Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114961 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Natasya Moulina
"Hubungan seksual anal dikalangan lelaki seks lelaki (LSL) dilakukan untuk memperoleh kepuasan seksual. Setiap peran dalam hubungan seksual anal (top, bottom, versatile) memberikan pengalaman kepuasan seksual berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan preferensi peran seksual dengan kepuasan seksual pada ODHA LSL. Desain studi penelitian menggunakan cross sectional, dilakukan di Female Plus Kota Bandung dengan teknik consecutive sampling sebanyak 107 responden. Instrumen penelitian menggunakan The New Sexual Satisfaction Scale dan kuesioner preferensi peran seksual. Analisis data yang digunakan yaitu univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan (p value 0.491) antara preferensi peran seksual dengan kepuasan seksual. Kepuasan seksual tinggi terlihat pada penelitian ini, hal tersebut dapat menjadikan motif lelaki seks lelaki dalam melakukan hubungan seksual anal. Diperlukan edukasi mengenai dampak negatif hubungan seksual anal pada lelaki seks lelaki.

Anal intercourse among men who have sex with men (MSM) has been done to get sexual satisfaction. Every role in anal intercourse (like top, bottom, and versatile) are giving different sexual satisfaction. This research aims to identify the relationship between sexual role preference and sexual satisfaction among MSM with HIV/AIDS. The design of this research is using cross sectional and has been done at Bandung Female Plus with consecutive sampling technique of 107 respondents. This research is using The New Sexual Satisfaction Scale and sexual role preference questionnaire. Data analysis that has been used is univariate and bivariate with chi square test. The result of this research shows that there is no relationship (p value .491) between sexual role preference with sexual satisfaction. High sexual satisfaction has shown on this research, and it can make MSM motive to do anal intercourse. So that education needs to be done about negative impact of anal intercourse to MSM group.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Purwarini
"Kepuasan seksual perempuan dalam masyarakat, selama ini lebih banyak dipahami melalui aspek biologis dan psikologis, tanpa melibatkan pengalaman perempuan secara langsung. Hal ini berimplikasi pada pengabaian hak seksualitas perempuan seperti yang tercantum dalam ICPD 1994, dan hak keadilan hukum bagi perempuan yang mengeluarkan cairan di vagina pada kasus perkosaan. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pemaknaan kepuasan seksual perempuan secara konstekstual yang berkesetaraan gender, serta digunakan untuk aspek praktis terkait permasalahan kepuasan seksual perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus berperspektif feminis dengan metode pengambilan data melalui wawancara mendalam, observasi dan pengamatan.
Subjek penelitian terdiri dari lima orang subjek utama dan satu orang subjek pendukung. Subjek utama dalam studi ini merupakan perempuan heteroseksual yang aktif melakukan hubungan seksual, sedangkan subjek pendukung adalah dokter perempuan yang pernah menangani kasus disfungsi seksual dan menjadi saksi ahli dalam kasus perkosaan, yang berada di Jakarta dan Tangerang. Dalam melihat kompleksitas pemaknaan kepuasan seksual perempuan, digunakan teori kepuasan seksual dalam perspektif medis Rosemary Basson, teori Politik Seksual Kate Millett, teori orgasme dalam perspektif feminis Anne Koedt, konsep seksualitas dalam perspektif psikologis dari Joan Rollins, serta konsep Sexual Compliance Impett dan Peplau.
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa orgasme perempuan adalah sebuah kondisi yang terjadi pada aktivitas seksual yang diinginkan perempuan, yang ditandai dengan perasaan kenikmatan yang luar biasa dan tidak dapat dijelaskan secara tepat, tanpa perubahan ciri pada vagina dan bagian tubuh lainnya yang khas. Orgasme perempuan hanya dapat didefinisikan oleh perempuan yang mengalaminya, karena orgasme bersifat unik dan individual. Pemaknaan kepuasan seksual perempuan dipengaruhi oleh konstruksi sosial budaya yang ada di sekitarnya. Dalam hubungan seksual, perempuan membutuhkan orgasme, dan melakukan berbagai upaya untuk mendapatkannya.

Women's sexual pleasure in society have been understood mostly through biological and psychological aspects, without involving direct experience of women. This has implications for the abandonment of women 39 s sexuality rights as stated in the ICPD 1994 and the right of legal justice for women who secrete vaginal fluids in cases of rape. This research is expected to contribute to the interpretation of women's sexual pleasure in the contextual of gender equality, and used for practical aspects related to women's sexual pleasure problem. This research uses qualitative approach of case study with feminist perspective and using in depth interview and observation methods to collecting data. The subjects consist of five main subjects and one supporting subject.
The main subjects in this study were heterosexual women who were sexually active, while the supporting subjects were female physicians who had treated sexual dysfunction and became expert witnesses in cases of rape, located in Jakarta and Tangerang. In looking at the complexity of the meaning of women's sexual pleasure, there are some theories used as analysis tool i.e. the sexual pleasure theories by Rosemary Basson in the medical perspective, Sexual Politics theory by Kate Millett, orgasm theory in the feminist perspective by Anne Koedt, the concept of sexuality in the psychological perspective by Joan Rollins, and the concept of Sexual Compliance by Impett and Peplau.
The results of this study found that women's orgasm is a condition that occurs in the desired sexual activity of women, characterized by a feeling of pleasure that is extraordinary and can not be described precisely, without typical change from the characteristics of vagina and other body parts. Women's orgasm can only be defined by women who experience it, because orgasm is unique and individual. The meaning of sexual pleasure of women is influenced by socio cultural constructions that surround it. In sexual relationships, women need orgasm, and make every effort to get it.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T51338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lussy Giovani Cedli
"ABSTRAK
Kehamilan mempengaruhi pola seksualitas pada istri maupun suami. Penelitian ini
bertujuan mengetahui fungsi seksual suami selama masa kehamilan pasangan.
Pengambilan sampel pada 40 suami dari ibu hamil menggunakan design deskriptif
sederhana dan teknik total sampling pada bulan Juni 2012 di sebuah Puskesmas.
Instrumen penelitian berupa kuesioner karakteristik suami, Index of sexual
satisfaction quiz (ISS quiz) dan Brief Male Sexual Function Inventory. Hasil
penelitian menunjukkan sebagian besar suami mengalami penurunan frekuensi
hubungan seksual pada masa kehamilan. Pada tingkat kepuasan hubungan seksual
suami tidak mengalami masalah dan merasa puas, tetapi pada aspek dorongan
seksual dan ereksi mengalami penurunan. Pemberikan konseling dengan
melibatkan suami penting dilakukan selama pemeriksaan kehamilan pasangannya.
Penelitian ini tidak meneliti lebih dalam faktor yang mempengaruhi fungsi seksual
suami selama masa kehamilan pasangan sehingga penelitian selanjutnya
diharapkan meneliti faktor yang mempengaruhi fungsi seksual suami selama masa
kehamilan pasangan.

ABSTRACT
Pregnancy affects the pattern of sexuality in the wife and husband. The research
aims to find the husband's sexual function during the pregnancy the couple.
Sampling at 40 husbands of pregnant women using simple descriptive design and
a total sampling technique in June 2012 at a Health Center. Research instrument
in the form of questionnaire characteristics husband, Index of sexual satisfaction
quiz (quiz ISS) and the Brief Male Sexual Function Inventory. The results showed
most of the husbands has decreased the frequency of sexual intercourse for 30
days. Husband, at the level of sexual satisfaction is not having problems and were
satisfied, but the result of male sexual function, the husband has decreased sex
drive and erection aspects. nurses are expected to provide counseling and invited
to actively join her husband during the pregnancy the couple. This study did not
investigate further the factors that affect sexual function during pregnancy, the
couple husband and so further research is expected to examine the factors that
affect sexual function during the pregnancy the couple husband."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42523
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Efa Fathurohmi
"Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4 menyebabkan daya tahan tubuh semakin melemah dan rentan diserang berbagai penyakit. Puskesmas Bogor Timur merupakan puskesmas tertinggi angka kasus HIV oleh kelompok LSL. Berdasarkan hasil wawancara di Puskesmas Bogor Timur, terdapat LSL yang tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks, ditemukan LSL yang sudah positif HIV namun masih berganti-ganti pasangan, terdapat LSL yang berpendidikan Diploma III tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks, terdapat LSL dengan pendidikan terakhir SMA sudah memiliki istri namun menggunakan kondom saat berhubungan seks dengan LSL.Tujuan:mengetahui hubungan pengetahuan HIV/AIDS dengan perilaku seksual berisiko.Sampel penelitian berjumlah 88 responden yang diambil dengan melalui teknik snowball, menggunakan analisis univariate dan bivariate.Hasil:Terdapat hubungan antara pengetahuan HIV/AIDS dengan perilaku seksual berisiko pada kelompok LSL dengan nilai p=0,000 (a=0,05).

Human Immunodeficiency Virus is a virus that damages the immune system by infecting and destroying CD4 cells, causing the body's immune system to weaken and become susceptible to various diseases. East Bogor Community Health Center is the community health center with the highest number of HIV cases among MSM groups. Based on the results of interviews at the East Bogor Community Health Center, there were MSM who did not use condoms when having sex, there were MSM who were HIV positive but still changed partners, there were MSM with a Diploma III education who did not use condoms when having sex, there were MSM with a high school education.Already has a wife but uses condoms when having sex with MSM.Objective: to find out the relationship between HIV/AIDS knowledge and risky sexual behavior.The research sample consisted of 88 respondents taken using the snowball technique, using univariate and bivariate analysis.Results: There was a relationship between HIV knowledge /AIDS with risky sexual behavior in the MSM group with p value = 0.000 (a = 0.05)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yati Rochdiyawati Hadiyat
"Meningkatnya temuan kasus HIV-AIDS di Kabupaten Kuningan dari tahun ke tahun, menunjukkan bahwa perilaku seksual berisiko di Kabupaten Kuningan mengalami peningkatan. Peningkatan ini menunjukkan bahwa belum dilakukannya upaya pencegahan penularan HIV-AIDS. Tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui besarnya bentuk hubungan antara pengetahuan komprehensif HIV-AIDS terhadap perilaku seksual berisiko ditinjau dari aspek penularan dan pencegahan HIV-AIDS dan sikap terhadap perilaku seksual pranikah berisiko pada remaja di SMA Negeri I Garawangi Kabupaten Kuningan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif melalui pendekatan yang bersifat cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret - Mei 2013 di SMA Negeri I Garawangi Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Besar sampel yang diambil sebanyak 200 orang, pengumpulan data dilakukan sekaligus pada satu waktu secara bersamaan (point time approach) dengan menggunakan kuesioner, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Jenis uji statistik yang digunakan yaitu pengujian statistic chi square dengan batas kepercayaan (α=0,05); dengan estimasi confidential interval/tingkat kepercayaan (CI) 95%. Hasil uji statistik hubungan antara pengetahuan komprehensif HIV-AIDS dengan perilaku seksual pranikah remaja, diperoleh nilai p = 0,755 maka dapat disimpulkan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara pengetahuan komprehensif HIV-AIDS dengan perilaku seksual remaja. Hasil uji statistik hubungan antara sikap dengan perilaku seksual remaja diperoleh nilai p= 0,019 maka dapat disimpulkan bahwa ditemukan hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku seksual remaja.

The findings of increasing cases of HIV-AIDS in Kuningan district from year to year, suggesting that sexual risk behavior in Kuningan has increased. This increase suggests that prevention efforts of HIV-AIDS have not done. The purpose of this study, to determine the relationship between comprehensive knowledge of HIV-AIDS to adolescent sexual behavior in terms of aspects of transmission and prevention of HIV-AIDS and attitudes toward adolescents premarital sexual behavior in SMA Negeri I Garawangi Kuningan. This study uses descriptive research method through a cross sectional approach, was conducted in March-May 2013 in the SMA Negeri I Garawangi Kuningan regency of West Java. Samples taken by 200 respondents, as well as the data collection is done at the same time (time point approach) by using a questionnaire,. with sampling techniques using simple random sampling. Type of statistical test used is the chi square test with statistical confidence limits (α = 0.05), with an estimated confidential interval / confidence level (CI) 95%. Results of statistical tests the relationship between comprehensive knowledge of HIV-AIDS with adolescent premarital sexual behavior, the value of p = 0.755, it can be concluded there is no significant relationship between a comprehensive knowledge of HIV-AIDS with. Results of statistical tests the relationship between attitudes to adolescent premarital sexual behavior obtained p value = 0.019, it can be concluded that there is a significant relationship between attitudes and adolescent premarital sexual behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur`aini
"ABSTRAK
Dorongan seksual yang menurun karena kemunduran organ-organ seksual pada masa menopause cenderung menyebabkan perempuan menopause menghindari atau menolak aktivitas seksual bersama pasangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sexual self-efficacy dengan fungsi seksual pada perempuan menopause. Penelitian berbentuk deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dilakukan di Kelurahan Curug Cimanggis, Jawa Barat, dari bulan April-Mei 2018 dengan metode consecutive sampling sebanyak 360 responden. Pengukuran menggunakan kuesioner Sexual Self-efficacy for Female SSE-F , Female Sexual Function Index FSFI , dan kuesioner data demografi. Hasil penelitian ini menjelaskan sebagian besar perempuan menopause mengalami disfungsi seksual 82,8 dan penurunan rerata skor efikasi diri 55,3 . Uji Chi Square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara sexual self-efficacy dengan fungsi seksual pada perempuan menopause p value < 0,001 . Sexual self-efficacy perlu dipertimbangkan untuk menjadi salah satu referensi dalam melengkapi instrumen pengkajian seksualitas pada perempuan menopause.

ABSTRACT
Sexual drive decreased due to the decline of sexual organs during menopause, is the reason to reject sexual activity of menopausal women. This study aims to analyze the relationship of sexual self efficacy with sexual function in menopausal women. This research is an analytical descriptive research with cross sectional approach, conducted in Curug Cimanggis Village, using consecutive sampling method of 360 respondents. Measurements were made using the Sexual Self efficacy for Female SSE F questionnaire, the Female Sexual Function Index FSFI , and the demographic data questionnaire. The results of this study explain most of menopausal women experience sexual dysfunction 82,8 and decreased self efficacy score 55,3 . Chi Square test showed a significant relationship between sexual self efficacy and sexual function in menopausal women p value "
2018
T50332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Wulandhani
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara religiositas dan kompulsivitas seksual pada mahasiswa laki-laki. Mahasiswa laki-laki memiliki karakteristik tertentu yang menjadikannya berbeda dari populasi lain karena berada pada tahap perkembangan emerging adulthood, yaitu periode eksplorasi yang memungkinkan individu untuk mencoba cara hidup baru dan melakukan eksperimentasi seksual. Pengukuran religiositas dilakukan dengan alat ukur The Revised-Muslim Religiosity-Personality Scale (Krauss & Hamzah, 2011), sementara kompulsivitas seksual diukur melalui Sexual Compulsivity Scale (Kalichman & Rompa, 2001). Partisipan pada penelitian ini berjumlah 467 laki-laki yang memiliki status mahasiswa aktif dan belum menikah.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan negatif antara religiositas dan kompulsivitas seksual (r = -,093; n = 467; p < 0,05, two tail). Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada mahasiswa laki-laki, semakin tinggi tingkatan dan manifestasi kesadarannya tentang keberadaan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari maka mereka semakin tidak sulit mengontrol impuls seksual yang disadari. Karena penelitian ini tergolong baru di Indonesia, maka penelitian lanjutan sangat diperlukan.

This study examined the relationship between religiosity and sexual compulsivity among male college students. Male college students have a distinct feature compared than any other population as emerging adulthood that makes them more likely to do exploration and engage in sexual experimentation. Religiosity was measured by The Revised–Muslim Religiosity-Personality Inventory (Krauss & Hamzah, 2011), whereas the sexual compulsivity was measured by Sexual Compulsivity Scale (Kalichman & Rompa, 2001). The respondents of this study were 467 Indonesian male college students.
The result of this study shows that there is negative significant relationship between religiosity and sexual compulsivity (r = -,093; n = 467; p < 0,05, two tail). It indicates that in male college students, the higher level or manifestation of God-consciousness in daily life indicates the lower propensity to experience sexual disinhibition and under-controlled sexual impulses and behaviors as self-identified by individual. Because this is the first research related sexual compulsivity that conducted in Indonesia, further research is needed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Atnawanty
"Perilaku seksual berisiko merupakan aktivitas yang memiliki dampak negatif pada kehidupan seseorang yang melakukannya, dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang HIV/AIDS, kesalahpahaman penularan HIV, dan stigma pada ODHA di masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan
HIV/AIDS dan stigma HIV/AIDS terhadap perilaku seksual berisiko pada Suku Atoin Meto. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik consecutive
sampling pada 142 responden Atoin Meto. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan HIV/AIDS terhadap perilaku seksual
berisiko (p value = 0,035, ɑ = 0,05; OR = 2,360), sedangkan pada variabel stigma
HIV/AIDS, tidak terdapat hubungan yang bermakna. Pada analisis multivariat akhir
dengan regresi logistik berganda, variabel yang berpengaruh adalah pengetahuan
HIV/AIDS, jenis kelamin dan pendapatan, yang paling mempengaruhi adalah jenis
kelamin (p value = 0,006, ɑ = 0,05; OR = 6,349). Diperlukan intervensi khusus seperti
edukasi pendidikan rutin sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan HIV/AIDS dan
menurunkan perilaku seksual berisiko pada masyarakat etnis khususnya Atoin Meto.

Risky sexual behavior is an activity that has a negative impact on the life of a person who
does it, can be occur due to lack of knowledge about HIV / AIDS, misunderstanding of
HIV transmission, and stigma on ODHA in society. The purpose of this study was to
identify the relationship of HIV/AIDS knowledge and the stigma of HIV/AIDS to risky
sexual behaviors in the Meto Atoin Tribe. This study used cross sectional design with
consecutive sampling techniques on 142 Respondents atoin Meto. The results showed a
significant link between HIV/AIDS knowledge of risky sexual behaviors (p value = 0.035,
0.05; OR = 2,360), while in the hiv/AIDS stigma variable, there is no meaningful
relationship. In the final multivariate analysis with multiple logistic regressions, the
influential variables are HIV/AIDS knowledge, gender and income, the most affecting
being gender (p value = 0.006, 1 = 0.05; OR = 6,349). Special interventions such as
routine education are needed in an effort to increase hiv/AIDS knowledge and reduce risky sexual behavior in ethnic communities, especially Atoin Meto.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mevi Lilipory
"ABSTRAK
Prevalensi HIV pada kelompok Lelaki Seks Lelaki (LSL) di Indonesia semakin
meningkat. Tingginya prevalensi tersebut berkaitan dengan rendahnya penggunaan
kondom dan perilaku seksual berisiko HIV yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adanya hubungan antara efikasi penggunaan kondom dengan perilaku
seksual berisiko HIV pada LSL. Desain penelitian ini adalah deskripsi korelasional
dengan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 181 responden yang dipilih secara non
probability sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan
antara efikasi penggunaan kondom dengan perilaku seksual berisiko HIV (p-value =
0,000). Analisis bivariate untuk faktor konfonding menunjukkan terdapat hubungan
yang signifikan antara umur, pekerjaan, dan tipe pasangan dengan perilaku seksual
berisiko (p-value 0.000; 0,000; 0,020). Pekerjaan dan efikasi penggunaan kondom
merupakan faktor yang dominan mempengaruhi perilaku seksual berisiko HIV
(OR=1,302, OR=12,790). Rekomendasi dari penelitian ini adalah pentingnya peran
perawat dalam meningkatkan edukasi terkait efikasi penggunaan kondom pada
penderita HIV.

ABSTRACT
HIV prevalence in the Men who have sex with Men (MSM) group in Indonesia is
increasing each year. The high prevalence is associated with the low use of condom and
the high sexual HIV risk behaviors. This research aimed to know the relationship
between condom use efficacy and the sexual HIV risk behaviors on the Men who have
sex with the Men (LSL). The research design was correlation description with the
quantitative approach involving 181 respondents that were selected through
nonprobability sampling. The research result showed the significant relationship
between condom use efficacy and the sexual HIV risk behaviors (p-value = 0.000).
Bivariate analysis for the confounding factor showed significant relationship between
age, occupation, and type of partner with sexual risk behaviors (p-value 0.000; 0.000;
0.020). Occupation and condom use efficacy were the most dominant factors that affect
the sexual HIV risk behaviors (OR=1.302, OR=12.790). The research results suggest
the importance of nurses in improving the education related to the condom use efficacy
in people with HIV."
2018
T49264
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Zulaikhah
"Kasus baru HIV di Indonesia cenderung terus mengalami peningkatan. Sedangkan, tren di dunia mengalami penurunan. LSL merupakan kelompok risiko tinggi. Pencegahan penularan HIV dilakukan dengan perubahan perilaku. Studi ini menggunakan studi crossectional pada 1.161 sampel hasil STBP 2015 pada kelompok LSL. Variabel independennya adalah pengetahuan tentang pencegahan dan penularan HIV-AIDS, dan pengetahuan status HIV diri sendiri. Variabel dependennya adalah perilaku seks berisiko HIV-AIDS yang terdiri dari perilaku jumlah pasangan seks>1 dan penggunaan kondom tidak konsisten. Variabel lain terdiri dari umur, status pekerjaan, pendidikan, akses ke pelayanan pencegahan penularan HIV-AIDS, dan akses internet tentang pencegahan dan penularan HIV-AIDS. Penelitian ini menggunakan analisis univariat, dan bivariat. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel independen, dan variabel lain dengan perilaku seks berisiko HIV-AIDS. Terdapat hubungan pengetahuan status HIV diri sendiri dan pelayanan pencegahan penularan HIV-AIDS dengan jumlah pasangan seks>1 PR=0,85(0,74-0,99) dan PR=0,83(0,72-0,96). Hal ini kuat hubungannya dengan perceived behavioral control pada LSL. Hubungan antara pengetahuan status HIV, pelayanan pencegahan dan penularan HIV-AIDS, serta akses terhadap internet tentang pencegahan penularan HIV-AIDS dengan penggunaan kondom yang tidak konsisten PR=1,14(1,02-1,28), PR=1,18(1,06-1,33), PR=1,16(1,02-1,31). Maka, perlu program peningkatan pengetahuan status HIV diri sendiri, penguatan pelayanan pencegahan penularan HIV-AIDS.

HIV new cases in Indonesia increasing, while global is decreasing. MSM is high risk group. Prevention of HIV transmission can to be done with behavioral change. This study applied crossectional study on 1,161 samples of 2015 IBBS results in MSM. Independent variables in this study are knowledge about prevention and transmission of HIV-AIDS, and knowledge of their own HIV status. The dependent variable is HIV-AIDS sexual behavior risk, such as having partner>1 and inconsistency of condom use. Other variables are age, jobs status, education level, access to prevention and transmission of HIV-AIDS services, and internet access about prevention and transmission HIV-AIDS. This research implemented univariate and bivariate analysis. Result of bivariate analysis reflects that there is no association between independent and other variables with HIV-AIDS risk sexual behavior. There is a relationship between knowledge of their own HIV status and services for prevention, transmission of HIV-AIDS with the number of sex partners>1 PR=0.85(0.74-0.99) and PR=0.83(0.72-0.96). This has significant association with perceived behavioral control among MSM. Association between knowledge of their HIV status and knowledge about prevention and transmission of HIV-AIDS as well as access to internet with incosistency condom use are PR=1,14(1,02-1,28), PR=1,18(1,06-1,33), PR=1,16(1,02-1,31). Hence, program strengthening for increasing knowledge of HIV status as well as HIV-AIDS prevention and transmission are essential."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>