Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157653 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewanti Aisyah Legowo
"Jakarta terus berbenah agar menjadi kota yang berkelanjutan, salah satunya dengan menggunakan konsep TOD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai dan pola suatu TOD pada jalur commuter line Bogor-Jakarta Kota. Penelitian dilakukan pada tujuh TOD jalur commuter line Bogor- Jakarta Kota. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunduh dari berbagai sumber, dan pengamatan dengan mengunjungi langsung stasiun-stasiun objek penelitian. Selanjutnya hasil data dikategorikan sesuai dengan variabel dan kriteria yang ditetapkan dalam Index TOD dari Singh (2015) dan dilakukan analisis secara deskriptif terhadap tipologi TODnya, yakni TOD kota dan TOD lingkungan. Hasil menunjukkan bahwa nilai indeks TOD tertinggi terdapat pada Stasiun Jakarta Kota yang merupakan TOD Kota dan nilai terendah terdapat pada TOD Stasiun Tanjung Barat yang merupakan TOD lingkungan. Pola TOD yang terbentuk adalah beragam, pada bagian selatan dan utara tinggi dan pada bagian tengah cenderung rendah. Variabel yang paling berpengaruh yakni variabel internal berupa fasilitas stasiun dan variabel eksternal berupa area kantor dan akses dari dan ke stasiun. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa status sebagai TOD lingkungan atau kota tidak selalu memberikan nilai indeks yang tinggi, dan pada indeks yang tinggi kedua variabelnya tidak selalu memberikan peran yang sama.

Designate as a sustainable city, Jakarta continues to improve its various public facilities, among others, by applying TOD concept. This study aims to analyze the value and pattern of the TOD index on the Bogor-Jakarta Kota Commuter Line lane. The study was conducted on seven TOD commuter line between Bogor and Jakarta Kota railway stations. Data collecting was done by downloading information from various sources and observe the railway stations by visiting directly to the stations. Furthermore, the results of the data are categorized according to variables and criteria specified in the TOD Index from Singh (2015). Descriptive analysis is used to divide TOD typology into city TOD and neighborhood TOD. The results show that the highest TOD index value is found at Jakarta Kota Station which is the City TOD and the lowest value is at Tanjung Barat Station TOD which is the neighborhood TOD. The form of the TOD index varies. Depok railway station that lies in the southern part and Jakarta Kota railway station situated in the northern part of the lane have high indexes. While railway stations that lie between these two stations have low indexes. The most influential variable is the internal variable, which shows by the station facilities. Office area and access back and forth to the stations are criteria that are the most important among other external variables. The conclusion of this study shows that a high index value does not always correspond to the TOD status, either as neighborhood TOD or as city TOD. In TOD with a high index, the two variables do not always give the same role."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agrido William
"ABSTRAK
Kebutuhan akan transportasi massal atau publik sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan untuk mengurangi kemacetan, waktu dan uang, namun hal tersebut masih susah untuk terwujud bila sistem transportasi dan kawasan tempat transportasi itu terletak, tidak berjalan secara baik dan terintegritas, terlebih bila hal tersebut berada di Kota Metropolitan Jakarta serta daerah sekitarnya dan daerah daerah satelitnya seperti Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi untuk penelitian ini. Keberadaan Commuter Line perlu dianggap sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan hal tersebut, melalui konsep pembangunan yang berorientasi transit (TOD). Kondisi ini kemudian menjadi pertanyaan penelitian yaitu Bagaimana karakteristik wilayah di setiap stasiun Manggarai sampai dengan Cikarang dengan konsep TOD. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik wilayah sekitar di setiap stasiun Manggarai sampai dengan Cikarang dengan konsep TOD. Metode yang digunakan yaitu skoring, pembobotan serta analisis spasial yang dinilai berdasarkan pada prinsip TOD: diversity & destination, density, distance & design, dan demand management yang terbagi atas 10 sub-variabel penilaian. Hasil penelitian yang diharapkan adalah 3 tipologi TOD. Lalu, hasil dari 6 wilayah transit yang dinilai yaitu terdapat 3 wilayah transit sebagai TOD Kota, 2 wilayah transit sebagai TOD Sub Kota, dan 1 wilayah transit sebagai TOD Lingkungan.

ABSTRACT
The need for mass or public transportation is needed by people living in urban areas to reduce congestion, time and money, but this is still difficult to realize if the transportation system and the area where transportation is located, does not work well and has integrity, especially if it is it is located in the Metropolitan City of Jakarta and the surrounding area and its satellite areas such as Bekasi City and Bekasi Regency for this research. The existence of a Commuter Line needs to be considered as one of the efforts to realize this, through the concept of transit oriented development (TOD). This condition later becomes a research question, What are the characteristics of the surrounding region at each Manggarai until Cikarang station with TOD concept?". The aim of the study is to understand the characteristics of the surrounding region at each station from Manggarai to Cikarang with TOD concept. The methods used are scoring, weighting and spatial analysis which are assessed based on the TOD principle: diversity & destination, density, distance & design, and demand management which are divided into 10 sub variables of assessment. The expected research results are 3 typologies of TOD. Then, the results of 6 transit areas are assessed, namely there are 3 transit area as City TOD, 2 transit areas as Sub-City TOD, and 1 transit areas as Environmental TOD."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanen Patricia Angelica
"Kinerja pelayanan transit di DKI Jakarta masih membutuhkan peningkatan pada beberapa aspek pelayanan seperti keandalan, kenyamanan dan keamanan suatu moda transportasi. Atas dasar permasalahan tersebut, penelitian ini membahas tentang kinerja pelayanan transit di Kawasan TOD Dukuh Atas, Jakarta. Dalam pengukurannya, penelitian ini menggunakan delapan dimensi terkait kinerja pelayanan transit dari Eboli dan Mazzulla (2011) yaitu rute dan karakteristik, keandalan pelayanan, kenyamanan dan kebersihan, biaya, informasi, keamanan serta keselamatan, layanan pelanggan dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pengumpulan data mix-method yaitu melalui wawancara dan penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi pengguna transportasi publik terhadap kinerja pelayanan transit di Kawasan TOD Dukuh Atas termasuk kedalam kategori “Baik”. Meski begitu, terdapat beberapa temuan seperti keluhan mengenai halte TransJakarta yang terlalu jauh, keterlambatan moda transjakarta, kepadatan penumpang pada jam sibuk dan ketiadaan petugas di dalam moda TransJakarta.

The performance of public transit service in DKI Jakarta province still needs some improvement in several aspects of service such as reliability, comfort and security of transport modes. Based on the issues, this study examined the service performance of public transit in the TOD Area of Dukuh Atas, Jakarta. For measuring the results, this study uses eight dimensions of public transit performance from Eboli and Mazzulla (2011) namely routes and security, service, comfort and cleanliness, cost, information, security, and safety, customer service and the environment. This study uses a quantitative approach with mixedmethod data collection through interviews and distributing questionnaires to 100 respondents. The result of this study shown that the perceptions of public transportation users towards performance of transit service in the Dukuh Atas TOD Area is included in the “Good” category. However, there are several issues such as the distance of the TransJakarta bus stop, delays in the TransJakarta service, crowdednessness of passengers during rush hours and the absence of officers in the TransJakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrian Nabil Fauzi
"

TOD kini sedang menjadi slogan di Jakarta, semenjak pengoperasian mass rapid transit. TOD, yang sebenarnya merupakan pengembangan daerah urban berorientasikan transit, telah di miskonsepsi menjadi sebuah superblok mixed-use bagi kelas menengah keatas disekitar stasiun transit oleh pengembang. Pentingnya dari bertinggal dan tinggal disekitar TOD telah diabaikan, karena area-area ini merupakan tempat tinggal para pekerja. Kampung mereka mulai diubah menjadi, yang mereka anggap, TOD yang ideal bagi pengembang dan penggusuran pun tidak terelakkan. Penelitian ini akan mengeksplorasi potensi dari kampung sebagai salah satu tipologi mengenai cara bertinggal sebagai tipe dari Transit Oriented Development. Metode yang digunakan dalam riset ini melingkupi studi literatur, simulasi kapasitas area, studi kasus untuk mengumpulkan pengamatan mengenai peningkatan bangunan dan mewawancarai warga untuk memperoleh pandangan yang jelas terhadap Kampung TOD. Studi kasus dari Kampung Muka, Jakarta Utara, dipilih karena jaraknya yang relatif dekat Stasiun Jakarta Kota dan Kampung Bandan. Dalam pengamatan ini Kampung Muka berpontensi untuk diklasifikasikan sebagai sebuah kampung transit-oriented development.


TOD is becoming a catchphrase nowadays in Jakarta, since the operation of mass rapid transit. TOD which is actually a transit oriented urban development that has been misconcepted as a middle upper-class mixed-use superblock development around stations by developers. The significance of dwelling and living around TOD has been neglected, since these areas has originally been occupied by the working class. The kampungs are being transformed into the so-called ideal TODs by developers and evicting the original dwellers which have lived their whole lives there. This paper will explore the potential of kampung as one of the living typologies as one type of Transit Oriented Development. Methods used in this research are literature study, areal density simulation, case study as to collect field observation to observe the buildings increments and locals interview to obtain a clear view of locals towards kampung TOD. The case study of Kampung Muka, North Jakarta, was chosen because of its close proximity to Jakarta Kota and Kampung Bandan Station. In this observation, Kampung Muka has potential to be classified as a kampung transit-oriented development.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan
"Transit Orientasi Development (TOD) adalah jenis pengembangan perkotaan yang memaksimalkan jumlah tempat tinggal,bisnis dan rekreasi dalam jarak berjalan kaki dari transportasi umum. Semakin padatnya kota Jakarta mendorong pemerintah atau pengembang untuk membuat kawasan TOD. TOD yang dibuat harus mencakup semua aspek tempat tinggal, bisnis dan rekreasi tidak seperti sekarang yang didominasi oleh apartemen. Penelitian ini diharapkan dapat memaksimalkan fungsi TOD tersebut. Memaksimalkan fungsi TOD dapat dilakukan dengan meningkatnya ridership. Penelitian ini juga bertujuan untuk membuat pengguna beralih menggunakan transportasi umum kereta untuk menuju ke pertokoan dan hotel. Teknik pengumpulan data berupa survey dan wawancana akan digunakan dalam menyelesaikan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis properti hotel lebih banyak menggunakan MRT/KRL dibandingkan dengan jenis properti pertokoan. Selain itu saran strategi perpindahan moda transportasi diberikan berdasarkan hasil benchmarking yang disesuaikan dengan masukan dari pada pengguna, saran strategi berfokus pada 3 faktor utama yaitu waktu, kenyamanan, dan biaya.

Transit Orientation Development (TOD) is a city development concept that maximize the number of residentials, businessess, and recreations within walking distance from the public transportation. As jakarta becomes more crowded, governments or developers are pushed to create TOD area. The TOD concept that is going to be made must consist every aspect such homes, businesses, and recreations different with the existing which dominated by the apartments. This research is hoped to be able to maximize the function of the TOD. Maximizing the functions of TOD can be done by increasing the ridership. This research also aims to make the private transportation users shift to the public train to go to shop matters and hotels. Data collection techniques for this research are in form of surveys and interviews. The results showed that the type of hotel property uses more MRT / KRL compared to the type of shopping property. In addition, the advice on transportation mode transfer strategy is given based on the results of benchmarking which are adjusted to the input from the user, the strategy recommendation focuses on 3 main factors namely time, comfort, and cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athaya Sekar Ayu
"Kemacetan lalu lintas dan polusi udara merupakan masalah transportasi di Jakarta yang sudah lama tidak kunjung usai. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai mengubah paradigma Car Oriented Development menjadi Transit Oriented Development dalam mencapai transportasi berkelanjutan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun kemudian mengamanatkan PT MRT Jakarta sebagai pengelola kawasan TOD, salah satunya di Blok M. Dalam penyelenggaraannya, PT MRT Jakarta dapat menerapkan manajemen strategis. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis hasil dari manajemen strategis dalam penyelenggaraan transportasi umum berbasis sustainable transportation melalui TOD di Blok M. Penelitian ini menggunakan teori manajemen strategis oleh Wheelen dan Hunger (2012). Berlandaskan pendekatan post-positivist, verifikasi teori pada penelitian ini dilakukan berdasarkan pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap 7 informan, observasi, dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian, hasil dari manajemen strategis penyelenggaraan transportasi umum berbasis sustainable transportation melalui transit oriented development di kawasan TOD Blok M masih belum optimal. Strategi dan program yang telah dilakukan dinilai sebagai upaya yang cukup baik, akan tetapi belum sesuai dengan prinsip sustainable transportation dan TOD. Hal tersebut ditunjukkan dari kualitas beberapa transportasi umum yang kurang baik, kurang memadainya jalur pejalan kaki dan jalur sepeda beserta fasilitasnya, dan kurangnya hunian terjangkau.

Traffic congestion and air pollution are transportation problems in Jakarta that have not been resolved for a long time. Therefore, the Provincial Government of DKI Jakarta has begun to change the paradigm of Car Oriented Development to Transit Oriented Development in achieving sustainable transportation. The Provincial Government of DKI Jakarta then mandated PT MRT Jakarta as the manager of the TOD area, one of which is in Blok M. In its implementation, PT MRT Jakarta can apply strategic management. The purpose of this study is to analyze the results of strategic management in the implementation of sustainable transportation-based public transportation through TOD in Blok M. This research uses strategic management theory by Wheelen and Hunger (2012). Based on a post-positivist approach, theory verification in this study was carried out based on collecting qualitative data through in-depth interviews with 7 informants, observation, and literature study. Based on the results of the research, the results of the strategic management of public transportation based on sustainable transportation through transit oriented development in the TOD Blok M area are still not optimal. The strategies and programs that have been carried out are considered a fairly good effort, however, they are not yet in accordance with the principles of sustainable transportation and TOD. This is shown by the poor quality of some public transportation, inadequate pedestrian and bicycle paths and their facilities, and lack of affordable housing."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Tri Handayani
"Penetapan Wilayah Provinsi DKI Jakarta sebagai kota jasa dan pusat kegiatan ekonomi nasional mendorong lahirnya perkembangan wilayah secara masif dalam berbagai aspek yang mampu berdampak terhadap peningkatan intensitas kepadatan penduduk hingga arus lalu lintas. Sebagai langkah mengantisipasi permasalahan masifnya peningkatan penduduk serta arus lalu lintas, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengembangkan Kawasan TOD dalam bentuk kolaborasi. MRT Jakarta merupakan wujud kolaborasi dalam merealisasikan Kawasan TOD. Kawasan TOD mengedepankan konsep aksesibilitas mobilisasi masyarakat menuju stasiun terdekat dengan berjalan kaki ataupun dengan moda transportasi non-bermotor. Untuk mengetahui perkembangan nilai tanah pada Kawasan TOD, dilakukan peninjauan melalui perbandingan antara aspek nilai tanah kawasan sebelum proses pembangunan MRT Jakarta dilakukan, dengan kondisi eksisting dimana MRT Jakarta telah dioperasikan. Parameter dalam menentukan perkembangan nilai tanah pada Kawasan TOD MRT Jakarta mengacu pada teori Kapitalisasi Nilai Tanah Pada Kawasan Transit yang meninjau perbandingan nilai tanah berdasarkan persentase kawasan komersial, tingkat potensi banjir serta kenaikan harga tanah diatas 5% per-tahun. Penelitian ini dilakukan di sepanjang Stasiun MRT Jakarta yang dimulai dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Lebak Bulus Grab. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data secara spasial, empat Kawasan TOD MRT Jakarta yang berada di dekat kawasan pusat bisnis merupakan Kawasan TOD MRT Jakarta dengan nilai tanah yang berkembang dari tahun 2012 hingga tahun 2023. Kawasan TOD MRT Jakarta lainnya tidak mengalami peningkatan nilai tanah. Karakteristik utama Kawasan TOD ini adalah berada dekat dengan kawasan pusat bisnis serta memiliki intensitas jaringan jalan utama dan keberadaan Objek POI dalam jumlah yang besar.

DKI Jakarta Province determined as a city of central service and economic activity, was one of the driving factors that created massive development of DKI Jakarta’s region in many aspects impacting the enhancement of residency density and the traffic flow intensity. As an anticipated action from the massive enhancement of the residency problem and intensity traffic flow. DKI Jakarta’s Government action to develop Transit Oriented Development realization that involves many collaborations. MRT Jakarta was one of the representative's collaborations in creating Transit Oriented Development realization. Transit Oriented Development put forward the concept of provisioning public accessibility to nearby stations that can be accessed by walking or using transportation non-motorcycle modes. Knowing the land value development in Transit Oriented Development, by using comparison analysis of land value aspects between before the MRT Jakarta Project was being held and the existing conditions of MRT Jakarta, was the method that was used to find how the development concept of Transit Oriented Development land value was being released in MRT Jakarta. Parameters that were used in determining the development of Transit Oriented Development land value in MRT Jakarta, refers to Land Value Capitalization of Transit Region theory that considers the land value comparison based on commercial percentage, flood potential level, and land prices enhancement above 5% in a year. This research was conducted in MRT Jakarta Stations starting from Bundaran HI Station until Lebak Bulus Grab Station. Refers to the results from processing and analyzing data process, four out of eight stations of MRT Jakarta that are located near the central business district area are the Transit Oriented Development area which was the land value being developed through the increasing land value index from 2012 until 2023. The main characteristic of Transit Oriented Development that the land value has been developed, are located near the central business district area and having much higher intensity of the main network road and the distribution of Point of Interest objects."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marthin Brian Ambarita
"Agenda pembangunan berkelanjutan telah melahirkan berbagai model pembangunan kota. Transportasi dan perkembangan wilayah merupakan hal yang sangat erat hubungannya, dikarenakan dalam pengembangan wilayah haruslah memiliki sarana dan prasarana transportasi yang mendukung. Kota Jakarta Selatan memiliki posisi strategis yaitu terletak pada perpotongan Depok/Bogor ke Jakarta Pusat/Jakarta Utara dan juga secara melintang antara Tangerang dan Bekasi, membuat orang untuk beraktivias ataupun melewati kawasan ini. Adanya jarak antara tempat tinggal dan tempat bekerja, mengakibatkan pergerakan orang-orang dengan menggunakan alat transportasi. Jumlah kendaraan yang tidak disertai dengan peningkatan kapasitas jalan, akan menyebabkan kemacetan. Salah satu kebijakan pemerintah adalah pembangunan kawasan integrasi multimoda. Dengan menggunakan konsep aksesibilitas dan evaluasi pengukuran jarak terpendek menggunakan Algoritma Dijkstra, maka didapatkan perbaikan kawasan integrasi pada simpul halte/stasiun di Jakarta Selatan, yaitu Kawasan Manggarai, Kebayoran dan Cawang. Hasil dari rekomendasi adalah pengurangan jarak rata-rata dalam jaringan sistem transportasi umum di Jakarta Selatan sehingga penurunan waktu tempuh 23.38 menit hingga 31.17 menit. Dengan pengurangan jarak maupun rata-rata waktu tempuh tersebut maka dapat memperlancar masyarakat untuk berpergian dari daerah asal ke daerah tujuan, mempermudah akses masyarakat untuk melakukan interaksi sosial dan mempermudah masyarakat untuk melakukan kegiatan perekonomian yang dapat dilakukan tanpa menimbulkan kemacetan dan polusi lingkungan. Pada lokasi pembangunan fasilitas transit ini dapat dijadikan sebagai area pembangunan berorientasi transit (TOD). Konsep TOD saat ini lebih banyak dibangun pada satu jaringan moda saja semisal lintasan MRT atau KRL. Pembangunan fasilitas TOD sebagai fasilitas integrasi dapat memperbaiki permintaan perumahan sekaligus memperbaiki jaringan transportasi publik di Jakarta Selatan.

The sustainable development agenda has spawned a variety of urban development models. Transportation and local development are very closely related, as areas under development need transport facilities and infrastructure to support them. Located at the intersection of Depok/Bogor to Central Jakarta/North Jakarta and Tangerang and Bekasi, South Jakarta City is strategically positioned to cross between for people to do activities and travel in this area. Passenger transportation by means of transport occurs due to the distance between the place of residence and the place of work. The number of vehicles that does not match the increase in road capacity causes congestion. One of the government's policies is the development of multimodal integration area. By using the concept of accessibility and evaluating the shortest distance measure using Dijkstra's algorithm, the improvement of the integrated area is achieved in the bus stops/train stations in South Jakarta, namely Manggarai, Kebayoran and Chawang regions. As a result of this recommendation, the average distance of South Jakarta's public transport network has been reduced, reducing travel time from 23.38 minutes to 31.17 minutes. Reducing distances and average travel times makes it easier for communities to travel from their origin to their destination, making social interaction more accessible for communities and making community mobility easier. It disrupts economic activities that could otherwise have been carried out, leading to congestion and environmental pollution. At integration transit area, this transportation facility can be used as a Transportation Oriented Development area (TOD). Current TOD concepts are mainly based on one modal networks such as MRT and KRL routes. The construction of this TOD facility as an integrated facility could increase housing demand in South Jakarta and improve public transportation network. "
Jakarta: Sekolah Kajian dan Stratejik Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Gisela Tandiono
"Istora-Senayan merupakan kawasan yang didaulat dengan basis transit-oriented development oleh Peraturan Gubernur Nomor 99 Tahun 2020 tentang Panduan Rancang Kota Kawasan Pembangunan Berorientasi Transit Istora dan Senayan. Tidak lupa, kawasan Istora-Senayan berhasil mendapatkan TOD Index sebesar 0,68 yang berada di atas rata-rata overall TOD Index kategori MRT Jakarta. Namun, di balik pencapaian tersebut, masih diperlukan peningkatan dalam ranah kualitas, seperti dari segi aksesibilitas, keandalan, tarif, dan lain sebagainya. Penilaian kualitas layanan transit transportasi antarmoda perlu dilakukan sebagai landasan evaluasi sehingga tercipta kawasan TOD yang mengedepankan kenyamanan pengguna. Penelitian ini merupakan penelitian univariat dengan menggunakan teori transit service quality oleh Eboli dan Mazzula (2011) yang dielaborasi oleh teori Nathanail (2008). Terdapat delapan dimensi pada teori transit service quality, yakni route and service characteristics, reliability, comfort and cleanliness, fare, information, safety and security, customer service, dan environmental protection. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data mixed method, yaitu dengan memperoleh data kuantitatif dan kualitatif melalui survei, observasi langsung, dan wawancara. Survei dilakukan secara daring menggunakan Google Form dengan menjaring sebanyak 130 responden. Selain itu, dilakukan pula wawancara mendalam dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penyelenggaraan transit transportasi antarmoda di kawasan Istora-Senayan, seperti Kementerian Perhubungan, Pemerintah Daerah, operator layanan transit transportasi antarmoda, ahli atau pengamat transportasi publik, praktisi, dan responden pengguna jasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pengguna jasa transit transportasi antarmoda terhadap kualitas layanan transit transportasi antarmoda di Istora-Senayan berada dalam kategori “tinggi”. Namun, terdapat beberapa temuan mengenai kualitas transit transportasi antarmoda di kawasan Istora-Senayan yang patut mendapat perhatian, seperti aksesibilitas (dimensi rute dan karakteristik wilayah), peningkatan manajemen waktu tempuh (dimensi reliabilitas), manajemen kepadatan penumpang (dimensi kenyamanan dan kebersihan), dan keberadaan petugas yang sigap melayani pengguna di jam sibuk (dimensi pelayanan pelanggan).

Istora-Senayan is an area designated as a transit-oriented development based on Governor Regulation Number 99 of 2020 on the Guidelines for the Design of the Istora and Senayan Transit-Oriented Development Area. It is worth noting that the Istora-Senayan area has achieved a TOD Index of 0.68, which is above the average overall TOD Index for the MRT Jakarta category. However, behind this achievement, there is still a need for improvement in terms of quality, such as accessibility, reliability, fares, and others. The assessment of intermodal transit service quality needs to be conducted as a basis for evaluation to create a TOD area that prioritizes user comfort. This research is a univariate study that utilizes the transit service quality theory by Eboli and Mazzula (2011), elaborated by Nathanail's theory (2008). There are eight dimensions in the transit service quality theory, namely route and service characteristics, reliability, comfort and cleanliness, fare, information, safety and security, customer service, and environmental protection. This study uses a mixed-method data collection technique, obtaining quantitative and qualitative data through surveys, direct observations, and interviews. The survey was conducted online using Google Forms, capturing 130 respondents. In addition, in-depth interviews were conducted with relevant parties involved in the provision of intermodal transit transportation services in the Istora-Senayan area, such as the Ministry of Transportation, local government, intermodal transit transportation service operators, public transportation experts or observers, practitioners, and service users. The research findings indicate that the perception of intermodal transit transportation service quality by users in the Istora-Senayan area falls into the "high" category. However, there are several findings regarding the quality of intermodal transit transportation in the Istora-Senayan area that deserve attention, such as accessibility (route and service characteristics), improving travel time management (reliability), passenger density management (comfort and cleanliness), and the presence of responsive staff during peak hours (customer service). "
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Bagus Prawiratama
"Aktivitas urbanisasi merupakan salah satu penyebab perkotaan menjadi padat yang mengakibatkkan terjadinya perkembangan kawasan di perkotaan sehingga terciptanya urban sprawl. Konsep TOD merupakan konsep yang sesuai untuk mengatasi urban sprawl. Halte Integrasi CSW ASEAN, sebagai bagian dari konsep TOD, menjadi pusat perhatian yang dianggap berperan penting dalam meningkatkan aksesibilitas dan mendukung pengembangan kawasan di sekitarnya. Meskipun telah ada peraturan dan panduan terkait pengembangan TOD, belum ada pembahasan mendalam mengenai prinsip transit di Halte Integrasi CSW ASEAN dan kawasan sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan prinsip transit dalam perencanaan dan pengembangan kawasan berbasis TOD pada Halte Integrasi CSW ASEAN dan kawasan di sekitarnya serta mengevaluasi faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan prinsip transit di Halte Integrasi CSW ASEAN dan kawasan di sekitarnya. Metode analisis data yang dilakukan adalah pendekatan penelitian deskriptif dengan metode survei menggunakan kuisioner yang disebarkan secara online dan studi penelitian komparatif dengan memilih kawasan lain sebagai perbandingan studi kasus serta penelitian kebijakan yang mempelajari penerapan kebijakan prinsip transit di Halte Integrasi CSW ASEAN. Adapun hasil dan saran dari penelitian ini adalah evaluasi kinerja halte integrasi CSW menunjukkan perkembangan prinsip transit telah diterapkan, penelitian membuktikan bahwa keberadaan halte integrasi CSW ASEAN berdampak pada pengembangan TOD di sekitarnya, kontribusi halte integrasi terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan dukungan terhadap infrastruktur di sekitarnya menjadi faktor penting dalam menilai dampak positif pada lingkungan sekitar dan tingkat partisipasi masyarakat dalam penggunaan transportasi umum dan persepsi terhadap fasilitas halte integrasi menjadi tolok ukur penting untuk mengukur penerimaan dan keberlanjutan penerapan prinsip transit.

Urbanization activities are one of the causes of cities becoming congested, which results in the development of urban areas, resulting in the creation of urban sprawl. The TOD concept is a suitabel concept to overcome urban sprawl. The ASEAN CSW Integration Stop, as part of the TOD concept, is a center of attention which is considered to play an important role in increasing accessibility and supporting the development of the surrounding area. Even though there are regulations and guidelines regarding TOD development, there has been no in-depth discussion regarding transit principles at the ASEAN CSW Integration Stop and the surrounding area. The aim of this research is to analyze the application of transit principles in TOD-based regional planning and development at the ASEAN CSW Integration Bus Stop and the surrounding area as well as evaluating supporting and inhibiting factors in the application of transit principles at the ASEAN CSW Integration Bus Stop and the surrounding area. The data analysis method used is a descriptive research approach with a survey method using questionnaires distributed online and comparative research studies by selecting other regions as case study comparisons as well as policy research studying the implementation of transit principle policies at ASEAN CSW Integration Bus Stops. The results and suggestions from this research are that the performance evaluation of the CSW integration bus stop shows that the development of transit principles has been implemented. The research proves that the existence of the ASEAN CSW integration bus stop has an impact on the development of TOD in the surrounding area, the contribution of the integration bus stop to local economic growth and support for the surrounding infrastructure are factors important in assessing the positive impact on the surrounding environment and the level of community participation in the use of publik transportation and perceptions of integrated bus stop facilities are important benchmarks for measuring the acceptance and sustainability of the implementation of transit principles."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>