Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155596 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Enggit Glory
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk, ukuran, dan kelimpahan mikroplastik pada insang dan saluran pencernaan ikan kakap merah Lutjanus argentimaculatus di tambak Desa Muara, Tangerang, Banten. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara dipancing, sebanyak 10 ekor dengan ukuran sekitar 25,76 cm. Insang ikan kakap merah dipotong sebesar 1 cm2. Isi lambung dan isi usus dikeluarkan lalu dilarutkan dengan 30 ml akuades. Dinding lambung dan dinding usus yang telah kosong dipotong sebesar 1 cm2. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop cahaya dengan aplikasi IndoMicroView 3.7. Hasil penelitian menunjukkan bentuk mikroplastik yang paling dominan adalah fiber. Kisaran mikroplastik yang ditemukan memiliki ukuran 25—4200 µm. Kelimpahan mikroplastik pada ikan kakap smerah tambak Desa Muara sebanyak 121,19 ± 35,32 partikel ind-1 pada insang, 792 ± 344,79 partikel ind-1 pada isi lambung, 105, 77 ± 34,12 partikel ind-1 pada dinding lambung, 1096 ± 284,34 partikel ind-1 pada isi usus, dan 146,67 ± 60,34 partikel ind-1 pada dinding usus. Mikroplastik pada setiap lapisan insang memiliki perbedaan rata-rata. Jumlah mikroplastik yang terdapat pada isi dan dinding memiliki kelimpahan yang berbeda signifikan. Jumlah mikroplastik yang terdapat pada isi lambung dan isi usus berbeda signifikan. Jumlah mikroplastik yang terdapat pada dinding lambung dan dinding usus tidak berbeda signifikan.

The purpose of this research is to analyze the types, sizes, and quantities of microplastic in the gills and digestive system of the Lutjanus argentimaculatus in Muara Village pond. A total of 10 red snapper samples with sizes approximately 25,76 cm. The gills were cut to 1 cm2 size. The stomach’s content and intestine’s content were then dissolved in 30 ml aquades. The empty stomach and intestine wall were cut to 1 cm2 size. The samples were then observed under a light microscope and using the IndoMicroView 3.7. application. The most abundant microplastic type is fiber. The size of the microplastics are between 25-4200 µm. The abundance of microplastic is approximately 21,19 ± 35,32 ind-1 particle in the gills, 792 ± 344,79 ind-1 particles in the stomach content, 105, 77 ± 34,12 particles in the stomach wall, 1096 ± 284,34 particles in the intestine content, and 146,67 ± 60,34 particles in the intestine wall. The microplastics in every gill wall have different averages. Microplastics abundance in the content and the wall have a difference. Microplastics abundance in the content of the stomach and the intestine are different. The number of microplastics in the stomach and intestine wall is not different."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Nabila
"Penelitian ini bertujuan menganalisis kelimpahan serta bentuk mikroplastik yang terkandung pada saluran pencernaan dan insang ikan kakap putih (Lates calcarifer) di tambak Desa Muara Teluknaga, Tangerang. Sampel sebanyak 10 individu dengan ukuran ±31 cm diisolasi insang serta saluran pencernaanya (lambung dan usus). Analisis mikroplastik pada saluran pencernaan dengan cara melarutkan isi lambung dan usus dengan 30 mL akuades serta mengamati preparat 1 cm2 dinding usus dan dinding lambung dibawah mikroskop optik cahaya. Sepanjang 1 cm lembar insang dijadikan preparat, kemudian diamati dibawah mikroskop optik cahaya. Hasil yang didapatkan terdapat mikroplastik bentuk fiber, film, fragmen dan granula dengan ukuran berkisar 20 – 3160 µm. Rata-rata kelimpahan mikroplastik pada larutan isi lambung dan larutan isi usus yaitu 677 ± 241,34 partikel/ind dan 983 ± 211,4 partikel/ind. Sekitar 9,68% dan 11,9% mikroplastik masih ditemukan pada dinding lambung dan usus setelah proses pencucian menggunakan akuades. Rata-rata kelimpahan mikroplastik yang ditemukan pada dinding lambung dan usus yaitu 72,55  ±  34,9 partikel/ind dan 132,72 ± 42,16 partikel/ind. Hal ini menunjukkan kelimpahan mikroplastik pada usus lebih tinggi dibandingkan pada lambung. Ada perbedaan kelimpahan mikroplastik pada insang berdasarkan lembar insangnya. Jumlah rata-rata mikroplastik pada lembar insang pertama hingga keempat pada insang ikan kakap putih yaitu 41,4 partikel per lembar; 25,04 partikel per lembar; 23,52 partikel per lembar; dan 19,53 partikel per lembar. Sementara jumlah rata-rata mikroplastik yang ditemukan pada 10 sampel insang adalah 109,49±38,17 partikel/ind.

This study aims to analyzed the abudance and type of microplastic in digestive tract and gill of  barramundi  (Lates calcarifer) at Desa Muara pond Teluknaga, Tangerang, Banten. Gills and digestive tract (stomach and intestine) of 10 barramundi with size of about 31 cm were isolated. Microplastic abundance analysis in digestive tract by dissolving the content of stomach and intestine in 30 mL distilled water and observing preparations 1 cm2 intestinal and wall under microscope. Gills sample with size of 1 cm of gill sheet made as preparations, then were observed under light optical microscope. The results obtained are microplastic types of fibers, films, fragments and granules with sizes ranging from 20 µm – 3160 µm. Average microplastic abundance in stomatch contents solution and intestine contents solution were 677 ± 241,34 particle/ind and 983 ± 211,4  particle/ind. On average about 9,68% and 11,9% of microplastics are still attached to the stomach and intestine wall after the washing process using distilled water. Average microplastic abundance in stomach wall and intestine wall were 72,55  ±  34,9 particle/ind and 132,72 ± 42,16  particle/ind. It showed that abundance in the intestine is higher than in the stomach. There is a difference in microplastic abundance on the gills based on the gill sheet. The average number of microplastics in the first to fourth gill sheets in the barramundi was 41.4 particles per sheet; 25.04 particles per sheet; 23.52 particles per sheet; and 19.53 particles per sheet. while While the average number of microplastics found in 10 gills samples was 109.49 ± 38.17 particles / ind.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Imbalan
"Ikan kakap merah (Lutjanus gibbus dan Lutjanus erythropterus ) merupakan ikan target tangkapan rawai dasar di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan Pandeglang Banten. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang aspek biologi, aspek perikanan dan pengelolaannya bagi nelayan di Labuan Pandeglang. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Ikan kakap merah Lutjanus gibbus sebanyak 65 ekor dan Lutjanus erythropterus sebanyak 60 ekor yang digunakan sebagai bahan penelitian. Panjang total ikan Lutjanus gibbus berkisar antara 225 - 287 mm (rata-rata 299,58 mm) dengan berat berkisar antara 319 - 789 g (rata-rata 405,92 g), Ikan Lutjanus erythropterus panjang total berkisar antara 240 - 570 mm (rata-rata 364,28 mm) dengan berat berkisar antara 220 - 3.128 g (rata-rata 894,72 g). Hubungan panjang total dan berat Lutjanus gibbus bersifat allometrik negatif dan Lutjanus erythropterus bersifat isometrik. Gonad ikan betina Lutjanus gibbus dan Lutjanus erythropterus masih tergolong Tingkat Kematangan Gonad III sehingga belum dapat dihitung jumlah telurnya. Ukuran panjang pertama kali tertangkap Lutjanus gibbus 294,6 mm dan Lutjanus erythropterus 354,02 mm. Berasarkan hal tersebut ternyata kedua jenis ikan kakap telah mengalami pemijahan. Lutjanus gibbus dan Lutjanus erythropterus tergolong ikan karnivora. Berdasarkan data produksi bulanan ikan kakap yang didaratkan di Labuan, Pandeglang, musim penangkapannya terjadi pada periode Triwulan I dan Triwulan II. Pengelolaan perikanan ikan kakap pada waktu musim pemijahan jumlah alat tangkap dan frekuensi penangkapan perlu dikurangi dan memperluas daerah penangkapannya.

Red snapper (Lutjanus gibbus and Lutjanus erythropterus) are the target which are bottom of longline. This study aimed to obtain information for fishermen in Labuan Pandeglang aspects of biology, fisheries and management. The research method used observation, measuring fish, surgery, sample analysis, and interviews. Specimen of red snapper Lutjanus gibbus are 65 individual and Lutjanus erythropterus are 60 individual. The results of measurements of the total length of the fish Lutjanus gibbus ranged between 225-287 mm with an average of 299.58 mm and weighing between 319-789 g with an average of 405.92 g and fish Lutjanus erythropterus ranged between 240-570 mm with an average the average 364.28 mm and weighing between 220-3128 g with an average of 894.72 g. Calculation of total length and weight relationship Lutjanus gibbus is negative allometrik and Lutjanus erythropterus isometric. Female fish gonads Lutjanus gibbus and Lutjanus erythropterus still relatively Gonad Maturity stage III and therefore has not counted the number of eggs. Length first caught Lutjanus gibbus on the size 294.6 mm and 354.02 mm Lutjanus erythropterus in size. Of that size that both types of snapper spawning has experienced. Both are classified as type snapper carnivorous fish. From the monthly production data snapper landed in Labuan, Pandeglang, the arrest took place during the first quarter and second quarter. For snapper fishery management during spawning season gear number and frequency of arrest should be reduced and expanded his arrest.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T32657
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hidayah Fitria Rahmawati
"Pencemaran di hutan mangrove, salah satunya yaitu pencemaran sampah plastik. Sampah plastik yang terdegradasi dan terurai dalam jangka waktu lama berubah menjadi serpihan plastik disebut mikroplastik (< 5 mm). Jika mikroplastik tertelan oleh biota perairan, maka membahayakan biota tersebut. Biota perairan yang memiliki habitat di mangrove Muara Teluknaga dan dikonsumsi oleh masyarakat adalah ikan belanak (Mugil dussumieri) dan kerang darah (Anadara granosa). Penelitian dilakukan bertujuan untuk menghitung jumlah dan mengidentifikasi jenis mikroplastik serta menganalisis hasil FTIR sampel ikan belanak, air mangrove, kerang darah, dan sedimen mangrove Muara Teluknaga. Pengambilan sampel pada ikan belanak dan air mangrove sebanyak 3 stasiun dan pengambilan sampel kerang darah dan sedimen sebanyak 2 stasiun. Masing-masing sampel ikan belanak dan kerang darah disimpan dalam botol kaca yang berisi alkohol dan dilanjutkan pengambilan organ lunak diikuti pemberian larutan HNO3. Jenis-jenis mikroplastik yang ditemukan pada sampel ikan belanak, kerang darah, air mangrove, dan sedimen yaitu fiber, film dan fragmen. Mikroplastik paling banyak ditemukan pada sampel ikan belanak, air mangrove, kerang darah, dan sedimen adalah mikroplastik fiber. Hasil FTIR sampel ikan belanak ditemukan adanya polimer polyethylene (PE) dan sampel air mangrove ditemukan gugus poly (dimethyl siloxane).

One of pollutin in mangroves is plastic waste pollution. Plastic waste degraded and decomposed over a long period of time turns into plastic debris called microplastic (< 5 mm). If microplastics are swallowed by fishery biota, then they endanger biota. Biota in mangrove of MuaraTeluknaga consumed by people are mullet (Mugil dussumieri) and blood cockle (Anadara granosa). The study was conducted to count the number and identify the types of microplastics and analyze the results of FTIR samples of mullets, mangrove water, blood cockle, and mangrove sediments. Taking sampling on mullet and mangrove water with 3 stations and taking samples of blood cockles and sediment with 2 stations. Each sample of mullet fish and blood cockle was stored in glass bottle containing alcohol and prepared to take organization received HNO3 assistance. The types of microplastics found in samples of mullets, blood cockles, mangrove water, and sediment are fiber, film, and fragment. The most common microplastic found in samples of mullets, mangrove water, blood cockle, and sediments are fiber. FTIR results of mullet fish sample found was containing polyethylene (PE) polymers and mangrove water samples poly groups (dimethyl siloxane) were found."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Fanny Shavira
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis bentuk dan kelimpahan mikroplastik pada air, insang, dan saluran pencernaan ikan mujair Oreochromis mossambicus dan ikan setan merah Amphilophus labiatus yang terdapat di Situ Salam, Kampus Universitas Indonesia, Depok. Sampel air diambil sebanyak 20 L lalu disaring menggunakan plankton net sampai volume air menjadi 200 ml sementara sampel ikan mujair dan ikan setan merah diambil masing-masing 10 ekor dengan jala lalu disimpan di wadah penyimpanan berisi formalin 40%. Ekstraksi sampel dilakukan di Laboratorium Biologi Kelautan, Departemen Biologi, FMIPA UI dengan metode dekstruksi oleh HNO3 65% kemudian dilakukan analisis bentuk dan kelimpahan mikroplastik di bawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan, rata-rata total kelimpahan mikroplastik pada air diperoleh 153,7 ± 44,2 partikel L-1, pada saluran pencernaan ikan mujair diperoleh 2.868 ± 723,5 partikel ind-1, pada saluran pencernaan ikan setan merah diperoleh 3.548,4 ± 1031,4 partikel ind-1, pada insang ikan mujair diperoleh 3.782,6 ± 1.171,6 partikel ind-1, dan pada insang ikan setan merah diperoleh 3.848 ± 863,1 partikel ind-1. Bentuk mikroplastik yang mendominasi pada air situ, saluran pencernaan, dan insang adalah bentuk fiber. Berdasarkan hasil Uji T Dua Sampel terhadap sampel insang dan pencernaan dari ikan mujair dan ikan setan merah menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan.

Research has been carried out that aims to analyze the shape and microplastics in the water, gills, and digestive tract of tilapia fish Oreochromis mossambicus and red devil fish Amphilophus labiatus that found in Salam Lake, University of Indonesia Campus, Depok. Water samples were taken as much as 20 L and then filtered using a plankton net until the water volume became 200 ml while samples of tilapia fish and red devil fish were taken each with a net and stored in a storage container containing formalin 40%. Sample extraction was carried out at the Marine Biology Laboratory, Department of Biology, FMIPA UI with the destruction method by HNO3 65% and then analyzed the shape and abundance of microplastics under a microscope. The results showed that the average total abundance of microplastics in water was 153,7 ± 44,2 L-1 particles, in the digestive tract of tilapia fish it was obtained 2.868 ± 723,5 ind-1 particles, in the digestive tract of red devil fish obtained 3.548,4 ± 1.031,4 ind-1 particles, in the gills of tilapia fish obtained 3.782,6 ± 1.171,6 ind-1 particles, and in the gills of red devil fish obtained 3.848 ± 863,1 particles ind-1. The predominant form of microplastic in the water, digestive tract, and gills is the form of fiber. Based on the results of the Two-Sample T-Test on gill and digestive samples of tilapia fish and red devil fish, there is no significant difference."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentia Priscilla
"Penelitian ini menganalisis kelimpahan dan jenis mikroplastik pada bandeng Chanos chanos, air, dan endapan tambak bandeng di Muara Kamal dan Marunda, Teluk Jakarta. Pengambilan sampel bandeng dilakukan dengan kriteria umur 5 sampai 6 tahun berusia bulan dengan jumlah sampel 6 ikan dari setiap lokasi. Air dan sedimen tadinya diambil dari 5 titik di kolam bandeng di setiap lokasi. Saluran pencernaan diekstraksi dari setiap bandeng dihancurkan dengan pereaksi asam nitrat yang kuat (HNO3 65%). air sampel disaring menggunakan plankton net dengan ukuran mesh 300 μm dan sedment sampel dikeringkan dalam oven. Solusi NaCl terkonsentrasi digunakan untuk mencapai flotasi mikroplastik pada setiap sampel disiapkan saluran pencernaan ikan bandeng, air yang disaring, dan sedimen kering. Pengamatan dilakukan dengan mikroskop cahaya.
Sampel ditempatkan di Sedgwick Rafter Chamber dan penghitungan mikroplastik dilakukan dilakukan untuk partikel dengan ukuran mulai dari 20 μm hingga 4 mm berdasarkan bentuk partikelnya serat, film, fragmen, dan granula. Hasil yang diperoleh untuk sampel dari Muara Kamal menunjukkan jumlah mikroplastik 3.005 ± 437,4 partikel ind-1 dalam ikan bandeng, 103,8 ± 20,7 partikel L-1 dalam air, dan 111.680 ± 13.204,2 partikel Kg-1 dalam sedimen. Mikroplastik Kelimpahan ditemukan lebih rendah dalam sampel dari Marunda dengan 2.090 ± 545 partikel ind-1 in bandeng, 90,7 ± 17,4 partikel L-1 dalam air, dan 82,480 ± 11,226,4 partikel Kg-1 dalam sedimen.

This study analyzes the abundance and types of microplastics in Chanos chanos, water, and milkfish pond deposits in Muara Kamal and Marunda, Jakarta Bay. Sampling of milkfish is carried out with the criteria of age 5 to 6 years old with a sample of 6 fish from each location. Water and sediment were taken from 5 points in the milkfish pond at each location. The digestive tract is extracted from each milkfish destroyed by strong nitric acid reagents (65% HNO3). water. The sample was filtered using a plankton net with amesh size of 300 μm and the sample sedment was dried in an oven. The concentrated NaCl solution is used to achieve. Microplastic flotation in each sample was prepared by the digestive tract of milk fish, filtered water, and dry sediment. Observations were made with a light microscope. Samples were placed in the Sedgwick Rafter Chamber and microplastic calculations were carried out for particles ranging in size from 20 μm to 4 mm based on the particle shape of the fibers, films, fragments, and granules. The results obtained for samples from Muara Kamal showed the amount of microplastic 3.005 ± 437.4 particles ind-1 in milkfish, 103.8 ± 20.7 L-1 particles in water, and 111,680 ± 13,204.2 Kg-1 particles in sediments. Abundance microplastic was found lower in samples from Marunda with 2,090 ± 545 ind-1 particles in milkfish, 90.7 ± 17.4 L-1 particles in water, and 82,480 ± 11,226.4 Kg-1 particles in sediment.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amar Saktiawan
"

 

Abstrak

 

Ikan sapu-sapu merupakan salah satu ikan yang dapat dijumpai di Ciliwung dan mampu bertahan dari pencemaran pada perairan sehingga kerap dijadikan indikator biologis untuk  perairan tercemar. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelimpahan dan bentuk mikroplastik pada ikan sapu-sapu Pterygoplichthys pardalis (Castelnau, 1855), air, dan sedimen di Ciliwung daerah Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan jaring sebanyak 4 kali dan diambil 10 ekor. Pengambilan sampel air dan sedimen dilakukan pada 5 titik. Insang dan saluran pencernaan di ekstraksi dan dihancurkan menggunakan HNO3 65%. Sampel air sebanyak 20 liter disaring dengan plankton net. Sampel sedimen diambil kemudian sampel dikeringkan di oven. Larutan NaCl jenuh ditambahkan untuk pengapungan mikroplastik pada tiap sampel insang, lambung, usus, air tersaring, dan sedimen kering. Sampel diletakkan pada Sedgwick Rafter Chamber kemudian diamati bentuk dan jumlah mikroplastik di bawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan rata-rata mikroplastik pada Insang adalah 5.973 ± 1.087,85 partikel ind-1, 5.250 ± 313,22 partikel ind-1 pada lambung, 5.089 ± 253,79 partikel ind-1 pada usus,  223,6 ± 46,12 partikel L-1 pada air, dan 336.320 ± 38.087,68 partikel kg-1 pada sedimen. Persentase komposisi bentuk mikroplastik terbesar pada insang, lambung, usus, dan sedimen adalah fragmen. Untuk sampel air, persentase komposisi bentuk mikroplastik terbesar adalah film.


Abstract

 

Cattle fish is one of the fish that can be found in Ciliwung and is able tostand with pollution in the waters so it is often used as a biological indicator for polluted waters. This study aims to analyzed the abundance and shape of microplastics in the cattle fish Pterygoplichthys pardalis (Castelnau, 1855), water and sediments in Ciliwung, Srengseng Sawah, South Jakarta. Fish samples were taken with a net 4 times and 10 were taken. Water and sediment samples were taken at 5 points. Gills and digestive tract were extracted and crushed using 65% HNO3. A 20 liter water sample was filtered with a plankton net. The sediment sample was taken and then the sample was dried in an oven. A saturated NaCl solution was added for microplastic flotation on each sample of gills, stomach, intestines, filtered water, and dry sediment. The sample was placed in the Sedgwick Rafter Chamber and then the shape and number of microplastics were observed under a microscope. The results showed that the average abundance of microplastics in gills was 5,973 ± 1087.85 ind-1 particles, 5,250 ± 313.22 ind-1 particles in the stomach, 5.089 ± 253.79 ind-1 particles in the intestine, 223.6 ± 46 , 12 particles of L-1 in water, and 336,320 ± 38,087.68 particles of kg-1 in sediment. The largest percentage of microplastic form compositions in gills, stomach, intestines, and sediments are fragments. For water samples, the largest percentage composition of the microplastic form is film.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kintan Dienda Dienizar
"

Mikroplastik merupakan partikel plastik yang terdegradasi di lingkungan dengan ukuran < 5 mm. Kandungan mikroplastik di perairan tawar berpotensi membahayakan kelangsungan hidup biota di dalamnya. Penelitian ini bertujuan menganalisis kelimpahan dan persentase komposisi bentuk mikroplastik pada insang dan saluran pencernaan ikan nila Oreochromis niloticus (Linnaeus,1758) di Ciliwung daerah Srengseng Sawah, Jakarta Selatan. Insang dan saluran pencernaan (lambung dan usus) dari 10 sampel ikan nila diekstraksi dan dihancurkan menggunakan larutan asam nitrat (HNO3) 65%. Sampel yang telah diekstraksi kemudian diberi larutan NaCl jenuh agar mikroplastik mengapung ke permukaan. Sampel diteteskan sebanyak 1 ml pada Sedgwick Rafter Chamber kemudian diamati di bawah mikroskop dan dihitung jumlah mikroplastik berdasarkan bentuk partikelnya. Hasil penelitian terdapat kelimpahan mikroplastik pada sampel insang, lambung, dan usus ikan nila diantaranya bentuk fiber, film, fragmen, dan granula. Total kelimpahan rata-rata mikroplastik di insang sebanyak 4.135 ± 3.297,20 partikel/ind, di lambung sebanyak 2.772 ± 1.030,43 partikel/ind, dan di usus sebanyak 3.598 ± 1.582,18 partikel/ind ditemukan pada ikan nila. Persentase komposisi bentuk mikroplastik yang ditemukan dominan pada ikan nila terdapat bentuk fiber sebesar 57,85% di insang; 53,21% di lambung dan 53,06% di usus.

 


Microplastics are plastic particles that degrade in the environment with a size of <5 mm. The content of microplastics in freshwater has the potential to endanger the survival of the biota in it. This study aims to analyze the abundance and percentage composition of microplastic forms in the gills and digestive tract of Nile Tilapia fish Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) in Ciliwung, Srengseng Sawah, South Jakarta. The gills and digestive tract (stomach and intestines) of 10 samples of nile tilapia fish were extracted and crushed using a 65% nitric acid (HNO3) solution. The extracted sample is then given a saturated NaCl solution so that the microplastic floats to the surface. The sample was dropped as much as 1 ml into the Sedgwick Rafter Chamber and then observed under a microscope and the number of microplastics was calculated based on the shape of the particles. The results showed an abundance of microplastics in the samples of gill, stomach, and intestines of tilapia including the form of fiber, film, fragments, and granules. The total abundance of microplastics in the gills was 4.135 ± 3.297,20 particles / ind, 2.772 ± 1.030,43 particles / ind in the stomach, and 3.598 ± 1.582,18 particles / ind in the intestine, which was found in tilapia. The percentage composition of the microplastic form that was found predominantly in tilapia contained a fiber form of 57,85% in the gills; 53,21% in the stomach and 53,06% in the intestine.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harezki Bazakhi
"Ikan Nila Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) pada Setu Babakan Jagakarsa, Jakarta Selatan banyak dikonsumsi oleh masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis presentase kelimpahan bentuk mikroplastik pada insang, lambung, dan usus ikan Nila Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) yang diperoleh dari Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan di Setu Babakan dan Laboratorium Biologi Laut, Departemen Biologi FMIPA Universitas Indonesia. Sampel ikan Nila yang diteliti sebanyak 18 ekor dengan panjang berkisar 13-20 cm. Sampel diisolasi untuk kemudian dilakukan metode destruksi dengan menggunakan larutan HNO3 65% sehingga dapat dilakukan proses analisis kelimpahan dan bentuk mikroplastik di bawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan terdapat total kelimpahan rata-rata pada sampel air permukaan sebesar 308,00 ± 128,29 partikel/liter; insang sebesar 7.820 ± 1.847 partikel/individu; pada sampel lambung sebesar 2.588,11 ± 751,33 partikel/individu; dan pada sampel usus sebesar 5.178,16 ± 2.098,55 partikel/individu. Total kelimpahan mikroplastik terbesar terdapat pada sampel insang dan terendah pada sampel lambung. Hasil uji statistik Kruskal-Wallis menunjukkan tidak ada perbedaan presentase bentuk mikroplastik (fiber, film, fragmen dan granula) yang signifikan pada sampel insang, lambung dan usus ikan Nila Oreochromis niloticus (Linnaeus,1758) di Setu Babakan Jagakarsa, Jakarta Selatan

Nile Tilapia Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) in Setu Babakan Jagakarsa, South Jakarta is widely consumed by the local communities. This study analyzed percentage abudance of microplastics form in the gills, stomach, and intestinal of Nile Tilapia Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) from Setu Babakan Jagakarsa, South Jakarta. This study was conducted at Setu Babakan and Marine Biology Laboratory, Departement of Biology FMIPA UI, Depok. The samples of Nile Tilapia studied were 18 individuals with the same relative length between 13-20 cm. The sample were isolated in order to do the destruction methods with HNO3 65%, then analysis of abundance and shape of microplastics can be done. The results show that the average total abudance in the gills sample was 7.820 ± 1.847 particles/individual; in the stomach was 2.588,11 ± 751,33 particles/individual; and in the intenstine was 5.178,16 ± 2.098,55 particles/individuals. The highest total abudance of microplastics was found in the gills and the lowest in the stomach samples. The results from Kruskal-Wallis statistical test shows there was no significant difference in the percentage of microplastics form (fiber, film, fragment, and granules) in the gills, stomach, and intestinal samples of Nile Tilapia Oreochromis niloticus (Linnaeus,1758) in Setu Babakan, Jagakarsa, South Jakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farrel Ferdian
"Mikroplastik yang mencemari perairan tawar dapat mengganggu keberlangsungan hidup biota di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk, warna, dan kelimpahan mikroplastik yang terkandung pada air, sedimen, insang, dan saluran pencernaan ikan red devil Amphilophus labiatus di Situ Kenanga dan Situ Mahoni, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat. Sampel air dan sedimen di ambil pada 3 stasiun pengambilan sampel dari kedua situ. Sampel ikan red devil diperoleh 15 ekor pada masing – masing situ. Sampel insang dan saluran pencernaan dihancurkan menggunakan larutan asam nitrat (HNO3) 65%. Sampel air diambil 20 L dan disaring menggunakan plankton net. Sampel sedimen dikeringkan dalam oven sebanyak 25 gram. Larutan NaCl jenuh digunakan untuk memisahkan mikroplastik dengan pengotor. Sebanyak 1 mL sample diteteskan pada Sedgwick Rafter Chamber kemudian diamati dan dihitung berdasarkan bentuk mikroplastik di bawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan mikroplastik bentuk fiber, fragmen, film, granula terdapat pada seluruh sampel dengan warna yang beragam. Hasil penelitian menunjukkan total kelimpahan rata – rata mikroplastik di Situ Kenanga sebanyak 434,33 ± 23,51 partikel L-1 pada air, 45.837,04 ± 36.305,97 partikel kg-1 pada sedimen, 268,33 ± 119,18 partikel gr-1 dan 1266,2 ± 349,72 partikel ind-1 pada insang, 287,79 ± 185,22 partikel gr-1 dan 978,22 ± 336,38 partikel ind-1 pada saluran pencernaan. Pada Situ Mahoni sebesar 437,67 ± 30,21 partikel L-1 pada air, 36.237,04 ± 16.702,59 partikel kg-1 pada sedimen, 429,18 ± 187,50 partikel gr-1 dan 1233,8 ± 253,60 partikel ind-1 pada insang, 318,04 ± 114,94 partikel gr-1 dan 1053,78 ± 328,44 partikel ind-1 pada saluran pencernaan.

Microplastics that contaminate freshwater can disrupt the survival of the biota in it. This study aims to analyze the shape, color, and abundance of microplastics contained in water, sediment, gills, and digestive tract of red devil fish Amphilophus labiatus in Situ Kenanga and Situ Mahoni, University of Indonesia, Depok, West Java. Water and sediment samples were taken at 3 sampling stations from the two Situ. Samples of red devil fish were obtained 15 tails in each Situ. Samples of gills and digestive tract were destroyed using 65% nitric acid (HNO3) solution. Water samples were taken 20 L and filtered using a plankton net. Sediment samples were dried in an oven as much as 25 grams. Saturated NaCl solution was used to separate microplastics with impurities. A total of 1 mL of the sample was dropped into the Sedgwick Rafter Chamber and then observed and calculated based on the shape of the microplastic under a microscope. The results showed an abundance of microplastics in the form of fibers, fragments, films, and granules in all samples with various colors. The results showed the total average abundance of microplastics in Situ Kenanga was 434,33 ± 23,51 L-1 particles in water, 45.837,04 ± 36.305,97 particles kg-1 in sediments, 268.33 ± 119.18 particles gr-1 and 1266.2 ± 349.72 particles ind-1 in the gills, 287.79 ± 185.22 particles gr-1 and 978.22 ± 336.38 particles ind-1 in the digestive tract. At Situ Mahoni there are 437,67 ± 30,21 particles L-1 in water, 36.237,04 ± 16.702,59 particles kg-1 in sediments, 429.18 ± 187.50 particles gr-1 and 1233.8 ± 253.60 particles ind-1 on the gills, 318.04 ± 114.94 particles gr-1 and 1053.78 ± 328.44 particles ind-1 in the digestive tract.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>