Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92150 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusra Amelia
"Mata air merupakan pemunculan air tanah ke permukaan. Sumber air tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan air domestik. Mengingat pentingnya peranan air, sangat diperlukan adanya sumber air yang dapat menyediakan air baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Salah satu sumber air bersih utama yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan air domestik di Desa Cicurug ialah mata air. Mata air mempunyai debit terbatas namun kualitasnya baik. Mata air di Desa Cicurug telah banyak dimanfaatkan penduduk akan tetapi pengelolaannya masih sangat sederhana, hal inilah yang menyebabkan pengelolaan pemanfaatan sumber mata air di Desa Cicurug perlu diperhatikan. Penilitian ini bertujuan untuk menganalisis pola spasial pemanfaatan mata air berdasarkan wilayah potensial dan wilayah aktual pemanfaatannya, serta menganalisis wilayah potensial pemanfaatan mata air jika dibandingkan dengan wilayah aktualnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dan metode analisis spasial. Lokasi sumber mata air, ketinggian, batas Daerah Aliran Sungai, debit dan sistem jaringan digunakan untuk mengetahui wilayah potensial dan wilayah pemanfaatan yang terbentuk. pH, TDS, DHL, kekeruhan, senyawa fosfat, dan senyawa nitrat merupakan parameter kualitas air yang diukur pada daerah penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukan mata air di Desa Cicurug terletak pada ketinggian 165-346 m dpl dengan debit sebesar 0,158 l/s sampai dengan 1,935 l/s. Wilayah potensial pemanfaatan yang terbentuk terletak pada ketinggian 135 – 300 m dpl dengan luas yang bervariasi. Wilayah aktual pemanfaatan mata air di Desa Cicurug meliputi jenis penggunaan tanah berupa perkampungan yang terletak pada ketinggian 164-275 m dpl. Perbandingan antara wilayah potensial pemanfaatan mata air domestik tidak sesuai dengan wilayah aktual pemanfaatannya. Dimana terdapat wilayah aktual pemanfaatan yang melampaui wilayah potensialnya dan terdapat wilayah aktual pemanfaatan mata air yang lebih sempit dari wilayah potensialnya.

Springs are groundwater that comes to the surface. The springs are used to fulfill various domestic water needs. It is necessary to maintain the quality and the quantity of the water source to be utilized, considering the importance of water. Springs is one of the primary sources of clean water that can be used to fulfill domestic water needs in Cicurug village. Its residents have widely used the springs in Cicurug village, but the springs' management is very simplistic. Thus utilization of water resources management practices in Cicurug village should be further developed. This study analyzes the spatial pattern of springs utilization based on the potential area, the actual utilization area, and the comparison between the potential area and utilization area. The methods in this study are quantitative descriptive analysis and spatial analysis. The location of springs, altitude, watershed boundaries, discharge, and distribution network systems are used to determine the potential areas and utilization areas formed. TDS, pH, DHL, turbidity, phosphate, and nitrate are the parameters of water quality that are measured in the research area, considering that the waters are utilized for domestic use. The results of this study indicate the springs in Cicurug village are located between the altitude of 165-346 m above the sea level with a discharge of 0.158 l/s to 1.935 l/s. The potential areas of the springs' utilization are located between the altitude of 135 to 300 m above the sea level with different areas. The actual area of utilization springs in Cicurug village includes the land use types in villages located between the altitude of 164 to 275 m above sea level. The comparison between the potential areas of utilization of springs with the actual areas of springs utilization shows that utilized area exceeds the potential areas, and there is an actual area of springs utilization that is narrower than potential areas."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadiah Adlina Ulfah
"Mata air merupakan salah satu sumber air di Kabupaten Cianjur. Desa Cibanteng hanya mengandalkan mata air untuk menopang pemenuhan kebutuhan air masyarakatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dimana sebaran lokasi mata air, bagaimana wilayah potensial pemanfaatan yang terbentuk, serta bagaimana wilayah pemanfaatan aktual yang dikaitkan dengan kualitas air dari mata air di Desa Cibanteng. Data lokasi sumber mata air, ketinggian, batas DAS, sistem jaringan serta debit digunakan untuk mengetahui wilayah potensial dan wilayah pemanfaatan mata air. Analisis secara deskriptif, kuantitatif dan spasial merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lokasi sumber mata air di Desa Cibanteng terletak di bagian selatan desa dengan ketinggian 715-895 m dpl dan wilayah potensial pemanfaatan yang terbentuk terletak pada ketinggian 610-880 m dpl dengan luas bervariasi. Pola spasial pemanfaatan mata air cenderung sesuai wilayah potensialnya, dengan kualitas air cenderung tetap antar titik pemanfaatan.

Springs is one of the water sources in Cianjur. Cibanteng Village rely on springs to support water supply the community. The purpose of this study was to investigate the distribution of the spring location, how are potential region of utilization are formed, and how the actual region of utilization that associated with the quality of water from springs in the Cibanteng Village. Data location of springs, elevation, watershed, network system and debit are used to determine potential and actual region of the springs. Descriptive, quantitative and spatial analysis are the method used in this study.
The results showed that the location of springs in Cibanteng Village located in the southern part of the village with an altitude of 715-895 m above sea level and the potential region of utilization formed at an altitude of 610-880 m above sea level with widely varied. The spatial pattern of springs utilization tend appropriate to potential region utilization, the water quality tends to remain between the point of utilization.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S58101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masita Jasmin
"Kabupaten Majalengka memiliki karakteristik fisik dengan potensi yang besar untuk terjadinya tanah longsor. Menghasilkan peta daerah rawan longsor di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat dengan menggunakan modifikasi metode Indeks Storie adalah tujuan dari penelitian ini. Modifikasi metode indeks storie memperhitungkan variabel-variabel yang mempengaruhi terjadinya longsor yaitu penggunaan lahan, kemiringan lereng, jenis tanah, dan curah hujan. Dari peta rawan longsor yang dihasilkan, secara umum Kabupaten Majalengka didominasi oleh tingkat kerawanan terhadap longsor dengan intensitas sedang hingga sangat tinggi yang tersebar dari bagian tengah hingga selatan wilayah penelitian sedangkan bagian utara Kabupaten Majalengka hanya ditemui tingkat kerawanan sangat rendah hingga sedang. Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Majalengka didominasi oleh tingkat kerawanan longsor sedang yaitu sebesar 43,43%. Peta Daerah Rawan Longsor di Kabupaten Majalengka memiliki tingkat akurasi sebesar 55,26% dengan menghitung jumlah kejadian longsor tahun 2018 yang terjadi di daerah rawan longsor tinggi dan sangat tinggi. Hasil tersebut melebihi separuh dari data kejadian longsor yang terjadi di Kabupaten Majalengka sehingga peta yang dihasilkan adalah peta dengan tingkat akurasi yang baik.

The Majalengka Regency has a lot of physical characteristic with great potential for landslides to happen. To produce the map of susceptibility of landslide area in The Majalengka Regency, West Java using the modification of the Storie index method is the aim of this study. The modification of the Storie index method is taking into account the variables that influence the occurrence of landslides such as land use, slope, type of soil, and precipitation. From the map that is resulted, in general Majalengka Regency is dominated by moderate level to high level of susceptibility which are sca scattered from the middle part to the southern part of the region meanwhile in the northern part of Majalengka Regency could only be found very low level to moderate level of susceptibility. Overall, The Majalengka Regency Region is dominated by moderate level of susceptibility as big as 43.43%. The Susceptibility of Landslide Area Map in Majalengka Regency has accuracy rate of 55.26% by calculating the number of landslides happened in 2019 in high level and very high level of susceptibility area. The result exceeded half of the number of landslides happened in Majalengka Regency so the map produced is a map with good accuracy.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sareta Selaby
"

Majalengka adalah salah satu kabupaten di Indonesia yang termasuk daerah rentan terjadi tanah longsor. Tanah longsor di Kabupaten Majalengka menyebabkan kerugian yang sangat besar seperti kerusakan infrastruktur, kehilangan harta benda, hingga jatuhnya korban jiwa. Melihat dampak kerugian tersebut perlu dilakukan upaya mitigasi untuk mengurangi resiko dan kerugian dengan cara pembuatan peta rentan longsor. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan wilayah rentan tanah longsor dan sebagai salah satu acuan untuk pemerintah dan instansi terkait guna mengurangi kerugian yang ditimbulkan. Metode yang digunakan adalah overlay menggunakan Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE), dengan menggunakan nilai pembobotan yang bersumber dari Peraturan Menteri PU NO.22/PRT/M/2007, Puslittanak Bogor (2014) dan Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (2004). Kemudian dilakukan perbandingan dari sumber tersebut untuk mengetahui nilai pembobotan dengan akurasi tertinggi. Adapun variabel yang digunakan lereng, curah hujan, jenis tanah, litologi, dan penggunaan tanah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah kerentanan tanah longsor di bagi menjadi wilayah tidak rentan, rendah, sedang, tinggi dan Kabupaten Majalengka di dominasi oleh tingkat kerentanan sedang. Untuk nilai akurasi peta kerentanan tanah longsor yang dihasilkan sumber nilai pembobotan dari Peraturan Menteri PU NO.22/PRT/M/2007 memiliki nilai akurasi paling tinggi sebesar 76%. Untuk pembobotan dari Puslittanak Bogor (2004) nilai akurasi 73%, sedangkan sumber pembobotan dari DVMBG (2004) memiliki nilai akurasi 69%.


Majalengka is one of the regencies in Indonesia which is considered as an area susceptibility to landslides. There were 67 landslides in 2019 causing damage to infrastructure, loss of property, and death. Seeing the impact of these losses it is necessary to mitigate efforts to reduce risks and losses by making landslide susceptibility maps. This study aims to map landslide susceptibility areas based on Geographic Information Systems (GIS) with overlays using the Spatial Multi-Criteria Evaluation (SMCE) method. The variables used slope, rainfall, soil type, lithology, and land use by comparing weighting values based on overlays, with values sourced from the Minister of Public Works Regulation NO.22 / PRT / M / 2007, Puslittanak Bogor (2014) and the Directorate of Volcanology and Disaster Mitigation (2004). The results of this study indicate that landslide susceptibility areas are divided into very low, low, moderate, high areas. For accuracy values on each landslide susceptibility map produced by the weighting value source of research, Minister of Public Works Regulation NO.22 / PRT / M / 2007 has the highest accuracy value of 76%. Weighting from Puslittanak Bogor (2004) the accuracy value is 73%, while the weighting source from DVMBG (2004) has an accuracy value of 69%.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Chrisna Prastika
"Daerah aliran sungai DAS Cilutung merupakan salah satu anak sungai dari Cimanuk. Berkembangnya kegiatan penduduk di DAS Cilutung seperti bertambahnya pemukiman, kegiatan industri, dan kegiatan pertanian dapat mengakibatkan perubahan fisik, kimia, dan biologi pada perairan sungai. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui besarnya koefisien saprobik perairan DAS Cilutung dengan menggunakan plankton sebagai bioindikator melalui indeks saprobik.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survei, dimana penetapan stasiun pengambilan sampel dengan purposive sampling. Penempatan stasiun didasarkan atas perkiraan beban pencemar dan kegiatan masyarakat sekitar. Penelitian dilakukan di tiga stasiun berbeda yang merepresentasikan bagian yang tercemar oleh pemukiman warga, industri, dan pertanian. Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2018. Parameter lingkungan juga turut diukur dalam penelitian. Data dalam penelitian merupakan data kuantitatif berupa jumlah dan jenis spesies plankton, kemudian dihitung nilai koefisien saprobiknya dengan metode indeks saprobik.
Hasil yang didapat dikaitkan dengan tabel koefisien saprobitas perairan dengan tingkat pencemaran perairan. Hasil penelitian diperoleh enam divisi plankton yaitu Chlorophyta, Chrysophyta, Cyanophyta, Euglenophyta, Charophyta, dan Ciliophora. DAS Cilutung memiliki rentang nilai saprobik berkisar antara 0,75--0,86. Nilai yang didapat menggambarkan perairan tersebut tercemar ringan pada fase B-Mesosaprobik, dengan sedikit bahan pencemar organik.

Cilutung watershed is one of the tributaries of Cimanuk river. The development of population activities in Cilutung watershed such as increasing settlements, industrial activities, and agricultural activities can result in physical, chemical, and biological changes in river waters. The research aimed to find out the magnitude of the saprobic coefficient of Cilutung watershed waters by using plankton as bioindicator through saprobik index.
The research conducted using survey method, where determination of sampling station with purposive sampling. Station placement is based on estimated pollution load and surrounding community activities. The study was conducted at three different stations representing parts contaminated by residents, industry, and agriculture. The study was conducted from February to May 2018. Environmental parameters were also measured in the study. The data in this study is quantitative data in the form and number of species of plankton, then calculated saprobic coefficient value with saprobic index method.
The result obtained is related to table of water saprobic coefficient with water pollution level. The results obtained by six plankton divisions are Chlorophyta, Chrysophyta, Cyanophyta, Euglenophyta, Charophyta, and Ciliophora. Cilutung watershed has a range of saprobic values ranging from 0,75 0,86. The values obtained illustrate the waters are lightly contaminated in the B Mesosaprobic phase, with little organic pollutants.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Ersan Ricardo
"ABSTRAK
Istilah Air Hijau sudah sering terdengar di berbagai kalangan kehidupan manusia. Air hijau adalah air hujan yang jatuh dan telah diserap oleh tanah atau tanaman. Sedangkan istilah tersebut juga sangat erat kaitannya dengan istilah Blue Water yang berarti air dari sungai, danau dan air tanah. Keterikatan Green Water dan Blue Water terkait dengan paradigma lama pengelolaan air yang hanya mempertimbangkan air biru (debit sungai, danau dan air tanah) sedangkan paradigma baru justru memasukkan Green Water sebagai komponen penting. Green Water merupakan bentuk penghematan air yang tidak akan mengganggu badan air di bumi ini. Green Water juga dapat dimanfaatkan oleh daerah yang mengalami kekeringan, seperti Kabupaten Majalengka yang pada tahun 2017 mengalami kekeringan di 27 desa menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Salah satu pemanfaatan air hijau adalah untuk membangun tempat penampungan air hujan atau disebut juga dengan waduk. Embung berfungsi sebagai bangunan konservasi air berupa kolam untuk menampung air hujan dan air limpasan serta sumber air lainnya untuk menunjang pertanian, perkebunan dan peternakan terutama pada musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi daerah yang potensial untuk dibangun daerah resapan air hujan atau waduk. Selain itu, penelitian ini juga membandingkan reservoir yang ada dengan potensi daerah atau kesesuaian penelitian ini. Identifikasi daerah potensial diprioritaskan pada daerah rawan kekeringan menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan menurut kondisi hidrogeologi. Selain itu, penentuan kawasan potensial juga menggunakan 4 variabel fisik yaitu penggunaan tanah, tekstur tanah, curah hujan dan kemiringan lereng. Melalui teknik overlay keempat variabel fisik tersebut digabungkan di Kabupaten Majalengka dan diberi skor setelah itu dilakukan metode akumulasi aliran untuk melihat akumulasi aliran dari Kabupaten Majalengka guna menentukan titik lokasi potensial atau kesesuaiannya. Setelah itu, potensi daerah atau kesesuaian yang telah dibuat akan dibandingkan dengan reservoir yang telah dibangun. Sehingga dapat diketahui bahwa wilayah yang berpotensi untuk dibangun waduk adalah wilayah utara Kabupaten Majalengka yang terindikasi merupakan wilayah yang rawan kekeringan dan merupakan wilayah yang potensial sesuai dengan kesesuaian wilayahnya.

ABSTRACT
The term Green Water has often been heard in various circles of human life. Green water is rainwater that falls and has been absorbed by the soil or plants. While the term is also very closely related to the term Blue Water which means water from rivers, lakes and groundwater. The attachment of Green Water and Blue Water is related to the old paradigm of water management which only considers blue water (river discharge, lakes and groundwater) while the new paradigm actually includes Green Water as an important component. Green Water is a form of water saving that will not interfere with water bodies on this earth. Green Water can also be utilized by areas experiencing drought, such as Majalengka Regency which in 2017 experienced drought in 27 villages according to the Regional Disaster Management Agency. One of the uses of green water is to build rainwater reservoirs or also known as reservoirs. Embung functions as a water conservation building in the form of a pond to accommodate rainwater and runoff water as well as other water sources to support agriculture, plantations and livestock, especially during the dry season. This study aims to identify areas that have the potential to build rainwater catchment areas or reservoirs. In addition, this study also compares the existing reservoir with the potential of the area or the suitability of this study. Identification of potential areas is prioritized in drought-prone areas according to the Regional Disaster Management Agency and according to hydrogeological conditions. In addition, the determination of potential areas also uses 4 physical variables, namely soil use, soil texture, rainfall and slope. Through the overlay technique, the four physical variables are combined in Majalengka Regency and given a score after which the flow accumulation method is carried out to see the accumulation of flow from Majalengka Regency in order to determine potential location points or suitability. After that, the potential area or suitability that has been made will be compared with the reservoir that has been built. So it can be seen that the area that has the potential to build a reservoir is the northern region of Majalengka Regency which is indicated to be a drought-prone area and is a potential area according to the suitability of the region."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Hayati Inda Robbi
"

Kerentanan airtanah dapat memberikan ukuran seberapa mudah zat pencemar di permukaan tanah mencapai akuifer. Sebagian besar masyarakat DAS Cijurey masih menggunakan airtanah sebagai sumber air utama. Sementara itu, lokasi tempat tinggal penduduk berada dekat dengan sawah sehingga airtanah yang digunakan berpotensi tercemar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola spasial kerentanan airtanah dangkal dan mengetahui hubungannya dengan konsentrasi nitrat di wilayah penelitian. Penelitian ini menggunakan model DRASTIC-LU dan VLDA. Kerentanan model DRASTIC-LU terbesar adalah dengan kerentanan sedang sebesar 42,62%. Kelas kerentanan VLDA terbesar adalah dengan kerentanan sedang sebesar 55,98%. Wilayah dengan kerentanan tinggi dan sangat tinggi menurut kedua model berada di wilayah permukiman dengan lereng landai (<12%). Model kerentanan DRASTIC-LU dan VLDA memiliki kesesuaian kelas kerentanan seluas 840,77 ha atau 54,31%. Konsentrasi nitrat di DAS Cijurey memiliki konsentrasi nol sampai 29,7 mg/L. Airtanah dengan konsentrasi di atas standar baku mutu berada di wilayah permukiman dan sawah. yang berasal dari limbah kotoran, sistem septik, dan pemupukan. Berdasarkan analisis regresi dari indeks DRASTIC-LU dan VLDA dengan konsentrasi nitrat, terdapat pengaruh signifikan antara indeks kerentanan terhadap konsentrasi nitrat. Indeks DRASTIC-LU mempengaruhi konsentrasi nitrat sebesar 56,37% dan VLDA mempengaruhi konsentrasi nitrat sebesar dan 33,62%.


Groundwater vulnerability provides a measure of how easily contaminants at ground level reach aquifers. Most Cijurey watershed communities still use groundwater as the main water source. However, the location of residence is near to the rice fields so that the groundwater used is potentially polluted. This study aims to determine the spatial pattern of shallow groundwater vulnerability and determine its relationship to nitrate concentrations. This study uses the DRASTIC-LU and VLDA models. The highest vulnerability of the DRASTIC-LU model is with a moderate vulnerability of 42.62%. The highest VLDA vulnerability class is with a moderate vulnerability of 55,98%. Areas with high and very high vulnerability according to both models are in the northern part of the Cijurey watershed which is a residential area with slopes of less than 12%. The DRASTIC-LU and VLDA vulnerability models have suitable vulnerability class of 840.77 ha or 54.31%. Nitrate concentrations in the Cijurey watershed have concentrations of zero to 29.7 mg / L. Groundwater with concentrations above the quality standard is in the residential and rice fields, which comes from sewage, septic, and fertilization systems. Based on the regression analysis, there is a significant influence between the vulnerability index on nitrate concentrations. DRASTIC-LU index affects the nitrate concentration by 56.37% and VLDA affects the nitrate concentration by 33.62%.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasqia Fathaya Syahar
"

Kabupaten Majalengka merupakan salah satu kabupaten dengan bahaya tanah longsor yang tinggi di Provinsi Jawa Barat. Sebagian besar dipengaruhi curah hujan lebat atau hujan berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan kejadian tanah longsor pada tahun 2018-2019 berdasarkan faktor fisik yang terdiri dari lereng, jenis tanah, litologi, penggunaan lahan, dan kerapatan vegetasi dengan menggunakan metode analisis K-Means Clustering. Untuk menganalisis karakteristik curah hujan yang memicu kejadian longsor pada tahun 2018-2019 dengan metode poligon Thiessen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelompokan kejadian tanah longsor pada tahun 2018-2019 di Kabupaten Majalengka terbentuk lima klaster dengan memiliki rata–rata curah hujan saat terjadinya kejadian tanah longsor (CH H) tertinggi berada pada klaster 5 yaitu sebesar 49 mm/hari, rata-rata curah hujan kumulatif tiga hari sebelum tanah longsor (CH H-3) tertinggi berada pada klaster 4 yaitu sebesar 80 mm/hari, rata-rata curah hujan kumulatif lima hari sebelum tanah longsor (CH H-5) tertinggi berada pada klaster 3 yaitu sebesar 112 mm/hari, serta rata-rata curah hujan kumulatif sepuluh hari sebelum tanah longsor (CH H-10) tertinggi berada pada klaster 1 yaitu sebesar 174 mm/hari.


Majalengka Regency is one of the districts with a high landslide hazard in West Java Province. They are mostly affected by heavy rainfall or prolonged rain. This study aims to classify landslide events in 2018-2019 based on physical factors consisting of slopes, soil types, lithology, land use, and vegetation density using the K-Means Clustering analysis method. To analyze the characteristics of rainfall that triggered landslides in 2018-2019 using the Thiessen polygon method. The results showed that the clustering of landslide events in 2018-2019 in Majalengka Regency was formed five clusters with the highest rainfall on the D-Day average in cluster  5, which is 49 mm/day. The highest average cumulative rainfall 3 days before the landslide events was in cluster 4, which is 80 mm/day. The highest average cumulative rainfall 5 days before the landslide events was in cluster 3 is 112 mm/day. The highest average cumulative rainfall 10 days before the landslide events was in cluster 1, which is 174 mm/day.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Mutiara
"Mengingat disaat kebutuhan air melonjak, diperlukan alternatif untuk memperoleh air bersih. Salah satunya dengan cara memanfaatkan keberadaan airtanah dangkal. Akan tetapi tidak semua airtanah dangkal memiliki kualitas yang baik untuk dikonsumsi. Dengan itu, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pola spasial kualitas air tanah dangkal serta mendeskripsikan kaitan antara pola spasial kualitas air tanah dengan litologi, penggunaan lahan dan keadalaman muka air tanah di DAS Cijurey, Kabupaten Majalengka. Terdapat dua jenis parameter yang digunakan, yaitu fisik dan kimia. Pengukuran kualitas air tanah dangkal dilakukan pada bulan November tahun 2019.
Hasil penelitian menunjukkan persebaran wilayah kualitas air tanah dan hubungan antara air tanah dengan ketiga faktor pengaruh di DAS Cijurey. Dengan jumlah sampel yang digunakan adalah 41 titik, pengambilan sampel kualitas air tanah dengan metode purposive random sampling. Sebagaimana, parameter yang diukur akan dibandingkan dengan 3 baku mutu yaitu, Peraturan Menteri No.492/MENKES/PER/IV/2010, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.82 th.2001, dan Peraturan Menteri kesehatan RI No.01/Birhukmas/1975. Setelah itu didapatkan hasil kualitas air yang layak (6 sampel) dan tidak layak (35 sampel) untuk dikonsumsi. Serta, faktor yang mendominasi dari penggunaan lahan yaitu permukiman, untuk litologi yang mendominasi ialah batuan vulkanik tak terurai, dan kedalaman muka air tanahnya yang kedalamannya 0-5 m.

Considering when the water needs to surge, an alternative is needed to obtain clean water. One of them by utilizing the presence of shallow groundwater. However, not all shallow groundwater has good quality to consume. Thus, the study aims to describe the shallow quality spatial pattern of the groundwater and describe the link between the spatial pattern of groundwater quality with litology, land use and groundwater IN DAS Cijurey, Majalengka regency. There are two types of parameters used, namely physical and chemical. The shallow groundwater Quality measurement was carried out in November 2019.
The results showed the territorial distribution of groundwater quality and the connection between groundwater and the three influence factors at DAS Cijurey. With the number of samples used is 41 point, groundwater quality sampling with  purposive random sampling method. As, the parameters measured will be compared to 3 quality standards namely,  Ministerial Regulation No. 492/Menkes/PER/IV/2010, Government regulation of the Republic of Indonesia No. 82nd. 2001, and  Regulation of the Minister of Health RI  No. 01/birhukmas/1975. After that, a decent water quality result (6 samples) is not feasible (35 samples) for consumption. As well, the dominating factors of land use i.e. settlement, for the dominating litology is the unraveling volcanic rock, and the depth of the water in its depths of 0-5 meters.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Meitasari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas implementasi Program Jaminan Persalinan (Jampersal) di
Kabupaten Majalengka Jawa Barat. Jampersal adalah kebijakan Kementerian
Kesehatan RI dalam memberikan layanan kesehatan dan persalinan bagi ibu hamil di
fasilitas kesehatan. Tujuannya menurunkan angka kematian ibu dan mempercepat
pencapaian target MDGs tahun 2015. Penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif.
Bertujuan untuk mendeskripsikan pengorganisasian Jampersal yang merupakan
kewajiban negara dalam memenuhi hak sosial warga.Kurangnya sumberdaya medis dan
permasalahan birokrasidalam implementasi Program Jampersal dapat mengurangi hak
ibu untuk mendapatkan layanan kesehatan. Kapital sosial melalui organisasi dan
perkumpulan lokal serta Kemitraan Bidan dan Dukun dapat memberi dukungan
terhadap pelaksanaan Program Jampersal.

ABSTRACT
This thesis discusses the implementation of Program Jaminan Persalinan (Jampersal) in
Majalengka, West Java. Jampersal is the policy of the Ministry of Health in providing
health care for pregnant women and childbirth in a medical facility. The goal is to
reduce maternal mortality and accelerate the achievement of the MDGs by 2015. This
is the qualitative research. Aims to describe the organization of Jampersal which is the
State's obligation to fulfill the social rights of citizens. The lack of medical resources
and bureaucratic problems in implementation Jampersal Program can reduce maternal
rights to health care. Social capital through local organizations, associations and the
Partnership Midwives and Traditional Birth Attendant can provide support for the
implementation of Jampersal Program."
Lengkap +
2013
T35582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>