magnetic motion caprure, optical motion capture, dan lain-lain. Tiap-tiap jenis motion capture tersebut memiliki cara yang berbeda-beda untuk mencapai tujuannya. Diantara sekian banyak metode tersebut, terdapat sebuah metode motion capture yang menggunakan sistem optik, dengan menggunakan marker berwarna. Metode ini memerlukan beberapa buah kamera dan marker, sebuah komputer dan Sebuah software. Tulisan ini membahas satu-persatu hal-hal di atas, dan menyertai sebuah perangkat lunak (Mation Capture Eyes) yang telah dibuat, beserta simulasinya.

"
Lengkap +
2000
S39633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38653
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky Millennianno
"Karakterisasi dari mikropartikel umumnya dianalisa berdasarkan gerak Brown dengan besaran suhu tertentu. Kenaikkan suhu akan menyebabkan energi kinetik partikel berubah sehingga gerakan Brown dari partikel juga akan berubah. Mikropartikel mempunyai tipe-tipe yang sangat luas, salah satunya adalah magnetik. Sifat magnetik pada mikropartikel akan menyebabkan gerak Brown dari partikel akan berbeda apabila diberikan medan magnet eksternal. Dalam studi ini akan diteliti gerak Brown partikel dan magnetic polystyrene untuk diukur koefisien difusinya dalam kondisi medan magnet dan temperatur berbeda-beda. Nilai koefisien dapat ditentukan dari metode rerata kuadrat perpindahan yang membutuhkan analisa gerak partikel. Proses pelacakan dilakukan dengan algoritma pencitraan komputer seperti deteksi blob dan optical flow. Hasil menunjukkan deteksi partikel dengan metode blob seperti SURF dan optical flow RLOF lebih efisien dan cepat secara komputasi dan lebih akurat daripada EfficientDet, dengan hasil koefisien difusi yaitu 6,785034 x 10-15 m2s-1 untuk ukuran 1μm, 8,886335 x 10-16 untuk 3μm, dan 8,944864 x 10-16 untuk 5μm. Pada pengukuran koefisien difusi diperoleh bahwa semakin besar partikel, maka semakin kecil koefisien difusinya. Selain itu, dirancang juga sistem yang dapat menghasilkan medan magnet berotasi yang membutuhkan sinyal tiga fasa. Rangkaian flip-flop digital dapat menghasilkan sinyal tiga fasa, yang diproses dengan pengubah sinyal kotak menjadi sinus untuk menghasilkan sinyal sinus dengan beda fasa 119,752°.

Characterizing of microparticle usually analyzed by using Brownian movement with controlled temperature. Increasing the temperature will lead to changes in kinetic energy particle, and the Brownian movement of the particle will be changed too. Microparticle has many types which one of them was magnetic microparticle. Magnetic characteristics of microparticle will lead to changes in Brownian motion of partice if given certain external magnetic field. In this study, the stochastic Brownian motion of magnetic polystyrene will be measured with various temperatures and magnetic fields. The value of coefficient could be measured from mean square displacement method by analyzing particle movements. Particle movement could be tracked by using computer vision algorithms such as blob detection and optical flow. Results showed that particle detection using blob such as SURF and optical flow such as RLOF is more computationally faster and more accurate than using EfficientDet with diffusion coefficient results such as 6,785034 x 10-15 m2s-1 for 1μm size, 8,886335 x 10-16 for 3μm, and 8,944864 x 10-16 for 5μm. In diffusion coefficient measurement results, shows that the larger particle sizes will results in smaller diffusion coefficient. Also, the system for generating rotating magnetic field is developed with three-phase signal as requirement. Flip-flop digital circuits is used to generate three-phase signal with square to sine converter to create sine signal with 119,752° phase difference."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu masalah yang sering muncul dalam dunia fotografi adalah efek blur yang dapat diakibatkan baik oleh objek yang bergerak maupun gerakan kamera yang berhubungan dengan kecepatan rana (shutter speed) ketika gambar akan diambil. Paper ini menyajikan sebuah metode baru yang sederhana untuk mendeteksi kemunculan distorsi blur yang tidak diinginkan pada gambar digital. Metode yang diusulkan menggunakan transformasi discrete cosine transform (DCT) pada gambar yang telah mengalami distorsi dengan ukuran blok DCT yang bervariasi. Hasil dari pendeteksian ini kemudian digunakan untuk meningkatkan kualitas gambar melalui metode debluring berdasarkan korelasi pixel yang diterapkan pada area tertentu pada gambar yang mengandung distorsi blur ini. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa kualitas gambar yang disempurnakan dihasilkan oleh metode debluring secara selektif menggunakan deteksi distorsi blur lokal akan lebih baik daripada yang tidak melalui proses seleksi. Dari berbagai ukuran blok yang digunakan dalam percobaan, blok berukuran 32×32 piksel menghasilkan kualitas gambar yang secara umum lebih baik.

Abstract
One of the problems that often arise in photography is a blurring effect that can be caused either by a moving object or camera movements that associated with the shutter speed when the picture is taken. This paper presents a simple new method for detecting the appearance of unwanted blur distortion in digital images. The proposed method uses the transformation of Discrete Cosine Transform (DCT) on the image that has been distorted with varying DCT block size. The results of the detection used to improve image quality through debluring method based on pixel correlation that applied to certain areas of the image that contains this blur distortion. The experimental results show that the enhanced picture quality produced by the method of selectively debluring using a local blur distortion detection is better than not through the selection process. From various block sizes used in the experiments, the block size of 32×32 pixel generates better picture quality."
Lengkap +
[Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Universitas Multimedia Nusantara. Center for New Media ICT Research], 2010
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Girsang, Gery Rafaniel
"Pencitraan fluorescence merupakan salah satu jenis pencitraan yang digunakan oleh tenaga medis dalam mendiagnosa penyakit yang dimiliki pasien. Pencitraan ini juga mampu dilakukan secara intraoperative tanpa harus mengakibatkan efek samping seperti mutasi gen yang disebabkan oleh jenis pencitraan lainnya yang menggunakan radiasi elektromagnetik dan radioaktif (CT, MRI, dan PET). Keterbatasan dana menjadi penyebab tidak semua rumah sakit mampu membeli sistem deteksi pencitraan fluorescence yang mahal. Salah satu komponen penting dalam pencitraan ini adalah filter optik yang mampu memblokade sinar eksitasi dan membiarkan sinar emisi untuk dideteksi oleh kamera. Penelitian ini dimaksudkan untuk merancang filter optik sinar fluorescence dengan menggunakan bahan dasar plastik mika yang didapat secara komersil. Perancangan filter menggunakan kombinasi plastik mika dan foto film serta kamera CCTV berbasis IP yang telah dimodifikasi untuk mampu mendeteksi sinar fluorescence pada area sinar infra merah. Pengujian dilakukan pada ruang yang gelap dengan objek yang diuji adalah campuran Indocyanine Green (ICG) yang dicampurkan dengan air steril. Perancangan filter menggunakan spektrofotometer sehingga menghasilkan kombinasi filter abu abu gelap-foto film yang memiliki rasio gain sebesar 2,56. Pada saat pengujian, filter mampu meningkatkan sinyal cahaya fluorescence (S/B) dari 0,675 menjadi 1,502 akibat adanya peredaman sinar eksitasi pada bagian latar belakang gambar.

Fluorescence imaging is a type of imaging used by medical professionals when diagnosing disease in patients. This imaging can also be performed intraoperatively without causing side effects such as genetic mutations caused by other types of imaging (CT, MRI, and PET) that use electromagnetic and radioactive radiation. Funding constraints are why not all hospitals can afford expensive fluorescent imaging detection systems. One of the important components of this imaging is the filter, which blocks the excitation beam and allows the camera to detect the emitted light. This study aimed to design fluorescence filters using commercially available mica plastic as the base material. The filter design combines mica paper and film with a modified IP-based CCTV camera capable of detecting fluorescence in the infrared region. The test was carried out in a dark room, and the test object was a mixture of indocyanine green (ICG) and sterile water. The filter design uses a spectrophotometer to produce a dark gray-film filter combination with a gain ratio of 2.56. When tested, the filter was able to increase the fluorescence (S/B) light signal from 0.675 to 1.502 due to attenuation of the excitation light on the image background."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Prehadi
"Penulis pada penelitian ini tidak hanya melakukan perancangan sebuah purna rupa Eye Tracker namun juga memberikan sebuah studi kasus yang merupakan implementasi peralatan yang penulis rancang yang diharapkan dapat menjadi cikal bakal penelitian-penelitian pada dengan menggunakan Eye Tracker berikutnya. Eye tracking merupakan metode pengukuran titik tatapan mata atau pergerakan mata terhadap posisi kepala manusia. Sebuah eye tracker adalah peralatan yang digunakan untuk mengukur posisi dan pergerakan mata.
Perancangannya pada penelitian ini menggunakan Metode Perancangan Berbasis Pengguna (User Centered Design) yang merupakan salah satu pendekatan dalam melakukan perancangan Human Computer Interaction. Eye Tracker yang dirancang penulis menerapkan teknologi Video Based Eye Tracker yang terdiri dari sebuah komputer, monitor, kamera, dan sumber cahaya infra-merah. Sistem didukung oleh aplikasi komputer atau software yang akan menginterpretasikan data yang diterima.
Studi kasus yang penulis lakukan pada penelitian perancangan Eye Tracker ini adalah dengan mengimplementasikan penggunaan Eye Tracker untuk menafsirkan beberapa quality atribute. Metode penafsirannya menggunakan metode Web Usability dimana penulis melalui peralatan Eye Tracker memberikan penafsiran kuantitatif terhadap tingkat Learnability, Efficiency, Memorability, Errors, dan Satisfaction dari halaman web Departemen Teknik Industri UI www.ie.ui.ac.id.
Hasil penelitian ini berupa purna-rupa sebuah Eye Tracker yang memenuhi prinsip dasar pengembangan peralatan laboratorium: multi-fungsi, murah harganya; rendah biaya perawatannya; dan sesuai standar. Dan sebuah studi kasus penggunaan Eye Tracker pada evaluasi desain halaman web dengan menggunakan metode Web Usability. Halaman Website yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah halaman website Departemen Teknik Industri Universitas Indonesia dengan alamat www.ie.ui.ac.id. Halaman tersebut terlebih dahulu di download secara keseluruhan kedalam sebuah server lokal guna menghindari adanya perbedaan waktu akses.

The author is not only designing an Eye Tracker but also provides a case study which is the implementation of the stake equipments that can be expected become a research embryo on using the Eye Tracker. Eye tracking is a method of measuring eye saccade to eye gaze of the human head position. An eye tracker is the equipment used to measure the position and movement of the eye.
The design of an Eye Tracker on this research is using User Centered Design Method, which is one of the approaches applying to the design of the Human Computer Interaction. Eye Tracker is designed by applying Video Eye Tracker technology, which consists of a computer, monitor, camera, and infrared system. The system is supported by computer software that interprets the data will be received.
The case study that the author did research on The Eye Tracker is by implementing the use of the Eye Tracker for interpret some quality attribute. The method of interpreting is using Web Usability method and through the Eye Tracker equipment provides quantitative interpretation of the level of learnability, efficiency, memorability, errors, and satisfaction from the web page of Department of Industrial Engineering UI: www.ie.ui.ac.id.
Results of this research is a prototype of an Eye Tracker that meets the basic principles of the development of laboratory equipment: a multi-function, low price; low-cost maintenance and appropriate standards and also a case study on the use of the Eye Tracker to evaluate a design web page using Web Usability method. The web page that is used as an object of research is a web page of Department of Industrial Engineering, University of Indonesia with an address www.ie.ui.ac.id. The pages are downloaded into a local server in order to avoid differences in access time.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51975
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Arioputra
"ABSTRAK
Teknik yang digunakan untuk Sistem Pemantau Lalu Lintas pada masa sekarang
ini banyak tergantung pada sensor-sensor yang mempunyai kemampuan yang
terbatas, kurang fleksibel, dan seringkali mahal dan sulit untuk dipasang.
Penggunaan kamera digabungkan dengan teknologi Computer Vision menjadi
alternatif yang menarik dari sensor yang ada saat ini. Sensor berbasis kamera ini
mempunyai potensi yang lebih besar untuk mengamati kondisi lalu lintas yang
ada dibanding sensor konvensional saat ini yaitu sensor ini lebih murah dan
mudah untuk dipasang.Di dalam penelitian ini dikembangkan sistem pemantau
lalu lintas menggunakan metode Optical Flow dan Gaussian Mixture Model.
Eksperimen dilakukan menggunakan handycam, berlokasi di salah satu tol dalam
kota Jakarta. Kondisi pengambilan gambar adalah pada kondisi yang berbedabeda
yaitu pada saat pagi, siang, dan sore, cuaca cerah, dan mendung, serta
kondisi arus lalu lintas padat dan lancar. Setelah pengujian dilakukan, algoritma
Optical Flow memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan algoritma Gaussian
Mixture Model yaitu dengan akurasi mencapai 92% dibanding Gaussian yang
hanya mencapai 72%. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat akurasi adalah
kondisi waktu, cuaca, dan arus kendaraan serta lokasi pengambilan gambar.

Abstract
Current techniques for Sistem Pemantau Lalu Lintas rely on sensors which have
limited capabilities, inflexible and often, costly and disruptive to be installed.
Video camera, coupled with Computer Vision techniques offers an attractive
alternative to current sensors which is portable and low cost . In this research, a
traffic monitoring system using handy camera is developed using Optical Flow
and Gaussian Mixture Model (GMM) methods. The experiment took place in one
of the Jakarta city highway. The condition of the experiment is when the time is in
the morning, afternoon, evening, when it is clear, and cloudy, and also when the
traffic is light and heavy. The experiments shows that Optical Flow algorithm
gives better results regarding to accuracy rate, better than Gaussian Mixture
Model Algorithm. The Optical Flow reach 92% accuracy while Gaussian Mixture
only got to 72% accuracy. Some factors that influenced the accuracy rate of the
system are time, weather, traffic and location."
Lengkap +
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43308
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>