Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178581 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zhafirah Hidayatul Maftuhah
"

Pengolahan air bersih menghasilkan lumpur yang membutuhkan lahan besar dalam pengolahannya. Antibiotik amoksisilin dan pewarna brilliant green merupakan polutan bio-refractory-organic yang tidak cukup efektif disisihkan dengan pengolahan air limbah konvensional. Maka, diperlukan alternatif lain untuk mengolah polutan tersebut dengan efisiensi tinggi. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas lumpur alum dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Citayam sebagai adsorben senyawa amoksisilin dan brilliant green dibandingkan dengan menggunakan karbon aktif komersial. Adsorben berbahan dasar lumpur alum tersebut terdiri dari tiga jenis, yaitu lumpur alum non-aktivasi (AS), komposit lumpur alum dan TiO2 (TiO2@AS), serta komposit lumpur alum dan ZnCl2 (ZnCl2@AS) sedangkan karbon aktif komersial yang digunakan berupa Powdered Activated Carbon (PAC). Beberapa variabel adsorpsi seperti dosis adsorben, konsentrasi polutan dan pH dilakukan dalam sistem batch. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa efisiensi penyisihan polutan meningkat seiring peningkatan dosis adsorben, dan menurun seiring peningkatan konsentrasi polutan. Sedangkan efek pH pada penyisihan polutan dapat bervariasi tergantung pada pHPZC adsorben dan pKa polutan. Efisiensi penyisihan untuk kedua polutan lebih efektif dengan menggunakan PAC. Akan tetapi, AS juga merupakan adsorben yang efektif untuk menyisihkan brilliant green. Sedangkan amoksisilin tidak efektif disisihkan baik dengan AS, TiO2@AS maupun ZnCl2@AS. Model isoterm Langmuir sesuai untuk adsorpsi brilliant green menggunakan AS (qm 33,33 mg/g), TiO2@AS (qm 21,37 mg/g) dan PAC (qm 256,41 mg/g). Sedangkan model isoterm Freundlich lebih sesuai untuk adsorpsi amoksisilin menggunakan PAC (KF 73,68 (mg/g) (L/mg)1/n)). Model kinetika menunjukkan bahwa adsorpsi brilliant green menggunakan AS, TiO2@AS dan PAC paling sesuai dengan model pseudo second order yang menunjukkan bahwa adsorpsi berlangsung secara kimia.

 


Drinking water treatment plants produce sludge that require large space for its treatment. An antibiotic compound amoxicillin and brilliant green dye are bio-refractory-organic pollutant which are not effectively removed by conventional sewage treatment plant. Therefore, it is needed to find another alternative for treating those pollutants with high efficiency. This study is aimed to evaluate the effectiveness of alum sludge from Citayam Water Treatment Plant (WTP) as adsorbent for amoxicillin and brilliant green, compare to commercial activated carbon. Alum-sludge based adsorbent consists of three types, alum sludge without activation (AS), composite of alum sludge with TiO2 (TiO2@AS) and composite of alum sludge with ZnCl2 (ZnCl2@AS), while commercial activated carbon used is Powdered Activated Carbon (PAC). Some adsorption variables such as adsorbent dosage, pollutant concentration and pH were conducted in batch system. Experiment results showed that removal efficiency of pollutant increases with increasing adsorbent dosage, and decreases with increasing pollutant concentration. Effect of pH on pollutant removal depends on pHPZC of adsorbent and pKa of pollutant. Removal efficiency for both pollutant are higher for PAC. However, AS is also an effective adsorbent for removing brilliant green. Meanwhile, amoxicillin is not effectively removed by AS, TiO2@AS or ZnCl2@AS. Langmuir isotherm model fitted well for Brilliant green adsorption using AS, (qm 33,33 mg/g), TiO2@AS (qm 21,37 mg/g) dan PAC (qm 256,41 mg/g). Meanwhile Freundlich isotherm model fitted well for amoxicillin adsorption using PAC (KF 73,68 (mg/g) (L/mg)1/n)). The kinetics data showed that brilliant green adsorption using AS, TiO2@AS and PAC followed pseudo second order model indicating chemisorption process.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanni Randu Lasaufa
"Adsorpsi merupakan proses efektif dalam pengolahan limbah cair berwarna. Penelitian ini memanfaatkan lumpur alum sebagai adsorben polutan methylene blue, kemudian dilakukan regenerasi agar lumpur tersebut dapat digunakan untuk reuse. Lumpur alum dikarakterisasi dengan SEM-EDX untuk melihat morfologi, dan komposisi kimianya. Hasil mikrograf lumpur alum memiliki struktur kasar, berpori, dan oleh unsur oksigen, silika, dan alumunium. Hasil eksperimen adsorpsi menunjukkan % removal meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi adsorben dan menurun seiring dengan peningkatan konsentrasi polutan methylene blue. Kapasitas adsorpsi mengikuti pola isoterm Langmuir dengan konstanta a dan b berturut-turut 24.631 dan 0.021 serta kapasitas adsorpsi 26.05 mg/g. Selanjutnya hasil eksperimen Fenton homogen menunjukkan % removal meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi H2O2 dan FeSO4. Kemudian hasil regenerasi menunjukkan semakin besar kapasitas adsorpsi pada adsorben menghasilkan % removal yang semakin rendah. Untuk mengetahui keberhasilan proses regenerasi, beberapa sampel lumpur alum kembali dilakukan proses reuse adsorpsi. Hasil % removal dari reuse untuk adsorben setelah regenerasi adalah 45.25%, dimana lebih besar dua kali lipat jika dibandingkan dengan adsorben tanpa regenerasi. Sebagai kesimpulan, adsorben lumpur alum dan proses oksidasi Fenton homogen efektif dalam penyisihan senyawa methylene blue di air.

Adsorption is an effective process in the dye wastewater treatment. This research will utilize alum sludge as adsorbent in removal methylene blue pollutants. Then regeneration is carried out so that the sludge can be reused. Alum sludge will be characterized using SEM-EDX to see its morphology, and chemical composition. The alum sludge micrograph has a rough, porous structure, and is dominated by oxygen, silica and alumunium. The adsorption experimental results show that % removal increases with increasing adsorbent concentrations and decreases with increasing methylene blue pollutant concentrations. The adsorption capacity follows the Langmuir isotherm pattern with constants a and b respectively 24.631 and 0.021 and the adsorption capacity of 26.05 mg/g. The Fenton experimental results show efficiency removal increases with increasing H2O2 and FeSO4 concentrations. Then regeneration experiments were carried out with the results showing the greater adsorption capacity of the adsorbent produced lower % removal. To find out the success of the regeneration process, a number of alum sludge samples were reused for adsorption. The result of removal efficiency of reuse for adsorbents after regeneration is 45.25%, the value is more than doubled when compared to adsorbents that have not been regenerated. In conclusion, alum sludge adsorbent and homogeneous Fenton oxidation process are effective for removal of methylene blue compounds in water."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niswatul Choiriah
"Salah satu fungsi panting air dalam kehidupan manusia adalah untuk minum. Air yang kita minum harus mengandung mineral-mineral yang dibutuhkan oieh tubuh serta bebas dari mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit. Oleh karcna itu, air yang kita minum harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan air dilakukan dengan menggunakan unit pengolahan air dan unit penginjeksian ozon. Unit pengolahan air ini terdiri atas sebuah mikrofiltcr dan kolom-kolom unggun tetap campuran dengan media pengisi kolom pasir aktif, karbon aktifl dan zeolit. Ozon diinjeksikan dengan menggunakan injektorjenis venturi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui laju alir optimum dari unit pengolahan air minum, mengetahui pengaruh penginjeksian ozon terhadap kandungan kalsium dan magnesium dalam air. serta mengetahui Iama penginjeksian ozon yang efektif untuk menghilangkan pengotor-pcngotor biologis. Air sumber yang digunakan adaiah air sumur Departemcn Teknik Gas dan Petrokimia FTUI, Depok. Variasi yang dilakukan adalah variasi laju alir dan lamanya penginjeksian ozon. Laju alir yang digunakan adalah 10, 20, 30, 40, dan 50 Lljam. Sedangkan lama penginjeksian ozon yang dilakukan adaiah 15 menit dan 30 mcnit. Kandungan kalsium dan magnesium diuji dcngan menggunakan AAS. Pengujian mikrobiologi dilakukan dcngan metotlc tabung lhnnenlasi.
Dari penelitian didapat laju alir optimum dari unit pengolahan air ini adalah 10 L/jam. Penginjeksian ozon tidak mempengaruhi jumlah kalsium dan magnesium yang ada dalam air. Lama penginjeksian ozon yang optimum untuk menghilangkan bakteri koli total dan bakteri koli tinja adalah 15 menit.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hasanah Rochmatia
"Instalasi pengolahan air minum (IPAM) Citayam dalam proses pengolahannya akan menghasilkan residu berupa lumpur (sludge). Menurut beberapa peraturan disebutkan bahwa penyelenggaraan SPAM (Sistem Pengolahan Air Minum) melaksanakan penyelenggaraan sanitasi seperti pengolahan limbah untuk mencegah pencemaran Air Baku dan menjamin keberlanjutan fungsi penyediaan Air Minum. IPAM Citayam yang belum melakukan pengolahan limbah dari proses pengolahan air minum, melainkan hanya melakukan pembuangan secara langsung ke sungai Ciliwung. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa karakteristik lumpur serta merencanakan instalasi pengolahan lumpur.
Dari hasil analisa karakteristik lumpur, maka akan direncanakan beberapa alternatif sistem pengolahan lumpur yang kemudian akan dipilih dengan analisa SWOT, metode Expert Judgment, dan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Dengan debit instalasi sebesar 120 L/detik, IPAM Citayam menghasilkan jumlah timbulan massa lumpur sebesar 1353,81 kg/hari dan timbulan volume lumpur sebesar 283,15 m3/hari.
Berdasarkan karakteristik lumpur serta hasil pemilihan alternatif maka dipilih sistem pengolahan lumput yang terdiri dari 1 bak ekualisasi, 1 unit gravity thickener, 1 unit chemical conditioner, dan 1 unit belt filter press. Hasil pengolahan berupa dry cake lumpur akan dibuang ke landfill dan supernatan akan di resirkulasi menuju unit pengolahan air minum yaitu unit koagulasi.

Water treatment plant (WTP) Citayam produced sludge in a large quantity. According to several regulations, it is stipulated that the implementation of SPAM carries out sanitation operations such as waste management to prevent raw water pollution and ensure the sustainability of drinking water supply functions. The sludge generated from WTP Citayam is directly discharge into stream Ciliwung. The aim of this study is to analyze the characteristics of sludge and to plan for sludge treatment plant.
From the results of the analysis of sludge characteristics, several alternative sludge treatment systems will be planned which will then be selected by SWOT analysis, Expert Judgment method, and AHP (Analytical Hierarchy Process) method. With an installation discharge of 120 L/sec, WTP Citayam produced sludge is 1353.81 kg/day and 283.15 m3/day.
Based on three method, will be selected sludge treatment plant which has 1 equalization basins, 1 gravity thickener, 1 chemical conditioner, and 1 belt filter press. The processing results in the form of dry cake sludge will be discharged into landfills and the supernatant will be recirculated to the drinking water treatment unit, it is the coagulation unit.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Modistian
"Studi adsorpsi methyl orange (MO) menggunakan adsorben karbon aktif dan lumpur alum telah dilakukan untuk mengetahui efektivitas adsorben serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi eksperimen pada tingkat penyisihan MO. Beberapa faktor pengaruh yang diamati pada proses adsorpsi ini adalah efek konsentrasi adsorben, konsentrasi polutan, pH, temperatur, kecepatan pengadukan, volume reaksi serta penggunaan kembali adsorben (reuse). Studi dilakukan karena MO merupakan salah satu zat pewarna yang berbahaya dalam industri tekstil yang memiliki dampak terhadap manusia dan lingkungan. Berdasarkan eksperimen parametrik yang dilakukan pada adsorben karbon aktif diketahui bahwa seiring dengan naiknya konsentrasi adsorben, efisien penyisihan polutan MO juga meningkat sebesar 99,87% pada 1 g/L karbon aktif. Sedangkan pada efek konsentrasi polutan MO berbanding terbalik dimana semakin besar konsentrasi polutan yang diberikan, tingkat penyisihan pada adsorben semakin menurun, yaitu dari 95,89% menjadi 16,8%. Dan untuk adsorben lumpur alum, efisiensi penghilangan polutan MO sangat kecil hanya 5% dengan aktivasi KOH. Dari kedua perbandingan adsorben yang telah dilakukan, karbon aktif merupakan adsorben yang efektif digunakan untuk menghilangkan polutan methyl orange di air dengan persentase removal hampir 100% pada konsentrasi adsorben 0.5 g/L. Karbon aktif juga dapat diregenerasi dengan efisiensi penyisihan mencapai 80%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Firdaus
"Secara umum, instalasi pengolahan air minum yang ada di Indonesia menggunakan metode konvensional dan menghasilkan by product berupa lumpur dalam prosesnya. Kandungan bahan kimia dalam lumpur dapat menyebabkan pencemaran pada lingkungan sekitar sehingga memerlukan pengolahan lebih lanjut. Kemudian, salah satu limbah pencemar yang berbahaya dan sering digunakan dalam industri tekstil adalah methylene blue. Untuk mengatasi kedua permasalahan tersebut, penelitian ini akan memanfaatkan lumpur IPAM sebagai adsorben polutan biru metilen. Lumpur IPAM akan dikarakterisasi menggunakan SEM-EDX, XRD, BET, PSA, pHpzc berturut-turut untuk melihat kondisi morfologi, komposisi mineral, luas permukaan, dan distribusi partikelnya serta nilai pH muatan nol dari adsorben.
Hasil karakterisasi menunjukan, lumpur alum didominasi oleh unsur silika dalam bentuk quartz dengan luas permukaan 65,58 m2/gr dan terdistribusi pada ukuran 0,006 μm - 2,669 μm. Hasil pengujian pHpzc pada lumpur alum menunjukan nilai 6,25 sehingga lumpur alum dapat bekerja secara netral pada pH ini. Hasil eksperimen parametrik pada penelitian ini menunjukan bahwa seiring dengan peningkatan konsentrasi adsorben dan pH, persentase removal MB mengalami peningkatan pula. Hal tersebut berbanding terbalik dengan faktor peningkatan konsentrasi polutan yang menyebabkan penurunan persentase removal MB. Lebih lanjut, untuk faktor peningkatan suhu tidak menunjukan pengaruh yang signifikan. Efektivitas adsorpsi mengikuti pola isotherm mengikuti isotherm Langmuir dengan nilai konstanta a dan b adalah 37,453 dan 1,103 serta qe sebesar 36,93 mg/g. Kemudian menurut permodelan kinetika, hasil penelitian ini mengikuti model pseudo second order dengan nilai konstanta k2 adalah 1,77 x 10-3 g/mg.min dan qe sebesar 38,91 mg/g. Sebagai kesimpulan, lumpur alum yang berasal dari IPA Citayam, Depok dapat digunakan sebagai adsorben polutan biru metilen.

In general, drinking water treatment plants in Indonesia use conventional methods and produce by-products in the form of mud in the process. The chemical content in mud can cause pollution in the surrounding environment so that it requires further processing. Then, one of the hazardous and often used in the textile industry is methylene blue. To overcome these two problems, this study will utilize IPAM sludge as an adsorbent for methylene blue pollutants. The IPAM mud will be characterized using SEM-EDX, XRD, BET, PSA, pHpzc respectively to see the morphological conditions, mineral composition, surface area, particle distribution and the pH value of the zero charge of the adsorbent.
The results of the characterization show that alum sludge is dominated by silica elements in the form of quartz with a surface area of 65.58 m2 / gr and distributed at sizes of 0.006 μm-2.669 μm. The pHpzc test results on alum sludge showed a value of 6.25 so that alum sludge can work neutrally at this pH. The parametric experimental results in this study show that along with the increase in the concentration of the adsorbent and pH, the percentage of MB removal has also increased. This is inversely proportional to the factor increasing the concentration of pollutants which causes a decrease in the percentage of MB removal. Furthermore, for an increase in temperature factor it does not show a significant effect. The effectiveness of adsorption following the isotherm pattern of The Langmuir isotherm with constants a and b being 37.453 and 1.103 and qe of 36.93 mg/g. Then according to kinetics modeling, the results of this study followed the pseudo second order model with a k2 constant value of 1.77 x 10-3 g/mg.min and qe of 38.91 mg/g. In conclusion, alum sludge from IPA Citayam, Depok can be used as an adsorbent for methylene blue pollutants.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahrani Gusgitasari
"Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota Tangerang, PDAM Tirta Benteng bekerjasama dengan PT. Moya ingin meningkatkan kapasitas produksi air IPA PT. Moya dari 500 L/detik menjadi 700 L/detik. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder dari instansi-instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kapasitas menjadi sebesar 700 L/detik mampu melayani kebutuhan air Kota Tangerang hingga tahun 2021. Untuk analisis kualitas air baku, parameter mangan dan fecal coliform belum memenuhi baku mutu air baku berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001, yaitu >0,1 mg/L mangan dan >2.000 MPN/100mL fecal coliform . Sedangkan semua parameter kualitas air produksi IPA telah memenuhi baku mutu air minum berdasarkan PERMENKES No. 492 Tahun 2010.
Hasil evaluasi IPA menunjukkan bahwa unit sedimentasi tidak memenuhi kriteria desain yaitu pada parameter waktu detensi 46 menit. Hal ini disebabkan oleh adanya penggunaan plate settler pada unit sedimentasi. Hasil evaluasi juga menunjukkan bahwa untuk peningkatan kapasitas produksi IPA PT. Moya menjadi 700 L/detik perlu diimbangi dengan adanyaa penambahan unit-unit pengolahan, diantaranya 1 unit pompa dengan kapasitas 150 L/detik; 1 unit flokulasi dengan debit 200 L/detik; 1 unit sedimentasi dan pengubahan debit tiap unit menjadi 235 L/detik; serta 1 unit reservoir dengan kapasitas 5.000 m3.

Along with the increasing number of residents in Tangerang City, PDAM Tirta Benteng together with PT. Moya want to increase the production capacity of PT. Moya's water treatment plant from 500 L s to 700 L s. The data used in this research is secondary data from the related institutes. Results of the research shows that the increased capacity 700 L s is able to serve the water needs of Tangerang City until 2021. Raw water analysis shows that the manganese and fecal coliform parameters not met the water quality standards based on PP No. 82 Tahun 2001, ie 0.1 mg L manganese and 2,000 MPN 100mL fecal coliform . Analysis of produced water shows that the water has met drinking water quality standards based on PERMENKES No. 492 Tahun 2010.
The results of water treatment plant evaluation showed that the sedimentation unit did not meet the design criteria such as detention time parameter 46 minutes . It caused by the use of plate settler in the sedimentation unit. Evaluation results also show that to increase the production capacity of PT. Moya's water treatment plant to 700 L s, they need to add a few processing units such as 1 unit of pump with a capacity of 150 L s 1 flocculation unit with flow rate of 200 L s 1 sedimentation unit and changes of flow rate to 235 L s for each unit and 1 unit of reservoir with capacity of 5,000 m3.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Roseline
"Emerging contaminants (ECs) merupakan polutan yang menjadi sedang menjadi perhatian. Parasetamol merupakan salah satu emerging contaminant yang dapat menyebabkan pencemaran di badan air serta memiliki toksisitas yang dapat mempengaruhi kesehatan dan lingkungan. Adsorpsi merupakan alternatif metode penyisihan ECs yang menjanjikan karena cukup efisien, hemat biaya, dan mudah untuk dioperasikan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan efektivitas proses adsorpsi senyawa parasetamol dengan berbagai jenis adsorben, mengevaluasi pengaruh parameter operasional pH terhadap efektivitas proses adsorpsi, dan mengevaluasi potensi penggunaan kembali adsorben. Kuantifikasi parasetamol dilakukan dengan COD metode spektrofotometri dan metode separasi solid-liquid yang digunakan adalah metode separasi dengan syringe filter. Penyisihan parasetamol menggunakan berbagai adsorben, yaitu powdered activated carbon (PAC), zeolit alam, fly ash, lumpur alum nonaktivasi, lumpur terkalsinasi, dan lumpur teraktivasi asam. Analisis proses adsorpsi parasetamol dengan adsorben PAC dilakukan berdasarkan pengaruh konsentrasi adsorben, konsentrasi polutan dan pH. Berdasarkan hasil penelitian, PAC efektif menghilangkan parasetamol dengan efisiensi penyisihan COD sebesar 70,30%. Sedangkan adsorben lainnya kurang efektif karena efisiensi penyisihan COD bernilai negatif. Adsorpsi dengan PAC efektif menyisihkan parasetamol pada pH netral dan asam. Adsorben PAC memiliki potensi penggunaan kembali sebanyak dua kali dengan nilai efisiensi penyisihan >40%.

Emerging contaminants (ECs) is a pollutant that is becoming a concern. Paracetamol is an emerging contaminant which can cause pollution in the body of water as well as have toxicity that can affect health and environment. Adsorption is an alternative method of ECs removal which is quite promising because it is highly-efficient, cost effective, and easy to operate. This study was conducted to compare the effectiveness of paracetamol adsorption process by various types of adsorbents, evaluate the effect of pH operational parameters on the effectiveness of the adsorption process, and evaluate the potential reuse of adsorbents. Quantification of paracetamol was carried out by COD spectrophotometric method and the solid-liquid separation method used was the separation method with a syringe filter. Removal of paracetamol used various adsorbents, namely powdered activated carbon (PAC), natural zeolite, fly ash, alum sludge, calcined sludge, and acid activated sludge. Analysis of the paracetamol adsorption process with PAC adsorbent was carried out based on the effect of the concentration of the adsorbent, the concentration of pollutants and pH. Based on the results of the study, PAC effectively removes paracetamol with COD removal efficiency of 70.30%. While other adsorbents are less effective because the efficiency of COD removal is negative. Adsorption with PAC effectively removes paracetamol at neutral and acidic pH. PAC adsorbent has a potential for reuse as much as one time with the allowance efficiency value > 40%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wendi Anata
"Limbah dari pengolahan tahu dan tempe mempunyai kadar COD yang tinggi sekitar 7,000 ? 12,000 mg/L. Dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat tercemarnya air di sekitar pabrik tahu dapat mempengaruhi kualitas air sungai yang dapat mengganggu ekosistem perairan. Parameter kualitas air dapat diukur dengan nilai Chemical Oxygen Demand (COD). Diperlukan peningkatkan kualitas air agar kadar COD dapat sesuai dengan standar baku mutu (COD 150 mg/L). Salah satu cara menjaga kualitas air yang dapat digunakan adalah adsorpsi menggunakan karbon aktif. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yakni proses persiapan bahan eceng gondok, dehidrasi pada suhu 120 °C selama 12 jam, karbonisasi tanpa udara pada suhu 400 °C selama 70 menit, penyaringan ukuran 100 mesh, dan aktivasi kimiawi menggunakan KOH dengan variasi konsentrasi 2 M, 3 M, 4 M, dan 5 M. Nilai bilangan iod yang menyatakan luas permukaan karbon aktif terbesar adalah dengan menggunakan aktivator KOH 5 M, yakni 469,790 mg/g. Selanjutnya, dilakukan pengujian karakterisasi karbon aktif dengan analisis SEM-EDX yang menghasilkan morfologi luas permukaan karbon akibat pengaruh konsentrasi zat pengaktif. Setelah itu, sampel karbon aktif dipilih yang terbaik dengan luas permukaan optimum dan dilakukan uji kinerja adsorpsi untuk penurunan COD terhadap air limbah tahu dengan mengaduk 1 g karbon aktif dengan 100 mL air sampel dengan variasi waktu kontak 30, 60, 90, 120, dan 150 menit. Waktu kontak yang paling optimum dalam penelitian ini adalah dengan pemberian adsorben karbon aktif selama 150 menit dengan penurunan COD sebesar 57,96%.

Waste from processing and tofu has a high COD levels of around 7,000 to 12,000 mg/L. The environmental impact caused by contamination of water around the plant out can affect the quality of river water can disrupt aquatic ecosystems. Water quality parameters can be measured by the value of Chemical Oxygen Demand (COD). Water quality improvement is required in order to be able to COD levels in accordance with quality standards (COD 150 mg/L). One way to maintain the quality of water that can be used is adsorption using activated carbon. This research was conducted in several stages, namely the process of preparation of materials hyacinth, dehydrated at 120 °C for 12 hours, carbonization without air at a temperature of 400 °C for 70 minutes, filtering size of 100 mesh, and the activation of chemically using KOH with various concentrations 2 M, 3 M, 4 M and 5 M. Values iodine number is declared the largest surface area of activated carbon is to use 5 M KOH activator, namely 469,790 mg/g. Furthermore, activated carbon characterization testing performed by SEM-EDX analysis that generates a surface area morphology of carbon due to the influence of the concentration of activators. After that, the sample activated carbon have the best surface area is optimized and tested the performance of adsorption for COD reduction of the waste water out by stirring 1 g of activated carbon with 100 mL of water samples with a variation of contact time 30, 60, 90, 120, and 150 minute. The most optimum contact time in this research is the provision of an activated carbon adsorbent for 150 minutes with a COD reduction about 57.96%."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Pratiwi
"Proses degradasi polutan organik diharapkan dapat berlangsung lebih efektif dengan menggabungkan kedua proses fotokatalisis dan adsorpsi. Pada penelitian ini dilakukan variasi komposisi TiO2 - karbon aktif sebagai fotokatalis dan adsorben untuk mengetahui komposisi yang memberikan hasil penyisihan terbaik.
Ti02 dipreparasi menggunakan Ti(Opr)4AcAc sebagai precursor dengan metode sol gel. Selanjutnya sol Ti02 dicampurkan dengan serbuk karbon aktif pada berbagai komposisi kemudian diuapkan dan dikalsinasi. Material fotokatalis adsorben (AFT) kemudian dikarakterisasi dengan BET dan XRF untuk mengetahui luas permukaan dan prosentase jumlah katalis di permukaan adsorben. Uji kinetika proses degradasi fenol oleh material fotokatalis adsorben dalam reaktor Air Sparged Tube Reactor dilakukan untuk menentukan parameter parameter kinetika yaitu konstanta laju reaksi (kr), konstanta kesetimbangan adsorpsi (Kc) dan energi aktifasi (EA) Dalam analisis data digunakan model kinetika Langmuir-Hinshelwood untuk menggambarkan pembentukan CO2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penggunaan AFT dengan kandungan Ti02 kurang dan 50% penyisihan fenol terbanyak diperoleh pada komposisi 15% Ti02 dan 85% karbon aktif (AFT 15% TiO2) sedangkan pada penggunaan AFT dengan kandungan Ti02 lebih besar dan 50% komposisi 65% TiO2 dan 35% karbon aktif (AFT 65% Ti02) memberikan hasil terbaik. Model persamaan Langmuir-Hinshelwood berlaku pada saat kesetimbangan adsorpsi karbon aktif tercapai dimana hal tersebut dipengaruhi oleh jumlah karbon aktif di dalam AFT. Pada penggunaan AFT 15% TiO2 diperlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai kesetimbangan adsorpsi (=30 menit) daripada penggunaan AFT 65% TiO2(=5 menit).
Perbandingan parameter kinetika yang dilakukan terhadap dua kondisi optimum menunjukkan bahwa penambahan karbon aktif dapat meningkatkan kemampuan adsorbsi AFT namun disis Iain menurunkan kemampuan AFT dalam mendegradasi fenol. Umur AFT 15% TiO2 diduga lebih pendek daripada AFT 65% TiO2 karena harga kr yang lebih kecil dan harga Kc yang leblh besar sehingga AFT 15% TiO2 akan lebih cepat jenuh dengan fenol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T21269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>