Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82007 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maureen Olivia
"Toko Keluarga Lin merupakan salah satu cerpen yang ditulis oleh Mao Dun pada tahun 1932. Cerita pendek ini mengisahkan tentang aktivitas toko yang dikelola oleh Keluarga Lin dan upaya keluarga tersebut mempertahankan keberadaan toko pada masa Agresi Jepang tahun 1930-an. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kondisi yang menimpa Toko Keluarga Lin dan faktor-faktor yang membuatnya menjadi bangkrut dan pengelolanya terpaksa hidup dalam kesusahan. Penelitian ini menitikberatkan pada kajian yang bersifat intrinsik dengan menganalisis alur cerita dan mengupas cerita yang disajikan sebagai landasan untuk menganalisis faktor-faktor yang membuat Toko Keluarga Lin bangkrut. Data-data di luar karya sastra juga digunakan sebagai referensi pendukung atas analisis yang dikerjakan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebangkrutan toko disebabkan oleh kondisi sosial pada masa itu, yaitu agresi Jepang dan perilaku korup oknum Guomindang yang masa itu berkuasa di Cin
The Shop of the Lin Family is one of the short stories written by Mao Dun in 1932. This short story tells about the shop activities managed by the Lin Family and the family's efforts to maintain the store's existence during the Japanese Aggression of the 1930s. This study aims to uncover the conditions that afflict the Lin Family Shop and the factors that make the shop went bankrupt and forced the family to live in distress. This study focuses on the intrinsic aspects by analyzing the plot as the basis for analyzing the factors which leads Lin Family Shop to bankruptcy. Other resources outside the literature work will also be used as supporting references for the analysis. The results of this study indicate that the bankruptcy of the store is mainly caused by social conditions at that time, namely the Japanese aggression and also the corrupt behavior of the Guomindang people who were in power in China

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianto G. Ekawibawa
"ABSTRAK
Skripsi ini dibatasi pada pembahasan tentang sastra Cina modern pada awal abad 20 yang dikemukakan oleh Mao Dun. Skripsi ini juga mencakup sejauh mana pengaruh dan keterlibatan Mao Dun dalam sastra modern Cina terutama antara tahun 1917 - 1927, yang dilatar belakangi oleh Revolusi Sastra. Melalui latar belakang biografi Mao Dun dapat diketahui pengaruh yang masuk di dalam diri Mao Dun dalam mengemukakan gagasan-gagasan tentang sastra modern Cina. Penelitian dalam Skripsi ini mencoba untuk mengetahui dan mengungkapkan pandangan-pandangan tentang sastra modern Cina sesuai dengan apa yang pernah diusulkan Mao Dun.

"
1989
S12937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Antonia Dewi Wilutomo
"Pertanian ulat sutera yang seharusnya dapat memberi kemakmuran bagi masyarakat petani, pemilik sekaligus penggarapnya, ternyata. justru memiskinkan dan mematikan mereka. Ibarat bidup di sekitar daerah rata air, tetapi mati kahausan. Begitulah yang dialami oleh keluarga Toncbao tua dan masyarakat petani ulat sutera di desanya. Situsi kemiskinan yang secara perlahan mematikan produksi pertanian masyarakat pedasaan ini coba dihidupkan kembali oleh Mao Dun lewai karya cerita pendeknya Ulat Sutera Musim Semi. Penguasaan produksi pertanian beserta alat-alat produksinya oleh bangsa asing diungkap lewat penggambaran proses mekanisasi dan teknologisasi produksi pertanian sehingga meneggusur alat-alat tradisional yang digunakan masyarakat desa. Pengaruh asing sudah begitu kuat sehingga untuk telur ulat suteranya pun mereka harus mambelinya yang berkualitas luar negeri. Akibatnya, pembelian daun murbei terpaksa harus dilakukan karena hasil kebunnya sendri tidak lagi mencukupi. Untuk menutupi kebutuhan ini mereka harus berhutang ke sana kemari dengan harapan keuntungan hasil jualnya nanti Cukup untuk menutupi hutang-hutang mereka. Harapan tinggal harapan, begitulah kira-kira yang terjadi. Hutang, sudah semakin menumpuk tetapi hasil produksi mereka tidak laku di pasaran. Akibatnya, kemiskinan makin menguasai para petani. Kemakmuran masa lampau tinggalah menjadi sebuah nostalgia tanpa mampu direngkuhnya lagi.Kesadaran tradisional mereka te1ah terjerat tanpa mampu melepaskan diri dari sebuah mata rantai sistem kekuasaan ekonomi politik Baru sejak runtuhnya dinasti Qing dan masuknya bangsa barat ke Cina. Demikianlah makna yang ingin disampaikan pengarang lewat karyanya ini. Adapun metode penulisan skripsi ini adalah deskriptif-analitis dengan mengacu pada bahan-bahan kepustakaan yang ada. Melalui analisis judul karya, tokoh dan penokohan serta pola-pola pengulangan gaya bahasa yang digunakan pengarang, penulis mencoba menemukan makna dan pesan yang ingin disampaikan Mao Dun dalam karyanya ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silmina
"Xiao Hong adalah salah satu penulis wanita Cina yang terkenal akan novel dan cerita pendeknya pada 1930-an. Sebagai penulis ia berperan bersar dalam membangun kembali semangat bangsa Cina melalui karya sastra. Dalam menulis karyanya Xiao Hong lebih banyak menyampaikan kritik kelemahan moral manusia sebagai tema utama dalam karyanya. Salah satu karyanya yang berjudul `Tangan` (手Shǒu) yang terbit pada tahun 1936 menceritakan perjuangan seorang gadis yang mendapat diskriminasi dari teman-teman dan gurunya di sekolah karena memiliki tangan yang hitam. Dalam cerita pendek手, Xiao Hong memberikan gambaran mengenai tokoh Wang Yaming yang berasal dari keluarga miskin berusaha untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya. Tangan hitamnya yang disebabkan oleh pekerjaan mewarnai pakaian memberikan gambaran status sosial yang menjadi penyebab utama semua permasalahan yang dihadapinya di sekolah. Penelitian ini akan menganalisis makna tangan yang kerap muncul dalam cerita pendek手dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Dari penelitian ini penulis ingin melihat bahwa tangan dan warna memiliki makna yang dapat merujuk pada status sosial dalam masyarakat Cina. Hasil analisis dalam penelitian ini akan memberikan makna serta gambaran tentang pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.

Xiao Hong is one of chinese female writer known for her novels and stories in the 1930s. As a writer she played a major role in rebuilding the spirit of chinese nation .Through her literary works. In writting her works, Xiao Hong delivered more about criticism of human moral weakness as main theme. One of her novels entitled " Hand" ( 手Shou ) was published in 1936 tells about the struggle of the girl who get discrimination from his friend and teacher at school because she has dark hand. In her shortstory 手,, Xiao Hong gives description of Wang Yaming who is always obedient, enterprising and patient in facing obstacles to be able to complete her education. This research will analyze the meaning of 手 that often appear in short stories by using descriptive analytical methods. From this research, the writer wants to see that ' hand and colors ' have meaning that can refer to the social status of chinese society.The result of the analysis in this study will provide meaning and an overview of the message to be conveyed by the author."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Massie, Ria Mahallia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa kolonialisme Jepang di Korea tidak hanya merenggut nyawa, sumber daya alam, dan identitas bangsa Korea semata. Akan tetapi, juga membuat kehidupan masyarakat Korea, khususnya kaum petani, lekat dengan kemiskinan dan kesengsaraan. Penulis merumuskan bagaimana Kim Yujeong menggambarkan ironi kaum petani dalam cerpen Manmubang, Geum Ttaneun Kong Bat, dan Sonakbi yang dirilis pada 1935. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode close reading. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolonialisme Jepang di Korea turut melatarbelakangi lahirnya karya sastra yang menggambarkan realita penderitaan kaum kelas bawah akibat kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial. Dalam karya tersebut, para sastrawan biasanya menyelipkan kritik-kritik yang ditujukan kepada Jepang. Berbagai kritik tersebut disuguhkan menggunakan aliran sarkasme. Di sisi lain, Kim Yujeong menyuguhkan gagasan-gagasannya melalui karakter-karakter kaum kelas bawah menggunakan ironi sebagai alat kritik terhadap pemerintahan Jepang. Ironi situasional tersirat dalam cerpen Manmubang dan Geum Ttaneun Kong Bat, sedangkan ironi dramatis tersirat dalam cerpen Sonakbi.

ABSTRACT
This research aims to prove that Japanese colonialism in Korea not only took the lives, natural resources, and the identity of Korean people. However, it also made the peasantry lived in poverty and misery. The writer stated how Kim Yujeong described the irony of peasantry in Manmubang, Geum Ttaneun Kong Bat, and Sonakbi released in 1935. This research is a qualitative descriptive research using close reading method. The results show that Japanese colonialism in Korea has influenced the birth of literature works that portraying the harsh reality of the lower class people due to the policies of the colonial government. In the literature works, the writers put in critics for the Japanese colonialism. Many of the critics are served in a sarcastic way. On the other hand, Kim Yujeong presented his ideas through the characters of the lower class people in an ironical way as a means of criticism to the Japanese government. Situational irony is implied in Manmubang and Geum Ttaneun Kong Bat, while dramatic irony is implied in the Sonakbi."
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Suci Auliya
"Kekalahan Jerman pada Perang Dunia II memberikan dampak buruk bagi masyarakat dan negaranya. Dampak yang muncul diantaranya adalah denazifikasi, keharusan membayar ganti rugi, kesulitan ekonomi, serta ketidakberdayaan masyarakat. Kesulitan untuk melayangkan kritik pun membuat masyarakat Jerman terpaksa menerima kebijakan sekutu. Meski begitu, Jerman berusaha bangkit dari keterpurukannya ketika mengalami kekalahan perang untuk kedua kalinya. Melalui penelitian ini, penulis mendiskusikan bagaimana cerpen “Die schwarzen Schafe” digunakan oleh Heinrich Böll dalam menampilkan kondisi Jerman Barat saat kalah Perang Dunia II. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Böll mengisahkan kehidupan tokoh utama di dalam cerpen, seorang kambing hitam, sebagai sebuah metafora untuk menampilkan kondisi Jerman Barat tepat saat kalah Perang Dunia II. Böll menampilkan kondisi masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi, dijauhkan dari lingkungan tempat tinggal mereka sendiri, dan nyaris kehilangan harapan akibat ketidakberdayaan mereka. Selain itu, perang tidak hanya berdampak pada masyarakat yang merasakan peperangan dan yang selamat setelahnya, tetapi juga akan berdampak pada generasi selanjutnya.

The defeat of Germany in World War II has had a negative influence on the country and society. Denazification, the necessity to pay reparations, economic hardships, and societal impotence are some of the consequences. The German people were also constrained to accept the Allies' policies since it was difficult to criticize them. Nonetheless, Germany attempted to recover from the agony of a second war defeat. Through this research, the author discusses how Heinrich Böll used the short story "Die schwarzen Schafe" to depict West Germany's condition after World War II. The qualitative descriptive method is used in this research, together with a sociology of literature approach. The findings reveal that Böll uses the life of the main character in the short story, a black sheep, as a metaphor for West Germany at the time it lost World War II. Through this short story, Böll depicts the condition of people who are experiencing economic difficulty, are alienated from their own environment, and have nearly given up hope due to their inability to defend themselves. Furthermore, war will have an impact not only on those who lived through the conflict and those who survived, but also on future generations."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lin, Yutang
New York: The John Day, 1948
895.13 LIN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Mujahid
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas mengenai gambaran keluarga miskin Korea pada masa industrialisasi 1970-an dalam cerpen Nansogong melalui tema, konflik, tokoh, dan penokohan yang digambarkan di dalam cerita. Metode penelitian yang digunakan adalah membaca teliti dan kajian pustaka. Landasan teori mencakup teori tentang tema, konflik, tokoh, dan penokohan. Tema utama yang digambarkan dalam Nansogong adalah penderitaan keluarga miskin Korea pada masa industrialisasi 1970-an. Hal ini dapat dilihat dari berbagai gambaran penderitaan yang dialami oleh masing-masing tokoh Yeongsu, Yeoungho, Yeounghui, Ibu, dan Ayah. Yeongsu, Yeongho, dan Yeonghui terpaksa harus berhenti sekolah. Ibu sudah pasrah terhadap nasibnya dan Ayah mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Konflik yang ditunjukkan meliputi kesenjangan kaya-miskin, lunturnya moralitas dan kemanusiaan, tekanan ekonomi, putus asa dan kepasrahan terhadap nasib, serta skeptisisme terhadap penderitaan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa industrialisasi Korea 1970-an tidak selalu membawa kesejahteraan terutama bagi masyarakat ekonomi rendah.

ABSTRACT
This thesis discusses about the depiction of Korean poor family in industrialization 1970s era on Cho Se Hui rsquo s short story Nansogong through theme, conflict, character, and characterization analysis. This research was conducted by using close reading and literature review method. As the references, this research was applying theme, conflict, character, and characterization theory. The theme shown in this short story is the suffering of Korean poor family in industrialization 1970s era. This theme can be determined by the depiction of all the main character that suffer in a whole story. Yeongsu, Yeongho, and Yeonghui could not attend to school anymore. Mother gave up on her fate and even father gave up on his life by commiting suicide. Conflicts that shown in this short story are the disparity of rich and poor, degradation in morality and humanism, economic pressure, despair in fate, and the scepticism in their misery. These indicate that Korean industrialization is not always giving prosperity especially for those who are poor."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruiters, Els
Kampen: Zomer & Keuning, 2006
BLD 839.313 RUI d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Fathya
"Film To Live《活着》merupakan film drama karya Zhang Yimou yang dirilis pada tahun 1994. Film ini mengisahkan tentang sebuah keluarga di sebuah kota kecil di Tiongkok Utara yang menyesuaikan diri dengan peran baru mereka di masyarakat Komunis dan melewati berbagai asam garam kehidupan di bawah gejolak rezim Partai Komunis Tiongkok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa aspek Pemikiran Mao Zedong yang terepresentasi dalam film. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik yang berfokus pada aspek Pemikiran Mao Zedong yang muncul dalam alur cerita film. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film To Live merupakan bentuk kritik terhadap dampak Pemikiran Mao Zedong yang pada masa itu dianggap sebagai ‘pedoman revolusioner untuk mendirikan Tiongkok Baru’, namun pada prakteknya masyarakat Tiongkok harus melewati berbagai macam kesulitan dan menemui nasib yang tragis hanya demi idealisme semata.

To Live《活着》is a drama film by Zhang Yimou released in 1994. This film tells the story of a family in a small town in North China adjusting to their new role in Communist society and going through various ups and downs of life under the turmoil the Chinese Communist Party regime. This study aims to analyze the aspects of Mao Zedong's thoughts that are represented in the film. This study uses a qualitative research method with an intrinsic and extrinsic approach that focuses on aspects of Mao Zedong's thoughts that appear in the storyline of the film. The results of the study show that the film To Live is a form of criticism of the impact of Mao Zedong's Thought which at that time was considered a 'revolutionary guide to establishing a New China', but in practice the Chinese people had to go through various difficulties and meet a tragic fate just for the sake of idealism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>