Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meidyna Dwi Puspa
"Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini cukup tinggi. Pada tahun 2015, AKI di Indonesia mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu upaya penurunan Angka Kematian Ibu yaitu dengan mendorong ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC (Antenatal Care) secara lengkap. Penelitian ini dilakukan untuk mendiagnosis determinan kelengkapan kunjungan ANC pada ibu hamil di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross-sectional dan data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sampel Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil di Indonesia yang melakukan kunjungan ANC lengkap pada tahun 2017 sebesar 78,2%. Berdasarkan hasil uji regresi logistik berganda pada penelitian ini diketahui bahwa umur, pendidikan ibu, paritas, kehamilan yang diinginkan, kuintil kekayaan, paparan media informasi, kepemilikan asuransi kesehatan, dan dukungan suami sebagai determinan kelengkapan kunjungan ANC. Pendidikan ibu dan kuintil kekayaan menjadi faktor yang paling dominan berhubungan dengan kelengkapan kunjungan ANC.

The maternal mortality rate (MMR) in Indonesia is currently quite high. In 2015, the MMR in Indonesia reached 305 per 100,000 live births. One of the efforts to reduce the MMR is to encourage pregnant women to make a complete ANC (Antenatal Care) visit. This study was conducted to diagnose the determinants of the completeness of ANC visits to pregnant women in Indonesia. This study is a quantitative study using a cross-sectional design and the data used in this study is the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) data. This study shows that the proportion of pregnant women in Indonesia who visited the complete ANC in 2017 was 78.2%. Based on the results of multiple logistic regression tests, it is known that age, mothers education, parity, desired pregnancy, wealth quintile, exposure to information media, health insurance ownership, and husbands support as determinants of completeness of ANC visits. Mothers education and wealth quintile are the most dominant factors related to the completeness of ANC visits.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marita Pratami
"Masalah kesehatan maternal terutama masalah kematian ibu masih menjadi masalah prioritas Bangsa Indonesia dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Angka kematian ibu yang tinggi sering dikaitkan dengan pemanfaatan layanan kesehatan ibu bersalin. Pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu bersalin di Indonesia menunjukkan variasi antar wilayah regional, diduga berhubungan oleh faktor lingkungan dan perbedaan karakteristik dari populasi. Penelitian ini mengukur pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu bersalin dan mempelajari besar hubungan lingkungan dan karakteristik populasi terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu bersalin. Penelitian ini menggunakan data sekunder SDKI 2017 yang mencakup 3.586 wanita usia subur (15–49 tahun) yang pernah melahirkan dalam waktu satu tahun sebelum survei. Analisis regresi logistik multinomial digunakan untuk menguji hipotesis adanya perbedaan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu bersalin berdasarkan perbedaan kondisi lingkungan dan perbedaan karakteristik responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan dan karakteristik populasi berhubungan signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu bersalin. Dari analisis multivariat wanita yang paling berpeluang bersalin di rumah dengan bukan tenaga kesehatan yaitu wanita dengan karakteristik suami bekerja di sektor pertanian / wirasuasta (aOR: 7,56 95% CI: 1,69-33,80), dan wanita yang paling berpeluang untuk bersalin di rumah dengan tenaga kesehatan yaitu wanita bertempat tinggal di Pulau Kalimantan (aOR: 11,43 95% CI: 6,13-21,28). Dari hasil analisis hubungan lingkungan dan karakteristik populasi pada penelitian ini disimpulkan bahwa adanya ketidakmerataan akses kesehatan maternal (inequitable access to maternal healthcare) khususnya pada pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu bersalin di Indonesia. Untuk mewujudkan pemeratan akses kesehatan maternal perlu adanya komitmen pemerintah pusat dan daerah dengan memaksimalkan anggaran di daerah khususnya pada Pulau di luar Jawa-Bali.

Kata kunci: Pelayanan kesehatan Ibu bersalin, Lingkungan Wilayah Tempat Tinggal, dan Karakteristik Populasi, ketidakmerataan akses kesehatan maternal.


Maternal health problems, specially maternal mortality, are one of the most important problems that need to be addressed for the Indonesian people in order to improve the quality of their human resources. Indonesia has a high mortality rate, which is often associated with the utilization of maternal health services. Utilization of maternal health services in Indonesia shows variations between regional areas, which might be influenced by environmental factors and differences in the characteristics of the population. This study examines the relationship between environmental factors and population characteristics with the utilization of maternal health services. This study used secondary data from the 2017 IDHS which included 3,586 women of childbearing age (15–49 years) who had given birth within one year prior to the survey. Multinomial logistic regression analysis was used to test the hypothesis of whether the use of maternal health services had significant differences between different environmental conditions and different respondent characteristics. This study showed that environmental factors and population characteristics are significantly associated with the utilization of maternal health services. Based on multivariate logistic regression analysis, women who are most likely to give birth at home with non-health workers are women whose husbands work in the agricultural sector / self-employed (aOR:7.56 95% CI: 1.69-33.80), and women who are most likely to give birth at home with health workers are women who live on the island of Borneo. (aOR: 11.43 95% CI: 6,13-21,28). Based on the analysis of the relationship between environmental factors and population characteristics in this study, it was concluded that inequality of access to maternal healthcare was evident, especially the utilization of maternal health services in Indonesia. To achieve equal / equitable access to maternal health services, commitment from the central and local governments to optimize their budget especially in provinces outside Java and Bali island is absolutely needed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ista Ardiagahayu Praptidina
"Program KIA merupakan salah satu Program prioritas dalam sustainable development goals (SDGs) dengan target penurunan angka kematian ibu dibawah 70 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Program Selasa Jumat Terpadu merupakan Program otonomi daerah Kabupaten Kubu Raya untuk mendeteksi sedari awal kesehatan ibu hamil. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui Implementasi Program Selasa Jumat Terpadu terhadap jumlah kematian ibu di Kabupaten Kubu Raya tahun 2020. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan melakukan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Informan sebanyak sembilan orang. Penelitian menggunakan Teori George Edward III dan Sistem dengan variabel input yaitu komunikasi yang masih memerlukan sosialisasi pada daerah yang sulit dijangkau, sumber daya manusia yang msih memerlukan pelatihan SDM yang sesuai program, pendanaan yang pada tahun 2020 tidak ada lagi dana khusus untuk Program Salju Terpadu, Sarpras yang memerlukan tambahan alat transportasi air untuk menjangkau masyarakat pedalaman di daerah perairan dan juga memerlukan bahan habis pakai dan obat-obatan khusus untuk program Salju Terpadu, SOP sudah ada dan koordinasi antar lembaga yang perlu terus dijaga. Variabel input mempengaruhi variabel proses yaitu skrining awal ibu hamil yang tetap harus bekerjasama dengan program KIA, intervensi lanjutan masalah kesehatan pada ibu hamil seperti pada ibu KEK dan rujukan bagi ibu hamil resiko tinggi yang sesuai indikasi. Pencatatan dan pelaporan yang masih tumpang tindih dengan laporan KIA serta monitoring dan evaluasi, dimana evaluasi ternyata belum dijalankan oleh Dinas Kesehatan. Variabel input dan proses berefek pada output yang memperlihatkan bahwa implementasi Program selasa jumat terpadu belum berjalan dengan baik.

Maternal Program is one of priorities Program in sustainable development goals (SDG’s) with the decreasing of maternal death under 70 death per 100.000 live birth. Salju Terpadu Program is a regional automy from Kubu Raya region for early detecting danger in pregnant woman. This study aims to analyze the effect of implementation Selasa Jumat Terpadu policies in Kubu Raya Regency. The research was conducted qualitatively, through in-depth interviews with using nine informan. Using theory of George Edward III and Sistem with input variabel including communication variable that need to improve, human resources variable that training skills need to be improved, funds variables that the program do not have special funds for doing their implementation since 2020, standart operating procedurs that already have, facilities variable, the lack is not having their own medicines and consumables. Coordination between institution just need to mantaining. Variables in input affect the process which include early screening in pergnant mother that need to coordination with the KIA programs, follow up intervention in health of pregnant mother make more attention in pregnant woman with chronic energy deficiency etc, recording and reporting that overlap with the reporting in KIA program also monitoring and evaluation, the lack that there is no evaluation whis is done by the health departmen in Kubu Raya. Variabel input and process has an effect on the achievement of the indicator in Selasa Jumat Terpadu Programs that the implementation this Program has not run optimally."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Kristina Nataliana
"Masalah tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi perhatian pemerintah untuk mengeluarkan Kebijakan  dalam rangka mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI). Pentingnya untuk mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) karena Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan target pembangunan global yang telah terintegrasi dengan pembangunan nasional yang terdapat pada Millenium Development Goals (MDGs) kemudian sekarang dilanjutkan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs). Pentingnya mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs) tertuang dalam Peraturan Presiden No.59 tahun 2017 tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Program Jaminan Persalinan (Jampersal) di Kabupaten Garut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pogram Jaminan Persalinan (Jampersal) di Kabupaten Garut belum diimplementasikan dengan baik karena beberapa hal yaitu sosialisasi Pogram Jaminan Persalinan (Jampersal)  kurang merata ke seluruh masyarakat terutama pada masyarakat yang tinggal di desa, tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat masih kurang, struktur organisasi walaupun bertingkat-tingkat tetapi memudahkan koordinasi, namun tugas tim Monitoring dan Evaluasi dalam memantau dan mengevaluasi kelengkapan fasilitas kesehatan belum terlihat. Sarana dan prasarana yang kurang memadai untuk persalinan, selain itu kondisi ekonomi, sosial budaya belum dapat mendudukung program ini. Penelitian ini memberikan saran sosialisasi dilakukan secara merata sampai ke pelosok desa, menambah tenaga kesehatan dan upaya pemerataannya di  seluruh Puskesmas, meningkatkan peran dan tugas Tim Monitoring dan evaluasi untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kelengkapan fasilitas persalinan di seluruh Puskesmas, menambah sarana dan prasana kesehatan, menanamkan sikap perlunya ibu hamil menjaga kesehatan dan lebih mengutamakan persalinan ditangani oleh tenaga kesehatan yang lebih terdidik.

The problem of high Maternal Mortality Rate (MMR) becomes the government's attention to issue Policy in order to reduce Maternal Mortality Rate (AKI). The importance of reducing Maternal Mortality Rate (MMR) because Maternal Mortality Rate is one indicator of the prosperity of a country. Maternal Mortality Rate (MMR) is a global development target that has been integrated with national development in the Millennium Development Goals (MDGs) and is now continued with Sustainable Development Goals (SDGs). The importance of achieving the target of Sustainable Development Goals (SDGs) is set out in Presidential Decree No.59 of 2017 on Sustainable Development Objectives.

 This study used a qualitative approach through in-depth interviews. This study aims to analyze the implementation of Maternity Assurance Program (Jampersal) in Garut regency. The results of this study indicate that Pampam Guarantee of Labor (Jampersal) in Garut regency has not been implemented well because some things that is socialization Pogram Guarantee of Labor (Jampersal) is not evenly distributed to all society, especially in people who live in village, health workers such as doctors and nurses are still lack , although the structure of the organization of multiple levels but facilitate coordination, but the task of the Monitoring and Evaluation team in monitoring and evaluating the completeness of health facilities has not been seen. Inadequate facilities and infrastructure for childbirth, in addition to economic conditions, socio-culture has not been able to support this program. This research provides socialization suggestions to be conducted equally to the remote areas of the village, increasing health personnel and equity efforts throughout Puskesmas, increasing the role and duties of the Monitoring and Evaluation Team to monitor and evaluate the completeness of the delivery facilities throughout Puskesmas, add health facilities and facilities, instilling the attitude of the need for pregnant women to take care of health and to give priority to delivery is handled by health workers who are more educated"

Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofi Mardiah
"Latar Belakang: Masih tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih terbilang cukup tinggi, MMR (Maternal Mortality Rate) di Indonesia sendiri data tahun 2017 mencapai angka 177 per 100.000 kelahiran hidup. Near-miss didefinisikan sebagai ibu hamil atau ibu baru melahirkan (dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan) yang jiwanya terancam tetapi berhasil selamat karena pelayanan atau perawatan yang baik atau karena faktor kebetulan. Kejadian near-miss atau nyaris meninggal sangat dipengaruhi oleh kualitas layanan kesehatan terutama pada masa pandemi. Pandemi COVID-19 telah menimbulkan implikasi pada berbagai sektor termasuk sektor pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Tujuan: Mengetahui bagaimana hubungan pandemi COVID-19 dengan kejadian near-miss atau nyaris meninggal pada pasien – pasien yang mendapatkan metode persalinan sectio caesarea di rumah sakit Ananda Bekasi periode rawat inap Oktober 2019 – Juni 2020. Metode: Penelitian observasional menggunakan desain kohort retrospektif. Data yang digunakan diambil dari rekam medis pasien – pasien obstetrik di rumah sakit tempat penelitian ini dilakukan. Analisis data dilakukan bertahap, dimulai dari analisis univariat, analisis bivariat, analisis stratifikasi dan analisis multivariat dengan cox regression untuk mengidentifikasi hubungan antar vaiabel. Hasil: Terdapat 46 kasus near-miss (10,48%) dari total sampel penelitian sebanyak 439. Pada Analisa bivariat ditemukan bahwa ibu yang mendapat tindakan sectio caesarea pada masa pandemi COVID-19 memiliki risiko sebesar 1,35 lebih besar untuk mengalami near-miss (RR 1,356 ; 95% CI 0,78 – 2,34) p value 0,272.

Background: The maternal mortality rate (MMR) in Indonesia remains relatively high. The Indonesia MMR data in 2017 showed that the rate of maternal mortality reached 177 per 100,000 live births. Near-miss is pregnant women or mothers who have recently given birth (within 42 days after termination of pregnancy) with threatening live conditions, but managed to survive due to health service quality or health care or due to accidental factors. Near-miss incidence or near death is greatly influenced by health service quality, especially during the COVID-19 pandemic. The COVID-19 pandemic brings implications to various sectors including the maternal and neonatal health care sector. Objectives: This study aims to find the relation between the COVID-19 pandemic and near-miss incidents or near-death in patients who received the delivery method with sectio caesarea at Ananda Hospital Bekasi, inpatient period from October 2019 to June 2020. Methods: By using a retrospective cohort design, this observatory study analyzed data taken from the medical records of obstetrical patients in some stages, starting with univariate analysis, bivariate analysis, stratification analysis, and multivariate analysis with cox regression to find relationships between variables. Result: This study shows that from the total sample of 439 patients with sectio caesarean, 46 cases are near-miss cases (10.48%). Furthermore, the bivariate analysis shows that mothers who received sectio caesarean during the COVID-19 pandemic have greater risk (1.35) of experiencing near-miss (RR 1.356; 95% CI 0.78 - 2.34) p-value 0.272."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahril Kasim
"Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator penting dalam bidang kesehatan yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat sebab bayi sangat sensitif terhadap perubahan dilingkungan sekitar. Jika masyarakat memiliki standar kehidupan yang buruk, maka bayi akan merespon lebih cepat dibanding kelompok usia lainya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel sosial ekonomi terhadap angka kematian bayi di Indonesia. Dengan menggunakan korelasi Pearson, diperoleh hasil hubungan yang signifikan antara pengeluaran keseharan, pendapatan perkapita, angka buta huruf serta staf kesehatan terampil terhadap IMR pada level signifikansi 5. Dengan menggunakan analisis regresi linear majemuk ditemukan bahwa variabel pengeluaran keseharan, pendapatan perkapita, angka buta huruf serta staf kesehatan terampil secara parsial maupun simultan memeiliki pengaruh yang signifikan terhadap angka kematian bayi pada alpha sebesar 5.
Berdasrakan hasil tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa untuk menekan angka kematian bayi di Indonesia, pemerinta perlu untuk melakukan beberapa perbaikan diantaranya; menyediakan institusi pendidikan khusus ibu dan anak untuk menciptakan tenaga kesehatan terampil, meningkatkan kontrol terhadap alokasi dana kesehatan, merancang kebijakan untuk mengontrol demografi di Indonesia serta menekan angka buta huruf terutama bagi para wanita di pedesaan.

An infant mortality rate is one of the most important health indicator to measure socio economic well being of the society since the baby is very sensitive to the environmental changes. If the society has a bad standard of living so the baby will quickly responds compare to other age groups.
The objective of this research is to examine the influence of socio economic variables to infant mortality rates in Indonesia. By using Pearsons correlation it reveals that there is a strong and significant correlation between per capita income, health expenditure, skilled health staff, illiteracy rate to infant mortality rates at 5 level of significance. By using multiple linear regressions the author foundout that health expenditure, percapita income, illiteracy rate and skilled health staff are both simulteneously and partially significant at 5 level of significance.
Throughout this findings the author concludes that the government need to do few improvements in accordance to reduce infant mortality rates in Indonesia, such as increasing the availability of special educational institutions of parental and baby health cares, increasing the control of health expenditure and ensure the effectiveness of health budget allocation, preparing for a better demography policy to control the population problem and suppress the woman illiteracy rates, especially in rural areas.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Purnaningsih
"Masih tingginya AKI di Indonesia mencerminkan bahwa intervensi untuk menurunkan AKI masih belum berjalan maksimal. Intervensi tersebut melalui antenatal care. Sayangnya, masih terdapat perbedaan cakupan antenatal care K6 yang cukup besar antara perkotaan dan pedesaan Indonesia. Cakupan K6 ditemukan lebih tinggi pada wilayah perkotaan (56.1%) bila dibandingkan dengan wilayah pedesaan (41.9%). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kunjungan antenatal care (K6) pada ibu hamil di wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia. Sampel penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang tinggal di Indonesia serta memenuhi kriteria inklusi dengan jumlah sampel 6790 responden untuk wilayah perkotaan dan 7013 responden untuk wilayah pedesaan. Penelitian ini menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda dalam analisisnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa determinan kunjungan antenatal care (K6) pada wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia tahun 2017, yaitu usia, paritas, tingkat pendidikan ibu, pengetahuan terkait komplikasi kehamilan, indeks kekayaan rumah tangga, dukungan suami/pasangan, dan pengambil keputusan terkait perawatan kesehatan ibu. Paparan dengan media massa hanya berhubungan dengan kunjungan antenatal care (K6) pada wilayah perkotaan saja. Sementara, tempat/fasilitas pelayanan kesehatan hanya berhubungan dengan kunjungan antenatal care (K6) pada wilayah pedesaan saja. Tingkat pendidikan ibu menjadi variabel yang berhubungan paling dominan dengan kunjungan antenatal care (K6) pada wanita hamil di wilayah perkotaan dan pedesaan Indonesia.

The still high MMR in Indonesia reflects that interventions to reduce MMR have not run optimally. The intervention is through antenatal care. Unfortunately, there are still quite large differences in coverage of K6 antenatal care between urban and rural Indonesia. K6 coverage was found to be higher in urban areas (56.1%) when compared to rural areas (41.9%). This study aims to identify the determinants of antenatal care (K6) visits to pregnant women in urban and rural areas of Indonesia. The sample for this study were all women of childbearing age living in Indonesia and meeting the inclusion criteria with a sample size of 6790 respondents for urban areas and 7013 respondents for rural areas. This study uses the chi square test and multiple logistic regression in its analysis. The results of this study indicate that the determinants of antenatal care visits (K6) in urban and rural areas of Indonesia in 2017, namely age, parity, education level of the mother, knowledge related to pregnancy complications, household wealth index, husband/spousal support, and decision makers regarding care mother's health. Exposure to the mass media is only related to antenatal care (K6) visits in urban areas. Meanwhile, health service places/facilities are only related to antenatal care (K6) visits in rural areas. Maternal education level is the most dominant variable related to antenatal care (K6) visits to pregnant women in urban and rural areas of Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fegga Aulia Ananda
"Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih menjadi salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat di suatu negara. Semakin tinggi angka kematian ibu dan bayi di suatu negara, maka dapat dikatakan bahwa derajat kesehatan negara tersebut buruk (Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017, Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, dan untuk Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup. Data tersebut menunjukkan bahwa AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi apabila dilihat dari target yang ditentukan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yaitu AKI sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 12 per 1000 kelahiran hidup, dan angka tersebut masih jauh dari target yang diharapkan (Sustainable Development Goals, 2017). Angka kematian ibu pada tahun 2021, sebagian besar penyebabnya terkait COVID-19 sebanyak 2.982 kasus, dan penyebab tertinggi kedua karena perdarahan sebanyak 1.330 kasus. Perdarahan dapat disebabkan karena anemia dan kekurangan energi kronis (KEK). World Health Organization(WHO) menyebutkan bahwa sekitar 40% kematian pada ibu dinegara berkembang berkaitan dengan kejadian anemia pada masa kehamilan yang disebabkan oleh perdarahan akut dan status gizi yang buruk. Ibu hamil dengan status gizi yang buruk dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan energi kronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan KEK dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan metode kuantitatif. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan teknik simple random sampling. Diambil dari data sekunder yaitu dari bulan Januari 2023 - Juni 2023 dari Puskesmas Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan yang datanya sudah lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kekurangan energi kronik (p = 0,00), dan juga karakteristik responden meliputi usia ibu (p = 0,00), Frekuensi ANC (p = 0,00), Pendidikan (0,026) dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Untuk variabel yang berpengaruh paling dominan setelah dilakukan analisis multivariat yaitu variabel KEK dengan Odd ratio sebesar 2,727 dan p-Value sebesar 0,003 (< 0,05), yang artinya kekurangan energi kronik (KEK) memiliki resiko 2,727 kali lebih besar pada ibu hamil dengan anemia. Dari penelitian ini, diharapkan dapat memantau ibu hamil untuk melakukan ANC secara rutin agar salah satunya ibu hamil dapat terpantau dalam minum tablet tambah darah yang sudah diberikan. Serta mengajak partisipasi dari suami atau keluarga untuk mendukung ibu hamil rutin dalam mengkonsumsi tablet tambah darah, agar ibu hamil terhindar dari anemia, selain itu diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai nutrisi makanan yang dapat dikonsumsi selama kehamilan atau diwajibkan untuk konsultasi ke ahli gizi agar ibu hamil dapat terhindar dari KEK selama kehamilan.

Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) are still indicators of the level of public health in a country. The higher the maternal and infant mortality rate in a country, it can be said that the health status of that country is poor (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2018). Based on the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (SDKI), the Maternal Mortality Rate (MMR) was 305 per 100,000 live births, and the Infant Mortality Rate (IMR) was 24 per 1,000 live births. This data shows that MMR and IMR in Indonesia are still high when viewed from the targets set by the Sustainable Development Goals (SDGs) 2030, namely MMR of 70 per 100,000 live births and IMR of 12 per 1000 live births, and these figures are still far from the expected target. In 2021, the majority of maternal deaths were related to COVID-19, 2,982 cases, and the second highest cause was bleeding, 1,330 cases. Bleeding can be caused by anemia and chronic energy deficiency (CED). The World Health Organization (WHO) states that around 40% of maternal deaths in developing countries are related to anemia during pregnancy which is caused by acute bleeding and poor nutritional status. Pregnant women with poor nutritional status can result in chronic energy deficiency. This study aims to determine the relationship between chronic energy deficiency and the incidence of anemia in pregnant women at the SetiabudiDistrict Health Center, South Jakarta. The research design used in this research is descriptive analytical with quantitative methods. Sampling in this research used a simple random sampling technique. Taken from secondary data, namely from January 2023 - June 2023 from the Setiabudi District Health Center, South Jakarta, where the data is complete. The results of the study showed that there was a significant relationship between chronic energy deficiency (p = 0.00), and also the characteristics of respondents including maternal age (p = 0.00), ANC frequency (p = 0.00), education (0.026) and incidence of anemia in pregnant women. For the variable that has the most dominant influence is chronic energy deficiency variable with an Odd ratio of 2.727 and a p-Value of 0.003 (< 0.05), meaning that chronic energy deficiency will have a 2.727 times greater risk of experiencing anemia in pregnant women. From this research, it is hoped that pregnant women can monitor their Antenatal Care regularly and monitor their consumption of the blood supplement tablets that have been given. As well as inviting participation from husbands or families to support pregnant women regularly in consuming blood supplement tablets, so that pregnant women avoid anemia, apart from that it is hoped that they can provide education regarding nutritional food that can be consumed during pregnancy or are required to consult a nutritionist so that pregnant women can avoid chronic energy deficiency (CED) during pregnancy."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Azwar
"Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk program pokok. Program kesehatan ibu dan anak (IQA) merupakan salah satu program pokok di puskesmas yang mendapat prioritas tinggi, mengingat kelompok ibu hamil, menyusui , bayi dan anak merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap kesakitan dan kematian (Departemen Kesehatan, 1992). Dalam mengayomi kelompok rentan ini banyak kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian, salah satunya melalui kegiatan antenatal care (ANC) yang adekuat. ANC yang adekuat ditunjukkan dengan salah satu indikator yang terdapat dalam suatu sistem pemantauan wilayah setempat program KIA yaitu indikator K4 ibu hamil.
Diduga rendahnya cakupan K4 ibu hamil ini mungkin dipengaruhi oleh somber daya yang tersedia di puskesmas, peran lintas sektor, luas wilayah kerja, status puskesmas, jumlah penduduk, rencana kerja tahunan (POA) puskesmas, rencana kerja petugas pelaksana program, pemantauan dan penilaian. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran karakteristik puskesmas yang berhubungan dengan cakupan K4 ibu hamil. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Aceh Besar tahun 1999 dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap pimpinan puskesmas dan bidan pengelola KIA di 6 (enam) puskesmas terpilih dalam Kabupaten Aceh Besar. Selain itu informasi dari bidan di desa sebagai pengelola MA di pedesaan diperoleh melalui diskusi kelompok terarah. Dengan demikian, untuk meningkatkan validitas data peneliti telah melakukan triangulasi sumber data, triangulasi metode.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik puskesmas ternyata mempunyai peran terhadap pencapaian cakupan K4 ibu hamil antara lain tenaga pelaksana ANC, baik jumlah maupun mutunya masih kurang, ketersediaan sarana pelayanan yang belum memadai, dukungan/peran lintas sektor belum berjalan, serta rencana kerja petugas pelaksana program puskesmas yang belum dibuat (tidak ada). Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian ini, maka disimpulkan bahwa puskesmas dengan karakteristik sumber daya dan dukungan lintas sektoral yang memadai mempunyai cakupan K4=60%. Berdasarkan simpulan tersebut pula, peneliti menyarankan antara lain diperlukan upaya peningkatan mutu tenaga pelaksana program melalui pelatihan teknis fungsional, pemanfaatan sumber daya yang tersedia di puskesmas secara optimal, membuat rencana kerja puskesmas secara menyeluruh serta pimpinan puskesmas harus lebih bersifat proaktif untuk mendapatkan dukungan peran lintas sektor. Sebagai alat manajerial program MA, pemantauan wilayah setempat-kesehatan ibu dan anak (PWS-KIA) hendaknya terus dapat, digunakan dalam upaya melakukan pemantauan dan evaluasi program.

Health center is a functional health organization designed as a development center for public health, aimed to build community participation in addition to delivering comprehensive and integrated community services in its region in the form of basic health services. Maternal and child health is one of basic services in health center, with a high priority. It is to say that pregnant and lactating mothers, babies and children are high-risk groups of morbidity and mortality (MOH, 1992). In order to protect these mothers and their coming babies, mothers should adequately do antenatal care. Adequate antenatal care is pointed out by an indicator, in a local visit area monitoring system of maternal and child health program (MCH), namely K4. K4 is the fourth ANC visit with a certain criteria.
By hypothesis, a low coverage of K4 of pregnant mothers maybe influenced by the available power resources of health center, participation of inter-sector, working area, health center status, public population, plan of action of health center, plan of action officer program, monitoring and evaluation. Therefore, the researcher want to know how health center characteristics influence K4 coverage of pregnant mothers. This study was conducted in Aceh Besar District in 1999 using qualitative approach. The data was collected through in depth interviews to the chief of health center and senior midwives of 6 (six) selected health centers in Aceh Besar District. While information from midwives in village was obtained through focus group discussions (FGDs). In order to get valid data, the researcher applied triangulation on data resources and data collection method. Through the method the data were rechecked not only once.
The results of this study show that the health center characteristics actually have roles toward K4 coverage of pregnant mothers, ANC staff lack off in number and quality, the availability of service facility is not sufficient, the role of inter-sector is not well run yet, and the plan of action of health center program of officer is not produced. Thus it can be concluded that health centers with sufficient resources and inter-sector support have K4 coverage more than 60 %. Based on the conclusion, the author suggests some improvement effort of through a functional technique training, the available optimal utilization of resource of the health center, production and improvement of the plan of action of health center more proactive action of and the chief of health center to have inter-sector support. As managerial tools of maternal and child health program, local area monitoring-maternal and child health (LAM-MCH) should be permanently used in monitoring and evaluating the program."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Rezki Wahyuni
"ABSTRAK
Nama : Indira Rezki WahyuniProgram Studi : EpidemiologiJudul : Hubungan Hipertensi pada Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi BeratLahir Rendah BBLR di RSIA Budi Kemuliaan Jakarta Tahun 2017Pembimbing : Dr. dr. Helda, M.KesAngka kematian bayi AKB merupakan salah satu indikator menilai derajatkesehatan masyarakat. Indikator angka permasalahan BBLR menurut The HealthyPeople menyebutkan bahwa angka kejadian BBLR dikatakan rendah apabila kejadianBBLR kurang dari 5 , dikatakan tinggi jika kejadian BBLR berada di antara 10-15 .Pada penelitian tahun 2000 mengenai BBLR yang meliputi kota Jakarta, Makassar danCiawi ditemukan kasus BBLR berkisar 9-16 BPS,2000 dan data dari RisetKesehatan Dasar Tahun 2013 angka BBLR sebesar 10,2 . Ditambah lagi penelitiansebelumnya diketahui bahwa hipertensi pada ibu merupakan salah satu faktor risikoyang mempengaruhi berat lahir bayi. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubunganantara hipertensi pada Ibu hamil dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah BBLR diRSIA Budi Kemuliaan Jakarta Tahun 2017. Desain dalam penelitian ini adalah studicohort retrospective dengan menggunakan data rekam medik rumah sakit. Analisis datayang digunakan adalah Cox Regression. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak adahubungan antara hipertensi pada Ibu hamil dengan kejadian BBLR di RSIA BudiKemuliaan Jakarta Tahun 2017 RR 1,048-- 95 CI 0,611-1,797 setelah dikontrol olehvariabel usia gestasi. Kata kunci: Hipertensi Ibu Hamil, BBLR

ABSTRACT
Name Indira Rezki WahyuniStudy Program EpidemiologiTitle Maternal Hypertension assosiated with Low Birth Weight inBudiKemuliaan Mother and Child Hospital Jakarta , 2017Counsellor Dr. dr. Helda, M.KesInfant mortality rate IMR is one of indicator for public health. The HealthyPeople rsquo s indicator of low birth weight said that incidemce of LBW is called low whenthe incidence is under 5 and called high when its reach 10 15 . LBW research in2000 in Jakarta, Makassar and Ciawi found that incidence of BBLR is about 9 16 BP,2000 and basic health survey in 2013 showed taht incidence of LBW is 10,2 . Inaddition, in previous research known that maternal hypertension is one of the risk faktorwhich can affect birth weight. The purpose of this study is to see the associationbetween hypertension in pregnant women with the incidence of Low Birth Weight BBLR in Budi Kemuliaan Jakarta Hospital, 2017. The design of this study is aretrospective cohort study using hospital medical record data. Analysis of data usingCox Regression. The results showed that there is no association between hypertensionin pregnant women with the incidence of LBW in Budi Kemuliaan Jakarta Hospital,2017 RR 1.048 95 CI 0.611 1.797 . Keywords Hypertension, Low Birth Weight,LBW"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>