Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169047 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aleta Delviani
"

Penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pola pewarisan bentuk bunga Zinnia elegans yang tumbuh dari biji bunga tunggal (single) dan ganda (double) telah dilakukan pada Januari 2020 – Juni 2020. Penelitian dilakukan di 3 lokasi, yaitu Universitas Indonesia, Kelurahan Tanah Baru Depok, dan Kelurahan Grogol Depok. Analisis dilakukan pada 2 generasi tanaman, yaitu pada 237 bunga generasi 1 dan 13 bunga generasi 2. Pengamatan yang dilakukan memerhatikan pola pewarisan jumlah lapisan bunga dan tipe helaian bunga di alam. Hasil yang didapat akan dibandingkan dengan pola pewarisan hukum Mendel, apakah sejalan atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan dugaan bahwa lapisan bunga tunggal merupakan tipe yang stabil dan dapat mendominasi tanaman secara alami. Penelitian yang dilakukan juga menduga adanya variasi tipe helaian bunga yang muncul akibat kondisi lingkungan. Tanaman yang berasal dari parental bunga tunggal menunjukkan adanya variasi pola pewarisan, yaitu dapat mengikuti hukum mendel ataupun tidak. Pola pewarisan tanaman yang berasal dari parental bunga ganda belum dapat digambarkan akibat minimnya jumlah tanaman. Pewarisan tipe helaian bunga belum dapat dihubungkan dengan pewarisan Mendel karena informasi tentang tipe helaian bunga sangat terbatas. Pola pewarisan bentuk bunga dari penelitian ini digambarkan dalam bentuk pohon keluarga (pedigree).

 

 


Research to analyze the inheritance pattern on Zinnia elegans flower shape was conducted in January 2020 – June 2020. The research was conducted in 3 locations, namely Universitas Indonesia Campus, Kelurahan Tanah Baru Depok, and Kelurahan Grogol Depok. The analysis was conducted on 2 generations of plants, on 237 flowers from first generation and 14 flowers from second generation. The flower shape in nature that has been observed were the number of flower layer and the flower sheet. The results in this research will be compared to Mendelian inheritance pattern, whether follow the rules or not. Based on the results of the study, it was found that a single layer of flower was stable and can dominate the plant naturally. This research also assume that the variation type of flower sheet happen due to environmental conditions. Plants that come from a single layer flower show variation in inheritance patterns, which can either follow the law of Mendel or not. The pattern of the plants derived from double layer flower cannot be describe due to lack of plant quantities. The pattern of flower sheet type cannot be linked to Mendelian inheritance because there is only limited number of studies that provide the information. Inheritance pattern of Zinnia elegans’s flower form has been shown on the family tree (pedigree).

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Wijasa Bratawidjaja
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995
745.926 THO s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Irawati Febriana
"
ABSTRAK
Manusia adalah bagian dari alam. Oleh karena itu, wajar kalau manusia memiliki perasaan dekat dan cinta dengan alam. Perasaan dekat dan cinta ini diwujudkan dalam berbagai bentuk perbuatan atau kegiatan dan salah satu bentuknya adalah seni. Melalui seni manusia menuangkan berbagai pengalaman hidup yang pernah ia peroleh, melalui pemanfaatan berbagai elemen yang menurutnya paling menarik yang dapat dijumpainya di alam. Salah salunya adalah bunga. Kecintaan manusia terhadap bunga dapat ditemui di belahan dunia manapun. Bunga sering dibawa oleh manusia dalam berbagai kesempatan untuk mewakili perasaan manusia ketika ia membawa bunga bersamanya Demikian pula di Jepang. Jepang memilih alam yang indah dan cuaca yang lembut dengan empat musim yang secara berkala datang bergantian, yang memungkinkan tumbuhan berbunga tumbuh dengan subur. Di Jepang, berkembanglah semi merangkai bunga Ikebana. Secara harafiah arti ikebana adalah bunga hidup dan memang bunga yang dipergunakan dalam rangkaian bunga Ikebana adalah bunga hidup. Perkembaggan seni merangkai bunga Ikebana ini berawal dari persembahan dalam kegiatan ritus keagamaan orang Jepang pada jaman dahulu. Dalam persembahan itu, orang Jepang percaya bahwa dewa akan turun dari langit ke bumi melalui pohon yang tinggi besar dan senantiasa hijau sepanjang tahun. Pohon tersebut berfungsi sebagai yorishiro atau tempat bersemayamnya para dewa selama mereka berada di bumi. Berdasarkan pandangan seperti ini, maka di Jepang kebanyakan yashiro atau Jinja dibaugun di tempat yang tinggi dan banyak terdapat pohon cemara.
Bunga itu sendiri dianggap mempunyai kekuatan misterius yang dapat memberikan daya untuk hidup. Dalam Nihon Shoki, bunga juga dipergunakan dalam upacara pemujaan terhadap Dewi Izanami Mikoto.
Perkembangan selanjutnya, seiring masuknya agama Budha ke Jepang sekitar abad ke-6, bunga juga digunakan dalam persembahan bunga untuk Budha ynag disebut kuge. Kuge terdiri atas sange, nenge dan keman. Akan tetapi lama-kelamaan, bunga tidak hanya dipersembahkan untuk dewa atau Budha saja. Bunga mulai dipersembahkan di hadapan patung-patung yang merupakan simbol orang yang sudah meninggal.
Kehadiran bunga dalam kehidupan masyarakat Jepang semakin luas dimana kemudian tumbuh perhatian yang istimewa dari para bangsawan terhadap tumbuhan bunga. Dalam keterangan yang terdapat pada Makura no Soshi, mereka menanami halaman rumahnya dengan berbagai tumbuhan bunga.
Di jaman Muromachi rangkaian bunga yang disebut tatehana mulai menghiasi zasshiki atau ruang duduk yang terdapat di rumah-rumah para bangsawan. Kemudian pada jaman Edo, rangkaian bunga gaya rikka mulai populer dan menjadi julukan untuk gaya ikebana pada masa itu Kemudian bunga juga mulai hadir di dalam ruangan untuk upacara minum teh dan bunga untuk keperluan ini disebut chabana atau ohana. Di akhir jaman Edo berkembang pola tenchijinsansaikaku yang sebenarnya merupakan pemikiran tentang alam yang terdiri atas ten (langit), chi (bumi) dan jin (manusia). Selanjutnya muncullah berbagai istilah untuk ikebana sesuai gaya yang berkembang pada jamannya.
Meskipun aliran dalam ikebana terus berkembang dalam jumlah yang sangat banyak, sebenarnya yang dapat dipelajari manusia dari bunga adalah hal yang berkaitan dengan hidup. Bunga yang indah itu tidak selamanya akan demikian, karena pada saatnya ia akan layu dan mati, kemudian digantikan oleh kuncup-kuncup yang baru. Demikian pula dengan manusia yang mengalami lahir, hidup dan mati. Pola dasar dalam ikebana yaitu tenchijin melambangkan keharmonisan manusia dengan alam dan keselarasan hubungan antar manusia.
Dalam segala segi kehidupan, orang Jepang hampir tidak bisa lepas dari bunga dan ada sudah sejak lama karena pengaruh alam negeri Jepang yang indah serta pengaruh kuat dari kepercayaan asli orang Jepang yaitu Shinto, yang mengutamakan pemujaan terhadap keagungan alam dan turut membentuk karakteristik orang Jepang dalam memahami alam.
"
1998
S13713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Annisa Putri
"Telah dilakukan penelitian mengenai pola pewarisan warna bunga Zinnia elegans pada kelompok white dan red purple. Penelitian bertujuan untuk mengetahui warna bunga Z. elegans yang muncul dari parental berwarna putih (white group) dan pink keunguan (red purple group), sekaligus mengetahui pola pewarisan warna bunga Z. elegans yang tumbuh di alam. Penelitian dilakukan selama ±6 bulan dari bulan Januari sampai Juni 2020 menggunakan lima bunga, terdiri atas 2 set dari kelompok white (F0) dan 2set dari kelompok red purple (F0), dan 1 set dari kelompok red purple (F1) yang dijadikan sebagai parental. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat warna bunga dari masing-masing parental diturunkan pada keturunannya. Warna baru dihasilkan dari set 1 kelompok white red purple. Warna bunga pada Zinnia elegans dapat dikelompokkan menjadi kelompok red, red purple, orange, yellow, dan white. Berdasarkan daftar warna (colour chart), masing-masing kelompok warna bunga memiliki intensitas warna yang beragam. Warna bunga yang dihasilkan dari kelompok pink keunguan lebih beragam daripada kelompok putih. Berdasarkan perhitungan chi-square, sebagian besar pola pewarisan Z. elegans yang dibiarkan tumbuh di alam mengikuti pola pewarisan dengan Z. elegans yang disilangkan oleh manusia, dan memiliki pola pewarisan yang berbeda dengan Z. elegans yang telah dimutasi.

Research on the inheritance pattern of Zinnia elegans from white and red-purple groups has been carried out. This research studies the color of Z. elegans flowers produced from white and red-purple flowers, while knowing the inheritance pattern of Z. elegans flowers in nature. This research was conducted for about six months from January to June 2020 and used four flowers, consisting of 2 sets of white groups (F0), two sets of red-purple groups (F0), and one set of red-purple groups (F1) to be used as parental. The results show the color nature of each parent produced in their generation. New colors are produced from set 1 of the white and red-purple group. The color of flowers in Z. elegans can be grouped into red, red-purple, orange, yellow, and white. Based on the color chart, each flower color group has a variety of color intensities. The color of the flowers produced from the red-purple group is more diverse than the white group. Based on the Chi-square calculation, most of the inheritance patterns of Z. elegans that are allowed to grow in nature follow the pattern resulting from crossing by humans and have different inheritance patterns from Z. elegansobtained from mutation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlin Rachman
"Eight pollination treatments were executed on talinum triangulare willd to observe alternative pollination systems and its effects on some flower activities and seed setting...."
[Place of publication not identified]: Berita Biologi Jurnal Ilmiah Nasional, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Syalwa Shafira
"Penelitian mengenai analisis jumlah kromosom Zinnia elegans pada bentuk bunga single, double, dan pompom telah dilakukan pada bulan April 2020 hingga Oktober 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi jumlah kromosom pada bentuk bunga yang berbeda dari beberapa kultivar Z. elegans serta mengidentifikasi morfologi bunga. Kultivar yang digunakan meliputi Z. elegans ‘California Giant’, ‘Lilliput’, dan ‘Cactus Flowered Mix’. Analisis jumlah kromosom dilakukan dengan metode squashing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga kultivar merupakan tanaman yang diploid (2n = 24) dengan morfologi bunga yang bervariasi. Ditemukan variasi jumlah kromosom pada bentuk bunga pompom dari ‘California Giant’ (2n = 22, 24, 48) dan bentuk bunga double dari ‘Cactus Flowered Mix’ (2n = 9, 13, 15, 24). Dua kultivar yaitu ‘California Giant’ dan ‘Cactus Flowered Mix’ berhasil digunakan dalam analisis citra kromosom menggunakan Chromosome Image Analyzing System (CHIAS) IV. Hasil statistik dari uji t (α = 0,05) menunjukkan bahwa ukuran kromosom pada ‘Cactus Flowered Mix’ (2n = 24) tidak sama dengan ‘California Giant’ (2n = 24). Kromosom satelit ditemukan pada kedua kultivar tersebut.

Research on the analysis of the chromosome numbers in Zinnia elegans with single, double, and pompom flowers has been carried out from April 2020 to October 2020. This research aims to determine the variation of the chromosome numbers in different flowers from several cultivars of Z. elegans and to identify the morphology of the flowers. The cultivars used included Z. elegans 'California Giant', 'Lilliput', and 'Cactus Flowered Mix'. Chromosomes were analyzed by the squashing method. The results showed that the three cultivars are diploid plants (2n = 24) with varying flower morphology. Chromosome numbers variation was found in the pompom flower of 'California Giant' (2n = 22, 24, 48) and the double flower of 'Cactus Flowered Mix' (2n = 9, 13, 15, 24). Two cultivars, i.e. 'California Giant' and 'Cactus Flowered Mix' were successfully used in the analysis of chromosome images using Chromosome Image Analyzing System (CHIAS) IV. The statistical results of the t test (α = 0.05) showed that the chromosome size of 'Cactus Flowered Mix' (2n = 24) was not the same as 'California Giant' (2n = 24). Chromosome satellite of both cultivars was found in this research."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harvey, Clare G.
"Buku yang berjudul "The encyclopaedia of flower remedies: the healing power of flower essences from around the world" ini ditulis oleh Clare G. Harvey dan Amanda Cochrane. Buku ini membahas tentang tumbuhan yg berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit."
London : Thorsons, 1995
R 615.321 HAR e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Harnoni Apriyanti
"Bunga merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk mengenali jenis Anggrek. Pada penelitian ini, diusulkan sebuah metode baru untuk pengidentifikasian jenis anggrek. Metode baru ini menggunakan pengolahan citra untuk mengenali jenis Anggrek berdasarkan gambar bunga. Segmentasi background dan objek bunga dilakukan dengan metode Maximal Similarity based on Region Merging (MSRM). Ciri yang digunakan untuk mengenali jenis Anggrek adalah ciri bentuk dan ciri warna. Ciri bentuk meliputi perbandingan 1/10 jarak terpanjang dan terpendek dari titik tepi bunga ke titik pusat, rata-rata jarak normal dari titik tepi bunga ke titik pusat, Centroid Contour Distance (CCD), aspect ratio, roundness, moment invariant dan dimensi fraktal. Sedangkan ciri warna yang digunakan adalah ciri warna HSV dengan mengabaikan nilai V. Ekstraksi ciri tidak hanya dilakukan pada bagian bunga, tetapi juga pada bagian bibir bunga (labellum). Seleksi ciri secara manual dan otomatis menggunakan tool Weka digunakan untuk memperoleh kombinasi ciri terbaik. Metode identifikasi yang digunakan yaitu Fuzzy k-NN, PNN (Probabilistic Neural Network) dan SVM (Support Vector Machine). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ciri yang relatif efektif dalam identifikasi Anggrek yaitu ciri CCD, ciri Warna HSV, dan Moment Invarian. Penggunaan ekstraksi ciri tambahan di bagian bibir bunga dapat meningkatkan hasil akurasi identifikasi jenis Anggrek. Hasil identifikasi yang terbaik adalah 88%, menggunakan semua ciri dengan metode identifikasi Fuzzy k-NN.

Flower is one of parameter that can use for orchid species identification. The novel method to identify orchid species is proposed. In this research, digital image processing method used for identifying orchid species based on flower image. Segmentation between background and flower object, using Maximal Similarity based on Region Merging (MSRM) method. Feature that used for identifying orchid species is shape feature and color feature. Shape feature such as ratio of one tenth of the longest and shortest distance from edge to centroid point of flower, the average normalize distance from edge to centroid point of flower, Centroid Contour Distance (CCD), aspect ratio, roundness, moment invariant and fractal dimension. The color feature that used is HSV color feature with ignoring V value. Feature extraction not only at flower region but also at labellum. Feature selection using manual and automatic method with Weka tool to get the best feature combination. Identification method using Fuzzy k-NN, PNN, and SVM. The result show that the effective feature is CCD, HSV color and Moment invariant. Using feature extraction at labellum can increase the accuracy value of orchid species identification. The best identification value is 88% using all the feature and Fuzzy k-NN method."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
T31335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prissi Ananda
"Sebagai program pengenalan budaya oleh Badan Diplomasi Jepang, Ikebana diperkenalkan di Indonesia oleh Yayasan Japan Foundation salah satunya melalui kegiatan kursus beraliran Ikenobo. Skripsi ini berupaya membahas proses belajar yang terjadi pada peserta kursus tingkat awal dalam kegiatannya mempersepsikan dan menguasi seni merangkai Ikebana. Sebagai suatu seni merangkai bunga yang berasal dari Jepang, Ikebana mempunyai tata caranya sendiri, yang membawa serta atribut budayanya. Mengetahui hal tersebut, bagaimanakah materi Ikebana sebagai pranata dari luar diterima oleh pesertanya yang orang Indonesia?. Penelitian ini berupaya menelusuri secara holistik dimensi yang tertangkap dalam proses transmisi pengetahuan yang dilakukan oleh pesertanya, yang terdiri atas murid dan pengajar.

As an overseas cultural introduction program campaigned by Japan’s Diplomatic Agencies, Ikebana has been introduced to Indonesia by Japan Foundation Organization through a course program. This research aims to gain an understanding of a learning process at a beginner’s course of Ikenobo School flower arranging held at Japan Foundation building. As a Japanese art, Ikebana have its own characteristics that brought with it their cultural attributes. This research is trying to holistically explore the elements that happen throughout the learning processes, experienced by Indonesian participants in an effort to learn craft from another culture, and also to explore the captured dimensions of the transmissions of knowledge done by participants, which consists of the students and teachers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S44019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hibberd, James Shirley
London: Groombridge, 1953
635.9 HIB a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>