Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98121 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amira Zahra
"

Bitcoin adalah suatu sistem pembayaran elektronik. Proses transaksi dengan menggunakan bitcoin dilakukan tanpa otoritas sentral atau bank. Hal ini bertujuan untuk memotong biaya mediasi (mediation cost) dan juga membuat transaksi lebih praktis. Setiap pengguna bitcoin memiliki username sebagai kunci publik dan password sebagai kunci privatnya. Transaksi pada bitcoin memanfaatkan Elliptic Curve Digital Signature Algorithm (ECDSA). Adapun elliptic curve yang digunakan adalah secp256k1. Ada kriteria yang digunakan untuk menentukan tingkat keamanan kriptografi elliptic curve, salah satunya adalah kriteria safe curve yang diajukan oleh Bernstein dan Lange pada tahun 2013. Kriteria ini dibuat untuk menjamin keamanan kriptografi elliptic curve, tidak hanya menjamin keamanan Elliptic Curve Digital Logarithm Problem (ECDLP). Persyaratan suatu kurva merupakan safe curve meliputi persyaratan parameter dasar, persyaratan keamanan ECDLP (meliputi ketahanan dari serangan Rho dan transfer, diskriminan lapangan perkalian kompleks pada elliptic curve, dan rigidity), dan persyaratan keamanan kriptografi elliptic curve (meliputi penggunaan ladder Montgomery, ketahanan dari serangan twist, kelengkapan perkalian skalar, indistinguishability). Tujuan dari penelusuran literatur ini adalah untuk menjelaskan penggunaan secp256k1 pada transaksi bitcoin dan menganalisis kriteria safe curve yang tidak dipenuhi oleh secp256k1. Dari penelusuran literatur ini, dapat disimpulkan bahwa setiap pemilik bitcoin yang mentransfer bitcoin melakukan tanda tangan secara digital pada hash dari transaksi sebelumnya dan kunci publik pemilik berikutnya. Penandatanganan digital ini dilakukan dengan menggunakan kunci privat orang yang mentransfer bitcoin. Tanda tangan digital dapat diverifikasi menggunakan kunci publik pengguna yang mentransfer bitcoin. Pembentukan kunci publik dan kunci privat, pembentukan tanda tangan digital, dan verifikasi tanda tangan digital memanfaatkan elliptic curve digital signature algorithm (ECDSA), dengan elliptic curve yang digunakan adalah secp256k1. Secp256k1 tidak memenuhi persyaratan nilai minimum diskriminan lapangan perkalian kompleks pada E(F_p ) karena memiliki nilai |D|=2^1.6<2^100. Secp256k1 tidak memenuhi persyaratan penggunaan ladder Montgomery, kelengkapan perkalian skalar, dan indistinguishability karena secp256k1 memiliki cofactor h=1.


Bitcoin is an electronic payment system. The transaction process by using Bitcoin is made without a central authority or bank. It has a purpose to cut mediation costs and also make transactions more practical. Every Bitcoin user has a username as a public key and password as its private key. Transactions on Bitcoin utilize the Elliptic Curve Digital Signature Algorithm (ECDSA). Specifically, the elliptic curve used is secp256k1. There are criteria used to determine the level of cryptographic security of an elliptic curve, one of which is the safe curve criteria proposed by Bernstein and Lange in 2013. These criteria are established not only to guarantee the security of Elliptic Curve Digital Logarithm Problems (ECDLP), but also to guarantee the safety of elliptic curve cryptography. The requirements for a curve are a safe curve including basic parameter requirements, ECDLP security requirements (including resistance to Rho and transfer attacks, complex multiplication field discriminant, and rigidity), and elliptic curve cryptography security requirements (including the use of Montgomery ladders, resistance to twist, completeness of scalar multiplication, and indistinguishability). The purposes of this literature review are to explain how to use secp256k1 in Bitcoin transactions and to analyse not-satisfying of the safe curve criteria on secp256k1. It can be concluded that each owner transfers bitcoin to the next owner by signing a hash from previous transaction and the public key of the next owner. The process of private key and public key generation, digital signature, and verification utilize Elliptic Curve Digital Signature Algorithm (ECDSA). The elliptic curve used is secp256k1. The reason Secp256k1 does not meet the requirements of minimum complex field discriminant value of E(F_p) is it has |D|=2^1.6<2^100. Secp256k1 does not use Montgomery ladder and also does not meet the requirement of completeness of scalar multiplication and indistinguishability because it has cofactor 1.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Lesmana
"ABSTRAK
Tujuan utama dari keamanan komunikasi adalah mencegah data pesan dari akses pihak ketiga. Solusi dari masalah tersebut adalah menerapkan enkripsi End-to-end. Algoritma enkripsi Elliptic Curve Cryptography (ECC) cocok digunakan sebagai metode enkripsi End-to-end pada sistem komunikasi digital termasuk aplikasi chat. ECC adalah jenis kriptografi kunci publik yang mendasarkan keamanannya pada permasalahan matematis dari kurva eliptik, ECC mempunyai tingkat keamanan yang setara dengan RSA menggunakan kunci berukuran lebih kecil. Penelitian ini membahas perancangan dan implementasi dari algoritma enkripsi dan dekripsi yang menerapkan kriptografi ECC sebagai metode enkripsi End-to-end pada aplikasi chat. Algoritma ini menggunakan operasi matematika dan nilai parameter dari kurva eliptik untuk menghasilkan kunci serta ciphertextnya dan juga melakukan dekripsi. Dari hasil ujicoba dan analisa implementasi enkripsi dan dekripsi menggunakan algoritma ECC, algoritma tersebut cocok digunakan sebagai metode enkripsi End-to-end, karena ukuran kunci yang relatif ringan dan operasi matematika yang menggunakan parameter khusus yang berbeda-beda. Hasil pengujian enkripsi dan dekripsi menggunakan parameter kurva eliptik secp192r1 dan secp192k1 yang mempunyai ukuran kunci sekitar 2192 bit, menghasilkan kunci dan ciphertext paling ringan dan paling cepat diproses, dengan angka nilai keduanya berukuran sepanjang 58 digit.

ABSTRACT
The main purpose of communication security is to prevent message data from third party access. The solution to this problem is to implement End-to-end encryption. Elliptic Curve Cryptography (ECC) encryption algorithm is suitable for use as an End-to-end encryption method on digital communication systems including chat applications. ECC is a type of public key cryptography that bases its security on mathematical problems from elliptic curves, ECC has a level of security equals to RSA while using smaller keys. This study discusses the design and implementation of encryption and decryption algorithms that apply ECC cryptography as an End-to-end encryption method in chat applications. This algorithm uses mathematical operations and parameter values from the elliptic curve to generate keys and their ciphertext and also decrypt them. From the results of testing and analyzing the implementation of encryption and decryption using the ECC algorithm, the algorithm is suitable for use as an End-to-end encryption method, because of the relatively light key size and mathematical operations that use different parameters. The results of encryption and decryption testing using elliptic curve parameters secp192r1 and secp192k1 which have a key size of about 2192 bits, produce the lightest and fastest to process ciphertext and keys, with the value of both measuring 58 digits.

"
Lengkap +
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Haq
"Citra digital merupakan salah satu media penyimpanan informasi yang sering digunakan saat ini sehingga dibutuhkan suatu skema yang dapat menjaga keamanan informasi pada citra digital. Oleh karena itu, dirancang algoritma enkripsi citra digital berbasis chaos dengan coding DNA dan elliptic curve Diffie-Hellman. Hasil yang diperoleh dari elliptic curve Diffie-Hellman akan digunakan untuk membuat kunci-kunci pada coding barisan DNA. Nilai-nilai piksel pada citra digital diubah menggunakan coding DNA, penjumlahan DNA, dan penjumlahan dengan keystream yang didapat dari fungsi chaos logistik. Selain itu, lokasi piksel diubah menggunakan circular shifting dengan kunci yang didapat dari elliptic curve Diffie-Hellman dan interlave antar channel. Hasilnya didapat algoritma pada skripsi ini memiliki keamanan yang baik dalam menjaga kerahasiaan informasi citra digital.

Digital image is one of the information storage tool that used frequently now, so a scheme is needed to protect its security. In consequence, encryption algorithm of digital image that based on chaos with DNA coding and elliptic curve Diffie Hellman is designed. The result from elliptic curve Diffie Hellman will used to create keys in DNA coding. Pixel values in digital image are changed using DNA coding, DNA addition, and addition using keystream that obtained from chaos logistic map. Furthermore, pixel location is changed using circular shifting with key that obtained from elliptic curve Diffie Hellman and interleave. In the result, algorithm have a good security to protect digital image. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teddy Kusuma
"ABSTRAK
Cryptocurrency adalah mata uang virtual yang tidak memiliki bentuk fisik atau wujud konkrit dan terdapat di dunia maya. Salah satu dari beberapa macam uang kripto yaitu bitcoin. Penggunaan bitcoin sebagai alat pembayaran dalam transaksi jual beli online belakangan ini semakin tak terbendung, meski Pemerintah telah melarang praktek tersebut. Pada awal tahun 2019, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan peraturan tentang dilegalkannya bitcoin (kripto aset) dalam Perdagangan Berjangka Komoditi. Dwifungsi bitcoin sebagai komoditas dan alat tukar transaksi online memunculkan pro dan kontra di kalangan ulama dan pakar ekonomi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperoleh jawaban seputar mata uang kripto sebagai komoditas di Indonesia dan bagaimana peluang bitcoin sebagai subjek dalam komoditi syariah di Bursa Komoditi. Teori yang diterapkan adalah teori transaksi bisnis yang sah dan batil dalam Islam. Penelitian ini merupakan studi pustaka dan bersifat kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan pendekatan hukum Islam yuridis normatif. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa cryptocurrency dapat diperdagangkan dalam bursa komoditi syariah dengan syarat, negara melindungi perdagangan tersebut dengan payung hukum serta menerbitkan mata uang kripto dimana penetapan harganya bersandar pada emas atau mata uang negara tersebut. Bitcoin tidak bisa dijadikan komoditas dalam Kontrak Derivatif Syariah di Indonesia, karena bitcoin masih mengandung spekulasi, maysir dan rentan digunakan untuk kegiatan ilegal. Bitcoin hukumnya haram lighairihi atau haram karena faktor luar, maka sebaiknya dihindari.

ABSTRACT
Cryptocurrency is a virtual money that does not have a physical form or concrete form in cyberspace. One of the few types of crypto money is bitcoin. The use of bitcoin as a means of payment in e-commerce lately has become increasingly widespread and unstoppable, even though the Government has banned the practice. In early 2019, the Government of Indonesia issued regulations regarding the legalization of bitcoin (crypto assets) in Commodity Futures Trading. The dual function of bitcoin as a commodity and exchange tool raises the pros and cons of scholars and economists. This study aims to obtain answers about bitcoin and cryptocurrencies, its usage in commodity futures trading according to the perspective of Islamic law and bitcoins chance as sharia commodity in Indonesia . The theory applied is theory of legitimate and vanity business transactions in Islam. This research is a literature study and is qualitative in nature. The data analysis technique used is descriptive analytical with normative juridical Islamic law approach. From this research, the results show that cryptocurrency can be traded in Islamic commodity exchanges, provided that the State issues or create their own cryptocurrencies whose price depends on gold or the countrys currency. Bitcoin cannot be used as a commodity in Sharia Derivative Contracts in Indonesia, because it contains a lot of speculation, maysir and is vulnerable to use for illegal activities. Bitcoin is haram lighairihi or haram because of external factors, so it should be avoided.
"
Lengkap +
2019
T55197
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steven Sentosa
"Harga Bitcoin berfluktuasi sangat tinggi dan telah turun lebih dari 50% dari titik tertingginya di bulan April, seringkali dipercaya akibat dari sentiment dan spekulasi. Penelitian ini menganalisis alokasi aset saham yang dapat digunakan sebagai portofolio yang meniru imbal hasil Bitcoin. Penelitian ini diharapkan dapat menciptakan mimicking portofolio yang mirip dengan Bitcoin. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk membantu investor untuk memberikan pilihan investasi dengan imbal hasil yang mirip dengan Bitcoin dengan resiko yang lebih rendah. Penelitian sebelumnya telah berhasil membentuk mimicking portofolio terhadap surat utang, REIT, dan aset luar negeri namun belum ada yang meneliti cryptocurrency mimicking portofolio khususnya Bitcoin.

Bitcoin fluctuates based on sentiment and speculation. It price has dropped 50% since its highest point in April to its lowest point in July 2021, reaching a new high on November 2021 and depreciated again by more than 50% in January 2022. The high fluctuation is one of the main reason that institutional investor participation in this asset is fairly low. This study ana-lyze stock allocation in portfolio that mimics Bitcoin to provide investors an alternative in-vestment with the same yield as Bitcoin and lower risk. Previous studies successfully created a mimicking portfolio for bonds, REIT, foreign asset but there hasn’t been one to study crypto-currency mimicking portfolio especially Bitcoin. Portfolios created in this study consists of 19 selected US stocks and 45 stocks from Indonesia LQ45. Weight optimation is achieved with Markowitz Theory. We find mixed result in portfolio return, and lower standard deviation compared to Bitcoin."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jordan Elia Warokka
"Penelitian ini mempelajari perilaku pasar bitcoin di Indonesia; Indodax dan BitX berdasarkan peristiwa yang berasal dari moneter dan bitcoin. Dari penelitian tersebut, ditemukan bahwa pasar bitcoin di Indonesia hanya merespon terhadap peristiwa dari bitcoin. Dari sisi moneter, kebijakan dari the Fed hanya bisa merespon perubahan harga di pasar bitcoin Indonesia dan tidak ada dampak dari kebijakan moneter dari BI. Hasil ini menunjukan bahwa para pemain di pasar bitcoin Indonesia ditentukan oleh peristiwa dari bitcoin itu sendiri, tidak terdapat pengaruh dari sisi moneter.

This research studies the behavior from two Bitcoin markets in Indonesia, namely BitX and Indodax based on the events coming from monetary and bitcoin. The result shows bitcoin markets in Indonesia are corresponding to its own event over time while there is an absence of local monetary impact to the market and the effect from the Fed only affect the market return. This shows the behavior of Bitcoin market Indonesia is determined to its own events and have no interaction to the monetary impact."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhalindri Noor Adjani
"Pengembangan strategi lindung nilai menggunakan komoditas dan cryptocurrency telah menjadi topik minat akademis dan praktis. Strategi yang optimal meningkatkan efisiensi manajemen risiko dan meminimalkan biaya lindung nilai. Karya tulis ini membahas safe-haven optimal menggunakan periode dummy Covid-19 untuk indeks pasar saham ASEAN-5, yang dilindung nilai dengan emas dan bitcoin. Kami menentukan instrumen safe-haven terbaik menggunakan analisis regresi OLS dan model DCC-GARCH. Analisis tersebut menghasilkan kriteria efektivitas safe-haven yang dihasilkan Bitcoin dan Emas. Data harian mencakup periode dari Januari 2019 hingga Desember 2021. Temuan kami kuat untuk asumsi distribusi dan penggunaan model DCC-GARCH dan regresi OLS dalam memeriksa berbagai skenario. Akhirnya, penelitian ini memberikan titik awal yang sangat berharga untuk mengkaji korelasi dinamis dan karakteristik safe-haven Bitcoin dan Emas.

The development of hedging strategies using commodities and cryptocurrencies has become a topic of academic and practical interest. The optimal strategy improves risk management efficiency and minimizes hedging costs. This paper discusses the optimal safe-haven using the Covid-19 dummy period for the ASEAN-5 stock market index, which is hedged with gold and bitcoin. We determined the best safe-haven instrument using OLS regression analysis and the DCC-GARCH model. The analysis resulted in the safe-haven effectiveness criteria generated by Bitcoin and Gold. The daily data cover the period from January 2019 to December 2021. Our findings are robust to the distribution assumptions and use of the DCC-GARCH model and OLS regression in examining various scenarios. Finally, this study provides an invaluable starting point for examining the dynamic correlation and safe-haven characteristics of Bitcoin and Gold.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luqman Nurhisam
"ABSTRAK
Di Indonesia, bitcoin merupakan bentuk mata uang digital dan alat transaksi pembayaran yang sudah digunakan oleh sebagian masyarakat. Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian, khususnya dari Bank Indonesia. Lain dari pada itu, pengawasan yang dulu sepenuhnya dilakukan oleh bank sentral yaitu Bank Indonesia, sekarang diambil alih oleh OJK. Sehingga Bank Indonesia pun hanya memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol peredaran mata uang saja. Sejak sebagian tugas dan wewenang Bank Indonesia diambil alih oleh OJK, banyak hal yang belum tercover seperti adanya fenomena baru dalam bidang keuangan dalam hal permodalan, investasi, peredaran mata uang, dan lain lain. Selain belum ada payung hukum terhadap bitcoin, yaitu semakin merebaknya transaksi yang menggunakan bitcoin yang dilakukan dalam transaksi e commerce. Sehingga dari segi keamananannya juga perlu dipertanyakan, maka dari itu perlu ada regulasi dan pengawasan secara khusus terhadap bitcoin, dan masyarakat tidak akan merasa dirugikan. Jika dilihat dalam perspektif hukum Islam, bahwa yang berkaitan dengan penerbitan uang sebagai alat transaksi di suatu negara, merupakan masalah yang dilindungi oleh kaidah kaidah umum dalam syariat Islam. Oleh sebab itu, penerbitan uang dan penentuan jumlahnya merupakan hal hal yang berkaitan dengan kemaslahatan umat. Aspek lain yang menjadi pertimbangan dalam penggunaan bitcoin yaitu apakah dari sisi kemadharatannya yang lebih besar ataukah manfaatnya yang diambil jika digunakan sebagai mata uang dan alat transaksi, bahkan sebagai komoditas sekalipun. Sehingga yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah penggunaan bitcoin sebagai mata uang dan alat transaksi dengan menggunakan pendekatan dan pengkajian hukum Islam."
Lengkap +
Aceh: UIN Ar-Raniry , 2017
297 ARR 4:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nico Julianto Efendi
"ABSTRAK
Penelitian ini akan memberikan perspektif luas atas efek dari penyertaan bitcoin pada portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Portofolio terdiri atas saham, bond, kurs keras, komoditi luas, hedge fund, properti, indeks dolar, dan indeks futures. Hasil yang didapat konsisten dengan penelitian sebelumnya. Kami menemukan bahwa penyertaan bitcoin dapat menurunkan risiko portofolio dan membuat efficient set portofolio lebih baik.

ABSTRACT
This study will give a broad perspective on the effect of including bitcoin in a well diversified portfolio of worldwide stocks, bonds, hard currencies, broad commodities, hedge funds, real estate, dollar index, and index futures. Our findings show that the results are consistent with past research. We find that the inclusion of bitcoin is able to reduce the risk in portfolio and improve the portfolio lsquo s efficient set."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
William Wardoyo
"Pada kondisi ketidakpastian ekonomi baik secara global dan domestik, dan juga kondisi nilai tukar yang cenderung terdepresiasi, akan membuat masyarakat cenderung untuk melakukan hedging dengan membeli aset yang dapat diperdagangkan secara global. Bitcoin merupakan aset yang berkembang saat ini sebagai suatu aset yang bisa diperdagangkan secara global dan dapat menjadi alat pembayaran di beberapa negara yang melegalkan Bitcoin. Namun, Bitcoin yang tidak berasal dari pemerintah dan tidak bisa dikontrol sepenuhnya oleh pemerintah akan menimbulkan masalah apabila dipergunakan sebagai suatu hedge. Penelitian ini menggunakan metode regresi OLS untuk melihat pengaruh ketidakpastian global dan domestik, nilai tukar, dan hedge lainya berupa emas terhadap permintaan bitcoin di Indonesia. Hasil peneltian menunjukan bahwa Bitcoin dapat menjadi hedging bagi kondisi ketidakpastian global dan domestik. Berdasarkan hasil ini, pemerintah disarankan untuk membuat kebijakan yang dapat membatasi penggunaan Bitcoin sebagai hedge.

Within the global and domestic uncertainty condition nowdays and the exchange rate that`s gradualy depreciated, majority of people will choose to perform hedging by buying an asset that can be traded globally. Bitcoin considered as a globally tradable asset and can even be used as payment in several countries that legalize Bitcoin as payments. Bitcoin is an asset that doesnt come from the government and cant be controlled completely by the government, thats why using Bitcoin as a hedge will create some problem. Using OLS regression methodology, this research attempt to analyze the effect of uncertainty both global aand domestic, the exchange rate, and other hedge such as golds toward demand of bitcoin in Indonesia. This research give result that Bitcoin can act as hedge towards both uncertainty condition. Based on the result, the government is adviced to create policy to limit the Bitcoin usage as hedge."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>