Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57713 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Desyollin Qarolita
"Jepang merupakan negara yang memiliki beberapa konsep keindahan, salah satunya adalah konsep mono no aware. Para sastrawan Jepang sering memakai konsep tersebut ke dalam karyanya, tak terkecuali Yasunari Kawabata. Pada karyanya yang berjudul Nemureru Bijo, Yasunari Kawabata menggunakan konsep mono no aware (hati tergerak karena sebuah keindahan). Maka dari itu, pada penelitian kali ini akan dianalisis bagaimana proses munculnya mono no aware pada novel Nemureru Bijo karya Yasunari Kawabata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode kepustakaan dalam pengumpulan data dan referensi, serta metode analisis teks dalam melakukan analisis. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan mono no aware yang muncul akibat Eguchi (lelaki tua), yang memiliki kesedihan di masa tuanya, menemukan keindahan pada gadis di rumah perawan serta lelaki tua lain ketika berkunjung ke rumah perawan. Dari sana, muncullah kenangan masa muda, pertanyaan, serta pemikiran di benak Eguchi. Akibatnya, hati Eguchi pun tergerak dan menghasilkan berbagai perasaan seperti sedih, penyesalan, dan iba. Proses tersebut yang menjelaskan bagaimana mono no aware muncul pada Nemureru Bijo.
Japan is a country that has several consepts of beauty, one of these concepts is mono no aware. Japanese writers often use this concept in their literature, including Yasunari Kawabata. In his work entitled Nemureru Bijo, Yasunari Kawabata uses the concept of mono no aware (the heart is touched because of a beauty). This study aims to find how mono no aware appeared in Nemureru Bijo by Yasunari Kawabata. This study using the literature study method in collecting data and references, also text analysis methods for analysis. The result of the study shows mono no aware that arises due to Eguchi (old man), who has sadness in his old age, found beauty in virgin girls and other old man when visiting a virgin house. Then, came the memories of youth, questions, and thoughts in Eguchi`s mind. As a result, Eguchi`s heart was touched and created various feelings such as sadness, regret, and compassion. This process explains how mono no aware appears in Nemureru Bijo.
"
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Parwati Cemplon
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas lesbianisme di Jepang pada tahun 1960-an yang tergambar melalui novel Utsukushisa to Kanashimi to karya Kawabata Yasunari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan penggambaran lesbian oleh pengarang dalam novel dan pandangan pengarang terhadap lesbian yang ia ungkapkan melalui novel tersebut.
Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis dengan kajian pustaka dan teori yang digunakan adalah pendekatan sosiologi sastra oleh Rene Wellek dan Austin Warren.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kawabata memiliki pandangan bahwa lesbian di Jepang pada tahun 1960-an dianggap sebagai suatu hal yang tidak lazim karena wanita seharusnya menikah dan merawat anak.

ABSTRACT
This study focused on lesbianism in Japan around 1960 that showed on Kawabata Yasunari's Utsukushisa to Kanashimi to. The purposes of this study are to explain writer's portrayed of lesbian and writer's opinion about lesbian that written in the novel.
This study used descriptive analysis with literature studies and the theory that used in this study is sociology of literature approach by Rene Wellek and Austin Warren.
The result of this study showed that Kawabata thought lesbian in Japan around 1960 considered as something unusual because women should be married and raising children.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S61512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Upik Latifah Thamrin
"Kawabata Yasunari merupakan sastrawan Jepang yang pertama kali meraih hadiah novel pada tanggal 17 Oktober 1958 setelah haadiah itu diberikan kepada seorang penyair dari India yaitu Rabindranath Tagore. Utsukushisa to Kanashimi to merupakan cerita bersambung tetapi kemudian cerita ini diterbitkan menjadi sebuah novel. Novel ini menonjolkan masalah cinta yang terjadi antara para tokohnya. Masalah cinta ini digambarkan oleh Kawabata Yasunari di dalam jalinan cerita yang amat menarik. Ternyata masalah cinta dalam novel ini menimbulkan berbagai macam konflik yang menyangkut keadaan psikologis para tokohnya. Kawabata mampu mengakhiri konflik yang terjadi dengan Cara yang tidak diduga oleh pembacanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S13900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Sigit
"Makalah ini akan membahas retorika balas dendam dalam novel karangan Kawabata Yasunari, Utsukushisa to Kanashimi to. Dengan menganalisis novel ini penulis akan membuktikan bahwa balas dendam tidak hanya dilakukan dengan langsung menyakiti atau merugikan seseorang secara impas, seperti kasus balas dendam pada umumnya. Dalam novel ini, balas dendam dapat dilakukan dengan melukai diri sendiri atau bahkan dengan melakukan hubungan seksual dengan karakter yang terlibat. Tulisan ini akan mencari indikasi-indikasi balas dendam di setiap penarasian dan percakapan yang terkandung dalam novel ini, Utsukushisa to Kanashimi to, baik tersurat maupun tersirat.

This paper will discus a rhetoric of revenge in the novel by Yasunari Kawabata, Utuskushisa to Kanashimi to. By analyzing this novel the author will prove that revenge is not only carried out by directly hurting or harming someone in return like the case of revenge in general. In this novel, revenge can be carried out by committing self-inflicted or even by having a sexual intercourse with the involved character. This paper will seek the indications of revenge in every narrasions and conversations that are contained in this novel, Utsukushisa to Kanashimi to, both express and implied.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kawabata, Yasunari
Jakarta: Pustaka Jaya, 1961
895.63 KAW r
Koleksi Publik  Universitas Indonesia Library
cover
Palupi Tripratiwi
"Skripsi ini membahas tentang mono no aware, sebagai salah satu ciri khas pemikiran Kokugaku di Jepang. Mono no aware adalah bentuk ekspresi manusia yang terdalam. Secara harafiah, mono no aware berarti tergugah oleh sesuatu. Kokugaku sendiri merupakan sebuah pergerakan yang dilakukan oleh para cendikiawan Kokugaku (Kokugakusha) yang menolak pengaruh pemikiran asing ke Jepang dan mencari pemikiran Jepang yang sebenarnya. Dalam pencarian bagaimana Jepang yang asli, para Kokugakusha mencari lebih dalam tentang masa Jepang sebelum masuknya pengaruh asing dengan kodōron atau teori purbakala melalui penelaahan karya-karya sastra klasik Jepang. Penelitian dengan cara seperti ini dilakukan oleh Motoori Norinaga dan lain-lain.

This thesis discusses mono no aware, as one characteristic of Kokugaku ideas in Japan. Mono no aware is the deepest form of human expression. Literally, mono no aware means moved by something. Kokugaku itself is a movement by the Kokugaku's scholars (Kokugakusha) that resist the influence of foreign ideas to Japan and search for real Japanese ideas. In the searching of how is the real Japan, the Kokugakusha looked deeper into era of Japan before the foreign influences by using kodōron or ancient way theory through the study of ancient works of classical Japanese literature. This kind of research is done by Motoori Norinaga and others."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46056
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nany Ekaningtyas Soetikno
"Sebagai obyek penulisan skripsi ini, kami memilih kesusastraan kawabata Yasunari. Pokok tersebut kami pilih dengan maksud untuk memperkenalkan keusastraan Kawabata Yasunari dan kesusastraan Jepang modern. Kawabata Yasunari adalah salah seorang pengarang yang terkenal diantara pengarang-pengarang kesuastraan Jepang modern. Ia adalah novelis Jepang pertama yang menerima hadiah Nobel pada tanggal 10 Desember 1968. Ia adalah novelis Jepang pertama yang pandai melukiskan keindahan tradisi Jepang dengan teknik menulis modern. Di antara novel Kawabata Yasunari kami pilih Izuno Odoriko yang merupakan karya pertamanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S13749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmy Aulia Filardi
"Penelitian ini membahas mengenai tersiratnya nilai mono no aware dalam serial drama First Love Hatsukoi (selanjutnya disebut FLH) yang merupakan karya adaptasi dari lagu First Love dan Hatsukoi karya Utada Hikaru. Serial drama tersebut mirip dengan beberapa film bergenre drama romantis yang dirilis di akhir dekade 2000-an, yang memiliki elemen-elemen nostalgia seperti kisah cinta pertama di masa remaja, latar tempat yang merupakan daerah non urban sebagai tempat tinggal para tokohnya di masa muda, dan terdapatnya suatu penyakit kronis yang diderita oleh tokohnya. Elemen-elemen nostalgia tersebut menyiratkan pengejawantahan perasaan terhadap objek atau subjek tertentu yang dapat dirasakan dengan panca indera, yaitu nilai mono no aware. Elemen-elemen nostalgia tersebut juga terdapat di dalam FLH, melalui keterlibatan intertekstual-kontekstual dengan dua lagu Utada Hikaru yang merupakan karya sumbernya. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk memaparkan bagaimana aspek penting dari proses adaptasi atau alih wahana objek penelitian, yaitu keterlibatan intertekstual-kontekstual dalam FLH dengan lagu First Love dan Hatsukoi dapat memunculkan nilai mono no aware yang tersirat. Terdapatnya mono no aware yang tersirat disebabkan oleh keterlibatan intertekstual-kontekstual tersebut melalui elemen-elemen nostalgia yang mirip dengan film drama romantis pada akhir dekade 2000-an, yang juga bersifat familiar bagi penonton khalayak umum. Teori yang digunakan adalah teori adaptasi Linda Hutcheon (2006). Kemudian, data yang dikumpulkan dianalisis menggunakan metode analisis konsep alih wahana dengan cara menganalisis bagaimana saja unsur-unsur sinematografi dalam medium atau wahana serial drama FLH. Data-data sinematografis dari FLH berikutnya penulis bandingkan dengan bait-bait dari lirik lagu Hatsukoi dan First Love, sehingga dapat menjelaskan bagaimana unsur-unsur tersebut menyiratkan nilai mono no aware. Inti yang penulis dapatkan setelah membuat penelitian ini adalah bahwa setelah karya sastra lagu Hatsukoi dan First Love dibuatkan karya adaptasinya melalui FLH, terdapat nilai mono no aware dalam adegan-adegan FLH sebagai hasil dari adaptasi yang melibatkan intertekstual-kontekstual antara FLH dengan kedua lagu tersebut.

This research discusses the implied value of mono no aware in the drama series First Love Hatsukoi (hereinafter referred to as FLH), which is an adaptation work based on the songs First Love and Hatsukoi by Utada Hikaru. The drama series shares similarities with several romantic drama films released in the late 2000s, featuring nostalgic elements such as first love stories during adolescence, non-urban settings as the characters' hometowns in their youth, and the presence of a chronic illness affecting the characters. These nostalgic elements imply embodiment of feelings towards a specific object or subject that can be experienced through all the human’s five senses, which is the definition of mono no aware. These nostalgic elements are also present in FLH through intertextual-contextual engagement with the two songs by Utada Hikaru, which serve as the source material. Therefore, this research aims to illustrate how the important aspect of the adaptation or transmedia process, namely the intertextual-contextual involvement in FLH with the songs First Love and Hatsukoi, can evoke the implied value of mono no aware. The presence of implied mono no aware is caused by the intertextual-contextual involvement through nostalgic elements resembling those found in romantic drama films of the late 2000s, which are also familiar to the general audience. The theory employed is Linda Hutcheon's Theory of Adaptation (2006), and the collected data is analyzed using the method of transmedia concept analysis by examining how the cinematographic elements in the medium of the FLH drama series are compared with the lyrics of Hatsukoi and First Love. This analysis aims to explain how these elements imply the value of mono no aware. The main conclusion drawn from this research is that after the literary works of the songs Hatsukoi and First Love were adapted through FLH, there is a value of mono no aware present in the scenes of FLH as a result of the adaptation that involves intertextual-contextual elements between FLH and the two songs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyidah Ramadhani
"Metafora biasa digunakan dalam lirik lagu untuk menyampaikan pesan secara tersirat. Penelitian ini berfokus untuk mengkaji metafora yang menggambarkan kehidupan dalam `MONO` karya Kim Nam-Joon (RM), anggota dari grup BTS asal Korea Selatan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan makna kehidupan yang disampaikan melalui metafora dalam lirik lagu. Korpus yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima lirik lagu dalam album `MONO`. Penelitian dilakukan dengan metode analisis deskriptif kualitatif melalui pendekatan linguistik kognitif yang berfokus pada metafora konseptual. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konsep kehidupan digambarkan melalui metafora dengan ranah sumber `kota`, `perasaan`, `kehidupan sebagai entitas`, `alam`, dan `perjalanan`. Makna kehidupan yang ditampilkan melalui metafora-metafora tersebut adalah kehidupan kota yang monoton dan menjenuhkan, penuh kesedihan dan penderitaan, mengekang dan mengikat manusia, tidak dapat diprediksi, dan perjalanan yang berproses untuk mencapai tujuan.

Metaphors are commonly used in song lyrics to convey the message implicitly. This writing focuses on examining metaphors that describe life in `MONO` by Kim Nam-Joon (RM), a member of BTS from South Korea. The purpose of this study is to find conceptual metaphors used to convey messages about life in the lyrics. The corpus used for this study was lyrics of the five songs from `MONO` album. This study uses a qualitative descriptive analysis method and cognitive linguistics approach that focuses on conceptual metaphor. The result of this study indicates that the concept of life is described through metaphors with `city`, `feeling`, `life as an entity`, `nature`, and `travel` as the source domains. The meaning of life displayed through these metaphors is the monotonous and saturated city life, the life full of sadness and suffering, the life that curbing and binding, the unpredictable life, and life as a journey that has a process to reach its destination."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Octaviyanti Elizabeth Priscillia
"[ABSTRAK
Artikel ini membahas salah satu karya Ayu Utami, penulis feminis Indonesia, yang berjudul Saman, berdasarkan pemikiran Hélène Cixous mengenai konsep Écriture Féminine. Écriture Féminine adalah suatu metode menulis untuk menceritakan tentang perempuan dengan keterbukaan, variasi, irama, penuh kenikmatan dan dekonstruksi beberapa makna yang sebelumnya diterima sebagai kebenaran tunggal di tengah masyarakat. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah novel Saman, terbitan Gramedia, 2001. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa novel Saman ini merupakan salah satu contoh fenomena yang merepresentasikan pemikiran Hélène Cixous. Melalui penggambaran tokoh-tokoh dalam novel Saman, Ayu Utami menampilkan sosok perempuan tidak seperti citra yang selama ini melekat di tengah masyarakat Indonesia seperti; lemah, tidak mandiri, dan tidak memiliki hak memilih dalam hidup.ABSTRACT This article analyses a novel of Ayu Utami, Indonesian feminist and writer, titled Saman, which is based on the concept of Écriture Féminine by Hélène Cixous. Écriture Féminine is a model of writing that allows women to freely write about themselves with, a variety, a rhythm, full of pleasure and deconstruction that give them the freedom to move beyond patriarchy in the society. This research is classified as a qualitative research. The data used in this analysis is a novel Saman by Ayu utami, published by Gramedia in 2001. The result of the research shows that the novel Saman is one example of literature works which represent Hélène Cixous? thought. Through the depiction of the characters in thenovel Saman, Ayu Utami portrays female characters which do not like the image that has been culturally embedded in Indonesian society such as; weak, dependent, have no right to make a decision in life.;This article analyses a novel of Ayu Utami, Indonesian feminist and writer, titled Saman, which is based on the concept of Écriture Féminine by Hélène Cixous. Écriture Féminine is a model of writing that allows women to freely write about themselves with, a variety, a rhythm, full of pleasure and deconstruction that give them the freedom to move beyond patriarchy in the society. This research is classified as a qualitative research. The data used in this analysis is a novel Saman by Ayu utami, published by Gramedia in 2001. The result of the research shows that the novel Saman is one example of literature works which represent Hélène Cixous? thought. Through the depiction of the characters in thenovel Saman, Ayu Utami portrays female characters which do not like the image that has been culturally embedded in Indonesian society such as; weak, dependent, have no right to make a decision in life., This article analyses a novel of Ayu Utami, Indonesian feminist and writer, titled Saman, which is based on the concept of Écriture Féminine by Hélène Cixous. Écriture Féminine is a model of writing that allows women to freely write about themselves with, a variety, a rhythm, full of pleasure and deconstruction that give them the freedom to move beyond patriarchy in the society. This research is classified as a qualitative research. The data used in this analysis is a novel Saman by Ayu utami, published by Gramedia in 2001. The result of the research shows that the novel Saman is one example of literature works which represent Hélène Cixous’ thought. Through the depiction of the characters in thenovel Saman, Ayu Utami portrays female characters which do not like the image that has been culturally embedded in Indonesian society such as; weak, dependent, have no right to make a decision in life.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>