Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108570 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alifa Putri
"Tuberkulosis masih menjadi penyakit yang memakan korban jiwa pada masyarakat. Pengetahuan penyakit tuberkulosis penting bagi keluarga untuk melakukan pencegahan. Penelitian terdahulu menunjukan bahwa pengetahuan tuberkulosis masih rendah. Rendahnya pengetahuan tuberkulosis menjadikan keluarga rentan terserang. Keluarga sebagai kelompok terkecil dalam masyarakat memiliki peran dalam menjaga kesehatan yang disebut tugas kesehatan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tuberkulosis dengan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam melakukan pencegahan. Penelitian menggunakan desain deskriptif cross sectional dengan teknik purposive sampling dengan responden sejumlah 111 keluarga pada enam provinsi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tuberkulosis dan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam pencegahan TB (p = 0,002; α = 0,05). Pengembangan program edukasi  tuberkulosi berbasis keluarga di Indonesia perlu untuk meningkatkan pengetahuan meningkat sehingga keluarga dapat melakukan pencegahan tuberkulosis dengan melaksanakan tugas kesehatan.

Tuberculosis is still a disease that takes lives in the community. Knowledge of tuberculosis is important for families to take precautions. Previous research shows that tuberculosis knowledge is still low. Low tuberculosis knowledge makes families vulnerable to the disease. The family as the smallest group in society has a role in maintaining health, called the family health task. This study aims to determine the relationship between tuberculosis knowledge and the implementation of family health tasks in tuberculosis prevention. The study used a cross sectional descriptive design with a purposive sampling technique with 111 family respondents in six provinces in Indonesia. The results showed there was a significant relationship between the level of tuberculosis knowledge and the implementation of family health tasks in tuberculosis prevention (p = 0,002; α = 0.05). The development of a family-based tuberculosis education program in Indonesia needed to increase the knowledge so that families can carry out tuberculosis prevention by out health tasks."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Hardiani Noorhizmah
"Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kegawatdaruratan global, World Health Organization melaporkan terdapat 8,6 juta kasus baru dan 1,3 juta kematian ditahun 2012. Saat ini, Indonesia merupakan negara peringkat kelima dengan beban TB terbesar. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan klien TB dengan tingkat kepatuhan minum Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Desain deskriptif korelasional dengan pendekatan penelitian cross sectional didapatkan 43 klien TB yang berobat di Puskesmas Kecamatan Makasar Jakarta Timur. Hasil penelitian menunjukkan responden memiliki pengetahuan tinggi (65.1%) dan responden yang patuh minum OAT (67.4%). Hasil uji chi square menunjukkan hubungan yang positif antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum OAT (p=0,033 α=0,05). Promosi kesehatan terkait TB masih perlu ditingkatkan dalam pelayanan keperawatan komunitas.

Tuberculosis (TB) is a global emergency problem. World Health Organization reported there were 8.6 million new cases and 1.3 million deaths in 2012. Currently, Indonesia is the fifth largest TB burden country. This study was conducted to determine the relationship of the level of knowledge of the TB clients with the level of Anti Tuberculosis Drugs (ATD) consumption adherence. Descriptive correlational design with cross-sectional research approach obtained 43 TB clients who had treatment in the public health center of Makasar District, East Jakarta. The results showed of the respondents had high knowledge (65.1%) and respondents adhere to drink ATD (65.7%). The results of the chi square test showed a significant association between the level of knowledge and the level of ATD consumption adherence (p = 0.033 α = 0.05). TB-related health promotion needs to be improved in the nursing community service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dorothea Oje Linda
"MDR TB merupakan pemasalahan yang muncul akibat tidak tuntasnya pengobatan. WHO melaporkan bahwa terdapat 290.000 kasus TB MDR pada tahun 2010 di dunia dan Indonesia berada pada urutan ke-9 dari 27 negara dengan beban MDR TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien TB tentang MDR TB. Disain deskriptif dengan total sampling diterapkan pada 60 klien TB yang berobat di Poli Paru Puskesmas Kecamatan Jagakarsa.
Hasil penelitian menunjukkan kebanyakan responden memiliki pengetahuan rendah tentang MDR TB (59,7%). Hasil uji chi square menunjukan terdapat hubungan bermakna antara pendidikan yang rendah dengan pengetahuan yang rendah (p=0,003 α=0,05 ). Promosi kesehatan terkait TB dan MDR TB perlu ditingkatkan dalam pelayanan keperawatan komunitas. Pendidikan kesehatan pada klien TB disarankan diberikan secara efektif.

The MDR TB is emerging due to failure in treatment completion. WHO reported that there were 290 000 cases in the world at 2010 and Indonesia is on the order-9 of the 27 high-burden of MDR TB countries. The aim is to determine TB clients' knowledge of MDR TB. A descriptive design with total sampling was applied to 60 TB clients at Jagakarsa health center.
The results showed mostly respondents have low knowledge (59.7%). Based on Chi Square test, there was a significant relationship between poor eduvation and low knowledge(p=0.003,α= 0.05).Health promotion-related TB and MDR TB needs to be improved in the community nursing services. Health education on TB clients is advised delivered effectively.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43365
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Taralia Dahlianti
"Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Anak-anak yang didiagnosis tuberkulosis umumnya mendapatkan infeksi dari orang dewasa yang ada di lingkungan sekitar mereka. Pengetahuan serta upaya pencegahan tuberkulosis anak penting untuk diketahui dan dilakukan oleh keluarga untuk mengurangi angka kejadian tuberkulosis paru anak. Penelitian dilakukan untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan tuberkulosis paru anak. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan teknik total sampling terhadap 82 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42 responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, responden yang melakukan upaya pencegahan yang baik yaitu berjumlah 41 orang (50%). Sementara responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang rendah dan melakukan upaya pencegahan yang kurang baik berjumlah 40 orang (48,8%). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan tuberkulosis paru anak. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan perawat dapat meningkatkan upaya promosi kesehatan terkait tuberkulosis sehingga dapat meminimalisasi kejadian tuberkulosis.

Tuberculosis is a major health problem in Indonesia. Children who are diagnosed with tuberculosis usually get the infection from adults in the environment around them. Knowledge and prevention of tuberculosis in children are important to know and conducted by the family to reduce the incidence of pulmonary tuberculosis in children. The study was conducted to examine the relationship between the level of knowledge and the prevention of pulmonary tuberculosis in children. The research design was cross-sectional with a total sampling of the 82 respondents.
The results showed that of the 42 respondents who have a high level of knowledge, 41 respondents (50%) are doing a good prevention. While respondents who have low knowledge and prevention efforts that are less well of 40 persons (48.8%). These results indicate there is a significant relationship between the level of knowledge and the prevention of pulmonary tuberculosis in children. Based on the results of the study, nurses are expected can improve health promotion related to tuberculosis so as to minimize the incidence of tuberculosis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harris Soetanto
"Kasus tuberkulosis dan kematian akibat infeksinya merupakan salah satu masalah utama di Indonesia Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan mengenai tuberkulosis dengan faktor sosio ekonomi Desain penelitian adalah cross sectional dengan menggunakan kuesioner Sampel penelitian sebesar 2419 ibu yang dipilih secara acak menggunakan sistem polygonal random sampling dari 11 kelurahan terpadat di Jakarta Timur Data yang dikumpulkan diuji dengan chi square untuk menemukan nilai p rasio prevalens dan interval kepercayaan Hasil penelitian menunjukkan hanya 335 responden 14 yang menjawab seluruh pertanyaan dengan benar dan berhubungan dengan status kerja penghasilan keluarga pendidikan terakhir dan sumber informasi Pengetahuan mengenai tuberkulosis yang tinggi berhubungan dengan status ibu yang tidak bekerja p 0 004 RP 0 894 IK95 0 83 0 97 penghasilan keluarga yang tinggi p 0 001 RP 1 33 IK95 1 12 1 15 pendidikan terakhir yang tinggi p 0 001 RP 1 41 IK95 1 31 1 51 dan mendapatkan informasi p 0 001 RP 0 082 IK95 0 037 0 178 Pengetahuan yang benar mengenai tuberkulosis masih terbilang rendah pada ibu di Jakarta Timur Sumber informasi seperti televisi memiliki peran besar dalam meningkatkan pengetahuan mengenai tuberkulosis pada ibu yang berada di Jakarta Timur Disimpulkan kalau pengetahuan mengenai tuberkulosis berhubungan dengan faktor faktor sosioekonomik ibu dan dapat ditingkatkan dengan sumber informasi yang tepat.

Tuberculosis cases and deaths caused by its infection is major problem in Indonesia This study was done to describe the association between socio economic factors and tuberculosis rsquo knowledge The design of this study was cross sectional survey Research subjects were 2419 housewives from 11 most populated districts within East Jakarta selected at random by using polygonal random sampling Collected data would be tested with Chi square test to find significance risk prevalence and confidence interval Result showed that 335 respondents 14 answered correct all question regarding etiology curability transmission and length of treatment Chi square test showed that tuberculosis rsquo knowledge was significantly associated with level of formal education employment status monthly income level and information source Better knowledge of tuberculosis was significantly related with unemployment p 0 004 PR 0 894 CI95 0 83 0 97 high level of monthly income p 0 001 PR 1 33 CI95 1 12 1 15 high level of formal education p 0 001 PR 1 41 CI95 1 31 1 51 and receiving information about TB p 0 001 PR 0 082 CI95 0 037 0 178 Overall level of tuberculosis knowledge without misconception on housewives within East Jakarta is low Based on the result level of tuberculosis knowledge related to socioeconomic status and can be improved by effective source of information
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Rakhmania
"Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan menyebar melalui udara. Jakarta Timur menjadi kota dengan jumlah kasus TB semua tipe tertinggi selama 6 berturut-turut dari tahun 2016-2021. Kejadian TB dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor-faktor risiko TB yaitu faktor lingkungan (jumlah rumah sehat dan kepadatan penduduk), faktor individu (jenis kelamin), dan faktor pelayanan kesehatan (angka keberhasilan pengobatan TB) dengan prevalence rate tuberkulosis di setiap kecamatan (10 kecamatan) di Kota Jakarta Timur pada tahun 2021 dengan desain studi ekologi. Hasil penelitian analisis tren kasus tuberkulosis menurut jenis kelamin, diketahui bahwa kasus tuberkulosis lebih lebih banyak diderita oleh laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Terdapat 3 kecamatan yang telah mencapai target global angka keberhasilan pengobatan TB sebesar 90% yaitu Kecamatan Cakung (91%), Ciracas (91%), dan Duren Sawit (90%). Kecamatan Cakung dapat menjadi salah satu contoh berjalannya program pengobatan TB yang sudah efektif karena memiliki angka keberhasilan pengobatan TB (success rate TB) tertinggi (91%) dengan prevalence rate tuberkulosis terendah (129,80 per 100.000 penduduk). Hasil uji korelasi menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah rumah sehat dengan prevalence rate tuberkulosis pada 7 dari 10 kecamatan yaitu Cakung (p=0,009; r=-0,713), Ciracas (p=0,033; r=-0,615), Duren Sawit (p=0,005; r=0,748), Jatinegara (p=0,048; r=-0,580), Kramat Jati (p=0,013; r=0,692), Makasar (p=0,020; r=-0,657), dan Matraman (p=0,045; r=0,587). Selain itu, hubungan yang signifikan juga didapatkan antara kepadatan penduduk dengan prevalence rate tuberkulosis pada 7 dari 10 kecamatan yaitu Cakung (p=0,009; r=0,713), Ciracas (p=0,033; r=0,615), Duren Sawit (p=0,005; r=0,748), Jatinegara (p=0,048; r=0,580), Kramat Jati (p=0,013; r=0,692), Makasar (p=0,020; r=0,657), dan Matraman (p=0,045; r=0,587). Oleh karena itu, disarankan untuk meningkatkan kegiatan edukasi terkait rumah sehat dan edukasi terkait tuberkulosis kepada kelompok masyarakat, serta mengoptimalkan gerakan penanggulangan tuberkulosis dan penataan tata kota pada wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi.

Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by the bacteria Mycobacterium tuberculosis and spread through the air. East Jakarta has been the city with the highest number of TB cases of all types for 6 consecutive years from 2016-2021. The incidence of TB can be influenced by several risk factors. The purpose of this study was to analyze the relationship of TB risk factors, namely environmental factors (number of healthy houses and population density), individual factors (gender), and health service factors (success rate TB) with the prevalence rate of tuberculosis in each sub-district (10 sub-districts) in East Jakarta City in 2021 with an ecological study design. The results of the study analyzed the trend of tuberculosis cases by gender, it was found that tuberculosis cases were more prevalent among men than women. There are 3 sub-districts that have reached the global target of 90% success rate TB, namely Cakung (91%), Ciracas (91%), and Duren Sawit (90%). Cakung sub-district can be an example of an effective TB treatment program because it has the highest success rate TB (91%) with the lowest TB prevalence rate (129.80 per 100,000 population). Correlation test results showed a significant relationship between the number of healthy houses and TB prevalence rate in 7 out of 10 sub-districts, namely Cakung (p=0.009; r=-0.713), Ciracas (p=0.033; r=-0.615), Duren Sawit (p=0.005; r=0.748), Jatinegara (p=0.048; r=-0.580), Kramat Jati (p=0.013; r=0.692), Makasar (p=0.020; r=-0.657), and Matraman (p=0.045; r=0.587). In addition, a significant relationship was also found between population density and tuberculosis prevalence rate in 7 out of 10 sub-districts, namely Cakung (p=0.009; r=0.713), Ciracas (p=0.033; r=0.615), Duren Sawit (p=0.005; r=0.748), Jatinegara (p=0.048; r=0.580), Kramat Jati (p=0.013; r=0.692), Makasar (p=0.020; r=0.657), and Matraman (p=0.045; r=0.587). Therefore, it is recommended to increase educational activities related to healthy homes and tuberculosis-related education to community groups, as well as optimize the tuberculosis prevention movement and urban planning in areas with high population density."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahri Gunawan
"Pendahuluan Penyaktit Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang membutuhkan waktu pengobatan sampai 6 bulan. Dukungan PMO keluarga berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan, tindakan pencegahan dan kepatuhan pasien. Salah satu metode yang telah terbukti memberikan efek positif adalah Intervensi edukasi kesehatan terstruktur. Tujuan Mengidentifikasi pengaruh intervensi edukasi kesehatan terstruktur terhadap dukungan PMO keluarga dan kepatuhan minum Obat anti Tuberkulosis (OAT) di Kabupaten Muaro Jambi. Metode Penelitian quasy eksperimen dengan pretest and posttest with control goup. Sampel 38 responden pada kelompok intervensi dan 38 pada kelompok kontrol. Analisa data menggunakan uji independent t-tes.dan Mann Whitney Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh edukasi kesehatan terstruktur terhadap dukungan PMO keluarga setelah diberikan intervensi dengan nilai p=0.001 .Terdapat pengaruh edukasi kesehatan terstruktur terhadap kepatuhan minum OAT setelah diberikan intervensi dengan nilai p=0.003. Kesimpulan : edukasi kesehatan terstruktur bertujuan untuk memberikan informasi kepada PMO keluarga akan meningkatkan pendidikan kesehatan, pada akhirnya akan mempengaruhi tindakan yang sehat dalam dukungan keluarga dan meningkatkan kepatuhan minum OAT pada pasien TBC.

Introduction Tuberculosis (TB) is an infectious disease that requires treatment for up to 6 months. Family PMO support plays an important role in increasing knowledge, preventive measures and patient compliance. One method that has been proven to have a positive effect is a structured health education intervention. Objectives To identify the effect of structured health education interventions on family PMO support and adherence to taking anti-tuberculosis drugs (OAT) in Muaro Jambi District. Quasy experimental research method with pretest and posttest with group control. A sample of 38 respondents in the intervention group and 38 in the control group. Data analysis using independent t-test. The results showed that there was an effect of structured health education on family PMO support after being given an intervention with a value of p=0.001. There was an effect of structured health education on adherence to taking OAT after being given an intervention with a value of p=0.003. Conclusion: structured health education aims to provide information to PMO families will improve health education, will ultimately affect healthy actions in family support and increase adherence to taking OAT in TB patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah
"Penyakit tuberkulosis di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Pemerintah memperkirakan saat ini setiap tahun terjadi 583.000 kasus bare dengan kematian 140.000 orang. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah telah melaksanakan program penanggulangan TB dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment, Shortcourse) sejak tahun 1995.
Untuk mengetahui keberhasilan program DOTS, menggunakan indikator atau tolok ukur angka konversi pada akhir pengobatan tahap intensif minimal 80%, angka kesembuhan minimal 85% dari kasus baru BTA positif, Di Puskesmas Kecamatan Jatinegara, angka kesembuhan tahun 2001 baru mencapai 80% dan angka konversi sebesar 90,65%. Angka kesembuhan tersebut sangat berkaitan dengan kepatuhan berobat penderita TB paru bersangkutan. Oleh karena itu secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang hubungan persepsi , pengetahuan penderita, dan Pengawas Menelan Obat dengan kepatuhanberobat penderita TB paru di Puskesmas Kecamatan Jatinagara tahun 2001.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan memanfaatkan data primer dan sekunder. Penulis melakukan pengumpulan data dengan wawancara berpedoman pada kuesioner pada tanggal 29 Maret 2002 sampai 8 Mei 2002 dad seluruh penderita TB paru BTA positif sebanyak 92 orang yang mendapat pengobatan kategori-1 dan telah selesai berobat di Puskesmas tersebut tahun 2001. Variabel dependen adalah kepatuhan berobat, dan variabel independen adalah persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat minus rintangan , persepsi ancamanlbahaya, pengetahuan dan pengawas menelan obat. Sedangkan variabel confounding terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Untuk pengolahan data, penulis menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan regresi logistik Banda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang patuh berobat 73,9 % dan tidak patuh berobat 26,1%_ Dui basil analisis bivariat didapatkan variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan kepatuhan berobat adalah variabel persepsi kerentanan P value=4.045 dan OR=0,314 , persepsi keseriusan P value 0,034 dan OR=3,26 , persepsi manfaat minus rintangan P value-0,023 dan OR=3,70 , persepsi ancamanl bahaya P value~,030 dan OR=0,310 dan pengawas menelan obat P value-0,008 dan OR=0,171. Sedangkan basil analisis multivariat mendapatkan tiga variabel yang berhubungan dengan kepatuhan berobat yaitu keseriusan P value=0,013 dan OR=6,221, manfaat minus rintangan P value 0,019 dan OR=5,814 , dan pengawas menelan obat P value= 0,024 dan OR ,174. Namun yang paling dominan diantara ketiga variabel tersebut adalah variabel keseriusan P value-0,013 dan OR-6,221.
Peneliti menyarankan kepada pengelola program penanggulangan TB pare di Puskesmas untuk memberikan informasi yang cukup dan lebih jelas lagi tentang TB pare kepada setiap penderita dengan menggunakan bahasa sederhana agar penderita mudah memahami dan melaksanakannya. Sebaiknya di ruang tunggu Puskesmas diadakan penyuluhan TB paru melalui TV dan poster. Meningkatkan pecan PMO melalui penyuluhan dan pertemuan yang efektif dengan kader kesehatan , TOMA dan terutama dengan PMO dari keluarga. Mensosialisasikan Pedoman Umum Promosi Penanggulangan TB yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2000 .

Tuberculosis remains to become a large public health problem in Indonesia. This time the government estimates that there are 583.000 new cases of tuberculosis and up to 140.000 persons die from tuberculosis annualy. Solving this problem the government has carried out the program to fight against tuberculosis by DOTS (Directly Observed Treatment Short course) strategy since 1995.
To know the success of DOTS program we use indicator or yard stick i.e. conversion rate at the end of intensive medication stage is minimal 80% and cure rate is minimal 85% of acid-fast bacilli positive new cases. In Puskesmas Kecamatan Jatinegara in 2001, the cure rate achieved 80% and the conversion rate was 90,65%. The cure rate is closely related to medication compliance of those lung tuberculosis patients. Therefore in general, the aim of this study is to obtain information about the relationship between perception, patient's knowledge , PMO (Drug Swallowing Observer), and medication compliance of lung tuberculosis patients in Puskesmas Kecamatan Jatinegara, year of 2001.
This study used cross sectional design employing both primary and secondary data. The writer collected data based on interview with questionnaires on 29 March 2002 to 8 May 2002 from all smear-positive lung tuberculosis patients as much as 92 persons who have received category-1 therapy and have completed the medication in the Puskesmas in the year 2001. The dependent variable is the medication compliance, and the independent variables are the perceived susceptability, perceived seriousness, perceived benefits minus barriers, perceived threat, knowledge of TB, and PMO. Whereas the confounding variables consist of age, gender, education and job. Processing the data the writer used univariate, bivariate analysis and multivariate analysis with multiple regression logistic.
The result of this study showed that respondents who complied with medication was 73,9% and those who uncomplied with medication was 26,1%. From the result of bivariate analysis found variables which had significant relationship to medication compliance. Those variables were perception of susceptability P value=4,045 and OR=0,314 , perception of seriousness P value= 0,034 and OR=3,26 , perception of benefits minus barriers P value 0,023 and ORO,370 , perception of threat P value x,030 and OR=0,310 ,and PMO P value-3,008 and OR=0,171. Whereas the result of multivariate analysis found three variables which had significant relationship to medication compliance i.e. persception of seriousness P value=0,013 and OR=6.221, benefits minus barriers P value-A019 and OR=5,814 , and PMO Pvalue=0,024 and OR=0,174. Nevertheless the most dominant amongst those three variables was perception of seriousness P value 0,013 and OR=6,221.
The writer suggests the management of the program to fight against lung tuberculosis in Puskesmas to give adequate and clearer information about lung tuberculosis to each patients using simple and plain language in order the patients to understand and practice it easily_ It is best that Puskesmas carries out lung tuberculosis counseling by TV and poster in the waiting room. To increase the role of PMO by the way of effective counseling and meeting with health cadres or volunteers , TOMA (public vigors) and especially with PMO who comes from family. Socialization of Pedoman Umum Promosi Penanggulangan TB published by Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Linglcungan year of 2000.
BibIiograhy : 41 (1965 - 2001)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T620
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsi Novitasari
"Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit menular yang menjadi penyebab utama pada kesakitan serta termasuk ke dalam 10 penyebab kematian di dunia. Prevalensi kejadian tuberkulosis paru berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 0.4% pada tahun 2013. Status gizi diketahui sebagai salah satu faktor risiko kejadian tuberkulosis paru. Di wilayah Asia, prevalensi malnutrisi pada penderita TB beriksar antara 68.6% - 87%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian tuberkulosis paru pada usia > 18 tahun di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari hasil Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 pada tahun 2014-2015 serta menggunakan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 29.545 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah diabetes melitus, merokok, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Hasil stratifikasi yang diperoleh: Diabetes melitus (OR= 3.02; 95% CI 2.32–3.95), merokok (OR= 2.93; 95% CI 2.24–3.84), usia (OR= 2.79; 95% CI 2.14–3.65), jenis kelamin (OR= 2.77; 95% CI 2.12–3.62), tingkat pendidikan (OR= 2.89; 95% CI 2.22–3.77), tingkat pendapatan (OR = 2,65; 95% CI: 1,82 – 3,87).

Tuberculosis or TB is an infectious disease that is a major cause of illness and is among the 10 causes of death in the world. The prevalence of pulmonary tuberculosis based on the diagnosis of doctors in Indonesia was 0.4% in 2013. Nutritional status is known as one of the risk factors for pulmonary tuberculosis. In the Asian region, the prevalence of malnutrition in TB patients varies between 68.6% - 87%. This study aims to determine the relationship of nutritional status with the incidence of pulmonary tuberculosis at age > 18 years in Indonesia. The data used in this study are secondary data from the results of the Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 in 2014-2015 and using a cross sectional design. The sample in this study were 29.545 respondents who met the inclusion and exclusion criteria. The control variables in this study were diabetes melitus, smoking, age, gender, education level, and income level. Stratification results obtained: Diabetes melitus (OR = 3.02; 95% CI 2.32-3.95), smoking (OR = 2.93; 95% CI 2.24-3.84), age (OR = 2.79; 95% CI 2.14-3.65), gender (OR = 2.77; 95% CI 2.12-3.62), education level (OR = 2.89; 95% CI 2.22-3.77), income level (OR = 2,65; 95% CI: 1,82 – 3,87).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leny Wulandari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur peran pengetahuan terhadap perilaku pencarian pengobatan penderita suspek TB Paru setelah dikontrol oleh umur, jenis kelamin, status perkawinan, status pekerjaan, tingkat pendidikan, jarak dan waktu tempuh ke Puskesmas dan RS. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang menggunakan data sekunder hasil survei Pengetahuan Sikap Perilaku (PSP-TB) 2010. Sampel penelitian adalah anggota keluarga yang berumur ≥ 15 tahun yang mengalami gejala TB Paru sebanyak 443 responden. Hasil penelitian menemukan bahwa ada hubungan antara peran pengetahuan penderita suspek TB Paru dengan Perilaku Pencarian Pengobatan TB Paru di Indonesia setelah dikontrol pekerjaan (OR=2,3, CI=1,349-3,952). Serta adanya interaksi antara pengetahuan dan pekerjaan.

This study aims to quantify the role of knowledge on treatment seeking behavior of patients with suspected pulmonary TB after controlled by age, gender, marital status, employment status, education level, distance and travel time to health center and hospital. The study was a quantitative study with cross sectional design using secondary data of Knowledge Attitudes Behaviour (PSP-TB) Survey 2010. Research sample is a sample of respondents aged ≥ 15 years with symptoms of pulmonary TB as many as 443 respondents. Based on the results of the study found there is a relationship between the role of knowledge of patients with suspected pulmonary TB with treatment seeking Behavior of Pulmonary TB in Indonesia after controlled by variable of employment status (OR = 2.3, CI = 1.349 to 3.952), and there is interaction between knowledge and employment status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31727
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>