Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171266 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendy Yudyanto
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak pengenaan tarif bea keluar biji kakao Indonesia terhadap ekspor produk kakao olahan dari Indonesia dan Malaysia di jangka panjang. Variabel penelitian yang digunakan adalah volume ekspor produk kakao olahan di Indonesia dan Malaysia, harga biji kakao Indonesia, harga biji kakao internasional, harga rata-rata ekspor kakao olahan di 5 negara kompetitor Indonesia dan Malaysia, volume impor kakao olahan di dunia dan dummy penerapan tarif bea keluar biji kakao Indonesia. Untuk menjawab tujuan penelitian maka digunakan metode Autoregressive Distributed Lag (ARDL) dan menggunakan bound testing cointegration untuk melihat hubungan kointegrasi dari variabel-variabel yang diteliti. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pengenaan tarif bea keluar biji kakao di Indonesia berpengaruh secara signifikan terhadap meningkatnya volume ekspor kakao olahan Indonesia di jangka panjang. Sedangkan bagi Malaysia, pengenaan tarif bea keluar biji kakao di Indonesia, berpengaruh tidak berpengaruh signifikan terhadap menurunnya volume ekspor kakao olahan Malaysia di jangka panjang.

The purpose of this research is to analyze the impact of Indonesian cocoa beans export tax policy on Indonesia and Malaysia processed cocoa exports in the long term. The research variables are export volume of processed cocoa products in Indonesia and Malaysia, Indonesia price of cocoa beans, world price of cocoa beans, average price of exports of processed cocoa in 5 Indonesia and Malaysia competitor countries, import volume of cocoa in the world and the dummy tariff Export duty of Indonesian cocoa beans. To answer the research objectives method is used Autoregressive Distributed Lag (ARDL To answer the research objective, we use Autoregressive Distributed Lag (ARDL) and using bound testing cointegration for testing the cointegration relationship between the research variables. The results show that in the long run, that the imposition of tariff on cocoa beans in Indonesia has a significant effect on the increase of export volume  of Indonesia processed cocoa but for Malaysia, the imposition of tariffs out of cocoa beans in Indonesia, no significant effect on the declining vol of Malaysias exports of processed cocoa."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Salahuddin Gumay
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji dampak penerapan kebijakan bea keluar biji kakao terhadap kinerja industri pengolahan kakao dan daya saing produk olahan kakao Indonesia. Dari hasil penelitian, didapati bahwa sejak penerapan bea keluar terhadap biji kakao, industri pengolahan kakao Indonesia mengalami peningkatan kinerja, yang ditunjukkan lewat peningkatan nilai output, jumlah tenaga kerja, dan volume ekspor produk kakao olahan. Selain itu, berdasarkan hasil estimasi dengan metode Ordinary Least Square, didapati bahwa sejak penerapan kebijakan bea keluar, daya saing produk olahan kakao Indonesia di pasar dunia mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari adanya hubungan positif antara bea keluar dan nilai RCA sebagai variabel yang melambangkan daya saing. Namun demikian, ditemukan pula bahwa terjadi penurunan produksi biji kakao sejak bea keluar diberlakukan. Berdasarkan hasil temuan tersebut, penulis memberikan dua saran yaitu menjalankan kembali kebijakan gernas kakao untuk meningkatkan produksi kakao nasional serta melakukan penelitian lebih lanjut mengenai biaya dan manfaat dari penerapan bea keluar terhadap biji kakao.

The purpose of this study is to analyze the impact of cocoa beans export tax policy on Indonesian cocoa processing industry performance and processed cocoa product competitiveness. The result shows that since the implementation of the export tax, the Indonesian cocoa processing industry performance is getting better. This is shown by the growth of industrial consumption on cocoa beans, output value, labour and processed cocoa export volume. On the other side, based on the estimation using Ordinary Least Square method, it is found that since the implementation of the tax, the Indonesian processed cocoa product competitiveness is higher than before. This was proved by the strong, positive correlation between the export tax and the RCA as a proxy for product competitiveness. Nevertheless, it is also found that since the implementation of the tax, Indonesian cocoa beans production is declining. Based on these findings, the author suggested that the goverment needs re-implement the "gernas kakao" policy to boost the national cocoa beans production and to conduct a further research to analyze the coca beans export tax policy cost and benefit."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Nur Pajriyah Raharja
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur posisi daya saing kakao Indonesia sebelum dan sesudah diterapkannya kebijakan bea keluar, menganalisis pengaruh kebijakan bea keluar terhadap kinerja ekspor biji kakao Indonesia, dan menentukan variabel lain yang mempengaruhi kinerja ekspor biji kakao Indonesia di pasar dunia. Penelitian ini menggunakan metode Revealed Comparative Advantage (RCA) untuk mengukur daya saing dan regresi panel data untuk menganalisis pengaruh bea keluar dan variabel lain terhadap kinerja ekspor biji kakao Indonesia, dengan data tahunan dari tahun 2001 sampai dengan 2013.
Hasil perhitungan RCA yang dilakukan pada produk biji kakao dan kakao olahan menunjukkan bahwa Indonesia memiliki daya saing pada kedua jenis produk dan target pemerintah dalam penerapan kebijakan bea keluar telah terpenuhi karena telah terjadi shifting ekspor dari biji kakao ke kakao olahan. Hasil penelitian lain dengan random effect model menunjukkan bahwa kebijakan bea keluar secara signifikan berdampak negatif terhadap kinerja ekspor biji kakao Indonesia. Variabel lain yang mempengaruhi kinerja ekspor biji kakao Indonesia secara signifikan adalah ekspor dunia, nilai tukar, dan harga internasional biji kakao.

The objectives of this study is to measure competitiveness of Indonesia's cocoa products before and after export tax policy is implemented, analyzing the impact of Indonesia's export tax on cocoa beans exports performance, and assessing factors responsible for cocoa beans export in global market. This study used Revealed Comparative Advantage (RCA) method to measure competitiveness and panel data regression to analyze the impact of export tax on Indonesia's cocoa beans exports performance, using annually data from 2001 until 2013.
The results of RCA on cocoa beans and cocoa processing products indicate that Indonesia has competitiveness on both of the products and government target from implementing export tax have been achieved, since there was exports shifting from cocoa beans to cocoa processing products. Another estimation result using random effect model indicates that export tax has a negative and significant effect on Indonesian export performance. This study also revealed that world export, exchange rate, and international cocoa prices are significantly determined export performances.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Dwidinna Saputri
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai analisis kebijakan bea keluar atas komoditi
kelapa sawit dan biji kakao. Pemerintah memiliki kewenangan untuk menetapkan
tarif yang digunakan sebagai instrumen kebijakan fiskal menahan ekspor yang
terus meningkat. Tarif progresif yang ditetapkan bertujuan untuk mengikuti harga
pasar internasional yang fluktuatif, untuk menjaga kebutuhan dalam negeri, serta
meningkatkan program hilirisasi dalam industri. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana proses pembuatan kebijakan bea keluar atas kedua
komoditi ini karena pertimbangan yang ada dalam peraturan tersebut tidak cukup.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis data
kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perlakuan
antar kedua komoditi tersebut karena terdapat perbedaan karakteristik baik dari
segi tanaman, tujuan serta kepentingan yang ada. Dalam penelitian ini juga
menunjukkan bahwa perubahan tarif yang terjadi dikarenakan adanya harga pasar
yang tidak menentu.

ABSTRACT
This Thesis discussed about the analysis of difference in treatment over tax policy
for palm and cocoa. The government has the authority to set tariff which is used
as fiscal instrument to restrain the increasing export. A progressive tariffs set to
follow the rise and fall of the international market price, to keep domestic
demand, and to increase the downstream industry program. This research was
conducted to know how the process of policy making about duties of cocoa and
palm because consideration of each regulation is not enough. This research uses
qualitative approach with qualitative data collection procedures. The results of
this research show there is a difference treatment for both commodities as both of
them have different characteristic in terms of crops, goals, and interests. This
research also shows that the tariff changes due the fluctuate market price."
2014
S57692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Ombun Meilisa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dampak Putusan Mahkamah Agung Nomor 70P/HUM/2013 yang menyetujui usulan KADIN (komposium kelapa sawit) bahwa barang hasil pertanian sebaiknya dikenakan PPN 10%. Namun Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI), Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO), Forum Komunikasi Asosiasi Komoditas Primer, Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), Dewan Karet Indonesia dan Dewan Teh Indonesia mengusulkan pembatalan penerapan kebijakan PPN tersebut, dengan kata lain kembali kepada PP Nomor 31 Tahun 2007. Penelitian ini bermaksud mengkaji dampak keputusan penerapan PPN sesuai amanat Mahkamah Agung tersebut terhadap daya saing produk-produk ekspor pertanian.
Penelitian ini menggunakan analisis regresi data time series dengan data dari Februari 2012 sampai dengan Februari 2018 untuk menguji kaitan antara elastisitas dan kinerja ekspor (competitiveness). Semakin elastis permintaan ekspor suatu komoditas, berarti komoditas tersebut semakin kompetitif dalam ekspor. Hal ini sesuai dengan hasil kajian Senhadji dan Montenegro (1999) yang menyatakan bahwa semakin tinggi elastisitas permintaan terhadap harga, maka produk tersebut semakin kompetitif pada pasar dunia.
Hasil regresi dari penelitian ini menunjukkan bahwa PPN pada barang hasil pertanian memberikan implikasi ekspor biji kopi dan ekspor teh menjadi semakin elastis terhadap perubahan harga, yang artinya semakin kompetitif dalam ekspor. Namun sebaliknya. Ekspor CPO dan ekspor kakao menjadi semakin tidak elastis terhadap perubahan harga, artinya implikasi diterapkannya PPN mengakibatkan CPO dan kakao menjadi tidak kompetitif dan berpotensi merugikan ekspor CPO dan ekspor kakao.
Sewaktu CPO dan biji kakao terkena PPN, seharusnya Pajak Masukan fully deductable (direfund sepenuhnya). Tetapi dalam kenyataannya mungkin proses refund tidak berjalan dengan lancar sehingga biaya dari perpajakan tersebut justru terbebankan pada biaya produksi yang mengakibatkan harga ekspor tidak kompetitif dan menurunkan volume ekspornya. Intervensi Pemerintah, seperti Bea Keluar, mengakibatkan total pajak yang dibebankan menjadi lebih besar sehingga kurang menguntungkan untuk diekspor. Sebaliknya, pengenaan PPN pada biji kopi dan teh meningkatkan daya saing.

This study aims to examine the impact of Supreme Court Decision Number 70P/HUM/2013 which approved the KADIN (oil palm composium) proposal that agricultural products should be subjet to a 10% VAT. However, the Indonesian Cocoa Industry Association (AIKI), the Association of Indonesian Rubber Companies (GAPKINDO), the Primary Commodities Association Communication Forum, the Association of Indonesian Coffee Exporters (AEKI), the Indonesian Rubber Council and the Indonesian Tea Council which proposed canceling the application of the VAT policy in other words, return to Government Regulation Number 31/2007. This study intends to examine the impact of the decision on the application of VAT to the competitiveness of agricultural export products.
The study use time series data regression analysis with data from February 2012 to February 2018 to examine the relationship between elasticity and export performance (competitiveness). The more elastic the export demand for a commodity, the more competitive the commodity is in exports. This is consistent with the results of a study by Senhadji and Montenegro (1999) which states that the higher the elasticity of demand for prices, the more competitive the product is on the world market.
Regression results from this study indicate that VAT on agricultural products has implications for the export of coffee beans and tea exports become more elastic to price changes, which means increasingly competitive in exports. But the opposite. CPO export and cocoa export become increasingly inelastic to changes in prices, meaning that the implication of the application of VAT causes CPO and cocoa to be uncompetitive and potentially detrimental to CPO exports and cocoa exports.
When CPO and cocoa beans are subject to VAT, the Input Tax should be fully deductable. But in reality, the refund process might not run smoothly, so the cost of the taxation will be borne by production costs resulting in uncompetitive export prices and reducing the volume of exports. Government interventions, such as Export Levy, result in a greater total tax charged so that it is less profitable to be exported. Conversely, the imposition of VAT on coffee beans and tea increases competitiveness.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Hanas Nur Hartono
"Kakao dan produk kakao Indonesia mampu memberikan kontribusi share yang besar pada pendapatan ekspor selain minyak kelapa sawit (CPO) dan karet. Kakao masih diekspor daln bentuk barang primer. Disamping itu, Indonesia juga mempunyai kesempatan yang besar untuk mengembangkan industri kakao dalam negeri menjadi produk kakao setengah jadi maupun produk kakao jadi (coklat). Pada saat ini, negara-negara maju Iebih menyukai impor produk kakao jadi (coklat) daripada barang mentahnya. Indonesia dapat mengembangkan kakao dan produk kakao untuk rneningkatkan ekspomya. Oleh karena itu, Indonesia harus meningkatkan daya saing dari produk kakao di pasar internasional, khususnya ke negara-negara tujuan utama ekspor kakao dan produk kakao Indonesia melalui produk turunannya.
Data statistik menunjukkan ekspor kakao dan produk kakao Indonesia meningkat pada periode 2004 - 2008. Pertumbuhan pangsa pasar Indonesia juga positif dan bahl-can lebih besar dari pertumbuhan pangsa pasar dunia. AS, Singapura dan China adalah negara-negara tujuan utama untuk kal-:ao dan produk kakao Indonesia. Malaysia juga merupakan negara terbesar pengimpor kakao dan produk kakao Indonesia di pasar intemasional tetapi Malaysia adalah pesaing utama pengekspor kakao dan produk kakao Indonesia di pasar intemasional. Untuk mengukur daya saing dalam penelitian ini menggunakan constant market share analysis (CMSA) dan trade specialization index (YSD.
Dari penelitian ini kakao dan produk kakao Indonesia mempunyai daya saing di pasar negara tujuan utama ekspor. Namun demikian Indonesia dapat mengembangkan produk kakao untuk meningkatkan nilai tambah pada industri kakao dalam negeri dan mengekspor produk setengah jadi dan produkjadi untuk meningkatkan nilai ekspor Indonesia.

Indonesia cocoa and cocoa products give a big share in the contribution of export revenue beside crude palm oil (CPO) and rubber product. Cocoa is still export in primary products. Indonesia has big opportunities to develop the cocoa domestic industry to become middle product and finished product of cocoa. In the recent year, the developed countries prefer import the processed product than primary product. Indonesian should develop the cocoa and cocoa products to increase export. Therefore, Indonesia have to increase the competitiveness of the product in international market, especially in the main destination of Indonesian cocoa and cocoa products export.
Statistics data shows export of Indonesian cocoa and cocoa product increase in the period 2004 -2008. The growth of Indonesia market share is also positive and greater than the growth of total share of the world. The US, Singapore and China is the main destination countries for Indonesia cocoa and cocoa products. Malaysia is also the greatest importing countries but Malaysia is the competitor of Indonesia cocoa and cocoa products in the international market. To measure the competitiveness in this research use constant market share analysis (CMSA) and Trade specialization Index (TSI).
From the research, Indonesian cocoa and cocoa products have competitiveness in the main destination countries. However, Indonesia should develop the cocoa products to increase value added in the domestic cocoa industry and export more middle and finished product, to increase Indonesian export value.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T33227
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hersanto Suryo Raharjo
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi saat ini dimana Indonesia merupakan pengekspor batubara terbesar kedua setelah Australia. Padahal di sisi lain, Indonesia bukanlah pemilik cadangan batubara terbesar dan diperkirakan kebutuhan batubara untuk keperluan domestik akan meningkat di masa mendatang. Untuk itu diperlukan kebijakan untuk menahan laju ekspor batubara.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak kebijakan pengenaan bea keluar batubara terhadap sektor produksi, faktor produksi dan distribusi pendapatan rumah tangga. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian menggunakan analisis Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) tahun 2008 sebagai kerangka kerja dan kerangka analisis. Untuk menghitung dampak tersebut penulis menggunakan multiplier analysis.
Hasil perhitungan dan analisis menunjukkan bahwa pengenaan bea keluar pada sektor pertambangan batubara akan memberikan peningkatan pendapatan sektor produksi, faktor produksi dan institusi rumah tangga.

This research is conducted based on current condition of Indonesia as the second largest coal exporter, next to Australia. While on the other hand, Indonesia does not own the largest coal reserve and at the same time prediction of domestic needs shows the rise in the future. Therefore the policy to restrain coal export is necessary.
The objective of this study is to find out the impact of imposing coal export tax to the production sector, production factor, as well as distribution of household income. In order to achieve these objectives, the 2008 Social Accounting Matrix analysis is applied as the analytical framework. To calculate these impacts, multiplier analysis is implemented in this study.
Result of calculation as well as analysis show that imposition of export tax on coal mining sector will triger the rise on the income in production sector, improve the income in production factor and eventually improve the household income.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T32127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Medinia Marita
"Tesis ini membahas problematika dan dinamika industri kakao di Indonesia mulai dari petani yang berada di hulu rantai produksi kakao hingga industri hilir yang memproduksi cokelat dan kakao olahan menjadi produk yang siap dikonsumsi maupun diekspor. Potensi dan masalah daya saing industri kakao dianalisa dengan pendekatan model nine factor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukan potensi industri kakao Indonesia memiliki indikasi yang baik. Dapat dikategorikan enam faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap pengembangan daya saing industri kakao Indonesia yaitu faktor kebijakan pemerintah, ketersediaan bahan baku, keberadaan tenaga ahli dan peneliti kakao. Selanjutnya dari sisi lingkungan bisnis faktor yang mempengaruhi adalah Infrastruktur, Konsumsi cokelat dalam negeri dan Masuknya investor asing. Dalam meningkatkan daya saing diformulasikan tiga upaya yang dapat dilakukan melalui sinergi multi kementrian, wajib fermentasi, dan mikro klaster ditingkat kabupaten.

This Thesis examines the problems and dynamics of the cocoa industry in Indonesia. Ranging from farmers in cocoa production chain upstream to downstream industries that produce chocolate and cocoa into finished products, ready for consumption and export. Potential and competitiveness of the cocoa industry analyzed with Nine Factor model approach. This study used a qualitative research, with descriptive type of research.
Result from these research shows Indonesian cocoa industry has a good indication. Six factor can be categorized significantly influence the development of Indonesian cocoa industry competitiveness. The factors are government policy, the availability of raw materials, the presence of cocoa experts and researchers, infrastructure, chocolate consumption in domestic market and the entry of foreign investors. In improving competitiveness of the cocoa industry to boost foreign exchange earnings and domestic economy, formulated three attempts through the synergy of multi ministerial, mandatory fermentation, and micro-cluster at the regency level."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35686
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milson Febriyadi
"Skripsi ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi derajat integrasi vertikal perusahaan pada industri pengolahan kakao Indonesia serta menilai pengaruh derajat integrasi vertikal tersebut terhadap kinerja perusahaan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis regresi Least Square untuk data panel enam puluh dua perusahaan selama tahun 2002-2006. Hasil menunjukkan bahwa integrasi vertikal didorong oleh faktor biaya-biaya transaksi, fluktuasi permintaan, dan faktor-faktor lain. Integrasi vertikal secara umum juga terbukti memberi dampak efisiensi pada struktur biaya."
2013
S46240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liliek Widodo
"Perkembangan ekspor kakao dan produk kakao Indonesia cukup pesat. Hampir sekitar 80% dari produksi kakao nasional di ekspor karena daya serap industri pengolahan dalam negeri relatif rendah. Namun citra mutu kakao Indonesia yang dikenal rendah serta rendahnya kapasitas industri pengolahan dapat menghambat peningkatan daya saing kakao dan kakao olahan Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya saing kakao dan kakao olahan Indonesia dan faktor-faktor apa yang menjadi penentu daya saing komoditi tersebut di pasar internasional serta bagaimana strategi untuk meningkatkan daya saing kakao dan kakao olahan Indonesia.
Analisis data dalam Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis Constant Market Share (CMS), Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP), dan Analisis faktor penentu daya saing dengan pendekatan lingkungan eksternal dan internal untuk formulasi strategi.
Hasil penelitian terhadap lima produk kakao yaitu Kakao Biji (SITC 0721), Kakao Bubuk (SITC 0722), Kakao Pasta (S1TC 0723), Kakao Buffer (SITC 0724) serta Cokelat dan Produk Cokelat (SITC 073) memperlihatkan bahwa Indonesia memiliki spesialisasi ekspor untuk komoditas kakao biji, kakao pasta dan kakao buffer dengan daya saing yang kuat, komoditas kakao bubuk berada pada tahap mengimpor kembali dengan daya saing rendah, sedangkan komoditas cokelat dan produk cokelat berada pada tahap perluasan ekspor dengan daya saing yang kuat.
Daya saing produk kakao Indonesia di samping dipengaruhi oleh besarnya pemintaan dunia juga ditentukan oleh harga produk kakao Indonesia yang relatif lebih murah karena mutunya yang rendah, murahnya tenaga kerja, dan alam yang cukup produktif dibandingkan dengan negara pesaing. Selain itu, kondisi sosial budaya, situasi politik dan hubungan kelembagaan perdagangan internasional juga mempengaruhi daya saing produk kakao Indonesia di pasar dunia.
Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan bahwa untuk meningkatkan daya saing kakao dan kakao olahan Indonesia, maka perhatian yang lebih intensif harus difokuskan pada peningkatan mutu produk, peningkatan kapasitas industri pengolahan dalam negeri, mempertahankan pangsa ekspor dan mencari pasar ekspor baru, peningkatan profesionalisme pelaku bisnis, peningkatan peran Asosiasi pengusaha dan kerjasama kelembagaan internasional."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T10145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>