Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160873 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Sari Oktavianti
"Reservoir Intra Tarakan merupakan bagian dari Formasi Tarakan yang berumur Pliosen awal. Berdasarkan data pemboran, lapisan intra Tarakan merupakan reservoir batupasir dengan lingkungan pengendapan delta yang porinya terisi oleh fluida hidrokarbon dominan berupa gas. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan reservoir Intra Tarakan dan persebarannya di area penelitian dengan menggunakan data 3D seismik dan data sumur. Metode inversi simultan diaplikasikan untuk memperoleh indikator litologi dan fluida. Sedangkan proses pemisahan komponen spektrum frekuensi pada data seismik dengan berbasis transformasi wavelet kontinyu (CWT) digunakan untuk mengidentifikasi reservoir gas yang berasosiasi dengan zona frekuensi rendah. Dari hasil tes sensitivitas parameter diperoleh mu-rho sebagai indikator litologi dan lambda-rho sebagai indikator fluida, dimana batupasir memiliki nilai mu-rho 33-50 GPagr/cc dan batupasir tersaturasi gas memiliki nilai lambda-rho 2-20 GPagr/cc. Hasil dari inversi simultan ditransformasi menjadi volume lambda-rho dan mu-rho sehingga persebaran batupasir dan hidrokarbon gas pada lapisan intra Tarakan dapat dipetakan. Hasil dekomposisi spektral 25 Hz pada lapisan intra Tarakan memiliki kemiripan dengan peta persebaran litologi dari parameter mu-rho yang dapat memvisualisasikan fitur geologi berupa delta lobe, distributary channel, dan mouthbar. Sedangkan hasil dekomposisi spektral pada 5 Hz memiliki kemiripan dengan peta lambda-rho hasil inversi simultan yang memetakan persebaran hidrokarbon gas. Hasil integrasi antara inversi seismik simultan dan analisisi kualitatif dekomposisi spektral dapat membantu dalam mengkarakterisasi reservoar berdasarkan parameter yang dikontrol dari data sumur sehingga memberi tingkat keyakinan yang tinggi untuk merencanakan pengembangan lapangan.

Reservoir Intra Tarakan is a part of Tarakan Formation that deposited in early Pliocene. Based on drilling data, Intra Tarakan layer is gas bearing sands reservoir with deltaic deposition environment. This research goal is to map the intra Tarakan reservoir character and its distribution in the study area using 3D seismic and wells data. Simultaneous inversion method is applied to obtain lithology and fluid indicator. While the process of separating the frequency spectrum components in seismic data based on a continuous wavelet transform (CWT) is used to identify the gas reservoir associated with low frequency zone. From sensitivity analysis, mu-rho is sensitive to lithological change and lambda-rho is sensitive to water saturation, sandstone value of mu-rho is 33-50 GPagr/cc and gas saturated sandstone value of lambda-rho is 2-20 GPagr/cc. The result of simultaneous inversion is transformed into lambda-rho and mu-rho volume so that sandstone and gas saturated sandstone can be mapped. Spectral decomposition result at 25 Hz in intra Tarakan layer shows similarity to lithology map derived from mu-rho volume that able to improve the geological feature visualization such as delta lobe, distributary channel, and mouthbar. While the result of spectral decomposition at 5 Hz in intra Tarakan layer have similarity with lambda-rho slice from the seismic simultaneous inversion result that inferred as gas distribution map. Integration result between seismic simultaneous inversion and qualitative analysis of spectral decomposition able to assist the reservoir characterization that controlled by well data that give higher confidence level to plan the field development."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Sari Oktavianti
"

Reservoir Intra Tarakan merupakan bagian dari Formasi Tarakan yang berumur Pliosen awal. Berdasarkan data pemboran, lapisan intra Tarakan merupakan reservoir batupasir dengan lingkungan pengendapan delta yang porinya terisi oleh fluida hidrokarbon dominan berupa gas. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan reservoir Intra Tarakan dan persebarannya di area penelitian dengan menggunakan data 3D seismik dan data sumur. Metode inversi simultan diaplikasikan untuk memperoleh indikator litologi dan fluida. Sedangkan proses pemisahan komponen spektrum frekuensi pada data seismik dengan berbasis transformasi wavelet kontinyu (CWT) digunakan untuk mengidentifikasi reservoir gas yang berasosiasi dengan zona frekuensi rendah. Dari hasil tes sensitivitas parameter diperoleh mu-rho sebagai indikator litologi dan lambda-rho sebagai indikator fluida, dimana batupasir memiliki nilai mu-rho 33-50 GPa*gr/cc dan batupasir tersaturasi gas memiliki nilai lambda-rho 2-20 GPa*gr/cc. Hasil dari inversi simultan ditransformasi menjadi volume lambda-rho dan mu-rho sehingga persebaran batupasir dan hidrokarbon gas pada lapisan intra Tarakan dapat dipetakan. Hasil dekomposisi spektral 25 Hz pada lapisan intra Tarakan memiliki kemiripan dengan peta persebaran litologi dari parameter mu-rho yang dapat memvisualisasikan fitur geologi berupa delta lobe, distributary channel, dan mouthbar. Sedangkan hasil dekomposisi spektral pada 5 Hz memiliki kemiripan dengan peta lambda-rho hasil inversi simultan yang memetakan persebaran hidrokarbon gas. Hasil integrasi antara inversi seismik simultan dan analisisi kualitatif dekomposisi spektral dapat membantu dalam mengkarakterisasi reservoar berdasarkan parameter yang dikontrol dari data sumur sehingga memberi tingkat keyakinan yang tinggi untuk merencanakan pengembangan lapangan.


Reservoir Intra Tarakan is a part of Tarakan Formation that deposited in early Pliocene. Based on drilling data, Intra Tarakan layer is gas bearing sands reservoir with deltaic deposition environment. This research goal is to map the intra Tarakan reservoir character and its distribution in the study area using 3D seismic and wells data. Simultaneous inversion method is applied to obtain lithology and fluid indicator. While the process of separating the frequency spectrum components in seismic data based on a continuous wavelet transform (CWT) is used to identify the gas reservoir associated with low frequency zone. From sensitivity analysis, mu-rho is sensitive to lithological change and lambda-rho is sensitive to water saturation, sandstone value of mu-rho is 33-50 GPa*gr/cc and gas saturated sandstone value of lambda-rho is 2-20 GPa*gr/cc. The result of simultaneous inversion is transformed into lambda-rho and mu-rho volume so that sandstone and gas saturated sandstone can be mapped. Spectral decomposition result at 25 Hz in intra Tarakan layer shows similarity to lithology map derived from mu-rho volume that able to improve the geological feature visualization such as delta lobe, distributary channel, and mouthbar. While the result of spectral decomposition at 5 Hz in intra Tarakan layer have similarity with lambda-rho slice from the seismic simultaneous inversion result that inferred as gas distribution map. Integration result between seismic simultaneous inversion and qualitative analysis of spectral decomposition able to assist the reservoir characterization that controlled by well data that give higher confidence level to plan the field development.

"
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Bastanta Kristian
"Penelitian mengenai karakterisasi reservoar pada daerah X, Cekungan Tarakan, ini dilakukan menggunakan inversi seismik impedansi akustik, multiatribut, dan Probabilistic Neural Network (PNN). Metode inversi seismik impedansi akustik pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rentang impedansi akustik bawah permukaan pada daerah X. Dengan diketahuinya rentang dan persebaran impedansi akustik maka dapat diperkirakan litologi hingga porositas pada daerah X. Impedansi memiliki hubungan berbanding terbalik dengan porositas, nilai impedansi akustik rendah mengindikasikan nilai porositas tinggi. Hal ini terjadi karena impedansi akustik sangat dipengaruhi oleh kecepatan dan densitas. Sementara, multiatribut dan PNN dilakukan untuk mengekstrapolasi dari nilai log porositas dan volume clay yang dimiliki oleh ketiga sumur ke seluruh seismik sehingga dapat diketahui dugaan persebaran porositas dan permeabilitas pada daerah X. Dari pengolahan didapatkan hasil yang selaras satu sama lainnya, litologi diduga reservoar sandstone tersebar di wilayah tinggian dan dekat dengan adanya patahan. Sedangkan, secara lateral keberadaan reservoar sandstone berada pada tinggian dengan arah relatif Timur Laut (NE)-Barat Daya (SW). Hal ini terlihat melalui nilai impedansi akustik yang relatif rendah (kurang dari 6384 m/sg/cc atau 21000 ft/sg/cc), nilai porositas relatif tinggi (25%-40%), dan nilai volume clay relatif rendah (kurang dari 55%). Oleh karena itu, jebakan hidrokarbon pada daerah ini diduga merupakan jebakan struktur, selain itu terdapat juga zona yang memiliki potensi tinggi untuk dilakukan pengembangan.

This study focuses on characterizing reservoirs within Area X, located in the Tarakan Basin, employing seismic acoustic impedance inversion, multi-attribute analysis, and Probabilistic Neural Network (PNN). The seismic acoustic impedance inversion method aims to determine the subsurface acoustic impedance range in Area X. By discerning the range and distribution of acoustic impedance, it becomes possible to estimate lithology and porosity within Area X. Acoustic impedance exhibits an inverse relationship with porosity, where low acoustic impedance values indicate high porosity. This relationship arises due to the strong influence of velocity and density on acoustic impedance. Concurrently, multi-attribute analysis and PNN are employed to extrapolate porosity and clay volume values from three wells to the entire seismic dataset, allowing the estimation of porosity and permeability distribution probabilities within Area X. The processed results exhibit coherence, indicating that sandstone reservoir lithology is suspected to be scattered across elevated regions, often near fault zones. Moreover, laterally, the presence of sandstone reservoirs tends to align with elevations in a Northeast (NE) to Southwest (SW) direction. This is evident through relatively low acoustic impedance values (less than 6384 m/sg/cc or 21000 ft/sg/cc), relatively high porosity values (25%-40%), and relatively low volume clay values (less than 55%). Consequently, hydrocarbon trapping within this area is suspected to be structurally controlled. Additionally, certain zones exhibit high development potential."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramsyi Faiz Afdhal
"Metodologi inversi simultan telah dilakukan untuk mendelineasi dan menkarakterisasi reservoir utama pada lapangan “R”, Cekungan Kutei, Indonesia, hasil dari inversi simultan adalah attribute karakter batuan (Vsh,Porositas dan Saturasi air). Namun, hasil yang kita dapatkan pada target sekunder banyak ambigu dan tidak bisa digunakan oleh Interpreter untuk memperbarui moldel bumi. Oleh karena itu, Proses inversi simultan Akan kembali dilakukan menggunakan kontrol sumur yang tersedia untuk reservoir tersebut tetapi dengan wavelet yang berbeda dengan inversi yang pretama. Wavelet yang diekstrak dikontrol oleh jendela waktu antara tiap horizon. Inversi simultan kedua dilakukan dengan menggunakan wavelet yang difokuskan pada Horizon atas dan bawah dari reservoir sekunder.
Tujuan dari proyek ini adalah untuk membangun volum karakteristik batuan (Vsh, Porositas dan Saturasi) untuk reservoir sekunder yang dapat digunakan oleh interpreter untuk memperbarui model statis bumi saat ini . Sifat batuan akan diperkirakan dari produk inversi simultan (P-Impedance, S-Impedansi dan rasio VpVs).

Simultaneous inversion methodology has been done to delineate and characterize the primary reservoir at R field, Kutei Basin, Indonesia, resulting rock properties attributes (Vsh, Porosity and Saturation) derived from seismic inversion result. However, the result on the secondary target was ambiguous and can’t be used by interpreter to update the earth model. This study focuses on characterizing the reservoir at the secondary target. Therefore, simultaneous inversion process will be re-run using wells control that was available for this particular reservoir but with a different wavelet that was extracted. Wavelets that are extracted are controlled by the time window between the horizons. The second simultaneous done was using a wavelet that was focused on the top and bottom horizon of the secondary reservoir.
The objectives of this project are to build rock properties volume ( Vsh, Porosity and Saturation) for secondary reservoirs only that can be used by interpreter to update current static earth model. Those rock properties volumes will be estimated from simultaneous inversion products (P-Impedance, S-Impedance and VpVs ratio).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rahmalia
"

Sub-cekungan Caswell, Cekungan Browse adalah cekungan ekstensional yang berlokasi di pantai Barat Australia.  Formasi Plover yang berumur Jura merupakan interval reservoar pada sub-cekungan Caswell. Kehadiran material vulkanik yang diendapkan pada Formasi Plover berumur Jura dapat mengurangi kualitas dari reservoar. Beberapa sumur telah di bor di area sub-cekungan Caswell dengan hasil yang berbeda-beda, Torosa-1 di bor pada tahun 2006 dan pada tahun 2010 Kronos-1 di bor berhasil menemukan gas, sedangkan Poseidon-1 dan Poseidon-2 yang di bor pada tahun 2010 tidak berhasil menemukan gas. Keempat sumur ini berada pada area yang mempunyai data seimik 3D. Tujuan dari tesis ini adalah untuk  mendapatkan pemahaman tentang penyebaran litologi dan fluida pada daerah penelitian. Pada tesis ini dilakukan pemodelan inversi seismik simultan. Hasil dari inversi seismik simultan adalah volum impedansi-P, impedansi-S, dan densitas. Berdasarkan hasil dari Impedansi-P dan Impedansi S , penyebaran reservoar yang berisi hidrokarbon memusat pada area sumur Kronos-1, sebaliknya tidak ditemukan reservoar yang berisi hidrokarbon pada area sumur Poseidon-1 dan Poseidon-2. Integrasi dari analisis crossplot Vp/Vs dengan Impedansi-P menunjukkan kemungkinan untuk mendapatkan litologi batupasir sebagai reservoar adalah 30 % pada area sumur Kronos-1 dan 0% pada sumur Poseidon-1.


Caswell sub-basin, Browse Basin is an extensional basin situated in Australia’s North West Shelf. Jurassic Plover Sandstone is an objective reservoir interval in this area. Presence of volcanic materials in the Jurassic Plover Reservoir possibly reduce the quality of the reservoir. Several wells drilled within Caswell sub-basin with different results, Kronos-1 drilled in 2010 and Torosa-1 in 2006 was successfully discovered gas. In 2009, Poseidon-1 and Poseidon-2 resulted as dry hole. These four wells are located within 3D seismic Poseidon data. Objective of the Thesis is to get more understanding of the lithology and fluid distribution in the study area.  Pre-stack simultaneous inversion done in this study as a method to get P-Impedance, S-Impedance and bulk density. In order to generate P-Impedance, S-Impedance and bulk density models, gathers data employed in the pre-stack simultaneous inversion. The final outputs of this study are P-impedance, S-impedance and bulk density volumes. HC sands distribution based on P-Impedance and S-Impedance concentrated in Kronos-1, in contrast with Poseidon-1 and Poseiodon-2 there was no HC sands distribution in these wells. Integration of Vp/Vs vs P-Impedance with  lithofacies probabilistic classification shows HC sand probability 30% in Kronos-1 and 0% in Poseidon-1.

"
2018
T52147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catra A.D.
"Perkembangan teknologi interpretasi seismik tidak lagi hanya mengandalkan struktural tetapi telah dikembangkan kearah kombinasi stratigrafi dan struktural. Interpretasi stratigrafi lebih mengandalkan pada amplitudo gelombang seismik yang saat ini lebih dikenal sebagai atribut seismik. Atribut Amplitudo adalah salah satu atribut dasar dari trace seismik untuk mengetahui persebaran dari distribusi reservoar (karbonat). Persebaran dari reservoar karbonat diindikasikan dengan nilai amplitudo yang tinggi.
Analisa atribut ini diaplikasikan pada data seismik 2D dan 2 buah data sumur pada Cekungan Tarakan, Lapangan-X, Formasi Tabul. Atribut yang digunakan adalah amplitudo RMS, maximum, dan minimum. Analisa difokuskan pada suatu horison yang dianggap sebagai reservoar. Hasil cross-plot antara amplitudo dan porositas menunjukan korelasi antara atribut seismik dengan log properti. Hasil analisa dapat menunjukkan bahwa distribusi reservoar dapat dipetakan dengan mudah dalam pengertian secara geologi.

Nowadays, the technology of seismic interpretation has been growing fast. Seismic interpretation is not only using structural scheme, but it is implemented by using combination of structural and stratigraphy. Stratigraphic interpretation is rely on the seismic amplitude. The so called seismic attributes. The amplitude attribute is one of the basic attributes of the seismic trace to determine the spread of the distribution reservoir (carbonate). Distribution of carbonate reservoirs as indicated by high amplitude values.
Attribute analysis was applied on 2D seismic data and two pieces of data in the Tarakan Basin wells, Field-X, Tabul Formation. The attribute used is the RMS amplitude, maximum, and minimum. The analysis focused on some horizons which is considered as a reservoir. Cross-plot results between amplitude and porosity showed a correlation between seismic attributes to log properties. Results of analysis can show that the reservoir distribution can be mapped easily in a geological sense.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S29386
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Fatkhurroyan
"Metode seismik merupakan suatu metode geofisika yang hingga saat ini merupakan metode dipercaya dapat memberikan gambaran bawah permukaan dari suatu lapangan. Seismik inversi adalah salah satu dari banyak metode yang digunakan untuk karakterisasi reservoar. Dengan menggunakan inversi seismik simultan mampu mendapatkan jawaban yang lebih pasti dengan cara menganalisa impedansi P, impedansi S dan densitas.
Lapangan X, pada zona dangkal merupakan zona produksi yang cukup menjanjikan. Sehingga, pengembangan pada zona ini cukup gencar. Namun, beberapa kali prediksi reservoar meleset dikarenakan lapisan coal yang melimpah. Sebelum melakukan analisa inversi seismik simultan, perlu diketahui terlebih dahulu hubungan sifat fisik batuan (Zp, Zs, VpVs, lamda-rho dan mhu-rho) dengan properti batuannya (densitas dan porositas).
Studi kelayakan dilakukan dengan cara melakukan cross plot parameter fisik batuan untuk dapat mendefinisikan litologi dan fluida yang ada. Selanjutnya well-seismic tie dilakukan untuk mendapatkan korelasi dan koherensi antara data dari log sumur dengan data seismik. Interpretasi horison, struktur dan pembuatan model frekuensi rendah dilakukan untuk memahami keadaan geologi dari daerah penelitian. Pada akhirnya, inversi seismik simultan dapat dilakukan dengan tepat.
Hasil dari analisa inversi seismik simultan adalah kisaran nilai Zp, Zs dan Dn untuk mengkarakterisasi reservoar. Selain itu, analisa mengenai LMR (lamda-mhurho) juga dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Sehingga, persebaran reservoar pada daerah penelitian dapat diketahui.

Seismic is one of the methods in geophysics that until now still reliable for sub-surface imaging and interpretation of a field. Seismic inversion is one of the methods to characterize the reservoir. Using simultaneous seismic inversion, analyzing the P-impedance, S-impedance and density can be more convenient and certain.
X Field, especially in the shallow zone is a promising production zone. Hence, development in this zone is very incentive. Unfortunately, miss prediction sometimes happens due to coal layer that abundant. Relationship between rock physic (Zp, Zs, Vp/Vs, lamda-rho and mhu-rho) and rock property (density and porosity) must be understood prior to simultaneous seismic inversion analysis. Feasibility study was conducted by cross plotting among some parameters to define the lithology and fluids.
Well-seismic tie was conducted to have a good correlation and coherency between well-log data and seismic data. Horizon, structural interpretation and low frequency model were performed to have geological understanding of research area. The result of series steps previously then analyzed to have a good quality data. Eventually, the simultaneous seismic inversion can be performed in a proper way.
Result of the simultaneous seismic inversion analysis is a value of Zp, Zs and Dn for reservoir characterization. Moreover, LMR (lamda-mhu-rho) analysis can be performed to give more preferable result. Eventually, the distribution of gas-sand reservoir can be understood.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T44263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilik Lasono
"Spektral Dekomposisi merupakan salah satu teknik analisa sinyal dalam interpretasi data seismik. Analisa fourier biasa atau transformasi 1D menghasilkan sinyal dari domain waktu menjadi domain frekuensi. Para ilmuwan mengembangkan analisa fourier biasa yang menghasilkan sinyal 2D dalam waktu dan frekuensi, kemudian melakukan short-time window setelah dilakukan transformasi fourier. Metode ini dikenal dengan nama Short-Time Fourier Transform (STFT). Akan tetapi, resolusi time-frekuensi dengan menggunakan STFT terbatas dalam menentukan lebar window. Keterbatasan metode STFT ini dapat diatasi dengan metode Continous Wavelet Transform (CWT). Proses analisis time-frekuensi dilakukan dengan cara mengkonvolusi sinyal dengan wavelet, resolusi frekuensi diperoleh dengan mendilatasi wavelet menggunakan skala tertentu dan resolusi waktu diperoleh dengan mentranslasi wavelet dengan faktor translasi tertentu. Penentuan inilah menjadikan metode Continous Wavelet Transform (CWT) menghasilkan analisis yang mempunyai resolusi yang tinggi.
Perkembangan atribut seismik dewasa ini sangat membantu dalam menunjukkan indikasi adanya hidrokarbon pada reservoar. Keberadaan hidrokarbon gas biasanya lebih mudah teridentifikasi dibandingkan minyak dan air karena atenuasi gas lebih besar dibandingkan dengan minyak dan air. Atribut spektral sesaat yang didasari dari hasil komputasi CWT diharapkan dapat menjadi atribut yang berguna untuk mendeteksi adanya indikasi keberadaan hidrokarbon. Untuk mendukung hasil metode CWT, akan dikombinasikan dengan hasil metode inversi untuk meyakinkan akan keberadaan hidrokarbon tersebut yang ditandai dengan nilai akustik impedansi (AI) yang relatif rendah dengan sekitarnya.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya low frequency effect pada frekuensi 15 Hz di prospect "L" yang terlihat pada line line yang melewati area prospect tersebut. Hal ini didukung dengan hasil inversi yang menunjukkan nilai AI yang rendah yaitu berkisar 17000 ? 22000 ((ft/s) *(gr/cc)) dan kontras dengan nilai AI sekitarnya. Kombinasi metode dekomposisi spektral berbasis CWT yang dengan metode inversi seismik (AI) mengindikasikan adanya akumulasi hidrokarbon pada prospect "L".

Spectral Decomposition is one of a signal analyzer in the seismic interpretation. Analysis of 1D Fourier transform generates a signal from time domain into the frequency domain. Scientists developed a 1D Fourier transform to generatee 2D signal in time and frequency domain, then do short-time window after the Fourier transformation. This method is known as Short-Time Fourier Transform (STFT). However, the time-frequency resolution by using the STFT is limited in determining the width of the window. Limitations STFT method can be overcome by using continuous wavelet transform (CWT). The process of timefrequency analysis was done by convolution signal with wavelet, the frequency resolution obtained by using wavelet dilatation with a spesific scale and time resolution obtained by translating the wavelet with a specific translation factor. This determination makes the method of Continuous Wavelet Transform (CWT) can produce high resolution analysis.
Seismic attribute these days is very helpful in showing indications of hydrocarbons in the reservoir. The presence of hydrocarbon gas is usually more easily identified than the oil and water due to greater attenuation for gas compared to oil and water. Spectral Attribute based on the CWT computation is expected to be useful attribute to detect indication presence of hydrocarbons. To support the CWT method, will be combined with inversion methods to assure the existence of hydrocarbons by the value of acoustic impedance (AI) is relatively low with the surroundings.
Results of this study indicate a low frequency effect on the frequency 15 Hz at the prospect ''L " that looks at the lines that passes through the prospect area. This is supported by the results of inversion show that low AI values ranged 17000-22000 ((ft / s) * (gr / cc)) and contrast with the surrounding AI value. The combination of spectral decomposition based on CWT method and seismic inversion method (AI) indicates a hydrocarbon accumulation at the prospect of "L".
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29331
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iham Muhammad Al Ayubi
"Lapangan "IM" merupakan salah satu lapangan eksplorasi minyak dan gas bumi yang berada di Cekungan Sumatera Utara. Telah teridentifikasi sebelumnya bahwa pada lapangan ini ditemukan hidrokarbon berupa gas condensate. Penelitian ini bertujuan untuk mengarakterisasi reservoir dalam hal persebaran litologi dan kandungan fluidanya. Penelitian mencakup target reservoir karbonat yang berada pada Middle Miocene Malacca Limestone. Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data seismik 3D dan dua data sumur. Metode inversi simultan diterapkan untuk mengolah data agar tujuan penelitian dapat tercapai. Metode inversi simultan menghasilkan model Impedansi P (Zp), Impedansi S (Zs), dan Densitas. Didapatkan hasil pada reservoir gas nilai impedansi P (Zp) sekitar 16542-18917 (ft/s*g/cc) dan impedansi S (Zs) sekitar 8375 (ft/s*g/cc) sedangkan pada reservoir air nilai impedansi P (Zp) sebesar 21292-23667 (ft/s*g/cc) dan impedansi S (Zs) sekitar 18500-20525 (ft/s*g/cc). Hasil tersebut kemudian ditransformasi menjadi parameter Lame. Parameter Lame merupakan parameter elastik yang terdiri dari Lambda-Rho dan Mu-Rho. Masing-masing parameter tersebut menjelaskan mengenai sifat inkompressibilitas fluida dan kekakuan batuan. Hasil penelitian menunjukkan persebaran reservoir yang memiliki arah orientasi Barat Laut-Tenggara.

The "IM" field is an oil and gas exploration field located in the North Sumatra Basin. It was previously identified that in this field hydrocarbons were found in the form of gas condensate. This study aims to characterize the reservoir in terms of lithological distribution and fluid content. The research includes carbonate reservoir targets located in Middle Miocene Malacca Limestone. The data used in this study are 3D seismic data and two well data. Simultaneous inversion method is applied to process data so that research objectives can be achieved. The simultaneous inversion method produces P-Impedance (Zp), S-Impedance (Zs), and Density models. The results show that in the gas reservoir the P (Zp) impedance value is around 16542-18917 (ft/s*g/cc) and the S (Zs) impedance is around 8375 (ft/s*g/cc) while in the water reservoir the P impedance value (Zp ) of 21292-23667 (ft/s*g/cc) and the impedance S (Zs) is around 18500-20525 (ft/s*g/cc). The results are then transformed into the Lame parameter. The Lame parameter is an elastic parameter consisting of Lambda-Rho and Mu-Rho. Each of these parameters explains the fluid incompressibility and rock stiffness. The results showed that the reservoir distribution had an North West-South East orientation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Tria Pranandari
"Informasi keberadaan basement menjadi hal penting dalam eksplorasi migas. Hal tersebut dikarenakan dalam bentuknya sebagai sebuah cekungan yang dapat berfungsi sebagai alas pembentukan petroleum system. Metode gayaberat dipilih karena informasi tentang keberadaan basement ini tidak didapat dari beberapa data seismik. Daerah yang menjadi penilitian ini terletak dari daratan hingga ke lautan. Data gayaberat lokal adalah data hasil akuisisi di darat, sedangkan data gayaberat citra satelit adalah data yang digunakan untuk melihat ekstrapolasi dari data gayaberat lokal hingga ke laut. Kedua data ini diolah hingga menghasilkan anomali Bouguer. Dalam hal ini, metode analisa spektrum mencoba dikembangkan, sehingga dapat digunakan untuk membantu mencari kedalaman basement yang merupakan anomali regional pada daerah tertentu. Untuk pemisahan anomali regional dan residual dari kedua data tersebut menggunakan metode Moving Average. Gambaran bawah permukaan diperoleh dengan menggunakan proses 2D Forward Modeling terhadap suatu lintasan pada peta anomali gayaberat yang sesuai dengan lintasan seismik. Hal tersebut dilakukan untuk memodelkan bawah permukaan yang dikontrol oleh data seismik dan dibantu dengan kondisi geologi regional. Hasil analisis dari Forward Modeling menyatakan bahwa basement dari barat laut ke arah tenggara. Basement tersebut menunjukkan adanya cekungan dengan kedalaman basement bervariasi dari 2000 m sampai 5100 m.

Information of presence basement is important thing in the oil and gas exploration. That is because the shape as a basin that can serve as the base of the formation petroleum system. Gravity method chosen because of the existence of the basement is not obtained from a seismic data. This research area is to be located on land to the ocean. Local gravity data is the result of data acquisition on land, while the Satellite Imagery gravity data is used to view the data extrapolation from local gravity data to the sea. Both of these data are processed to produce a Bouguer anomaly. In this case, spectrum analysis method trying developed, so it can be used to help find the depth of the basement, which is a regional anomaly in certain areas. For the separation of regional and residual anomalies of both the data using the Moving Average method. Picture of the subsurface is obtained by using the 2D Forward Modeling on a track on the corresponding gravity anomaly map with seismic trajectory. This is done to model the subsurface is controlled by seismic data and assisted with the regional geological conditions. Analysis of Forward Modeling result stating that the basement from the northwest to the southeast. The basement shows basin with basement depths varying from 2000 m to 5100 m."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45973
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>