Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138560 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raya Maliska Azmi
"Perubahan yang terjadi pada lansia selama proses penuaan memunculkan berbagai permasalahan sehingga lansia sulit melakukan aktivitas kesehariannya. Kesulitan lansia dalam melakukan aktivitas ini membuat lansia bergantung pada orang lain. Tujuan: mengidentifikasi tingkat kemandirian lansia dan mengidentifikasi tingkat kemandirian lansia menurut karakteristiknya. Metode: penelitian ini merupakan studi deskriptif. Responden berjumlah 110 orang dan pengambilan data menggunakan kuesioner Care Dependency Scale. Hasil: karakteristik lansia menunjukkan bahwa 55,5% berjenis kelamin laki-laki, 78,2% berusia 60-74 tahun, 67.3% berpendidikan rendah, 69.1% telah tinggal selama 1-5 tahun, dan 55.5% memiliki masalah kesehatan. Kategori kemandirian lansia menunjukkan 80.9% mandiri, 19.1% dikategorikan tergantung. Sebagian besar lansia yang mandiri berada pada rentang usia 60-74 tahun, berjenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan yang rendah, telah tinggal selama 1-5 tahun, dan memiliki masalah kesehatan. Saran: pihak panti dan instansi terkait lebih memperhatikan kemandirian lansia dalam memenuhi kebutuhan dasarnya guna meningkatkan kesejahteraan lansia.

Changes that occur in the elderly during the aging process raises various problems so that the elderly have difficulty doing daily activities. The difficulty of the elderly doing daily activities makes them dependent on others. Aim: To identify the elderly independence level and describe the independence level based on the characteristics of the elderly. Method: the research is a descriptive study. The number of respondents is 110 people of the elderly using the Care Dependency Scale questionnaire. Result: the characteristics of the elderly show that 55.5% are male, 78.2% aged 60-74 years old, 67.3% have low education, 69.1% have lived for 1-5 years, and 55.5% have health problems. The category of independence level shows that 80.9% are independent, 19.1% are dependent. Meanwhile, most of the independent elderly are male, aged 60-74 years old, have low education, have lived for 1-5 years, and have health problems. Suggestion: the related institutions pay more attention to the independence of the elderly to fulfill their basic needs to improve elderly welfare.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Judyca Sarinah
"Masalah kemandirian dapat mempengaruhi munculnya masalah harga diri pada lansia. Hal itu disebabkan karena adanya etiologi intrinsik seperti kondisi fisik, kognitif, dan jiwa serta persepsi negatif lansia dan etiologi ekstrinsik seperti suasana tinggal di panti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik responden usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan kondisi kesehatan, tingkat kemandirian melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, tingkat harga diri, dan hubungan antara tingkat kemandirian melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan tingkat harga diri lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan pada 75 responden dengan panduan instrumen Barthel Index dan Rosenberg Self-Esteem Scale dengan desain cross-sectional.
Hasil penelitian menunjukkan 76 tergolong mandiri, 56 memiliki harga diri tinggi, dan tidak ada hubungan antara tingkat kemandirian melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dengan tingkat harga diri p value 0,051; CI 95 . Penelitian berikutnya disarankan untuk meneliti hubungan antara tingkat kemandirian melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dasar dan aktivitas kehidupan sehari-hari instrumental dengan tingkat harga diri pada lansia di panti sosial yang berbeda.

The independence problem can affect self esteem problem in elderly. It is caused by intrinsic etiologies such as the physical, cognitive, and mental conditions and the negative perception of elderly and extrinsic etiology namely the situation about living in elderly institution. The purpose of this research is to identify the characteristics of participants age, gender, education level, and health condition, the independence level of doing activities daily of living, the self esteem level, and the correlation between the independence level of doing activities daily of living with the self esteem level of elderly in Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3 South Jakarta. This research was done for 75 participants by using Barthel Index and Rosenberg Self Esteem Scale with cross sectional design.
The result shows 76 participants are independent, 56 participants have high self esteem, and there is not correlation between the independence level of doing activities daily of living with the self esteem level p value 0,051 CI 95 . The next research is recommended to identify the correlation between the independence level of doing basic and instrumental activities daily of living with the self esteem level in different social elderly institution.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tantri Melinda
"Kesepian merupakan perasaan yang umum terjadi pada lansia yang tinggal di suatu institusi. Kesepian adalah perasaan yang bersifat subjektif. Tujuan dari literatur review ini yaitu untuk mengetahui kesepian yang terjadi pada lansia yang tinggal di institusi perawatan lansia. Literature review ini dicari dengan menggunakan 4 database (Scholar, Ebsco, ProQuest, Science Direct). Penelusuran literatur dilakukan pada bulan Juni-Juli 2020. Metode PRISMA digunakan dalam literature review ini untuk menilai judul, abstrak, full-text, juga metodologi. Terdapat 10 studi dari literatur yang ditemukan yang sesuai dengan kriteria inklusi. Studi dilakukan diberbagai negara. Sampel pada penelitian ini minimal 11 dan maksimal 250. Lansia yang tinggal di Panti merasa kesepian. Kesepian digambarkan sebagai perasaan sedih, sendiri, bosan, tidak menyenangkan. Faktor yang mempengaruhi kesepian terdiri dari usia, jenis kelamin, tempat tinggal, status pernikahan, kontak sosial, keterlibatan sosial, kepuasan hidup, status pekerjaan, penyakit atau gangguan fungsional, serta dukungan sosial.

Loneliness is a feeling that is common in the elderly who live in nursing homes, feelings that are subjective. The purpose of this review literature is to find out the loneliness that occurs in the elderly who live in the nursing homes. This literature review was searched four online databases (Scholar, Ebsco, ProQuest, Science Direct). Literature search was conducted in June-July 2020. The PRISMA method guided review, title, abstract, full-text, and methodology. There are 10 studies from the literature found which met inclusion criteria. Studies conducted in various countries. The sample in this study is a minimum of 11 and a maxium of 227. Elderly describes loneliness as feeling sad, alone, bored, not a lot of fun. Factors affecting loneliness include age, sex, residence, marital status, social contact, social involvement, life satisfaction, work status, illness or functional impairment, and social support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susisusanti Daely
"

Jumlah lansia selalu meningkat, begitu juga lansia terlantar, sehingga pemerintahan mendirikan panti sosial. Akibat penuaan, lansia mengalami perubahan yang mempengaruhi kualitas hidup. Metode penelitian deskriptif, pendekatan cross sectional, untuk melihat gambaran kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Werdha di Jakarta. Responden dipilih dengan simple random sampling (107). Analisis karakteristik responden  menggunakan uji T-Independent dan anova. Penelitian menemukan responden panti werdha kebanyakan lansia muda, lansia lak-laki dan menikah dengan pendidikan rendah, dan tinggal di panti selama 2 tahun keatas. Kesimpulannya, kualitas hidup lansia panti rendah maka, lansia perlu diberikan dukungan sosial adekuat agar merasa diperhatikan, sehingga tercipta kualitas hidup tinggi.

 


The number of elderly people always increases, as well as abandoned elderly people, so the government has established social institutions. As a result of aging, the elderly experience changes that affect the quality of life. Descriptive research method, cross sectional approach, to describe the quality of life of the elderly at the Panti Sosial Tresna Werdha in Jakarta. Respondents were selected by simple random sampling (107). Analysis of respondent characteristics using independent t-test and anova. The study found that respondents of the panti werdha were mostly young elderly, elderly male and married, with low education, and lived in a nursing home for 2 years and above. In conclusion, the quality of life for the elderly is low, so the elderly need to be given adequate social support in order to feel cared, so that a high quality of life is created.

 

 

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Farhana
"Lansia termasuk kedalam kelompok rentan dan bergantung pada kelompok usia produktif. Peran pemerintah dalam melindungi dan meningkatkan kesejahteraan lansia salah satunya melalui pelayanan pada Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) atau panti werdha. Caregiver memiliki peran dalam memberikan pelayanan secara langsung pada lansia. Pentingnya perilaku caring caregiver dapat meningkatkan aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku caring caregiver di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Jakarta dan hubungan antara karakteristik caregiver dengan perilaku caring caregiver. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Analisa data menggunakan uji Mann-Whitney dan uji Spearman (CI 95%). Responden caregiver terdiri dari 35 orang yang dipilih dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen Caring Behavior Inventory (CBI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku caring caregiver memiliki hasil yang baik (85,5%). Tidak terdapat hubungan antara karakteristik caregiver seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, dan pelatihan terkait perilaku caring caregiver dengan penerapan perilaku caring caregiver (p>0,05). Tingginya perilaku caring caregiver dapat terus ditingkatkan dan dipertahankan oleh panti werdha serta penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut mengenai faktor lain yang memengaruhi perilaku caring caregiver.

Elderly belongs to vulnerable groups and depend on the productive age group. The roles of the government in protecting and improving the welfare of the elderly is through services at the elderly social institution. The caregiver has roles in providing services directly to the elderly. The importance of the caregiver caring behavior can improve services and various aspects of the elderly. The purpose of this study was to determine the description of caregiver caring behavior in elderly social institution Jakarta and the relationship between caregiver characteristics with caregiver caring behavior. The design of this research is descriptive observational with a cross-sectional approach. Data were analyzed with the Mann-Whitney Test and Spearman Test (CI 95%). 35 caregiver respondents who served in elderly social institution Jakarta were selected by the total sampling technique. Data collected with a caring behavior inventory (CBI) questionnaire. The results showed that caring behavior in caregiver had good results (85.46%). There is no relationship between caregiver caring behavior with caregiver characteristics specifically age, gender, educational program level, length of work, and training regarding caring caregiver behavior (p > 0.05). The high behavior of caring applied by the caregivers can be continuously improved and maintained by the elderly social institution and further research can further investigate other factors that influence caregiver caring behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Andriani
"ABSTRAK
Lansia mengalami perubahan pada kualitas hidup dan tidak terlepas dari
kebutuhan dasar salah satunya ialah spiritualitas. Spiritualitas dipandang mampu
meningkatkan kualitas hidup pada seseorang termasuk lansia. Penelitian ini
merupakan penelitian analisa korelasi yang menggunakan metode kuantitatif
dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat
spiritualitas dengan kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Mulya 01 Cipayung, Jakarta Timur dengan responden sebanyak 75 orang. Analisa
data menggunakan univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat spiritualitas dengan
kualitas hidup (p value < α 0,05). Sedangkan untuk karakteristik responden yang
meliputi usia, jenis kelamin, status pernikahan, dan tingkat pendidikan,
menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna signifikan dengan kualitas
hidup (p value = 0,215; 0,261; 0,384; 0,317). Berdasarkan hasil tersebut, aktivitas
kegiatan spiritual (pembinaan, pemantauan, dan kerja sama) perlu dipertahankan
dan ditingkatkan untuk dapat menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi
lansia.

ABSTRACT
Elderly had an experience of changes in quality of life and could not be separated
from the basic needs, one of them is spirituality. Spirituality was deemed to
improve the quality of life in a person, including the elderly. This research is a
correlation analysis using quantitative methods with cross sectional study to
determine the relationship between the level of spirituality with the quality of life
of the elderly in Social House of Tresna Werdha Budi Mulya 01 Cipayung by
respondents as many of 75 people. Data were analyzed using univariate and
bivariate with chi square test. These results showed a significant relationship
between the level of spirituality with significant quality of life (p value < α 0,05).
As for the characteristics of the respondent which include age, gender, marital
status, and education level, showed no significant relationship with quality of life
significantly (p value = 0.215; 0.261; 0.384; 0.317). Based on these results,
spiritual activities (establishment, monitoring, and cooperation) need to be
maintained and enhanced in order to create a better quality of life for the elderly."
2016
S63722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Listia Sarini
"Lansia erat kaitannya dengan proses menua yang berpengaruh pada penurunan fungsi sistem tubuh salah satunya terjadi pada sistem muskuloskeletal. Kondisi ini dapat bersiko pada kejadian jatuh sehingga mempengaruhi kualitas hidup lansia. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil asuhan keperawatan pada lanjut usia dengan masalah risiko jatuh dengan penerapan program latihan keseimbangan. Latihan ini di dilakukan 4 kali dalam seminggu dengan dasi 16 menit dan di evaluasi dengan menggunakan instrumen Berg Balance Scale (BBS), Time Up and Go (TUG)dan One Leg Standing Time (OLST).
Hasil evaluasi akhir dari penerapan intervensi terlihat adanya perubahan yang signifikan. Pemeriksaan BBS meningkat dari skor 39 menjadi 45, pemeriksaan TUG mengalami percepatan dari 18.64 menjadi 14.60 detik. Sementara evaluasi dengan OLST didapatkan adanya peningkatan kemampuan klien untuk mengangkat salah satu kaki dengan mata terbuka dari 1.06 menjadi 4.32 detik dan dengan mata tertutup dari hasil 0.56 menjadi 4.21 detik. Dapat disimpulkan bahwa penerapan program keseimbangan ini dapat meningkatkan rasa percaya diri, stabilitas dan keseimbangan yang dapat mencegah kejadian jatuh pada lanjut usia. 

Elderly people are closely related to aging processes which can affect the decline in bodily system functions. This condition can be risk of a fall that will affect the elderly quality of life. This scientific paper aims to describe the results of nursing care for the elderly with the risk of falling using balance exercise program. This exercise was conduct 4 times a weeks with 16 minutes in every session was evaluated using Berg Balance Scale (BBS), Time Up and Go (TUG) instruments and One Leg Standing Time (OLST).
The results of the final evaluation after implementation showed a significant change. BBS examination increased from a score of 39 to 45, the TUG examination. accelerated from 18.64 to 14.60 seconds. While evaluation with OLST found an increase in the clients ability to lift one leg with eyes open from 1.06 to 4.32 seconds and with eyes closed from the results of 0.56 to 4.21 seconds. The conclution from this balance training program can increase self-confidence, stability and balance that can decrease risk of falls  in the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Jayanti
"Struktur penduduk dunia baik di Indonesia maupun dunia telah bergeser menjadi berstruktur penduduk tua. Dikatakan sebagai struktur penduduk tua, jika populasi lansia di suatu negara lebih dari tujuh persen. Pada tahun 2018 terdapat 9,27 persen (sekitar 24,49 juta) lansia di Indonesia. Beralihnya struktur ini dikarenakan meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH). Jumlah lansia di perkotaan lebih banyak diandingkan di perdesaan. DKI Jakarta merupakan ibukota negara dan pusat pemeritahan. Hal ini menjadikan Jakarta sebagai perkotaan untuk memberikan contoh pelayanan kesehatan dan sosial yang baik bagi penduduknya termasuk lansia. Terdapat sejumlah 1225 lansia bertempat tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) dan komunitas masyarakat. Tingginya jumlah lansia menjadi perhatian baik pemerintah dan masyarakat untuk memperhatikan masalah lansia.
Pada institusi sosial ini, lansia, sebagai kelompok yang rentan mengalami perubahan baik secara fisik, psikologis, sosial dan lingkungan memungkinkan lansia untuk sulit beradaptasi dengan lingkungannya sehingga hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup lansia menurut domain kualitas hidup World Health Organization Quality of Life-Bref (WHOQOL-Bref). Penelitian dilakukan dengan desain campuran, yakni penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penyebaran kuesioner, wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen dilakukan pada 80 responden lansia masingmasing 40 responden di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung dan Sasana Tresna Werdha (STW) Karya Bhakti RIA Pembangunan Cibubur.
Hasil menunjukkan bahwa penggunaan obat, aktifitas fisik dan domain psikologis memiliki pengaruh terhadap kualitas hidup lansia dengan p value 0,04; 0,03 dan 0,034. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan kualitas hidup dan kepuasan akan kesehatan dan domain kualitas hidup antara responden PSTW dan STW. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan terkait peningkatan interaksi sosial, perbaikan kondisi lingkungan dengan pelaksanaan program dan pelatihan petugas. Diharapkan penelitian lebih lanjut terkait intervensi yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia di institusi sosial panti werdha.

The population structure in both global and Indonesia has shifted to an ageing population. The country is called by ageing population if the elderly population is more than seven percent. In 2018, there were 9.27 percent (around 24.49 million) of the elderly in Indonesia. This changing structure is due to the increasing of life expectancy. The elderly population in urban areas is more than rural areas. DKI Jakarta is the country`s capital and government center. This makes Jakarta as an urban city to provide good health and social services for its population, including the elderly. There are a number of 1225 elderly in elderly institution (PSTW) and the community. The high number of elderly peoples is a concern of both the government and the public to pay attention to the problem of the elderly.
In this social institution, the elderly, as a group that is susceptible to change both physically, psicologically, socially and environmentally, allows the elderly to be difficult to adapt to their environment so that this can affect their quality of life. This study aims to describe the quality of life of the elderly according to the quality of life domain of the World Health Organization Quality of Life-Bref (WHOQOL-Bref). The study was conducted with a mixed design, quantitative and qualitative research. Distribution of questionnaires, in-depth interviews, observations, and document studies were carried out on 80 elderly respondents, each of 40 respondents at the Tresna Werdha Social Institution (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung and Sasana Tresna Werdha (STW) Karya Bhakti RIA Pembangunan Cibubur.
The results showed that drug use, physical activity and psychological domain has an influence on the elderly quality of life with p value 0,04; 0,03 and 0,034. The results showed no difference in quality of life score and satisfaction with health score and quality of life domains between PSTW and STW respondents. This research is expected to be an input related to increasing social interaction, improving environmental conditions with the implementation of programs and training of officers. It is expected that further research related to interventions that can improve the quality of life of the elderly in social institutions of nursing homes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Oktavira
"

Perilaku caring dalam ilmu keperawatan merupakan inti dari keperawatan yang bertujuan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan klien. Lansia yang berkesempatan tinggal di Panti Sosial karena adanya keterbatasan jumlah perawat di PSTW menyebabkan caregiver menjadi yang terdekat dengan lansia selama 24 jam. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara perilaku caring caregiver dengan kepuasan lansia. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia sebanyak 107 responden diambil di PSTW X DKI Jakarta. Instrumen penelitian menggunakan Caring Factor Survey (CFS) dan Service Quality (SERVQUAL). Hasil penelitian (p value (0,02) < α (0,05); dan nilai OR = 2,9) menunjukan adanya hubungan antara perilaku caring caregiver dengan kepuasan lansia. Perlunya peningkatan sumber daya manusia guna meningkatkan mutu pelayanan sehingga lansia di Panti Sosial dapat puas dan kondisinya menjadi optimal.

 


The caring behaviour in nursing is the core of nursing that aims to understand and meet client needs. The elderly who stay at the Social Institution due to the limited number of nurses in PSTW cause caregivers to be closest to the elderly for 24 hours. This research is a descriptive correlation study to identify the relationship between caring caregiver behaviour and elderly satisfaction. The sample in this study were 107 respondents taken at PSTW X DKI Jakarta. The research instrument uses the Caring Factor Survey (CFS) and Service Quality (SERVQUAL). The results of the study (p-value (0.02) < I± (0.05); and OR = 2.9) indicate the correlation between caring caregiver behavior and elderly satisfaction. The need to increase human resources is necessary to improve service quality. As a result, the elderly at PSTW X DKI Jakarta will be satisfied with the service quality, and their condition potentially becomes optimal.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Viona Maria
"Lansia perkotaan  mengalami beban sosial dan kesehatan akibat proses penuaan yang berujung pada keterlantaran. Salah satu institusi perawatan jangka panjang yaitu Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) menjadi tempat tinggal bagi lansia perkotaan yang terlantar. Transisi tempat tinggal dan perubahan fisiologis dan afektif lansia menyebabkan lansia rentan mengalami depresi. Kejadian depresi lansia ini seringkali tidak terdeteksi sehingga membutuhkan perhatian lebih dari perawat dan pihak PSTW.
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menjelaskan asuhan keperawatan pada lansia dengan depresi selama 5 minggu di PSTW Budi Mulya 1 Ciracas, Jakarta Timur. Asuhan keperawatan yang dilakukan berupa intervensi latihan fisik selama 3x50 menit selama seminggu. Evaluasi akhir dengan menggunakan GDS-15 menunjukkan terjadi penurunan gejala depresi pada lansia.

Displaced urban elderly are vulnerable to psychosocial problems due to social, health and economic burdens. One of the long-term care institutions, the Tresna Werdha Social Institution (PSTW), becomes a residence for displaced urban elderly. Residence transition along with physiological and physiological and affective changes cause the elderly to be prone to suffer depression. The incidence of elderly depression is often undetectable and requires more attention from nurses and social institution parties.
The writing of this scientific paper aims to explain nursing care in depressed elderly for 5 weeks at PSTW Budi Mulya 1 Ciracas, East Jakarta. Nursing care carried out in the form of physical exercise intervention for 3x50 minutes during a week. The final evaluation by using GDS-15 indicateds a decrease in depressive symptoms in the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>