Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176537 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khadijah
"Penyakit jantung koroner dan stroke, termasuk Penyakit Tidak Menular, merupakan komplikasi dari hipertensi, salah satu penyebab kematian utama di dunia. Hipertensi dapat ditangani lebih efektif dengan kolaborasi interprofesi. Pelayanan kesehatan primer di DKI Jakarta menerapkan kolaborasi interprofesi dalam menangani hipertensi salah satunya dengan PIS PK KPLDH. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kolaborasi interprofesi pada pelayanan kesehatan hipertensi dengan pendekatan keluarga. Penelitian dilakukan pada 6 Puskesmas di Jakarta Timur dengan responden tenaga kesehatan yang tergabung dalam tim PIS PK KPLDH, yakni dokter, perawat, dan bidan. Desain penelitian menggunakan deskriptif cross-sectional dengan sampel 219 responden. Instrumen yang digunakan adalah Collaborative Practice Assessment Tool (CPAT) versi Bahasa Indonesia. Hasil penelitian dikategorikan menjadi dua yaitu kolaborasi baik (52,05%) dan kurang baik (47,95). Hasil penelitian dapat menjadi data dasar yang digunakan dalam refleksi dan evaluasi untuk meningkatkan praktik kolaborasi interprofesi dalam pelayanan kesehatan.

The coronary heart disease and stroke, including non-communicable diseases, are the complications of hypertension, one of the deadliest diseases in the world. Hypertension can be effectively treated by an interprofession collaboration. The primary health service in DKI Jakarta employed the interprofession collaboration in treating hypertension, such as by PIS, PK, KPLDH. The aim of this study is to know the description of the interprofession collaboration in the hypertension health service by using the family approach. This study was conducted in 6 (Public Health Centre) in East Jakarta with the respondents of health workers included in the team of PIS, PK, KPLDH; the workers were doctors, nurses, and midwives. The design of this research employed the cross-sectional descriptive with the sample of 219 respondents. Collaborative Practice Assessment Tool (CPAT) Bahasa Indonesia version was used as the research instrument. The results of this study are divided into two categories; good collaboration (52,05%) and mediocre collaboration (47,95%). This results can be the basic data which are used as a reflection and evaluation to improve the interprofession collaboration practicum in health services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwi Hadad
"Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang menjadi penyebab kematian. Kualitas pelayanan prolanis sangat penting dalam menangani penderita diabetes melitus. Kualitas pelayanan kesehatan yang rendah dan masih banyak penderita diabetes melitus belum mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dapat menjadi indikator bahwa kualitas pelayanan prolanis masih belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran praktik kolaborasi interprofesi dalam penanganan klien diabetes melitus pada pelayanan prolanis di wilayah Jakarta Utara. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dan teknik purposive sampling dengan jumlah 144 tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelayanan prolanis di enam Puskesmas Kecamatan Jakarta Utara. Instrumen yang digunakan adalah Assesment of Interprofessional Team Collaboration Scale (AITCS) II. Hasil penelitian dikategorikan menjadi dua yaitu kolaborasi baik (52,1%) dan kurang baik (47,9%). Sosialisasi yang lebih luas serta seminar kepada tenaga kesehatan mengenai pentingnya kolaborasi interprofesi perlu ditingkatkan sehingga pemberi pelayanan kesehatan mampu mengoptimalkan pelayanan kesehatan dengan pendekatan kolaborasi interprofesi.

Diabetes mellitus is a chronic disease that is the cause of death. The quality of prolanis treatment is very important in dealing with people with diabetes mellitus. The low quality of health treatment and there are still many people with diabetes mellitus who have not received health treatment according to standards can be an indicator that the quality of prolanis treatment is still not optimal. This study aims to describe the practice of interprofessional collaboration in handling diabetes mellitus clients at prolanis treatment in the North Jakarta area. This study used a cross sectional approach and purposive sampling technique with a total of 144 health workers involved in prolanis treatment in six North Jakarta Area Health Centers. The instrument used is the Assessment of Interprofessional Team Collaboration Scale (AITCS) II. The results of the study were categorized into two, namely good collaboration (52.1%) and poor collaboration (47.9%). Wider socialization and seminars to health workers regarding the importance of interprofessional collaboration need to be improved so that health service providers are able to optimize health services with an interprofessional collaboration approach."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghini Alfikra
"Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular yang berkontribusi pada sebagian besar kematian di dunia. Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama, puskesmas berperan dalam tindakan preventif, promotif, dan kuratif terhadap hipertensi. Praktik kolaborasi interprofesi menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada penatalaksanaan klien hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana persepsi tenaga kesehatan terhadap praktik kolaborasi interprofesi dalam penanganan klien hipertensi di Kota Bekasi. Penelitian dilakukan di 9 Puskesmas di Kota Bekasi, yaitu dokter, perawat, bidan, apoteker/ asisten apoteker, kesehatan masyarakat, dan ahli gizi. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif cross-sectional, sampel 112 responden dengan teknik quota sampling. Instrumen yang digunakan adalah Perception of Collaboration Model Questionnaire (PINCOM-Q) versi Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan persepsi kolaborasi interprofesi pada kategori baik (50,9%) dan kurang baik (49,1%). Hasil penelitian dapat menjadi landasan bagi tenaga kesehatan untuk mengevaluasi praktik kolaborasi interprofesi pada pelayanan hipertensi.

Hypertension is a non-communicable disease that contributes to the majority of deaths in the world. As a first-level health service facility, community health centers play a role in preventive, promotive, and curative measures against hypertension. The practice of interprofessional collaboration is one of the factors that contribute to the management of hypertensive clients. This study aims to identify the perceptions of health workers regarding the practice of interprofessional collaboration in treating hypertensive clients in Bekasi City. The research was conducted at 9 Community Health Centers in Bekasi City, namely doctors, nurses, midwives, pharmacists/pharmacist assistants, public health, and nutritionists. This research design uses a cross-sectional descriptive research design, a sample of 112 respondents using a quota sampling technique. The instrument used was the Indonesian version of the Perception of Collaboration Model Questionnaire (PINCOM-Q). The research results show that perceptions of interprofessional collaboration are in the good (50.9%) and poor (49.1%) categories. The results of the research can be a basis for health workers to practice interprofessional collaboration in hypertension services."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Dely Maria
"Nutrisi yang baik berkontribusi pada tumbuh kembang anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan karakteristik keluarga dan tugas kesehatan kel uarga dalam pemenuhan nutrisi dengan status gizi anak usia sekolah. Desain penel itian cross sectional, menggunakan metode proportional random sampling, respo nden sebesar 276. Sampel penelitian siswa kelas 4-5 beserta orangtua siswa di SD wilayah kelurahan Pondokranggon. Uji statistik menggunakan chi-square dan regr esi logistik. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan jumlah anak d alam keluarga, kemampuan keluarga merawat dengan status gizi anak usia sekola h. status gizi anak usia sekolah tidak terlepas dari kemampuan keluarga melakuka n tugas kesehatan keluarga khususnya kemampuan keluarga merawat.

One of the support systems in school age children's growth and development is nutrition. The goal research is correlation family characteristic and family health task in nutrition status. This experiment using design with cross sectional. 276 samples were taken with proportional random sampling method. The samples are students grade 4-5 in one of the elementary schools in kelurahan pondokranggon. Statistic test with chi-square and logistic. This experiment give result that there are correlation between child member in a family and family capability in full fill school age children's nutrition. Sschool age children's nutrition dependent with the family capability in nurture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42499
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diyatmi Triariningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada keluarga dengan hipertensi di wilayah RW 10 Kelurahan Tugu. Desain penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan sampel keluarga yang anggota keluarganya menderita hipertensi sebesar 79 keluarga yang dipilih dengan teknik total sampling.
Hasil penelitian menunjukan keluarga mengenal masalah hipertensi berada pada kategori tinggi (60,8%), sudah baik dalam mengambil keputusan (67,1%), merawat keluarga dengan hipertensi yang tergolong baik (55,7%), modifikasi lingkungan tergolong baik (58,2%), dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang masih tergolong kurang baik (53,2%).
Peneliti menyarankan agar perawat komunitas memberikan edukasi tentang tugas kesehatan keluarga dengan hipertensi.

This study purposed to describe family health task in families with hypertension in RW 10 Kelurahan Tugu. This is a quantitative research design used a sample of families who have family members suffering from hypertension for 79 selected families with a total sampling technique.
Results showed Families with hypertension identify hypertension problems at the high category (60.8%), have good decision-making (67.1%), caring for a family with hypertension were classified as good (55.7%), environmental modifications are classified as good (58 ,2%), and health facilities are still relatively poor (53.2%).
Researchers suggest that community nurses provide education on family health task with hypertension.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Tri Wahyudi
"Hipertensi merupakan penyakit katastropik yang tidak dapat disembuhkan. Hipertensi menjadi komorbid pada kasus COVID-19 yang dapat dikelola. Peran keluarga dalam mempraktikkan tugas kesehatan keluarga dalam pencegahan dan pengendalian hipertensi perlu untuk ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan praktik tugas kesehatan keluarga dengan perilaku sehat hipertensi di masa pandemi COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Limo, Depok. Responden pada penelitian ini anggota keluarga yang mengalami hipertensi sebanyak 271. Tehnik purposive sampling melalui survei cross sectional digunakan dalam penelitian ini dan model canonical corelation pada uji multivariat diterapkan. Hasil penelitian menunjukkan terdapatnya hubungan praktik tugas kesehatan keluarga secara keseluruhan dengan perilaku sehat hipertensi di masa pandemi COVID-19 (r = 0,2 dan p value= 0.001). Praktik tugas kesehatan keluarga menjadi faktor yang sangat dominan berhubungan dengan perilaku sehat hipertensi. Perawat kesehatan masyarakat direkomendasikan untuk mempertahankan motivasi keluarga untuk melaksanakan tugas kesehatan keluarga. Upaya lainnya dalam meningkatkan perilaku kesehatan anggota keluarga yang mengalami hipertensi perlu dikembangkan dalam bentuk peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan.

Hypertension is an incurable catastrophic disease. Hypertension is a comorbid in cases of COVID-19 that can be managed. The role of the family in practicing family health tasks in the prevention and control of hypertension needs to be improved. This study aims to determine the relationship between the practice of family health tasks and healthy behavior of hypertension during the COVID-19 pandemic in the working area of the Limo Health Center, Depok. Respondents in this study were 271 family members with hypertension. Purposive sampling technique through cross sectional survey was used in this study and Canonical Correlation model in multivariate test was applied. The results showed that there was a relationship between the practice of family health tasks as a whole and the healthy behavior of hypertension during the COVID-19 pandemic (r = 0.2 and p value = 0.001). The practice of family health tasks is a very dominant factor related to healthy behavior of hypertension. Public health nurses are recommended to maintain family motivation to carry out family health tasks. Other efforts to improve the health behavior of family members with hypertension need to be developed in the form of increasing knowledge, attitudes and actions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masithoh
"Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lanjut usia. Perilaku atau gaya hidup diketahui sebagai salah satu faktor resiko hipertensi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku lansia dengan hipertensi di PSTW wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dan menggunakan kuesioner terhadap 107 lansia hipertensi yang dipilih dengan menggunakan metode sampling quota. Penelitian ini menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian ini adalah mayoritas lanisa mengalami hipertensi tahap 152,2 dengan karakteristik berusia 60-74 tahun 51,4 jenis kelamin laki laki 57,9 tingkat pendidikan rendah 61,7 nilai IMT kurus tingkat ringan 80,4 tidak merokok 78,5 tidak minum kopi 74,7 rutin mengikuti aktivitas senam 66,4 dan rutin mengikuti kegiatan keagamaan 75,7. Perilaku lansia hipertensi mayoritas adalah maladaptif 70,1 dengan komposisi pengetahuan rendah 76,6 sikap positif 58,9 dan keterampilan baik 57. Pemberi pelayanan kesehatan di PSTW wilayah DKI Jakarta diharapkan meningkatkan pengawasan serta mengedukasi lansia untuk meningkatkan perilaku hidup sehat.

Hypertension is a common degenerative disease in elderly Life style behavior known as one of hypertension risk factors The purposed of this research is to desribe the behavior of elderly with hypertension in residential homes in DKI Jakarta. This research uses quantitative descriptive design and uses a questionnaire completed by 107 elderly with hypertension that selected by quota sampling method. This research uses univariate analytic It found that most elderly have type 1 hypertension 52,2 that characterized by the age 60-74 years old 51,4 male gender 9 low education 61.7 underwight BMI 80.4 do not smoke 78,5 do not drink coffee 74,7 follow a routine physical activity 66,4 and routine religious activity 75,7. The most elderly hypertension behavior is maladaptive 70,1 with composition low knowledge 76,6 positive affective 58,9 and good practice 57. Heatlh care providers are expected to increase supervision and education for elderly to increase health behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pical, Femmy Imelia
"Populasi lanjut usia di Indonesia semakin meningkat. Kenaikan hipertensi sejalan dengan pertambahan usia. Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler. Sekitar 50% kejadian kardiovaskuler di sebabkan oleh hipertensi. lansia merupakan kelompok rentan terhadap hipertensi. Prevalensi hipertensi pada lansia di Indonesia cukup tinggi diperkirakan sekitar 20-30%. Di puskesmas kecamatan Pasar Rebo hipertensi menempati urutan pertama dari 10 penyakit terbanyak yang diderita oleh lansia selama tahun 2009-2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan determinan hipertensi di posyandu lansia. Desain penelitiannya adalah cross sectional melalui obsevasi data sekunder hasil pemeriksaan kesehatan di 10 posyandu lansia pada bulan Desember 2010, berjumlah 270 responden. Hasil penelitian didapatkan prevalensi hipertensi sebesar 48,9%. Kejadian hipertensi cukup tinggi pada lansia yang tinggal di wilayah kelurahan Pekayon yaitu sebesar 55,4%, berumur 70 tahun ke atas yaitu sebesar 65,4%, berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 67,5%, mengalami kegemukan (58,8%), ada gangguan mental/emosional (58,5%), serta mengidap penyakit diabetes Mellitus (68,8%).
Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur, jenis kelamin, dan kegemukan terhadap kejadian hipertensi (p=≤0,05). Sedangkan pada variabel gangguan emosional dan riwayat penyakit DM tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik. Upaya pengontrolan berat badan lansi perlu dilakukan untuk menurunkan kejadian hipertensi.

The population of elderly in Indonesia was increased. As known, hypertesion would be increased by age. Hypertension is a major risk factor for cardiovascular disease. About 50% of cardiovascular disease caused by hypertion. Elderly is very potential to become hypertension. Prevalence hypertension of elderly in indonesian estimated about 20-30%. In health center of Pasar Rebo distric, hypertion was number one of ten most disease suffered by elderly during 2009-2010. There is an urgent need to gather information about prevalence and various blood pressure risk factors in elderly health care.
This study using cross sectional methodology by observation secondary data of elderly health status from 10 elderly health care in Pasar Rebo district, Desember 2010. The purpose of this study was to investigate prevalence and determinants of hypertension in elderly care. The total of responden was 270 elderly.
The result of this study showed that prevalence hypertion is about 48,9%. Hypertension was high in the elderly who live in Pekayon (57%), in the age group more than 70 years old (65,4%), male sex that is about 67.5%, with overweight (58, 8%), with mental /emotional disorder (58.5%), and with diabetes mellitus (68.8%). Statistical test results also showed that there is significant relationship between age, gender, and overweigth with hypertension. While the variable of mental/emotional disorder and history of DM disease has no significant relationship. Controling of body mass index for elderly is recommended to decrease hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Srihastuti
"Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih di bawah target DepKes RI sebesar 80%. Keberhasilan pemberian ASI eksklusif oleh ibu setelah melahirkan tidak terlepas dari peran serta keluarga, dimana keluarga merupakan dukungan sosial bagi ibu post partum. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan keluarga tentang ASI eksklusif. Desain penelitian deskriptif sederhana dengan besar sampel 106 responden menggunakan teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian didapatkan gambaran tingkat pengetahuan keluarga tentang ASI eksklusif di RSUD Budhi Asih adalah baik untuk pengertian (72,6%), kandungan (65,1%), dan cara pemberian (71,7%), tetapi untuk manfaat dan waktu/lamanya pemberian ASI eksklusif rata-rata respondennya belum mengetahui dengan baik (48,1%). Oleh karena itu peneliti menyarankan dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang ASI eksklusif dapat lebih ditekankan pada manfaat dan waktu/lamanya pemberian ASI eksklusif, sehingga tingkat pengetahuan keluarga tentang ASI eksklusif menjadi lebih baik.

The coverage number of exclusive breastfeeding in Indonesia was still under the target of Health Department Indonesia (80%). Participation of the family as a social support influenced the success of exclusive breastfeeding by post partum mother. The purpose of this research was to identify the level of family knowledge about exclusive breastfeeding. This research used simple descriptive design and the number of sample was 106 respondents. Sample was collected with consecutive sampling technique.
Research result showed that the family had a good level of knowledge in breastfeeding definition (72,6%), breastfeeding composition (65,1%), and breastfeeding technique (71,7%). However, the respondents have less knowledge in breastfeeding benefit and breastfeeding duration time (48,1%). It is recommended that breastfeeding education should emphasize on breastfeeding benefit and how long it should be given.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vebby Amellia Edwin
"Penyebab kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat setiap tahunnya. Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian utama di Indonesia. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah arteri yang ditunjukkan dengan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo merupakan salah satu Kecamatan di Jakarta Timur yang aktif melaksanakan deteksi dini terhadap faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Tujuan dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan hipertensi di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan variabel dependen (hipertensi) dan variabel independen (jenis kelamin, umur, obesitas, diabetes mellitus, kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang dilakukan deteksi di Puskesmas.
Prevalensi hipertensi di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur yaitu 67,8%. Faktor risiko yang berhubungan hipertensi di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur yaitu jenis kelamin, umur, kebiasaan merokok, dan kurangnya aktivitas fisik. Risiko hipertensi pada responden laki-laki lebih tinggi 1,6 kali dibandingkan perempuan, risiko hipertensi pada responden yang berumur lebih dari 40 tahun lebih tinggi 3,3 kali dibandingkan responden yang berumur kurang dari 40 tahun, risiko hipertensi pada responden merokok 3 kali lebih tinggi dibandingkan responden yang tidak merokok, dan risiko hipertensi pada responden dengan aktivitas fisik ringan 9 kali lebih tinggi dibandingkan pada responden dengan aktivitas fisik berat. Oleh karena itu, diperlukan deteksi dini dan pola hidup sehat untuk mencegah dan mengendalikan hipertensi.

The cause of death because of non-communicable diseases are increasing every year. Moreover, heart and blood vessel diseases, as an example of non-communicable diseases is the major cause of death in Indonesia. Hypertension is one of the major risk factors of cardiovascular disease. It is marked by an increase of blood pressure within the arteries, indicated by the amount of systolic pressure which is ≥ 140 mmHg and the diastolic blood pressure ≥ 90 mmHg. Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo is one of health clinics in East Jakarta wich is actively implementing an early detection of risk factors for the cardiovascular disease.
This research applies cross-sectional study design with two variable wich are a dependent variable (hypertension) and independent variables (gender, age, obesity, diabetes mellitus, smoking habit, physical inactivity). The population in this research is the overall of people in Pasar Rebo district and people with 15 years and over.
The prevalence of hypertension in Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo, East Jakarta, which is 67.8 %. The risk factors related to hypertension in the Pukesmas Kecamatan Pasar Rebo, East Jakarta are sex, age, smoking habit, and physical inactivity. Hypertension is more likely to occur to male respondents,which amount is 1.6 times higher than for female respondents. The hypertension risk of 40 years old respondents and over is 3.3 times higher than the respondents who have not reahed 40 years old. The hypertension risk of respondents with smoking habit 3 times higher that non-smoker. Meanwhile, the hypertension risk of people who do less activities is 9 times higher than the ones who have tight activities. Therefore, early detection is required and healthy lifestyle to prevent and control hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>