Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6265 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lalisang, Toar J.M.
Jakarta: Sagung Seto, 2015
616.047 TOA k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vetinly
"Sepsis adalah keadaan infeksi yang disertai dengan respon infeksi secara sistemik yang merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pasien dengan penyakit kiritis Penyakit kritis dapat menyebabkan seorang pasien jatuh ke dalam kondisi malnutrisi Prevalensi malnutrisi pada pasien sakit kritis yang dirawat di unit perawatan intensif adalah 50 Tujuan penatalaksanaan nutrisi pasien sepsis adalah untuk menurunkan stres metabolik mencegah kerusakan sel akibat stres oksidatif dan memodulasi fungsi imun Penatalaksanaan nutrisi meliputi kegiatan skrining assessment terapi nutrisi pemantauan dan evaluasi Pasien pada serial kasus ini adalah pasien dewasa dengan diagnosis sepsis yang disebabkan oleh pneumonia 3 pasien dan infeksi intraabdomen 1 pasien Komplikasi sepsis terbanyak dalam serial kasus ini adalah acute kidney injury AKI Kebutuhan energi dihitung berdasarkan rule of thumb yaitu 20 25 kkal kg BB hari pada fase akut dan 25 30 kkal kg BB hari pada fase anabolik Pada pasien yang mendapat continuous renal replacement therapy CRRT diberikan energi 35 kkal kg BB hari Pemberian protein dengan jumlah minimal 1 5 gram kg BB hari diberikan kepada pasien tanpa AKI sementara pada pasien dengan CRRT diberikan protein 1 7 gram kg BB hari Pemantauan terapi nutrisi meliputi tanda klinis toleransi asupan makanan kapasitas fungsional balans cairan parameter laboratorium dan antropometri Selama pemantauan didapatkan semua pasien dapat mencapai kebutuhan energi total dalam waktu kurang dari tujuh hari namun karena terjadi beberapa efek samping seperti peningkatan volume residu lambung dan tekanan karbon dioksida maka dilakukan penurunan asupan pada 2 pasien Pemberian nutrisi pada pasien sakit kritis bersifat individual dan terintegrasi Tatalaksana nutrisi yang baik diharapkan dapat menurunkan laju morbiditas dan mortalitas pasien dengan sepsis

Sepsis is a state of infection accompanied by systemic inflammatory response syndrome It often associated with increase morbidity and mortality rate in critically ill patient Fifty percent of critically patient admitted in intensive care unit were malnourished Aims of nutritional management of septic patients are to reduce metabolic stress prevent cell damage from oxidative stress and modulate immune function Nutrition intervention in septic patients are including nutrition screening and assessment nutrition therapy monitoring and evaluation Subjects were four adult septic patients caused by pneumonia infection 3 patients and intra abdominal infection 1 patient Most frequent septic complications in this serial case report were acute kidney injury AKI Energy requirementis calculated based on the rule of thumb which is 20 25 kcal kg BW day in the acute phase and 25 30 kcal kg BW day in the anabolic phase Patients whose receiving continuous renal replacement therapy CRRT were given an energy of 35 kcal kg BW day Minimal protein requirement for patient without AKI was 1 5g kg BW day and in patients with CRRT protein intake were 1 7 grams kg BW day Monitoring includes clinical symptoms tolerance of food intake functional capacity fluid balance laboratory and anthropometric findings All patients were able to obtain total energy requirement in less than seven days However reduction of total energy was appied in 2 patients after several days of treatment due to increased gastric residual volume and carbon dioxide pressure Nutrition therapy in critically ill patients is individualized and integrated Proper nutrition therapy may decrease of morbidity and mortality rate in septic patients
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisah Boediardja
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
616.923 SIT p (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Indriani Octovia
"Latar belakang: luka bakar berat dapat disertai dengan trauma inhalasi, yang akan memicu respons lokal dan sistemik, sehingga menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk systemic inflammatory response syndrome (SIRS) dan sepsis. Berbagai kondisi ini menyebabkan hipermetabolime dan hiperkatabolisme, yang membutuhkan tatalaksana nutrisi adekuat untuk membantu proses penyembuhan pasien. Berbagai kelompok ahli telah memberikan rekomendasi tatalaksana nutrisi pada luka bakar berat dan sakit kritis. Namun, akibat keterbatasan sarana dan prasarana, tidak semua rekomendasi dapat dilaksanakan, sehingga tatalaksana nutrisi diberikan secara optimal. Metode: serial kasus ini terdiri atas empat pasien luka bakar berat, yang disebabkan oleh api, dan disertai trauma inhalasi, yang menyebabkan berbagai komplikasi, sepsis, multiple organ dysfunction syndrome (MODS) dan multiple organ failure (MOF). Tatalaksana nutrisi diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan pasien. Pemberian nutrisi diawali dengan nutrisi enteral dini (NED) dalam waktu 2448 jam setelah luka bakar, sebesar 10 kkal/kg BB, menggunakan drip intermiten. Selanjutnya, nutrisi diberikan sebesar 2025 kkal/kg BB pada fase akut dan 2530 kkal/kg BB/hari pada fase anabolik. Setelah pasien keluar dari intensive care unit (ICU), target kebutuhan energi menggunakan persamaan Xie, dengan protein 1,52,0 g/kg BB/hari, lemak 2530%, dan karbohidrat (KH) 5565%. Mikronutrien diberikan berupa multivitamin antioksidan, vitamin B, asam folat, dan vitamin D. Pasien dalam serial kasus ini juga mendapatkan nutrisi spesifik glutamin sebesar 0,3 g/kg BB/hari, selama 510 hari. Hasil: tiga pasien mengalami perbaikan klinis, kapasitas fungsional, dan laboratorium. Pasien selamat dan dipulangkan untuk rawat jalan. Masa rawat pasien yang selamat berturut-turut 33 hari, 70 hari, dan 43 hari. Seorang pasien mengalami perburukan dan MOF, hingga meninggal dunia setelah dirawat selama 23 hari di ICU. Kesimpulan: tatalaksana nutrisi optimal dapat menunjang penyembuhan luka serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pasien luka bakar berat dengan trauma inhalasi dan sepsis.
;Background: severe burn trauma combined with inhalation injury initiates local and systemic response, resulting in various complications such as systemic inflammatory response syndrome (SIRS) and sepsis. These conditions stimulate hypercatabolic process, leading to the increase of nutrition requirement. Adequate nutritional support is necessary in order to control both inflammatory and metabolic response, and also to improve healing process. To date, nutritional recommendations specific for severe burn trauma and critical illness have been established. However, many problems including patient?s condition and lack of resources exist, so optimal nutritional support that fits our settings was delivered. Method: this serial case focused on four severely burned patients caused by flame. Subjects with inhalation trauma and complications such as sepsis, multiple organ dysfunction syndrome (MODS), and multiple organ failure (MOF) were included in this study. Nutritional support was delivered according to clinical conditions, patient?s tolerance, and laboratory findings. Early enteral nutrition was initiated within 2448 hours post burns, starting from 10 kcal/kg BW/day with intermittent gravity drip method. Nutrition was gradually increased in order to reach the target of energy for critically ill patients, which is 2025 kcal/kg BW/day in acute phase or 2530 kcal/kg BW/day in anabolic recovery phase. Xie Equation was used to calculate target of total energy for burned patient. Protein requirement was 1.52.0 g/kg BW/day. Lipid and carbohydrate given were 2530% and 5565% from calorie intake, respectively. Micronutrient supplementation including antioxidants, vitamin B, folic acid, and vitamin D was also provided. Glutamin as specific nutrient was delivered by 0.3 g/kg BW/day in 510 days. Results: improvement of clinical condition, functional capacity, and laboratory parameters was observed in three patients, who could be discharged from hospital and asked to come back for outpatient care. Their lengths of stay were 33 days, 70 days, and 43 days, respectively. However, one patient experienced worsening of condition and died after 22 days of care in Intensive Care Unit (ICU). Conclusions: optimal nutritional support for severely burned patients with inhalation trauma and sepsis is necessary in order to improve healing process, as well as decrease morbidity and mortality."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Sukarno
Jakarta Gramedia Pustaka Utama 2000
658 S 431 s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pande Putu Agus Mahendra
"ABSTRAK
Latar belakang: Luka bakar merupakan suatu trauma yang menyebabkan kerusakan dan kehilangan jaringan karena kontak dengan objek bersuhu tinggi. Kondisi tersebut memicu respons inflamasi lokal dan sistemik yang memicu komplikasi. Hipermetabolisme dan hiperkatabolisme yang terjadi memerlukan tatalaksana nutrisi adekuat untuk menurunkan respons inflamasi, mencegah wasting otot, meningkatkan imunitas, dan mempercepat penyembuhan luka.
Metode: Empat pasien dalam serial kasus ini mengalami luka bakar berat karena api dengan berbagai pencetus. Dua pasien dalam serial kasus ini masuk perawatan lebih dari 24 jam pasca kejadian. Status nutrisi pasien obes derajat II 1 pasien dan obes derajat I 3 pasien . Target energi menggunakan metode Xie dan Harris ndash;Benedict dengan berat badan sebelum sakit. Pemberian nutrisi diberikan sesuai dengan rekomendasi untuk sakit kritis fase akut 20 ndash;25 kkal/kg BB. Nutrisi dini dilakukan pada dua pasien yang datang kurang dari 24 jam pasca kejadian. Nutrisi diberikan melalui jalur enteral dengan metode drip intermittent. Tatalaksana nutrisi selanjutnya disesuaikan dengan toleransi dan kondisi klinis yang dialami pasien.
Hasil: Tiga pasien meninggal selama perawatan karena komplikasi sepsis Tatalaksana nutrisi dinaikkan bertahap sesuai kondisi klinis pasien. Pasien kasus keempat mengalami perbaikan dengan luas luka bakar 48,5 menjadi 11,5 dan peningkatan kapasitas fungsional, walaupun terjadi penurunan berat badan hingga 12 kg selama perawatan.
Kesimpulan: Tatalaksana nutrisi yang adekuat dengan memperhatikan kondisi klinis serta parameter penunjang lainnya dapat menunjang proses penyembuhan luka serta menurunkan laju morbiditas dan mortalitas pada pasien luka bakar. Kata kunci: luka bakar berat, tatalaksana nutrisi.

ABSTRACT
Background Burn injury is a trauma that caused damage and tissue loss due to contact with high temperature objects. That conditions will initiated local and systemic inflammatory reaction, which trigger complications after burn injury. Adequate nutrition management is needed in hypermetabolic and hypercatabolic condition to decrease the inflammatory response, prevents muscle wasting, improve immunity and wound healing.
Methods Four patients in this case series suffered from burn injury by fire with various origins. Two patients in this case series were treated more than 24 hours after trauma. Patients nutritional status were obese grade II 1 patient and grade I 3 patients. Energy requirement was measured by using Xie and Harris Benedict equations, with usual body weight. Nutrition was given base on recommendation for critically ill in acute phase, 20 ndash 25 kcal kg BW. Enteral nutrition was initiated for two patients who came less than 24 hours post burn, using intermittent drip method. The nutrition was adjusted daily depend on their clinical condition.
Results Three patients died during treatments for septic complications. Nutrients management gradually increase in accordance to clinical conditions. Patient in 4th cases experienced improvement with burn area decreased from 48,5 to 11,5 , also increasing on functional capacity, despite of weight loss up to 12 kg during treatment.
Conclusion Adequate nutritional management based on clinical conditions not only to reduce morbidity and mortality in burn patients, but also lead to improve healing process.. Keywords severe burn, nutrition management.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T55615
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anwar Kurniadi
Depok: Rajawali Pers, 2018
174.2 ANW e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fendy Suhariadi
"Mempelajari perkembangan teori dan praktik Manajemen Sumber Daya Manusia dewasa ini menjadi sangat penting terutama terkait dengan perubahan dan tantangan dalam kehidupan global saat ini. Hampir semua kehidupan dan aktivitas manusia dan masyarakat sangat dipengaruhi oleh realitas tantangan dan perubahan tersebut, baik manusia sebagai individu, pemimpin, manajer, mahasiswa, eksekutif perusahaan, wirausahawan, peneliti, praktisi maupun akademisi yang menekuni manajemen sumber daya manusia itu sendiri.
Buku ini terdiri dari 4 bagian. Bagian pertama merupakan pendahuluan yang menjelaskan paradigma MSDM global, pilar-pilar MSDM, Manajemen Kepemimpinan, MSDM berbasis kompetensi. Bagian kedua membahas fungsi pembentukan. Bagian ketiga membahas fungsi pengembangan. Dan bagian keempat membahas fungsi motivasi."
Surabaya: Airlangga University Press, 2013
658.3 FEN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Child, J. A.
Jakarta: Binarupa Aksara, 1990
616.15 CHI at
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gazali
Yogyakarta: Fakultas Eekonomi Universitas Gajah Mada, 1963
658.5 GAZ t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>