Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111487 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Ayu Probowati
"ABSTRAK
Banjir di DKI Jakarta merupakan masalah pelik yang mendatangkan perhatian dari masyarakat dan berbagai pihak, tidak terkecuali dari para gubernur DKI Jakarta dari periode ke periode pemerintahan. Tiap terjadi banjir di DKI Jakarta para gubernur DKI Jakarta dimintai tanggapan. Tanggapan para gubernur DKI Jakarta mengenai banjir yang melanda itu merepresentasikan fenomena banjir di DKI Jakarta. Masalah yang dibahas dalam artikel ini adalah gagasan-gagasan apa saja yang disampaikan oleh para gubernur DKI Jakarta dari periode ke periode kepemimimpinan kepala daerah mengenai banjir di DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan metafungsi, yaitu fungsi ideasional, interpersonal, dan tekstual, dalam tanggapan gubernur DKI Jakarta terkait banjir yang terjadi di Jakarta. Linguistik fungsional sistemik (systemic functional linguistics) oleh Halliday (2014) menjadi landasan untuk menganalisis representasi tanggapan Gubernur DKI Jakarta terkait bencana banjir yang terjadi di Jakarta. Dengan menerapkan metode kualitatif, data dikumpulkan dari laman Youtube. Selanjutnya, dilakukan transkripsi data secara ortografis. Hasil penelitian dalam tanggapan keempat gubernur adalah penekanan untuk bekerja menangani banjir. Namun, berbeda dalam cara kerjanya. Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, dan Djarot Saiful Hidayat fokus terhadap hal-hal yang dapat mengurangi banjir, sedangkan Anies Baswedan fokus pada warga sebagai korban dari adanya banjir. Selain itu, terdapat kesinambungan antargagasan pada tanggapan para gubernur. Adanya kesinambungan tersebut karena faktor periode. Gagasan yang disampaikan oleh keempat gubernur mengenai banjir juga sesuai dengan apa yang telah direncanakannya pada awal menjabat.

ABSTRACT
The flood in DKI Jakarta was a complex matter that brought attention from society and various parties, including from the Jakarta government's governors from period to period. As city leaders of DKI Jakarta, they are asked to give responses when flood in DKI Jakarta happens. This research analyzes several responses expressed by the governors of DKI Jakarta from several periods regarding to the flood problem in DKI Jakarta. The purpose of this research is to describe the metafunction aspects of systemic functional linguistics, specifically ideational, interpersonal, and textual functions in the responses of DKI Jakarta governors regarding to the flood problem. Systemic functional linguistics by Halliday (2014) serves as the framework of this research. In addition, this research uses qualitative methods, and the data are collected through Youtube pages. The ortographic data transcription is also included. Furthermore, the finding of this research shows different responses from four governors of DKI Jakarta. Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, and Djarot Saiful Hidayat focus more on things that can reduce flood, while Anies Baswedan focuses on the victims of flood. In addition, the responses conveyed by the four governors regarding to the flood problem are in accordance with what they had planned from the beginning of their reign.

"
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rivandi Ramadhan
"Bencana banjir di DKI Jakarta merupakan bencana yang harus lebih diperhatikan lebih dalam. Solusi dalam mengatasi bencana banjir dapat dilakukan atau diselesaikan melalui penanggulangan bencana banjir. Penanggulangan bencana banjir bisa dengan melakukan dan melaksanakan mitigasi bencana banjir untuk mengurangi risiko bencana banjir tersebut. Untuk memaksimalkan penanganan banjir pada sektor mitigasi bencana banjir diterapkan konsep triple helix. Konsep triple helix adalah sebuah kerjasama tiga stakeholder yaitu pemerintah, akademisi, dan lembaga usaha. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan kerjasama ketiga stakeholder dalam upayanya untuk menghasilkan mitigasi banjir yang baik dengan mengeluarkan sebuah inovasi tepat guna melalui forum diskusi kebencanaan. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah lima orang yang berasal dari lembaga BNPB, BPBD DKI Jakarta, PPGT UI, dan HOT Indonesia. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan post positivist dan teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan studi kepustakaan dan wawancara mendalam. Pada penelitian ini menggunakan konsep triple helix dalam mengatasi mitigasi bencana banjir pada bencana banjir di DKI Jakarta melalui tiga dimensi, yaitu: Knowledge Space, Consensus Space, dan Innovation Space. Melalui penerapan dimensi triple helix pada kerjasama pemerintah, akademisi, dan lembaga usaha dalam mitigasi bencana banjir akan menjelaskan upaya mitigasi bencana banjir melalui tiga dimensi Knowledge Space yang mana sudah terdapat forum diskusi kebencanaan terkait bencana banjir sebelum banjir 2020 melanda; Consensus Space yang mana ketiga pihak memiliki komitmennya dalam upaya mitigasi bencana, dan Innovation Space yang mana terdapat hasil inovasi tepat guna yang berasal dari kerjasama tiga pihak.

The flood disaster in DKI Jakarta is a disaster that must be paid more attention to. Solutions in overcoming flood disasters can be done or resolved through flood disaster management. Flood disaster management can do and implement flood disaster mitigation to reduce the risk of flood disasters. To maximize flood management in the flood disaster mitigation sector, the triple helix concept is applied. The triple helix concept is a collaboration of three stakeholders, namely government, academia, and business institutions. The purpose of this study is to describe the cooperation of the three stakeholders in their efforts to produce good flood mitigation by issuing an effective innovation through a disaster discussion forum. The number of informants in this study amounted to five people from BNPB, BPBD DKI Jakarta, PPGT UI, and HOT Indonesia. This research was conducted through a post-positivist approach and data collection techniques using literature study and in-depth interviews. This research uses the triple helix concept in overcoming flood disaster mitigation in flood disasters in DKI Jakarta through three dimensions, namely: Knowledge Space, Consensus Space, and Innovation Space. Through the application of the triple helix dimension to the collaboration of government, academia, and business institutions in flood disaster mitigation, it will explain flood disaster mitigation efforts through three dimensions of Knowledge Space, which has a disaster discussion forum related to floods before the 2020 floods hit; Consensus Space, where the three parties are committed to mitigating disasters, and the Innovation Space, where there are appropriate innovation results from the cooperation of three parties."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Biani Masita Himawan
"Indonesia adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap bencana di dunia. DKI Jakarta sebagai ibukota Indonesia tidak luput dari kerentananan ini, terutama dalam hal bencana banjir. Oleh karena itu, DKI Jakarta perlu menerapkan suatu strategi untuk meminimalisasi dampak bencana. Salah satu yang dapat dilakukan dalam adalah minimalisasi total waktu evakuasi korban bencana. Permasalahan tersebut dapat dimodelkan sebagai Rescue Units Assignment and Scheduling Problem (RUASP). Penelitian ini menggunakan algoritma SCHED heuristics serta column generation dalam mengurangi waktu evakuasi melalui 3 parameter evaluasi: average, makespan, dan weighted sum of completion time. Algoritma tersebut diterapkan pada 25 skenario yang dikembangkan berdasarkan 4 variabel: (1) Jumlah tim evakuasi; (2) Jumlah titik bencana; (3) Jenis fungsi objektif; dan (4) Kondisi jalanan. Secara rata-rata, column generation dapat mengurangi waktu average sebesar 38%, waktu makespan sebesar 1%, dan weighted sum of completion time sebesar 57%. Setiap variabel memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ketiga parameter waktu evakuasi. Jumlah titik bencana adalah variabel yang paling berpengaruh sedangkan kondisi jalanan adalah variabel yang memiliki pengaruh paling kecil.

Indonesia is one of the most vulnerable countries to disasters in the world. DKI Jakarta, the capital city of Indonesia, is also as vulnerable, especially in case of flood disaster. Therefore, DKI Jakarta needs to implement strategies to minimize disaster impacts when it happens. One of the ways to do so is to minimize the evacuation time needed to rescue flood casualties. This can be modeled as Rescue Units Assignment and Scheduling Problem (RUASP). This study utilizes SCHED heuristics and column generation algorithm to reduce evacuation time measured in three parameters: average, makespan, and weighted sum of completion time. These algorithms are implemented on 25 scenarios that are developed based on 4 variables: (1) Number of rescue units; (2) Number of incidents; (3) Type of objective function; and (4) Road condition. On average, column generation is able to reduce average completion time by 38%, makespan of completion time by 1%, and weighted sum of completion time by 57%. Each variable has yields different sensitivity on each of the three parameters. Number of incidents is the most sensitive variable while road condition is the least sensitive variable.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Andi Sunarjo
"Tesis ini bertujuan menjelaskan kecenderungan isi debat dan fungsional debat kandidat calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 putaran pertama. Putaran pertama ini terdiri dari 3 seri debat yang dilakukan masing-masing pada tanggal 13 Januari untuk seri yang pertama, kemudian seri kedua 27 Januari dan terakhir pada tanggal 10 Februari 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif-deskriptif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fungsional dalam wacana kampanye politik Functional Theory of Political Campaign Discourse yang dikembangkan oleh seorang professor ilmu kmunikasi dari Amerika, William L. Benoit. Hasil penelitian ini akan menunjukkan kecenderungan masing-masing kandidat apakah lebih fokus dalam fungsi acclaim, attack atau malah defense. Teori ini juga akan menunjukkan kecenderungan topik yang digunakan oleh masing-masing kandidat apakah lebih mengedepankan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan policy atau berkaitan dengan karakter character .Kata Kunci: Analisis Isi; Komunikasi Politik; debat; functional theory; Benoit

This thesis aims to explain the tendency of functional and debate content on DKI Gubernatorial Election 2017. There are 3 series of debate on the first round. The first debate was on January 13th, the second on 27th and last was on February 10th 2017. This is quantitative descriptive research. The theory used in this research is the functional theory of political campaign discourse developed by a professor of communication science from America, William l. Benoit. The results of this study will show the tendency of each candidate whether more focused in the function acclaim, attack or even defense. This theory will also indicate the tendency of the topics used by each candidate whether to prioritize matters relating to the policy or related to the character.Keywords Content Analysis Political Communication Debate Functional Theory Benoit"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T49510
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Gonzales
"Pembahasan mengenai proses evakuasi tidak pernah usai di Indonesia mengingat karakteristik geografis Indonesia mengharuskannya berhadapan dengan risiko yang konstan dari berbagai bencana alam, seperti erupsi vulkanik, gempa bumi, banjir, dan tsunami. Oleh karena itu, memastikan evakuasi yang efisien menjadi hal yang penting untuk meminimalkan jumlah korban luka dan kematian. Namun demikian, situasi saat ini menunjukkan bagaimana Indonesia kurang memperhatikan pengelolaan proses evakuasi selama bencana alam terjadi. Beberapa keterlambatan evakuasi, diklaim oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, mengakibatkan peningkatan yang cukup substansial pada jumlah korban jiwa akibat bencana alam pada tahun 2018. Sehubungan dengan isu tersebut, penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki efisiensi evakuasi saat ini dengan mencoba untuk mengoptimalkan perencanaan rute evakuasi untuk penanggulangan bencana di Indonesia. Masalah rute evakuasi pada penelitian ini mencakup bagaimana penugasan kendaraan evakuasi yang optimal untuk mengevakuasi para pengungsi, yang tersebar di sekitar area bencana, menuju tempat posko bencana yang tersedia. Penelitian ini mengambil kasus bencana banjir yang terjadi di Jakarta sebagai studi kasus utama dan sumber himpunan data penelitian. Keluaran dari penelitian ini adalah model optimisasi yang relevan dan dapat diterapkan untuk menghasilkan perencanaan rute evakuasi yang optimal. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam masalah penugasan rute evakuasi. Penelitian ini akan menggunakan algoritma branch-and-bound karena sebagai metode eksak, branch-and-bound lebih mampu menjamin hasil yang optimal daripada metode berbasis aproksimasi. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa model optimasi dengan algoritma branch-and-bound dapat menghasilkan solusi yang optimal dalam merancang penugasan rute evakuasi untuk korban bencana yang lebih lanjut meningkatkan efisiensi evakuasi.

The discussion on evacuation process undoubtly never cease to continue in Indonesia for its geographical properties compel this country to grapple with a constant risk of natural disaster, such as volcanic eruption, earthquake, flood, and tsunami. To that end, ensuring an efficient evacuation becomes one foremost matter in order to minimize the number of injured victims and fatalities. Nevertheless, current situation shows how indonesia has been paying less attention on administering the evacuation process during disaster period. Several tardy evacuations claimed by its national disaster management institution resulted a substantial hike on annual fatalities from natural disaster in 2018. In regard to that issue, this research was conducted to ameliorate current evacuation efficiency by attempting to optimize evacuation route planning for disaster management in Indonesia. The evacuation routing problem covers the idea on how to assign a set of vehicles to transport evacuees, who are spread around disaster area, to available nearest shelter. This research took flood disaster which recently happened in Jakarta as a main study case and data set source. The output of this study is an optimization model that is relevant and applicable to generate optimal evacuation route planning. There are several methods that can be used in this sort of evacuation routing problem. One of the methods and which this study uses is branch-and-bound algorithm since as an exact-type method, branch-and-bound is more capable to generate optimal solution than heuristic approaches. The result of this study indicates that optimization models with branch-and-bound algorithms can produce optimal solutions in designing evacuation route planning for disaster casualties by which further lifts up the evacuation efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaifudin
"Tahap tanggap darurat bencana banjir di DKI Jakarta awal tahun 2013 lalu, menghambat proses pembangunan sosial dan menimbulkan berbagai permasalahan kesejahteraan sosial. Maka untuk itu melalui pendekatan kualitatif, penelitian tesis ini bermaksud mendeskripsikan apakah relasi triple helix terbangun dalam tahap tanggap darurat bencana banjir awal tahun 2013 lalu. Berdasarkan hasil temuan dilapangan, ternyata tidak terbangun relasi triple helix. Padahal relasi triple helix saat tahap tanggap darurat bencana banjir awal tahun 2013 lalu dapat terbangun karena adanya beberapa faktor pendukung seperti: (a) semangat kemanusiaan; (b) lokasi yang berdekatan; (c) kemampuan SDM dalam bidang tanggap darurat; dan (d) kemampuan finansial. Namun memang faktanya relasi triple helix ini tidak dapat terbangun secara sempurna saat tahap tanggap darurat bencana banjir awal tahun 2013 lalu karena ada beberapa faktor penghambat seperti: (a) ketidakpercayaan; (b) prosedur birokrasi yang ketat; dan (c) ego sektoral.

Emergency response Phase of floods disaster in DKI Jakarta on early 2013, impede the process of social development and creates various social welfare issues. Through a qualitative approach, this thesis is intended to describe the triple helix relations in the emergency floods in early 2013. Based on the findings at the field, it did not wake triple helix relation. Though triple helix relations in current flood emergency response phase in 2013 could be developed due to several contributing factors such as: (a) humanity spirit; (b) adjacent locations; (c) human resource capabilities in emergency response, and (d) the financial capability. But in the fact a triple helix relations can not be developed completely when the emergency phase of floods in early 2013, because there are several inhibiting factors such as: (a) distrust, (b) strict bureaucratic procedures, and (c) sectoral ego."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T36784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abrahamson
"Sistem Peringatan Dini Bencana (Disaster Early Warning System) atau yang disebut DEWS adalah sistem yang dikelola oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta dan digunakan oleh petugas Unit Pelaksana Teknis Pusat Data dan Informasi Kebencanaan (UPT PDIK) serta petugas di Kelurahan terdampak bencana banjir. DEWS bertujuan untuk membantu masyarakat dalam menerima, memahami, dan bereaksi secara cepat dan tepat terhadap peringatan dini yang diinformasikan oleh petugas. DEWS dinilai belum optimal dan sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan dalam mengelola layanan peringatan dini bencana. Hal ini ditunjukan dari permasalahan-permasalahan terkait kinerja DEWS.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi terkait analisis faktor yang memengaruhi kesuksesan dari Sistem Peringatan Dini Bencana (DEWS) dan rekomendasi peningkatan kualitas sistem. Salah satu cara menghindari kegagalan layanan e-government adalah dengan menentukan dan mendefinisikan faktor kesuksesan diawal implementasi (Napitupulu, Syafrullah, Rahim, Amar, & Sucahyo, 2018). Penelitian ini mengadopsi model kesuksesan DeLone & McLean dengan penambahan variabel kualitas teknologi pelengkap. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang disebar kepada petugas UPT PDIK BPBD Provinsi DKI Jakarta dan petugas kelurahan dimana DEWS telah terpasang. Data hasil kuesioner diolah dengan menggunakan Partial Least Squares-Structural Equation Model (PLS SEM).
Dari 11 hipotesis pada penelitian ini setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan PLS SEM terdapat 5 hipotesis yang diterima dan 6 yang ditolak. Kepuasan pengguna (user satisfaction) menjadi variabel paling memiliki pengaruh positif kepada kesuksesan DEWS. Kemudian diikuti kualitas sistem (system quality), kualitas teknologi pelengkap (complimentary). Penggunaan (use) saat ini belum memiliki pengaruh pada kesuksesan, dimana kualitas layanan berpengaruh positif pada penggunaan, namun belum berpengaruh pada kepuasan pengguna. Kualitas informasi (information quality) saat ini juga belum memiliki pengaruh positif pada penggunaan dan kepuasan pengguna.

The Disaster Early Warning System, called DEWS, is a system managed by the DKI Jakarta Provincial Disaster Management Agency and used by Disaster Data and Information Center Technical Implementation Unit (UPT PDIK) officers and officers in villages district that affected by flood disasters. DEWS aims to assist the community in receiving, understanding, and reacting quickly and precisely to early warnings that are informed by officers. DEWS is considered not optimal and in accordance with the expectations expected to manage disaster early warning services. This is shown from the problems related to DEWS performance.
The purpose of this study is to evaluate the analysis of factors that influence the success of the Disaster Early Warning System (DEWS) and recommendations for improving the quality of the system. One way to avoid the failure of e-government services is to determine and define success factors at the beginning of implementation (Napitupulu, Syafrullah, Rahim, Amar, & Sucahyo, 2018). This study adopts the DeLone & McLean success model with the addition of complementary technology quality variables. Data was collected using a questionnaire distributed to UPT PDIK BPBD DKI Jakarta Province staff and village officials in district where DEWS has been installed. Data from the questionnaire were processed using the Partial Least Squares-Structural Equation Model (PLS SEM).
By 11 hypotheses in this study after processing data using PLS SEM, there are 5 accepted and 6 rejected hypotheses. User satisfaction has the most positive influence on DEWS success. Then followed by the system quality and complimentary. Use does not currently have an influence on success, where service quality has a positive effect on use, but has not affected user satisfaction. The information quality at this time also does not have a positive influence on the use and user satisfaction.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rucky Nurul Wursanty Dewi
"ABSTRAK
Kesiapsiagaan sumber daya manusia kesehatan dalam upaya
penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana banjir merupakan gambaran
produktivitas sumber daya manusia kesehatan pada tahap pra bencana.
Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran dan hubungan beberapa
faktor (umur, jenis kelamin, lama pengalaman kerja, frekuensi mengikuti
pelatihan manajemen bencana, pelatihan teknik lapangan, pelatihan teknik
lapangan, gladi/simulasi, kecukupan sarana, ketersediaan biaya operasional,
dukungan informasi, ketersediaaan protap/pedoman, pelaksanaan evaluasi dan
pemberian kompensasi) dengan kesiapsiagaan sumber daya manusia kesehatan
dalam penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana banjir di Provinsi DKI
Jakarta Tahun 2010. Sejumlah 251 responden yang bekerja di unit terkait
penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana di lingkungan Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta merupakan sampel dalam studi ini. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dan
merupakan analisis data primer hasil wawancara dengan pengisian kuesioner.
Analisis data dilakukan bertahap, dari analisa univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan gambaran kesiapsiagaan sumber daya
manusia kesehatan adalah sebagian besar 68,1% responden menyatakan siap siaga
bekerja dalam penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana banjir dan
31,9% menyatakan tidak siap siaga. Hasil akhir analisis didapatkan kesiapsiagaan
sumber daya manusia kesehatan meningkat 2,5 kali pada responden yang pernah
mendapatkan pelatihan manajemen bencana sebanyak D 2 kali dibandingkan
responden yang mendapatkan pelatihan manajemen bencana < 2 kali. Sedangkan
kesiapsiagaan sumber daya manusia kesehatan meningkat 2 kali pada responden
yang menyatakan adanya pelaksanaan evaluasi kegiatan di unit kerja
dibandingkan responden yang menyatakan tidak melaksanakan evaluasi.Tidak ada
interaksi antara faktor frekuensi pelatihan manajemen dan pelaksanaan evaluasi.
Saran-saran meningkatkan kesiapsiagaan sumber daya manusia kesehatan
tersebut yaitu sumber daya manusia kesehatan lebih sering mengikuti pelatihan
manajemen bencana (D 2 kali) dan melaksanakan evaluasi kegiatan.

Abstract
Preparedness of health human resources in the effort to deal with health
problems during disaster is a description of the productivity of health human
resources in the pre disaster.
This study aims to determine the description and the relationship of
preparedness of health human resources of health problems caused by flood in
DKI Jakarta in 2010 with the factors age, sex, duration of work experience, the
frequency of disaster management training, field technique training, supporting
technique training, rehearsals/ simulations, adequacy of facilities, availability of
operational costs, support information, availability procedures/guidelines,
implementation evaluation and award of compensation.
A number of health human resources, 251 respondents, working in the
unit due to disaster prevention in DKI Jakarta Provincial Health Office are the
sample in this study. This study uses a quantitative method with cross sectional
research design and using the primary data analysis of the results of interviews
with a questionnaire. Data analysis was carried out in stages, from the univariate
analysis, bivariate and multivariate.
The result showed that the description of preparedness of health human
resources in the prevention of health problems caused by flood in DKI Jakarta
Province in 2010 is largely 68,1% of health human resources working in DKI
Jakarta Provincial Health Office states stand ready to work handling flood and
31,9% state not ready. The final results obtained from analysis of preparedness of
health human resources increased by 2,5 times on the respondents who never get
as much disaster management training D 2 times higher than respondents who
received training on disaster management < 2 times. While the preparedness of
health human resources increased by 2 times on the respondents who claimed
there was an evaluation of activities at the work unit as compared to respondents
who claimed not implementing evaluation. There was no interaction between the
frequency of disaster management training and evaluation implementation.
Based on statement above, there are some suggestions for improving of the
preparedness of health human resources are more frequent following the disaster
management training (D 2 times) and carry out the activity evaluation."
2010
T31688
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nobella Arifannisa Firdausi
"Skripsi ini menganalisis tingkat kesiapsiagaan Puskesmas di Provinsi DKI Jakarta dalam menghadapi bencana. Metode penelitian ini adalah metode penelitian kombinasi (mix-method). Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan  tinjauan dokumen. Pengumpulan data ini menggunakan pedoman dari PAHO: Evaluation of small&medium-sized health facilities series 4.  Variabel yang diteliti adalah potensi bencana di puskesmas, keselamatan struktural, keselamatan nonstruktural, dan aspek fungsional untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan bencana di puskesmas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kesiapsiagaan puskesmas X adalah 0,65 dan puskesmas Y adalah 0,6. Kedua nilai tersebut masuk ke dalam tingkat kesiapsiagaan B, yang artinya puskesmas X dan Y perlu melakukan intervensi dalam jangka waktu dekat karena masih berisiko untuk menghadapi bencana. Keselamatan struktural puskesmas X dan Y mendapat nilai 0,77 yang masuk ke dalam klasifikasi “a” yang berarti kondisi struktural puskesmas memadai untuk kejadian bencana. Keselamatan nonstruktural puskesmas X mendapat nilai 0,65 dan puskesmas Y mendapat nilai 0,63, kedua nilai ini masuk ke dalam klasifikasi “b” yang artinya aspek nonstruktural puskesmas masih berisiko untuk menghadapi bencana. Aspek fungsional puskesmas X mendapat nilai  0,53 dan  nilai puskesmas Y sebesar 0,39. Aspek fungsional kedua puskesmas masuk ke dalam klasifikasi “b” yang menunjukkan bahwa aspek fungsional masih berisiko untuk menghadapi kejadian bencana. Oleh karena itu, kedua puskesmas harus terus meningkatkan kesiapan fasilitasnya, baik dari segi keselamatan struktural, nonstruktural,  dan aspek fungsional.

The focus of this study is to analyze the level of disaster preparedness of Puskesmas (community health centers) in DKI Jakarta Province. This study used mixed method design. The data were collected by interviews, and triangulated by document reviews and observations. The questionnaire used in this study was adapted from PAHO: Evaluation of small&medium-sized health facilities series 4. Variables in this study included potential disasters at puskesmas, structural safety, nonstructural safety, and fuctional aspects to determine the level of disaster preparedness at puskesmas. The result shows that the disaster preparedness value is 0,65 at puskesmas X, and 0,6 at puskesmas Y. Both of these values classifies as B in the disaster preparedness classification, which means in both puskesmas X and Y, intervention measures are required in the short term, due to the present potential disaster risk. Structural safety of puskesmas X and Y values at 0,77, which classifies as “a” in the safety index, meaning the structure of puskesmas will function appropriately in times of disasters. Nonstructural safety of puskesmas X values at 0,65, while puskesmas Y values at 0,63. Both of these values classify as “b”, which means nonstructural aspects of both puskesmas X and Y are still at risk regarding disaster preparedness. Functional aspects of puskesmas X values at 0,53, while puskesmas Y values at 0,39. Both of these values classify as “b”, which means functional aspects of both puskesmas X and Y are also still at risk regarding disaster preparedness. Therefore, puskesmas X and Y must continue to improve the level of preparedness of their facilities, both in terms of structural and nonstructural safety, and functional aspects. 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Renald
"Bencana banjir adalah permasalahan yang mengancam keberlanjutan DKI. Jakarta. Banjir besar menunjukkan intensitas yang semakin tinggi akibat besarnya perubahan fungsi lahan, tingginya curah hujan, dan upaya mitigasi dilakukan belum memadai. Diperlukan peningkatan kapasitas kota yang siap menghadapi bencana. Kota perlu dirancang dengan baik untuk mewujudkan ketahanan bencana atau disebut dengan Resilient City. Tujuan penelitian untukmenganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketahanan kota, menentukan faktor yang paling dominan, menganalisis indeks dan status keberlanjutan kota, serta membangun model adaptasi ketahanan kota untuk mewujudkan keberlanjutan DKI. Jakarta.
Hasil analisis keberlanjutan menggunakan metode Multi-Dimensional Scalling dengan softwareRap-Resilient Citymenunjukkan bahwa dimensi ekologi dan teknologi kurang berlanjut dan, dimensi sosialbudaya, ekonomi dan etika menunjukkan posisi cukup berlanjut. Hasil analisis menggunakan Structural Equations Model,ditemukan empat faktor yang mempengaruhi model adaptasi ketahanan kota rawan bencana DKI Jakarta, yaitu penataan ruang, inovasi teknologi, manajemen bencana, dan adaptasi bencana. Faktor yang paling berpengaruh terhadap model adalah faktor penataan ruang. Novelti penelitan ini adalah mengembangkan Model Ketahanan Kota Rawan Bencana Banjir.

Flood disaster is the problem that could threaten the sustainability of Jakarta.The major flooding that occurred increasingly shows high intensity, it is due to the magnitude of changes in land use, high rainfall, and inadequate mitigation effort undertaken. It is necessary to increase the capacity of the city to face disasters. The city needs to be well designed to achieve a state of city disaster-resistancy or may be called by the Resilient City. The purpose of the study is to analyze the influencing factors against the resilience of flood-prone city of Jakarta, determine the dimension factors of the most dominant in the city of Jakarta, analyze the index and sustainability status of Jakarta City, as well as to build adaptation model of resilience flood-prone city to actualize sustainability of the city of Jakarta.
The analytical result of the sustainability utilized by Multi-Dimensional Scaling, which uses software-resilient Rap-Resilient City and it is shows that the ecological and technological dimensions less continued, while the social dimension of culture, economics and ethics show the position the position of achieving sustainability.Furthermore, the results of analysis using Structural Equations Model, it was found four factors affecting the adaptation model resilience of disaster-prone cities of Jakarta, namely spatial planning, technological innovation, disaster management, and disaster adaptation fund. The factors that most influence on the model is the factor of spatial management. The novelty of this research is the creation of a Model of Flood Disaster Prone City Resilience.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>