Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2790 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Misri Gozan
Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014
662.6 MIS t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Soeprijanto
Surabaya: ITS Press, 2013
584.92 SOE l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Melanie Pita Lestari
"ABSTRAK
Setelah perang dunia kedua jumlah orang Indo yang datang ke Belanda meningkat. Bagi orang-orang Indo, mereka harus dapat beradaptasi dengan lingkungan baru mereka. Anak-anak mereka pun harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Anak-anak generasi kedua dibesarkan berdasarkan tradisi lama Indo, namun sayangnya, ajaran-ajaran yang mereka kenal dari orang tua mereka sering kali berbenturan dengan lingkungan pergaulan rnereka, dampaknya mereka menjadi tersisih dari pergaulan.
Anak-anak generasi kedua menyadari bahwa mereka memiliki dua akar dalam diri mereka yang masing-masing akan saling memberikan pengaruh. Oleh karena itu, anak-anak generasi kedua selalu mencari kepastian akan jati diri ruereka. Hal-hal yang dapat menghubungkan perasaan mereka sebagai orang Indo menja.di sangat penting bagi mereka.
On der de. Blauwe Sarong dan Klewverschil karya Jill Stolk adalah roman-roman yang menceritakan keadaan orang-orang Indo generasi kedua yang mengalami pergulatan jati diri dan pandangan-pandangan negatif dari masyarakat Belanda terhadap keberadaan orang-orang Indo generasi kedua ini.

"
2001
S15860
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S38322
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsela Surya Andoko
"Penelitian ini bertujuan untuk mendalami topik mengenai diaspora dan krisis identitas budaya pada generasi kedua imigran di novel Mambo in Chinatown (2014) karya Jean Kwok. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menerangkan konstruksi budaya dalam hidup karakter utama, dan untuk membandingkan prosesnya dari waktu ke waktu. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis tekstual menggunakan teori dari Stuart Hall (1990) tentang identitas budaya dan diaspora. Saya akan menganalisis bagian-bagian dari novel yang mengindikasikan pandangan karakter utama mengenai hidupnya sebagai diaspora. Sebagai tambahan, perangkat sastra, seperti penyimbolan, penokohan, alur cerita dan narasi yang berkaitan dengan karakter utama akan dianalisis untuk mengungkapkan berbagai makna atau pesan yang disampaikan oleh penulis novel. Kemudian, kaitan antara kondisi kehidupan, ketercabutan dari asal usul, dan pandangan mengenai identitas karakter utama di awal dan akhir akan dibandingkan untuk mengungkapkan proses pergeseran dalam rasa kepemilikan dan identitas sebelum dan sesudah dia mengadopsi budaya Amerika sepenuhnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa akulturasi dan penerimaan dari negara tuan rumah adalah aspek penting dalam rekonstruksi identitas dan pembentukan rasa kepemilikan identitas dalam generasi kedua imigran. Selain itu, juga ditemukan bahwa kepuasan hidup yang lebih tinggi membantu generasi kedua imigran, dalam kasus ini Tionghoa-Amerika, untuk berasimilasi dan berakulturasi dengan budaya negara tuan rumah, yang selanjutnya berbalik membentuk rasa kepemilikan identitas dan kesadaran bahwa mereka bukan lagi hanya Tionghoa tapi juga adalah seorang Amerika. Pada akhirnya, kesadaran ini membuat Charlie dapat menerima asal usul dirinya dan juga menerima menjadi apa dirinya sekarang. Hal ini membuatnya tidak merasa malu atau benci menjadi bagian dari diaspora Tionghoa, sambil berdamai dengan dirinya sendiri karena tidak menjadi cukup Tionghoa menurut standar tradisional.

The study aims to explore the diaspora and cultural identity crisis of the second generation of immigrants through the novel Mambo in Chinatown (2014) by Jean Kwok. Moreover, this paper aims to elucidate identity reconstruction in the main character's life, and to comprehend the process over time. The method used is qualitative with textual analysis using Stuart Hall’s (1990) theories on cultural identity and diaspora. I will analyse parts in the novel that indicate the main character’s view of her life as a diaspora. In addition to that, the literary devices , like symbolism, characters, and plot, and narration surrounding the main character will be analysed to unwrap the various meanings that the writer of the novel communicates. Then, the relation between the life condition, uprootedness and view of identity of the main character from the beginning and the end will be compared to see the shifting process in her sense of belonging and identity before and after she fully embodies American culture. The result shows that acculturation and acceptance of the host country’s culture are important aspects in identity’s reconstruction and the formation of a sense of belonging in second-generation immigrants. It is also found that better life satisfaction helps the second-generation of immigrants, in this case the Chinese-Americans, to assimilate and acculturate to the host country’s culture that in turn forms their sense of belonging and realisation that they are not just Chinese anymore but also American. In the end, this realisation allows Charlie to accept her origin as well as what she has become in the present, which makes her not feeling ashamed or hatred of being part of Chinese diaspora while making peace with herself for not being Chinese enough according to traditional standard of being Chinese.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Stella Zavera Monica
"[ABSTRAK
Tesis ini berbicara mengenai negosiasi perantau Minangkabau asal Kabupaten
Agam yang lahir dan besar di Jakarta sebagai generasi kedua, terhadap identitas
Minangkabau mereka. Keterkaitan antara latar belakang orangtua yang masih
membawa kebudayaan dari Sumatera Barat, dengan faktor Jakarta sebagai kota
kosmopolitan, membawa pengaruh-pengaruh dan dampak terhadap identitas
mereka sebagai masyarakat Minangkabau. Negosiasi sosial perantau
Minangkabau generasi kedua ini tidak hanya terhadap hibriditas di Jakarta, tapi
juga menciptakan identitas baru atas hibriditas budaya Minangkabau di Jakarta itu
sendiri. Hibriditas ini salah satunya bisa dilihat dalam adat pernikahan yang sudah
dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti lingkungan dan finansial. Keterbatasan
melakukan prosesi yang sama dengan di Sumatera Barat, disebabkan perbedaan
pola masyarakat dan lingkungan yang mempengaruhi.

ABSTRACT
This thesis is about the negotiation of perantau Minangkabau from Agam
Regency, who were born and grew up in Jakarta as a second generation, on their
identity as Minangkabau people. Their identity as a Minangkabau person is
affected by the interrelationship between the background of their parents who are
still inducing Minangkabau culture that they brought from Sumatera Barat and the
social factors in Jakarta as a cosmopolitan city. The social negotiation of the
second generation of perantau Minangkabau is not only through the hibridity in
Jakarta, but also created a new identity of cultural hibridity of Minangkabau in
Jakarta itself. This can be observed in the matrimonial custom which is influenced
by many factors such as environment and financial issues. The restrictiveness in
doing the same traditional ritual procession in Sumatera Barat is due to the
differences in the pattern of society and the environmental concern.;This thesis is about the negotiation of perantau Minangkabau from Agam
Regency, who were born and grew up in Jakarta as a second generation, on their
identity as Minangkabau people. Their identity as a Minangkabau person is
affected by the interrelationship between the background of their parents who are
still inducing Minangkabau culture that they brought from Sumatera Barat and the
social factors in Jakarta as a cosmopolitan city. The social negotiation of the
second generation of perantau Minangkabau is not only through the hibridity in
Jakarta, but also created a new identity of cultural hibridity of Minangkabau in
Jakarta itself. This can be observed in the matrimonial custom which is influenced
by many factors such as environment and financial issues. The restrictiveness in
doing the same traditional ritual procession in Sumatera Barat is due to the
differences in the pattern of society and the environmental concern., This thesis is about the negotiation of perantau Minangkabau from Agam
Regency, who were born and grew up in Jakarta as a second generation, on their
identity as Minangkabau people. Their identity as a Minangkabau person is
affected by the interrelationship between the background of their parents who are
still inducing Minangkabau culture that they brought from Sumatera Barat and the
social factors in Jakarta as a cosmopolitan city. The social negotiation of the
second generation of perantau Minangkabau is not only through the hibridity in
Jakarta, but also created a new identity of cultural hibridity of Minangkabau in
Jakarta itself. This can be observed in the matrimonial custom which is influenced
by many factors such as environment and financial issues. The restrictiveness in
doing the same traditional ritual procession in Sumatera Barat is due to the
differences in the pattern of society and the environmental concern.]"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T43265
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melinda Sista Pratita
"Turning Red (2022) adalah sebuah film animasi yang tentang seluk-beluk keluarga Tionghoa- Kanada. Karakter utama film ini adalah Meilin Lee, seorang remaja perempuan berusia 13 tahun yang bisa berubah menjadi panda merah seperti setiap keturunan perempuan dari keluarga ibunya. Konflik muncul dalam keluarga generasi kedua dan ketiga perempuan Kanada-Asia, seperti Meilin Lee dan ibunya, Ming Lee. Penelitian ini bertujuan mencari makna panda merah sebagai simbol pergumulan emosional dan jati diri, yang berubah-ubah pada setiap generasi. Penelitian ini juga berusaha memahami lebih lanjut dampak dari hubungan ibu dan anak perempuan pada setiap individu serta pengaruhnya terhadap satu sama lain. Penulis kemudian melakukan analisis kerumitan pencarian jati diri yang dipengaruhi oleh faktor budaya dan personal berdasarkan pada hubungan dengan model stereotipe minoritas, psikologi imigran, dan konsep jati diri. Maka, penelitian ini akan menambah pemahaman akan isu-isu yang muncul pada karakter film dari perempuan Tionghoa-Kanada generasi kedua dan ketiga, memberikan gagasan bagi pengalaman dan dam tantangan dalam kerangka studi identitas dan diaspora oleh Stuart Hall. Ini menekankan signifikansi dari model mitos minoritas pada perjalanannya, khususnya dalam hubungan ibu dan anak perempuan, sekalgius memberikan gagasan tentang strategi negosiasi terhadap ekspektasi sosial.

Turning Red (2022) is an animated movies that centralized the story upon the intricacy of a Chinese-Canadian family. It follows the story of a 13-year-old Meilin Lee who experiences her coming of age by turning into a red panda as it is a fate that befalls the women of every generation in her family from her mother’s lineage. Which then generates the conflict of the story mainly between the second and third generation of Asian Canadian women in the family as portrayed by Meilin Lee and her mother, Ming Lee. This research aims to examine the significance of the red panda as a symbol for emotional struggles and a sense of self, which differ across generations. It further seeks to understand the impacts of mother-daughter relationships on individuals and how they influence each other. This leads to the further analysis on the complexity of finding one’s true self that is caused by cultural and personal factors based on the connection with model minority stereotypes, psychology of the immigrants, and the concept of self. Thus, this study enriches our understanding of the issues experienced by this movie characters of second and third-generation Chinese-Canadian women, providing insights into their experiences and challenges within the framework of Stuart Hall's study of identity and diaspora. It emphasizes their significance of the model minority myth on their journeys, particularly within mother-daughter relationships, offering insight on their societal expectations negotiating strategies."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>