Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57988 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Redita Filia
"Tugas Akhir ini membahas strategi penerjemahan lagu yang digunakan dalam penerjemahan lirik lagu Let It Go,dari film yang diproduksi Disney yaitu “Frozen”, ke dalam bahasa Jerman serta korelasinya dengan unsur bahasa dan non-bahasa dalam teks.Data diteliti dengan menggunakan teori strategi penerjemahan lagu dari Åkerström (2009).Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan metode deskriptif kontrastif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerjemahan lagu ini mementingkan jumlah suku kata yang serupa antara teks sumber dan teks sasaran (TSu: 324 suku kata dan TSa: 330 suku kata) karena teks terjemahan harus bisa dinyanyikan kembali sesuai dengan ritme musik dari TSu. Strategi penerjemahan lagu yang paling dominan digunakan pada penerjemahan ini adalah strategi penggunaan parafrasa pada teks terjemahan, sementara strategi yang paling sedikit digunakan adalah strategi reorganisasi kata dan larik pada teks terjemahan. Selain itu, terdapat pula strategi penggunaan kata bahasa Inggris pada teks terjemahan yang tidak digunakan sama sekali.

This study focuses on analyzing song translation strategy used in the translation of the song “Let It Go”, from a Disney produced film called “Frozen”, into German and their correlation with elements of language and non-language in the text. The data was analyzed with song translation strategy theory from Åkerström (2009). This research was conducted qualitatively using contrastive descriptive method. The results show that this song translation prioritizes similarity in the number of syllables between the source text and the target text (Source text: 324 syllables and target text: 330 syllables) because the translated text should be able to be sung in accordance with the rhythm of the source text’ music. Song translation strategy that is most often used in this translation is the use of paraphrases strategy. On the other hand, the least used strategiesare the reorganization for words and lines strategy. In addition, there is also the use of English words strategy, which is not used at all in the translation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Brigita Pathresia
"Musik merupakan karya seni yang memiliki banyak fungsi, salah satunya adalah sebagai sarana untuk mengekspresikan diri. Namun, banyak lagu diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa demi kepuasan dari pendengar itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi prosedur dan metode apa saja yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan lagu berbahasa Inggris How Far I’ll Go ke dalam bahasa Jerman yang berjudul Ich Bin Bereit. Di dalam penelitian ini, penulis juga bertujuan untuk mengidentifikasi masalah apa saja yang dihadapi dan strategi apa saja yang digunakan oleh penerjemah saat menerjemahkan lagu. Korpus data yang digunakan untuk penelitian ini adalah lirik lagu How Far I’ll Go dan juga lirik terjemahannya ke dalam bahasa Jerman yang diperoleh secara daring melalui aplikasi layanan pemutar lagu Spotify yang dipublikasikan secara resmi oleh label Walt Disney Records. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kontrastif karena penulis membandingkan dua lirik dalam bahasa yang berbeda. Teori yang digunakan adalah teori metode penerjemahan milik Newmark (1988) untuk mengidentifikasi metode penerjemahan apa saja yang digunakan dan teori prosedur penerjemahan milik Vinay dan Darbelnet (dalam Venuti, 2000). Hasil penelitian menunjukkan adanya empat prosedur yang digunakan, yaitu transposisi, terjemahan harfiah, modulasi, dan kesepadanan. Kemudian dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga metode penerjemahan yang digunakan dalam penerjemahan, yaitu penerjemahan harfiah, idiomatik, dan komunikatif.

Music is a form of art that has many functions, one of the functions is as a medium to express oneself. However, many songs are translated into various languages for the satisfaction of the listeners themselves. This analysis aims to identify the procedures and methods used in translating the song How Far I’ll Go (in English) into a song with German lyrics, Ich Bin Bereit. This study also aims to identify which problems are faced and which strategies are used by the translator when translating this song. The data corpus chosen for this study are the lyrics of the songs in English and German: How Far I’ll Go and Ich Bin Bereit. The lyrics are procured through Spotify, a music streaming service application. The songs and lyrics were published officially by Walt Disney Records. This study uses Newmark’s (1988) translation methods theory to identify which translation methods are used and Vinay and Darbelnet’s theory of translation procedures (in Venuti, 2000). Results show there are four translation procedures were used: transposition, literal, modulation and equivalence. Then it can be concluded that there are three translation methods used in translation: literal, idiomatic and communicative translation. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Thalisa Adenia Azzahra Junaidi
"Tugas akhir ini membahas strategi penerjemahan lagu yang digunakan dalam penerjemahan lirik lagu “A Whole New World,” film yang di produksi oleh Disneyyaitu Aladdin, ke dalam Bahasa Jerman serta korelasinya dengan unsur bahasa dan non-bahasa. Data diteliti dengan menggunakan teori strategi penerjemahan Årkeström (2009). Penelitian ini dilakukan secara hibrida kualitatif dengan metode deskriptif komparatif-kontrastif untuk membandingkan dua lirik lagu yang berbeda dan kuantitatif untuk mengkalkulasi penggunaan strategi penerjemahan pada lagu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerjemahan lagu ini mementingkan keselarasan bunyi saat dinyanyikan kembali antara teks sumber dan teks sasaran karena teks terjemahan harus bisa dinyanyikan kembali sesuai dengan ritme musik dari teks sumber. Strategi penerjemahan lagu yang paling dominan digunakan pada penerjemahan ini adalah strategi penggunaan parafrasa pada teks terjemahan, sementara strategi paling sedikit digunakan adalah strategi kata-demi-kata.

This study focuses on analyzing song translation strategy used in the translationlyrics of the song “A Whole New World,” a film produced by Disney calledAladdin, into German and their correlation with language and non-languageelements. The data were examined using the translation strategy theory ofÅrkeström (2009). This research was conducted in a qualitative hybrid betweencomparative-contrastive descriptive method to compare two different song lyricsand quantitative to calculate the use of translation strategies in songs. The results ofthis study indicate that the translation of this song emphasizes sound harmony whensung again between the source text and the target text because the translated textmust be able to be sung again according to the musical rhythm of the source text. The most dominant song translation strategy used in this translation is the strategyof using paraphrases in the translated text, while the least used strategy is the word-for-word strategy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ichwan
"Setiap masyarakat di dunia memiliki kebudayaannya masing-masing, tidak terkecuali masyarakat Jawa. Dalam masyarakat terdapat masalah sosial. Masalah sosial dapat terepresentasi dalam karya sastra, salah satu contohnya adalah lagu. Penelitian ini akan membahas estetika serta amanat yang terkandung dalam lagu Wit Gedhang Awoh Pakel karya Jogja Hip-Hop Foundation. Jogja Hip-Hop Foundation merupakan kumpulan para rapper asal Yogyakarta yang membentuk suatu komunitas hip-hop. Lagu-lagu yang dibuat oleh JHF banyak yang berisi tentang kritik sosial. Wit Gedhang Awoh Pakel merupakan salah satu dari kritik sosial yang dilakukan oleh Jogja Hip-Hop Foundation. Metode yang digunakan untuk mendapatkan amanat ini adalah metode deskriptif kualitatif. Keindahan dalam lagu ini terlihat dari purwakanthi atau bunyi dalam puisi Jawa. Amanat yang terkandung dalam lagu tersebut adalah bahwa manusia harus tetap waras, interospeksi diri, perduli dengan sesama, tahu diri, dapat menempatkan diri, dan membangun kebahagiaan hidup sesama manusia. Amanat lagu Wit Gedhang Awoh Pakel kemudian dikaitkan dengan kehidupan di dunia nyata.

Every society in the world has their own culture, Javanese people are no exception. In society there are social problems. Social problems can be represented in literary works, one of the example is song. This research will discuss the aesthetics and message contained in the Wit Gedhang Awoh Pakel, a song by Jogja Hip-Hop Foundation. The Jogja Hip-Hop Foundation is a group of rappers from Yogyakarta who formed a hip-hop community. The songs made by JHF contain a lot of social criticism. Wit Gedhang Awoh Pakel is one of the social criticisms made by the Jogja Hip-Hop Foundation. The method used to obtain this message is a qualitative descriptive method. The aesthetic in this song can be seen from the purwakanthi or sounds in Javanese poetry. The message contained in this song is that humans must remain sane, self-introspective, care for others, know themselves, be able to carry themselves, and build happiness in the lives of fellow humans. The message of the song Wit Gedhang Awoh Pakel was then associated with life in the real world."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Putri Riandi
"Makalah non-seminar ini membahas representasi Indonesia yang terdapat dalam tiga buah lagu karya Wieteke van Dort yaitu Arm Den Haag (1975), Geef Mij Maar Nasi Goreng (1991), dan Terug Naar Soerabaja (1991).  Wieteke van Dort adalah seorang Indo yang lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Indonesia, tepatnya di Surabaya. Penulis ingin melihat bagaimana seorang Indo merepresentasikan Indonesia melalui karyanya.  Ketiga lagu tersebut dianalisis menggunakan teori semiotik Ferdinand de Saussure. Kesimpulan yang ingin dicapai adalah bagaimana lirik dari ketiga lagu tersebut memiliki makna yang merepresentasikan Indonesia.
This non-seminar paper discusses the representation of Indonesia contained in three songs by Wieteke van Dort namely Arm Den Haag (1975), Geef Mij Maar Nasi Goreng (1991), and Terug Naar Soerabaja (1991). Wieteke van Dort is an Indisch who was born and spent her childhood in Indonesia, precisely in Surabaya. The author wants to see how an Indisch represents Indonesia through his work. All three songs were analyzed using the semiotic theory of Ferdinand de Saussure. The conclusion to be reached is how the lyrics of the three songs have a meaning that represents Indonesia."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aziz Mazaya
"Penelitian ini membahas mengenai metafora dalam lirik lagu “Loveletter” Karya Yoasobi menggunakan teori metafora Knowles dan Moon. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan menggunakan teknik analisis metafora oleh Knowles dan Moon, dan membagi metafora menjadi dua jenis, yaitu metafora konvensional dan metafora kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis metafora dan mencoba mendeskripsikan maksud, pesan, atau arti melalui metafora yang terdapat di dalam lirik lagu “Loveletter“ karya Yoasobi. Hasil dari analisis metafora dalam penelitian ini adalah terdapat 33 metafora yang berhasil teridentifikasi, dengan metafora konvensional dan metafora kreatif yang masing-masing berjumlah 16 buah. Metafora kreatif digunakan oleh Yoasobi untuk menyampaikan pesan dari lagu mereka dengan ungkapan-ungkapan metaforis yang unik atau jarang ditemukan di kehidupan sehari hari dan metafora konvensional digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan pesan atau maksud dari lagu tersebut dengan menggunakan ungkapan-ungkapan metaforis yang lebih umum ditemukan baik di dalam karya sastra seperti cerpen maupun karya musik seperti lagu.

This study discusses metaphors in the lyrics of the song "Loveletter" by Yoasobi, using the metaphor theory of Knowles and Moon. The research was conducted using a qualitative method and the metaphor analysis techniques by Knowles and Moon, dividing metaphors into two types: conventional metaphors and creative metaphors. The aim of this research is to identify the types of metaphors and attempt to describe the meanings, messages, or significance conveyed through the metaphors found in the lyrics of "Loveletter" by Yoasobi. The results of the metaphor analysis in this study identified a total of 32 metaphors, with both conventional metaphors and creative metaphors have 16 each. Yoasobi using creative metaphors to convey unique or rarely found metaphorical expressions in everyday life, while conventional metaphors are employed as tools to express the message or intention of the song using more commonly encountered metaphorical expressions found in literary works such as short stories or musical compositions such as songs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Putri Haniyah
"Dalam Tugas Akhir ini membahas strategi penerjemahan lagu yang digunakan dalam penerjemahan teks lagu We Don’t Talk About Bruno dan terjemahannya ke bahasa Jerman, juga metode penerjemahan yang digunakan dalam penerjemahan, serta kaitannya dengan unsur bahasa dan nonbahasa dalam teks, lagu ini berasal dari film produksi Walt Disney yang berjudul Encanto. Data diteliti dengan teori strategi penerjemahan lagu dari Åkerström (2009) dan V diagram dari Newmark (1988). Penelitian ini ditulis dengan metode deskriptif kontrastif, dan merupakan penelitian kualitatif. Kesimpulan dari penelitian menunjukan bahwa penerjemahan lagu ini mengutamakan jumlah kata yang serupa antara teks sumber dan teks sasaran (TSu: 528 suku kata dan TSa: 504 suku kata) karena dalam penerjemahan teks terjemahan lagu teks terjemahan harus bisa dinyanyikan kembali dengan ritme nada musik dari TSu. Strategi penerjemahan lagu yang dominan digunakan pada penerjemahan teks ini adalah strategi penggunaan parafrasa pada teks terjemahan, sementara strategi yang paling sedikit digunakan adalah strategi penggunaan bahasa inggris. Selain itu, ada dua strategi yang tidak ditemukan sama sekali yaitu strategi penggunaan metafora dan strategi reorganisasi kata dan larik pada teks terjemahan. Metode penerjemahan yang diaplikasikan pada teks adalah metode bebas.

This study focuses on analyzing the song translation strategy used in translating the lyrics of the song “We Don't Talk About Bruno” from the Walt Disney film Encanto, into German, also analyzing the translation methods used in the text, also its relation with elements of language and nonlanguage in text. The data were analyzed with translation strategy theory from Åkerström (2009) and Newmark’s V-Chart method.  This research was conducted qualitatively using contrastive descriptive methods. The results show that this song translation prioritizes similarity in the number of syllables between the source text and the target text (Source text: 528 syllables and target text: 504 syllables) because the translated text must be able to be sung again with the rhythm of the source tone music. The song translation strategy that is most often used in this translation is the use of the paraphrases strategy. While the least used strategy is the use of English words in translation. In addition, two strategies were not found in the text: the use of metaphors and the reorganization of words and lines. The main method used for translating the text is the free method."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Meilysa
"Lagu sebagai salah satu produk seni musik kerap digunakan sebagai wadah penyampaian isi pikiran dan perasaan penciptanya, dengan memanfaatkan komponennya yaitu lirik. Bersamaan dengan dipahaminya konteks, gaya penulisan dan penggunaan diksi dalam lirik lagu menimbulkan efek tertentu yang bervariasi pada setiap pendengarnya. Dengan berporos pada semantik dan Model Komunikasi Roman Jakobson sebagai teori penelitian, penelitian ini bertujuan menganalisis makna lirik dalam album berjudul `442` karya salah satu penulis lirik yang dianggap paling legendaris di Rusia bernama Dolphin, dan mengkategorikannya ke dalam klasifikasi makna asosiatif Geoffrey Leech. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif-deskriptif dengan teknik studi kepustakaan. Berdasarkan analisis lirik tujuh lagu dalam album, disimpulkan bahwa lirik semua lagu mengandung kelima jenis makna asosiatif Leech, yaitu makna sosial, makna afektif, makna reflektif, makna kolokatif, serta makna konotatif yang memiliki komposisi terbanyak.

Song as one of music art`s products is often employed as a place to convey the thoughts and feelings of its creators, by utilizing its component, namely lyrics. Along with understanding the context, the style of writing and the use of diction in song lyrics cause certain effects that vary on each of its listeners. By pivoting on semantics and Roman Jakobson`s Model of Communication as this study`s theories, this study aims to analyze the meanings of the lyrics in an album titled `442` by one of the said most legendary lyricists in Russia named Dolphin, and categorize them into Geoffrey Leech`s classification of associative meaning. The method used in this study is qualitative-descriptive with literature study techniques. Based on the analysis on the lyrics of the seven songs in the album, conclusions were drawn that the lyrics of all songs contain all five types of Leech`s associative meaning, namely social meaning, affective meaning, reflective meaning, collocative meaning, and connotative meaning that has the most compositions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Idzni Lutfiputri
"Artikel ini membahas kesetaraan sosial yang terdapat dalam lirik lagu ?Tous Les Mêmes? karya La Fouine. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan tekstual. Tujuan dari penelitian ini adalah menunjukkan isu kesetaraan sosial melalui makna yang terkandung dalam lirik lagu. Melalui lirik lagu yang banyak mengungkap persamaan-persamaan yang dimiliki setiap manusia, isu kesetaraan ditampilkan tidak sebagai kondisi yang ada dalam masyarakat, melainkan sebagai suatu impian yang dicita-citakan.

This article discusses social equality contained in the lyrics of ?Tous Les Mêmes? song by La Fouine. This study is a qualitative research with textual approach. The purpose of this study is to show the issue of social equality through the meaning contained in the lyrics. Through lyrics that reveal similarities as human being, the issue of equality is not shown as the condition exist in the community, but as a dream desired.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tumbol, Kezia Estha
"Tugas akhir ini menjelaskan tentang bagaimana pola-pola kalimat yang terdapat di dalam lirik lagu кажльй Paэ (Kazdyj Raz) `Setiap Saat` oleh Monetochka dengan menggunakan teori sintaksis skema struktural kalimat sederhana oleh Svedova. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang ditulis dengan teknik deskriptif untuk mencari makna dari pola-pola kalimat yang terdapat di dalam lagu ini setelah dianalisis menggunakan teori skema struktural kalimat sederhana satu komponen dan dua komponen. Sumber data utama yang digunakan di dalam penelitian ini adalah lagu кажльй Paэ (Kazdyj Raz) `Setiap Saat oleh Monetochka yang dirilis ke publik pada bulan Mei tahun 2018. Hasil penelitian menyatakan bahwa pola-pola kalimat yang ada di dalam lirik lagu karya Monetochka ini didominasi oleh pola kalimat dua komponen yang memberikan makna bahwa sang pencipta sekaligus penyanyi dari lagu ini ingin menyampaikan pesan secara lugas namun eksplisit mengenai bagaimana perasaan seorang perempuan yang selalu memikirkan seseorang (merujuk kepada laki-laki) setiap saat.
This article explains about how the sentence patterns exist in the lyrics of the song titled кажльй Paэ(Kazdyj Raz) `Setiap Saat` by Monetochka using the syntactic theory of simple sentence structural schemes by Svedova. The research method used is a qualitative method written by descriptive technic to search for meaning from the research of sentence patterns contained in this song after analyzing with the theory of simple sentence structural schemes one component and two components. The main research`s source is the song of кажльй Paэ (Kazdyj Raz) `Setiap Saat` by Monetochka released to the public on May 2018. The result of this analysis concluded that the sentence patterns that exist in the song lyrics of Monetochka are dominated by two components sentence patterns that are being shown means that the creator and singer of this song wants to convey a direct but explicit message about how the feelings of a woman who always thinks of someone (refers to a man) at all times."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>