Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178880 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ignatius Yudi Setiawan
"Skripsi ini membahas mengenai SIP Elektronik di Puskesmas Cipayung Kota Depok dan Puskesmas Tebet Jakarta Selatan. Kehadiran SIP Elektronik belum sesuai harapan karena masih mengalami beberapa kendala, seperti: pengolahan dan pengumpulan data belum terpusat ke dalam SIP, adanya aplikasi kesehatan lain yang belum terintegrasi dengan SIP membuat petugas kesehatan harus bekerja dua kali. Selain itu, gangguan jaringan internet menjadi kendala dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari gambaran dan faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan SIP Elektronik dilihat dari aspek manusia, organisasi, dan teknologi. Metode penelitian menggunakan pendekatan penelitian campuran yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam, studi dokumen, dan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa kesamaan pada kedua wilayah puskesmas yaitu keduanya belum bisa offline dan masih membutuhkan jaringan internet, belum terintegrasi dengan aplikasi kesehatan lain di puskesmas, menggunakan bahasa pemrograman PHP dan platform berupa open source, dan memiliki konten dua versi yaitu berbasis web dan android. Pemahaman pengguna SIP elektronik lebih banyak pada implementasi aplikasi dibandingkan dengan komputer beserta perlengkapannya. Adanya tugas lain yang bukan menjadi tugas utama mengakibatkan penambahan beban kerja pada petugas. Fitur pada SIP elektronik juga belum memenuhi kebutuhan, masih ditemukan Bug dan belum seluruh penyajian data secara elektronik, seperti data Register Kohort dan Asuhan Keperawatan.

This study discusses the Information System of Electronic-Based Public Health Center at the Cipayung Health Center in Depok City and Tebet Health Center in South Jakarta. The presence of Information System of Electronic-Based Public Health Center has not been as expected because it is still experiencing some obstacles, such as: data processing and collection has not been centralized into Information System of Public Health Center, other health applications that have not been integrated with Information System of Public Health Center have made health workers work twice. Moreover, internet network disruption is an obstacle in providing health services.
This study aims to learn the images and factors that become obstacles in the implementation of Information System of Electronic-Based Public Health Center in terms of human, organizational, and technological aspects. The research method uses a mixed research approach that is qualitative research and quantitative research. Data collection by observation, in-depth interviews, document studies, and questionnaires.
The results showed several similarities between Public Health Center, both of which cannot yet be offline and still need internet network, have not been integrated with other health applications in the Public Health Center, use the PHP programming language and open source platform, and have two versions of content, web-based and android. The comprehension of Information System of Electronic-Based Public Health Center on users is more in application implementation compared to computers and their equipment. Other tasks that are not the main task result in additional workload on the officer. The features of the Information System of Electronic-Based Public Health Center also do not meet the needs, still found bugs and not all the electronic data presentation, such as the Register of Cohort and Nursing Care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Anitasari
"Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang tablet tambah darah berkontribusi terhadap ketidakpatuhan terapi. Leaflet dan SMS reminder merupakan media yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepatuhan terapi. Penelitian bertujuan untuk menilai efektifitas pemberian SMS reminder dibandingkan leaflet terhadap
kepatuhan minum tablet tambah darah dan kadar hemoglobin ibu hamil. Penelitian merupakan eksprimen semu, prospektif, menggunakan dua kelompok intervensi
yang tidak berpasangan dengan pre test-post test group design. Penelitian dilakukan di dua Puskesmas kota Depok pada bulan Maret-Mei 2016. Sebanyak 38 responden
ibu hamil di Puskesmas Sukmajaya mendapatkan leaflet dan 36 responden ibu hamil di Puskesmas Pancoran Mas mendapatkan SMS reminder. Pengukuran kepatuhan menggunakan kuesioner MMAS-8. Kadar hemoglobin diukur dengan HemoCue®. Pemberian leaflet meningkatkan kepatuhan responden secara bermakna (P = 0,018) tetapi tidak bermakna meningkatkan kadar hemoglobin ratarata
(P = 0,553). 19 responden kelompok leaflet mengalami kenaikan kadar hemoglobin dengan rata-rata kenaikan 0,6 g/dl. Pemberian SMS reminder tidak meningkatkan kepatuhan responden dan kadar hemoglobin secara bermakna (P = 0,180 dan P = 0,798). 17 responden kelompok SMS reminder mengalami kenaikan kadar hemoglobin dengan rata-rata kenaikan 1,1 g/dl. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara pemberian leaflet dan SMS reminder terhadap peningkatan kepatuhan dan kadar hemoglobin responden (P = 0,576 dan P = 0,929).

Lack of knowledge among pregnant women about iron supplementation contributes to poor compliance to the therapy. The use of media such as leaflet and SMS reminder can be used to improve compliance. This study aims to assess effectiveness of SMS reminder than leaflet on compliance of iron supplementation and hemoglobin level in pregnant women. This was a quasi-experimental study, prospectives, using two intervention groups with a pretest-posttest group design. The study was conducted between March and May 2016 in two public health center in Depok city. A total of 38 respondents in Sukmajaya get a leaflet and 36 respondents in Pancoran Mas get SMS reminders. Patient's compliance was measured by MMAS-8 quesionaire. Hemoglobin level was measured by HemoCue®. Leaflet improved patient's compliance significantly (P=0,018) but did not significantly increase the average hemoglobin level (P=0,553). 19 respondents in leaflet group experienced an increase in hemoglobin levels with an average 0.6 g/dl. SMS reminder didn't improve patient’s compliance neither did hemoglobin level significantly (P=0,180 dan P=0,798). 17 respondents in SMS reminder group experienced an increase in hemoglobin levels with an average 1.1 g/dl. There were no difference between leaflet and SMS reminder to improve patient’s compliance and hemoglobin level (P=0,576 dan P=0,929).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
T45731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Quenela Mutiara Cantika
"Mutu pelayanan kesehatan sangat berdampak terhadap seluruh upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Indikator Nasional Mutu (INM) merupakan standar yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan implementasi mutu pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk Puskesmas. Berdasarkan laporan INM Puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kota Depok tahun 2022 diketahui bahwa rata-rata capaian INM Puskesmas masih fluktuatif dan belum konsistem melaporkan setiap bulannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis capaian Indikator Nasional Mutu (INM) di Puskesmas Kemiri Muka dan Puskesmas Ratu Jaya tahun 2022. Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa capaian INM di Puskesmas Kemiri Muka dan Puskesmas Ratu Jaya pada tahun 2022 belum sepenuhnya sesuai dan menggambarkan kondisi sebenarnya yang ditinjau dari pendekatan sistem input, proses, dan output. Saran yang dapat diberikan yaitu mengajukan usulan pengadaan sarana dan prasarana, melakukan monitoring dan evaluasi perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan, menetapkan sanksi dan reward untuk hasil capaian INM, serta proaktif mempelajari pelaksanaan pengukuran dan pelaporan INM.

The quality of health service greatly impacts all health service efforts carried out by healthcare facilities. The National Quality Indicator (INM) is a standard used to evaluate the achievement of quality implementation in healthcare facilities, including public health centers (Puskesmas). Based on the INM Puskesmas report by the Depok City Health Office in 2022, it is known that the average achievement of INM Puskesmas is still fluctuating and has not been consistently reported every month. This study aims to analyze the achievement of the National Quality Indicators (INM) at Kemiri Muka and Ratu Jaya Public Health Centers in 2022. The research method used a qualitative approach. Methods of data collection included in-depth interviews, observations, and document review. The results indicate that the achievements of the INM at Kemiri Muka and Ratu Jaya Public Health Centers in 2022 were not fully appropriate and described accurately the actual conditions in terms of the input, process, and output system approach. Recommendations include proposing the procurement of facilities and infrastructure, monitoring and evaluating the planning of healthcare human resource needs, implementing sanctions and rewards for achieving the INM targets, and proactively learn the implementation of INM measurement and reporting processes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Graciella
"Tuberkulosis (TB) menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, dimana Indonesia pada tahun 2019 menjadi negara penyumbang kasus Tuberkulosis terbanyak kedua di dunia. Pengaruh pandemi COVID-19 dikhawatirkan akan mempersulit penanggulangan TB yang dapat dievaluasi melalui tingkat keberhasilan pengobatan. Studi potong lintang ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh pandemi COVID-19 terhadap keberhasilan pengobatan TB di Puskesmas. Sejumlah 418 pasien TB yang menerima OAT KDT Kategori 1 sebelum dan selama pandemi COVID-19 di tiga Puskesmas Wilayah Kota Depok diikutsertakan dengan metode total sampling. Observasi dilakukan terhadap data sekunder dari sistem informasi TB, kartu pengobatan pasien, rekam medis, dan catatan pasien lainnya. Keberhasilan pengobatan ditentukan melalui kategori hasil pengobatan pasien berdasarkan Kementerian Kesehatan RI. Hasil pengobatan sembuh atau pengobatan lengkap dikategorikan sebagai berhasil, sedangkan hasil pengobatan lainnya dimasukkan dalam kategori tidak berhasil. Angka keberhasilan pengobatan selama pandemi meningkat sebesar 10,3% dibandingkan pada periode sebelum COVID-19, dengan nilai berturut-turut sebesar 90,3% dan 80%. Pandemi COVID-19 ditemukan berpengaruh signifikan (p = 0,005) secara statistik terhadap keberhasilan pengobatan pasien TB di tiga puskesmas. Hanya ditemukan 5 pasien TB (1,8%) yang mengalami koinfeksi COVID-19. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan meliputi usia dan komorbid selama pandemi COVID-19 serta lama pengobatan pasien pada kedua periode.

Tuberculosis (TB) is one of the highest causes of death in the world, where Indonesia in 2019 became country that contributed second most Tuberculosis cases in the world. The impact of the COVID-19 pandemic feared to complicate TB management which can be evaluated through success rate of treatment. This cross-sectional study was conducted to analyze the effect of COVID-19 pandemic on TB success treatment in public health centers. A total of 418 TB patients who received anti-TB FDC Category I before and during COVID-19 pandemic in three Puskesmas Depok city region were included with total sampling method. Observations were made on secondary data from TB information systems, patient treatment cards, medical records, and other patient records. Success treatment are determined through category of patient treatment outcomes based on the Health Ministry of the Republic of Indonesia. The results of cured treatment or complete treatment are categorized as successful, while other treatment results are included in the category of unsuccessful. The success rate of treatment during the pandemic increased by 10.3% compared to the period before COVID-19, with successive values of 90.3% and 80%. The COVID19 pandemic was found to have a significant effect (p = 0.005) statistically on the successful treatment of TB patients in three health centers. Only 5 TB patients (1.8%) were found to have COVID-19 co-infection. Factors influencing treatment success include age and comorbidities during the COVID-19 pandemic as well as the length of treatment of patients in both periods."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Tri Fitriyanti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang perancangan sistem informasi laporan gizi
khususnya pada balita untuk mendapatkan informasi mengenai isi dari laporan
bulanan gizi yang dapat mendukung dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan perencanan, pemantauan dan penilaian program gizi. Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan desain pendekatan sistem
untuk menyelesaikan masalah yang ada. Metode yang dipakai untuk
menyelesaikan masalah tersebut adalah pendekatan siklus hidup pengembangan
sistem yang memiliki tahapan perencanan, analisis, perancangan, hingga
penerapan sistem. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam,
observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
rancangan sistem yang dapat menghasilkan informasi laporan gizi yang berupa
data penimbangan balita, cakupan ASI Eksklusif, cakupan pemberian Vitamin A,
dan status gizi buruk menggunakan diagram alir data mengenai perancangan
sistemnya, dan membuat aplikasi dari sistem informasi tersebut menggunakan Ms.
Access 2007.

ABSTRACT
This thesis discusses the design of information systems, especially in infants
nutrition reports to obtain information about the nutritional content of monthly
reports that can be supported in making decisions related to planning, monitoring
and evaluation of nutrition programs. This study is a qualitative research design
using a systems approach to solve existing problems. The method used to solve
such problems is the system development life cycle approach that has stages of
planning, analysis, design, to implementation of the system. Data was collected
through in-depth interviews, observation and document review. The results of this
study aims to obtain design information systems that can generate reports of
nutrition in the form of data weighing a toddler, the scope of exclusive
breastfeeding, provision of Vitamin A coverage, and poor nutritional status using
data flow diagrams of the system design, and makes the application of the
information system using Ms. Access 2007.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adeline Sthevany Agus
"ABSTRAK
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan suatu pendekatan terpadu tatalaksana balita sakit di pelayanan kesehatan dasar, meliputi upaya kuratif, promotif dan preventif. MTBS bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif bertujuan untuk mengetahui gambaran pasien (usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi/panjang badan, kunjungan, keluhan) dan menilai pelaksanaan MTBS sesuai bagan MTBS. Subjek penelitian ini berasal dari sumber sekunder yaitu format MTBS pasien yang berkunjung ke poli MTBS berjumlah 96 sampel, ditentukan berdasarkan simple random sampling. Instrumen yang digunakan merupakan instrumen yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan algoritma MTBS. Hasil penelitian ini menunjukkan keseluruhan pasien yang berkunjung merupakan kategori balita, sebagian besar perempuan dengan kunjungan pertama lebih banyak, dan sebagian besar memiliki tingkat keluhan sedang (≥2 - <5). Gambaran pelaksanaan MTBS untuk penilaian MTBS sebagian besar ?tidak lengkap?, klasifikasi ?sesuai?, tindakan/pengobatan ?sesuai lengkap?, dan untuk konseling keseluruhan ?ada namun tidak lengkap?. Ketersediaan sarana dan prasarana didapatkan tidak lengkap. Monitoring, evaluasi dan supervisi perlu ditingkatkan untuk memberikan pelayanan MTBS yang berkualitas.

ABSTRACT
Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) is an integrated implementation for chilldhood illness in the primary care, included curative, promotive, and preventive efforts. IMCI aims to reduce mortality of children under five years old. The research is descriptive and it's aim is to know the patients description (age, sex, weight, height, visits, grievance) and to assess the IMCI implementation according the IMCI chart. Subject of this research is derived from secondary sources that is patient IMCI format who visits IMCI polyclinic, amounted to 96 samples, and determined by simple random sampling. The used Instrument is made by the researcher based IMCI algorithm. Results of this research show that the overall of patients who visit are children under five years old, most are female, first visit, and most of them have middle grievance (≥2-<5). Description of IMCI implementation by IMCI assess, most of them are ?not complete?, clasification ?congruent?, action/medication ?appropriate and complete?, and overall of counseling ?existing but incomplete?. The availability of facilities and infrastructur is incomplete. Monitoring, evaluation, and supervision need to enhanced to give the best quality care of IMCI.
"
2016
S64328
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Virgiandari
"Upaya pencatatan dan pelaporan merupakan penyelenggaraan sistem informasi di Puskesmas. Pekerjaan upaya pencatatan dan pelaporan dimaknai secara terbatas sekedar mengumpulkan data, melakukan rekapitulasi (labulasi) data, membuat dan mengirim laporan. Untuk menjalankan fungsinya Puskesmas perlu didukung dengan Sistem Informasi Kesebatan yang bandal. Di era digital seperti sekarang ini, adalah suatu keniscayaan bahwa teknologi informasi akan menjadi bagian penting dalam praktek kesehatan masyarakat.
Alasan utama menggunakan teknologi informasi adalah agar mampu memberikan pelayanan kesehatan masyatakat secara lebih efisien, meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja serta menguatkan fungsi strategik organisasi kesehatan masyarakat dengan memanfaatkan informasi kesehatan dari berbagai sumber. Program Sistem Informasi Kesehatan Integrasi (SIK Integrasi) memberikan arahan secara bertahap untuk melakukan pengelolaan informasi secara terpadu, menyeluruh dengan memanfaatkan kemajuan teknologi secara optimal.
Tujuan penyelenggaraan SIK Integrasi di Puskesmas adalah tersedianya Informasi Kesehatan yang akurat, cepat dan menyeluruh di Puskesmas kecamatan dan kelurahan. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif dimana pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam dan Fokns Grup Disknsi dan bertujuan untuk mendapatkan informasi aplikasi pelaksanaan SIK di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu dalam kurun waktu 2006 Ð 2007.
Dari hasil penelitian terlihat bahwa program SIK Integrasi telah dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu namun belum berjalan baik bahkan banyak Hambatan dan kendala hal ini disebabkan antara lain karena pelaksana SIK mempunyai tugas ganda dan kurang terjalin kerjasama yang baik antar pegawai, tidak adanya dana untuk pemeliharaan dan perbaikan komputer dan kurangnya dukungan dari Kepala Puskesmas.
Saran yang diberikan sehubungan dangan hasil penelitian adalah melakukan sosialisasi manfaat program SIK lntegrasi di tingkat pimpinan dan pembuat kebijakan yang berdampak pada dukungan moril dan anggaran, pelatiban terhadap petugas SIK secara terus menerus serta evaluasi pelaksanaan program SIK Integrasi untuk terwujudnya pengembangan sistem informasi yang lebih baik di masa yang akan datang.

The efforts of recording and reporting are parts of management system at Health Centre. Work of recording and reporting are meant limitedly as simply collecting data, data recapitulation or tabulation, making and sending report. To implement its function, Health Centre needs to be suppotted by reliable Health Information System. It is inevitable that information technology will become an essential part in public health practice at this moment in the digital era.
The main reason in applying information technology is that it will make public health service more efficient, increase work productivity and effectiveness and also streegthen organization strategic function of public health by using health information from various sources. Integrated health information system program (SIK Integration) gives the instructions step by step to do information management integrated, comprehensively by using technology progress optimally.
The purpose of SIK Integration management at Health Centre is to provide accurate quick and comprehensive health information, at village and sub district Health Centre . This study was done applying a qualitative method where primary data collect on was done through Indepth Interviews and Focus Group Discussions and aiming at getting understanding on the application of SIK at Health Centre of Pasar Minggu at the period of2006· 2007.
The study result indicated that integrated SIK program has been implemented at Health Centre of Pasar Minggu, but it does not work well yet, even there are many constraints or resistences. Which one caused by the fact that SIK executor has double duties and weak relationship on activity among officers, there is no fund for maintenance and repair of computers and lack of support from head of Health Centre.
Referring to the study result, it was suggested to do program benefit socialization of the integrated SIK at the level of policy maker and decision maker who will provide of moral support and budget, continued training of SIK officers and also evaluation of program implementation of integrated SIK for the better information system development in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21151
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Dina Amri
"Pelayanan gizi pada bayi dan balita tidak dapat dilaksanakan selama masa pandemi COVID-19 dengan adanya Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Angka kunjungan ke POSYANDU di empat wilayah kerja Puskesmas se-Kota Solok mengalami penurunan signifikan pada bulan April hingga bulan Mei tahun 2020. Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Pedoman Pelayanan Gizi pada Bayi dan Balita di Masa Tanggap Darurat COVID-19 pada tanggal 4 Mei 2020. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan Pedoman Pelayanan Gizi pada Bayi dan Balita di Masa Tanggap Darurat COVID-19 di Wilayah Kerja Puskesmas se-Kota Solok dari perspektif kebijakan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan desain studi kasus pada bulan Mei sampai Agustus 2021 di wilayah kerja Puskesmas se-Kota Solok dan Dinas Kesehatan Kota Solok. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, telaah dokumen dan wawancara mendalam terhadap 11 informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal (Kebijakan Kepala Puskesmas, SDM, dana dan fasilitas) serta faktor eksternal (Kebijakan Pemerintah Daerah Kota Solok dan kondisi-sosial ekonomi masyarakat) yang dimiliki oleh Puskesmas se-Kota Solok tidak sepenuhnya mendukung untuk pelaksanaan Pedoman Pelayanan Gizi pada Bayi dan Balita di Masa Tanggap Darurat COVID-19. Keadaan penduduk di wilayah kerja masing-masing Puskesmas yang masih banyak tidak memiliki smartphone dan tidak bisa akses media sosial menyebabkan konseling gizi secara daring tidak dapat dilaksanakan oleh Petugas Gizi. Kegiatan pelayanan gizi di POSYANDU tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik dikarenakan kurang memadainya sarana dan prasarana kesehatan. Kegiatan pelayanan gizi pada bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas se-Kota Solok pada masa tanggap darurat COVID-19 tidak dilaksanakan sepenuhnya sesuai Pedoman Pelayanan Gizi pada Bayi dan Balita di Masa Tanggap Darurat COVID-19. Kepala Puskesmas dan Petugas Gizi diharapkan bekerjasama dengan Tokoh Masyarakat (Ketua RT/RW), Kepala Kelurahan dan Pemerintah Daerah Kota Solok dalam meningkatkan swadaya masyarakat dengan cara mengadakan rapat lintas sektor dan memanfaatkan dana kelurahan untuk mendukung pembangunan sarana dan prasarana kesehatan di Posyandu berbasis gotong royong seperti yang telah diatur oleh Pemerintah Daerah Kota Solok.

Nutrition services for infants and children under-five cannot be carried out during COVID-19 pandemic because of the Large-Scale Social Restriction Policy (Pembatasan Sosial Berskala Besar/PSBB). POSYANDU visit rate in the four working areas of Public Health Centers (Puskesmas) in Solok City showed significant decrease from April to May 2020. To overcome this, the Ministry of Health of Indonesian Republic issued Nutrition Services Guidelines for Infants and Children Under-Five during COVID-19 Emergency Response Period on May 4th, 2020. This study aims to analyze the implementation of Nutrition Services Guidelines for Infants and Children Under-Five during COVID-19 Emergency Response Period in Public Health Centers in Solok City from policy perspective. This study was conducted with qualitative approach and case study design from May to August 2021 in Public Health Centers in Solok City. Data was collected by using observation, document review and in-depth interviews with 11 informants. The results showed that internal factors (Internal Policy, HR, funds and facilities) as well as external factors (Solok City Government Policy and community socio-economic conditions) of Public Health Centers in Solok City did not fully support the implementation of Nutrition Services Guidelines for Infants and Children Under-Five during COVID-19 Emergency Response Period. Population condition which still does not have a smartphone and cannot access social media, causes online nutrition counseling cannot be carried out by Nutrition Officers. Nutrition service activities at POSYANDU did not properly implement health protocols due to inadequate health facilities and infrastructure. Nutrition service activities for infants and children under-five in ​​Public Health Centers in Solok City during COVID-19 were not fully implemented according to Nutrition Services Guidelines for Infants and Children Under-Five during COVID-19 Emergency Response Period. Heads of Public Health Centers and Nutrition Officers are expected to cooperate with Community Leaders and Local Government of Solok City in increasing community self-reliance by holding cross-sectoral meetings and utilizing village funds to support the development of health facilities and infrastructure in POSYANDU based on mutual cooperation as regulated by the Local Government of Solok City."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidiya Muliawati
"Pelaksanaan SIK terintegrasi di Indonesia masih belum sepenuhnya terlaksana secara optimal karena masih adanya fragmentasi pelaporan data dari daerah menuju pusat. Skripsi ini membahas gambaran SIMPUS sebagai salah satu bentuk SIK terintegrasi untuk mendukung manajemen pelayanan kesehatan melalui studi kasus pelaksanaan di Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi desktriptif menggunakan pendekatan 7 komponen dari National e- Health Strategy Toolkit milik WHO serta proses dalam manajemen pelayanan kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi untuk mendapatkan data primer, serta didukung oleh telaah dokumen untuk mendapatkan data sekunder. Informan dalam penelitian ini adalah 1 orang penanggung jawab pelaksanaan SIMPUS di Dinkes Kota Depok serta 11 orang penanggung jawab pelaksanaan SIMPUS di UPT Puskesmas Kota Depok yang didapatkan dari teknik purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa berdasarkan National e-Health Strategy Toolkit dari WHO, aplikasi SIMPUS belum cukup optimal dalam pelaksanaannya sebagai bentuk SIK Terintegrasi di Kota Depok. Hal tersebut dapat dilihat dari infrastruktur jaringan dan sistem yang masih sering eror, kompetensi tenaga kerja yang masih belum seragam dan sesuai, hingga belum adanya pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan dan kebijakan. Selain itu, analisis dengan manajemen pelayanan kesehatan menunjukkan SIMPUS masih membutuhkan optimalisasi di setiap tahapan prosesnya, yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (implementasi), evaluation (evaluasi), dan controlling (pengawasan dan pengendalian).

The implementation of integrated health information system (SIK) has not been fully implemented optimally because there is still a data fragmentation of reporting from regions to the center. This paper discusses an overview of SIMPUS implementation as part of integrated health information system (SIK) to support health service management through case studies of the implementation in Depok City. This paper employs qualitative research in a descriptive study, using the 7 components of National e-Health Strategy Toolkit from WHO as an assessment and the process of health service management. This research using indepth interviews and observation methods to obtain primary data, and supported by document review to obtain secondary data. Informants in this research are the person in charge (PJ) of SIMPUS in Depok City Health Office (Dinkes Kota Depok) and Depok Health Center (Puskesmas) as obtained from purposive sampling techniques. The result shows that SIMPUS has not been implemented optimally as a part of integrated health information system (SIK) in Depok based on the National e-Health Strategy Toolkit from WHO. This can be seen from the lack of infrastructure that often getting error-either the networks or the system, competencies of human resources that still not equivalent, and the absence of data utilization for policy and decision making. Moreover, analysis with the management health service process still needs optimization at each stage- planning, organizing, actuating, evaluating, and controlling. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainol Mardhiah
"Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam suatu organisasi: juga penentu berhasil atau tidaknya pembangunan di suatu negara, baik dalam pembanguoan ekonomi dan: kesehatan. Undang-undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 menyatakan bahwa tenaga kesehatan merupakan salah satu sumber daya kesehatan yang diperlukan sebagai pendukung Sehingga perlu dikembangkan suatu sistem informasi perencanaan kebutuhan SDM kesehatan di Puskesmas berdasarkan beban kerja. Dimana sistem yang akan dikembangkan ini diharapkan dapat membantu pengambil keputusan dan d.ijadikan bahan acuan dalam menentukan kebijakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi terhadap perencanaan dan distribusi SDM. Sistem infonnasi ini disebut sistem pendukung keputusan. Metodologi yang dipakai adalah dengan menggunakan pendekatan Development Lift Cycle (SDLC) dengan cara wawancara mendalam dengan para informan.
Permasalahan sistem yang ada sekarang adalah data yang ada masih terpisah-pisah dibagian yang berbeda, pengolahan masih dilakukan secara manual, sehingga bel diperolehnya informasi. Pengembangn sistem dimulai dari penetapan kebutuban sitepemodelan sistem serta penetapan sofeware dan hardware yang digunakan dengan harapan dapat penghasilan informasi yang dibutuhkan user dalam perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan.
Software yang digunakan untuk aplikasi prototype ini adalah Fox pro, dengan spesifikasi minimum hardware adalah pentium ll 450 Mhz, kapasitas RAi\.1 128 MB, kapasitas hardisk 106 B.

Human resource is one of the important resources in an organization, it is also a de derminant-factor on success or failure o development in a country, both of economic and health. The health legislation no. 23 in 1992 expressed that a health officer is one of important health resource as a supported health effort in order to existence of public health level optimally.
To reach an efficacy of health development as expressed on legislation no. 23 in research used Development Life Cycle (SDLC) method by a deep interview to informant.
The existing system problem is existing data still separated by different shares, processing is still conducted by manual, so the information is not obtained yet System development is started by determining of system requirement, system model and also determining of software and hardware which is used in order to get an important information for user on requirement of health human resources planning. Software used for the application of this prototype is Fox pro, 'Yioith a minimum specification of hardware is Pentium II 450 :Mhz, memory capacity is 128MB, hard disk capacity is 10 B.
Almost all of required information by user are availaole on development of this system. On the next system, it is expected can result development of health human resources planning and also inventory of health facilities in Depok.
By developing an information system o requirement of health human resources planning. it is expected can improve perfcnnance of program organizer-in managing and analyzing data quickly and efficient, so it can result a required information for user."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>