Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148060 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yunita Eka Putri
"Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit endemis di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk juga di wilayah tropis lainnya. Tidak semua yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan manifestasi DBD berat. Status gizi erat hubungannya dengan status imunologi seseorang yang berkaitan dengan imunopatogenesis dari DBD. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan stunting dengan kejadian DBD pada balita di Kabupaten Sumbawa. Desain studi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi analitik dengan rancangan kasus control. Sampel kasus akan di ambil dari keseluruhan kasus, dan untuk sampel kontrol akan diambil dengan menggunakan tekhnik sampel acak (Simple Random Sampling). Sehingga dapat disimpulkan jumlah kasus 97 (total kasus) keluarga yang memiliki balita dengan diagnosa DBD selama tahun 2018 sampai Maret 2020 (dari 5 wilayah kerja puskesmas dengan jumlah DBD pada balita terbanyak) sedangkan kontrol 194 keluarga yang memiliki balita yang merupakan tetangga kasus. Dari hasil bivariat dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian DBD pada balita di Kabupaten Sumbawa (p value = 0.0001) dengan OR = 3.269 (95% CI: 1.757-6.083). Pada analisis multivariate menunjukkan hal yang sama (p value = 0.0001) dengan OR = 3.22 (95% CI: 1.679-6.174). Hal ini menunjukkan bahwa balita dengan status gizi pendek dan sangat pendek meningkatkan risiko 3.22 kali terkena DBD.

Dengue Hemorrhagic Fever is an endemic disease in most parts of Indonesia, including in other tropical regions. Not all infected with dengue virus will show severe DHF manifestations. Nutritional status is closely related to a person's immunological status related to immunopathogenesis of DHF. The purpose of this study was to determine the relationship of stunting with the incidence of DHF in toddlers in Sumbawa Regency. The study design that will be used in this study is an analytic study with a case control design. Case samples will be taken from all cases, and for control samples will be taken by using a random sample technique (Simple Random Sampling). So it can be concluded the number of cases 97 (total cases) of families who have toddlers with DHF diagnoses from 2018 to March 2020 (from 5 working areas of puskesmas with the highest number of DHFs in toddlers) while control of 194 families who have toddlers who are neighboring cases. From the bivariate results it can be concluded that there is a significant relationship between nutritional status and the incidence of DHF in children under five in Sumbawa Regency (p value = 0.0001) with OR = 3,269 (95% CI: 1,757-6,083). In multivariate analysis showed the same thing (p value = 0.0001) with OR = 3.22 (95% CI: 1,679-6,174). This shows that toddlers with short and very short nutritional status increase the risk of 3.22 times getting DHF."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalina
"Dengue fever ada\ah penyakit tropis terabaikan, dimana penyakit ini ditularkan oleh nyamuk yang paling cepat berkembang, dimana hampir setengah populasi di dunia sekarang berisiko. Penyakit ini salah satu penyebab utama penyakit serius dan kematian pada anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan k~iadian demam berdarah dengue (DBD) dengan perilaku keluarga (pengetahuan, sikap dan praktik) dalam pencegahan DBD di Kelurahan Way Urang Kabupaten Lampung Selatan tahun 2016. Metode yang digunakan adalah cross sectional study dengan jumlah responden sebanyak 125 keluarga dengan teknik cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara kejadian DBD dengan pengetahuan (p=0,001), tetapi tidak ada hubungan antara kejadian DBD dengan sikap (p=0,875), praktik (p=0,257) dan peri!aku (komposit) keluarga dalam pencegahan DBD (p=0.,600). Pemberian promosi kesehatan tentang DBD dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan keluarga. yang berdampak pada perubahan perilaku keluarga dalam pencegahan DBD.

Dengue fever is a neglected tropical disease, which is transmitted by mosquitoes. The disease is growing fast, making nearly half of the population of t.lte world is now at risk. The disease is one of the main causes of serious illness and death in children. The purpose of this study was to determine the relationships between the incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF) and family behaviors (knowledge, attitudes and practices) in the prevention of dengue in the Village Way Urang South Lampung regency in 2016. The method used was the cross sectional study with cluster sampling technique. A total number of respondents of 125 families involved in this study. The results showed there is a relationship between the incidence of dengue with knowledge (p = 0.001). however there is no association between the incidence of dengue and the attitude (p = 0.875), practice (p = 0.257) and behavior (composite) of the family in the prevention of dengue fever (p = 0.600). The provision of health promotion about dengue can be carried out in accordance with the needs of the family, which would have an impact on changes in family's behavior in the prevention of dengue."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Triany
"Latar belakang. Dampak perubahan iklim menyebabkan tingginya penyebaran penyakit DBD, dan semakin meningkatnya jumlah KLB DBD dibeberapa wilayah kabupaten/kota di Indonesia. Pada bulan Januari 2016 terjadi KLB DBD di Kabupaten Tangerang.
Metodologi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian DBD pada saat KLB di Kabupaten Tangerang, menggunakan desain kasus kontrol dengan analisis multivariat uji logistic regresion. Jumlah sampel 201 terdiri dari 67 kasus dan 134 kontrol. Kasus adalah penderita DBD pada saat KLB dengan konfirmasi medis yang berusia 5-44 tahun, kontrol adalah tetangga kasus yang berada pada radius 100 dari rumah kasus. Data diambil langsung kerumah kasus dan kontrol yang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2016.
Hasil penelitian, Kejadian DBD dipengaruhi oleh faktor umur OR: 22,87 (95% CI: 6,67-78,51), jenis kelamin 3,62 (95% CI : 1,71-7,67), kebiasaan tidur siang OR: 2,47 (95% CI:1,20-5,12), kontak dengan penderita OR: 2.22 (95% CI: 1,05-4,68) dan lingkungan rumah yang terdapat kebun/semak OR: 2,02 (95% CI: 0,99-4,14). Umur merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kejadian DBD.
Disarankan. Masyarakat disarankan lebih waspada terhadap penyakit DBD dan kepada pemerintah agar meningkatkan promosi kesehatan tentang penyakit DBD sehingga masyarakat dapat berperanan dan berpartisipasi aktif dalam upaya pengendalian penyakit DBD.

Background. Impact of climate change to high spread of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) and also increasing number of DHF outbreak in some district or city in Indonesia. Outbreak of dengue fever occurred in Tangerang regency in January 2016.
Methods. The aim of this study was to determine influence factors of DHF outbreak incidence. This study was conducted in Tangerang Regency. A case-control study design with logistic regresion test of multivariate analysis. The total sample was 201, 67 cases of DHF and 134 controls. Cases were 5-44 years old DHF patients during an outbreak with medical confirmation. The control was a neighbor of cases who live in the radius of 100 meter. The study was conducted from February to May 2016 using the primary data.
Results, Incidence of dengue was influenced by age OR: 22.87 (95% CI: 6.67 to 78.51), the sex OR 3.62 (95% CI: 1.71 to 7.67), the habit of napping OR: 2.47 (95% CI: 1.20 to 5.12), contact with patients DHF OR: 2:22 (95% CI: 1.05 to 4.68) and a home environment there are gardens/shrubs OR: 2.02 ( 95% CI: 0.99 to 4.14) and DHF incidence. Age is the dominant factor affecting the incidence of DHF.
Suggestion. Increasing the awareness of DHF in the community. The government increased health promotion on DHF so that people can contribute and participate actively to control DHF.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Bakhtiar
"DBD merupakan penyakit endemis di Kabupaten Sleman dan masuk dalam kategori endemis nasional. Tercatat dari tahun 2001 = 2013 terdapat 6.307 kasus DBD. Dengan melihat hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengkaji Kerentanan Wilayah Terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sleman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode K-Means Cluster. Metode K-Means Cluster mengelompokan desa–desa berdasarkan kemiripan ciri atau kemiripan nilai variabel exsposure dan sensitivity. Variabel–variabel tersebut yaitu total kasus DBD dari tahun 2001-2013, rata-rata Incidance Rate (IR) tahun 2001-2013, endemisitas DBD, kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, Angka Bebas Jentik (ABJ), dan curah hujan.
Tingkat kemiripan tiap desa diukur dari jarak terdekat desa–desa tersebut terhadap pusat-pusat cluster yang terbentuk selama proses custering. Desa–desa tersebut akan membentuk kelompok berdasarkan jarak terdekatnya terhadap pusat clsuter akhir (final cluster center). Setelah dikelompokan berdasarkan kedekatan jarak dengan pusat cluster kemudian dikelompokan kembali berdasarkan tingkat kerentanannya menjadi tiga kelas kerentanan yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Dalam penelitian ini terdapat 86 desa yang akan dikelompokan.
Hasil dari penelitian menyatakan bahwa 22 desa merupakan desa dengan kerentanan terhadap DBD tinggi, 27 desa merupakan desa dengan kerentanan terhadap DBD sedang, dan 37 merupakan desa dengan kerentanan rendah.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is endemic disease in Sleman Regency and in the category of national endemic. Recorded from 2001 - 2013 there were 6,307 cases of DHF. By looking at that, the study aims to assess the Place Vulnerability to Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) Epidemic in Sleman Regency. The method in this study is using K - Means Cluster. K - Means Cluster use to group villages by the similarity characteristic or variable value of exposure and sensitivity. The variables are the number of dengue cases from 2001-2013, Average of Incidence Rate 2001-2013, Endemicity, Population density, Building density, Angka Bebas Jentik and Precipitation.
Similarity villages measured by the nearest distance from the villages to the cluster center at process clustering. That village will form groups based on nearest distance to the final cluster centers. After the groups based on the nearest distance to the center of the cluster then re-grouped based on their level of vulnerability into three classes, low, medium, and high. There are 86 village will be grouped.
The results of the study mentions that 22 villages are high vulnerability, 27 villages are in medium vulnerability and 37 villages with a low vulnerability to DHF.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Kadafi
"Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue. Kota Tanjungpinang merupakan daerah endemis DBD karena sejak tahun 2005 hingga 2015, selalu ada kasus DBD.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara keberadaan jentik dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan kejadian DBD di Kota Tanjungpinang Propinsi Kepulauan Riau tahun 2015. Penelitian ini menggunakan studi analitik dengan rancangan studi kasus kontrol. Populasi dalam penelitian ini ini adalah penduduk kota Tanjungpinang. Hasil penelitian ini menemukan, hubungan antara Keberadaan Jentik dengan DBD adalah sebesar OR = 1,9 ; (95 % CI = 0,939 ? 3,955) dan hubungan antara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan DBD adalah sebesar OR = 0,9 ; (95 % CI = 0,478 ? 1,758) setelah dikontrol variabel kovariat.

Dengue Hemorrhagic Fever ( DHF ) is an acute infectious disease caused by the dengue virus. Tanjungpinang a dengue endemic area because since 2005 until 2015 , there is always a case DBD.Tujuan this study was to determine the relationship between the existence of larva and mosquito nest eradication ( PSN ) with incidence of dengue in Tanjungpinang , Riau Islands Province in 2015. This research used studies analytical case control study . The population in this study are the city dwellers Tanjungpinang. Results of this study found that the relationship between the presence of the dengue larva amounted OR = 1.9 ; ( 95 % CI = 0.939 to 3.955 ) and the relationship between mosquito nest eradication ( PSN ) with DBD amounted OR = 0.9 ; ( 95 % CI = 0.478 to 1.758 ) after controlling for covariates variables."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putrisuvi Nurjannah Zalqis
"Kepadatan nyamuk merupakan salah satu faktor risiko terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi curah hujan tinggi yang terjadi di Kecamatan Kelapa selama Januari-Februari yang menimbulkan banyaknya genangan air di sekitar rumah penduduk sebagai tempat perindukan nyamuk akibat sanitasi yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kepadatan nyamuk Aedes aegypti dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat dengan menggunakan studi cross-sectional selama Mei-Juni 2016. Sampel penelitian ini adalah seluruh warga Kecamatan Kelapa yang terpilih secara acak-proporsional berjumlah 230 orang dan 60 rumah yang terpilih sebagai lokasi pengambilan sampel nyamuk dalam rumah secara acak dari 230 responden terpilih.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kepadatan nyamuk Aedes aegypti di dalam rumah responden masih tergolong tinggi (51,7%) dan kejadian DBD sebesar 20%. Kepadatan nyamuk menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dengan kejadian DBD (p=0,458). Faktor lain yang berhubungan dengan kejadian DBD yaitu keberadaan jentik (p=0,017), usia <15 tahun (p=0,002), kepadatan hunian tinggi (p=0,006), tidak melakukan PSN 3M Plus secara rutin (p=0,024), kebiasaan menggantung baju (p=0,033), dan rumah yang tidak dipasang kawat kasa pada ventilasi (p=0,014).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kepadatan nyamuk Aedes aegypti tidak berhubungan dengan kejadian DBD. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya monitoring lebih lanjut terhadap populasi nyamuk dan kasus DBD, kerja sama sektoral, serta peran serta masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat.

The density of mosquitoes is a risk factor for the occurrence of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). It can be caused by conditions of high rainfall that occurred in Kelapa District during January-February which raises the amount of stagnant water around houses as a breeding place due to poor sanitation. This study aimed to analyze the relationship between the density of Aedes aegypti with the incidence of DHF in West Bangka Regency Kelapa District using cross-sectional study during May-June 2016. Samples were all chosen citizens of Kelapa District with proportional random sampling and 60 chosen houses from 230 citizen?s houses as the sampling sites of mosquitoes.
The analysis showed that the density of Aedes aegypti in the house still relatively high (51,7%) and the incidence of dengue by 20%. Mosquito density showed no significant association with the incidence of DHF (p=0,458). Other factors associated with incidence of dengue are the existence of larva (p=0,017), age <15 years (p=0,002), high house density (p=0,006), did not do PSN 3M Plus regularly (p=0,024), the habit of hanging shirt (p=0,033), and the house which not fitted wire netting on ventilation (p=0,014).
This study concluded that the density of Aedes aegypti mosquitoes is not associated with the incidence of dengue. Based on this result, we need further monitoring of mosquitoes populations and dengue cases, sectoral cooperation, and community participation for clean and healthy living behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bekti Aribawanti Rini
"Kabupaten Purbalingga adalah salah satu daerah endemis penyakit DBD di Indonesia. Peningkatan kasus hamper 3 kali lipat pada bulan Januari-Juni 2019 dibandingkan dengan jumlah kasus yang terjadi pada tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor karakteristik individu, faktor perilaku, faktor lingkungan rumah, dan faktor program DBD. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol. Pengumpulan data menggunakan kuesioner melalui wawancara dan observasi. Total sampel sebanyak 408 responden dari dua kecamatan dengan kasus tertinggi. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat (chi square), dan analisis multivariat (Regresi Logistik).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan Kejadian DBD di Kabupaten Purbalingga adalah umur: 6-18 tahun (OR: 3,75; 95% CI: 1,91-7,36), ≤ 5 tahun (OR: 2,55; 95% CI: 0,94-6,89), 19-45 tahun (OR: 2,23; 95% CI: 1,27-3,94), kebiasaan menguras TPA (OR: 2,13; 95% CI: 1,34-3,39), kebiasaan menggantung pakaian (OR: 1,87; 95% CI: 1,06-3,31), keberadaan tanaman hias (OR: 9,22; 95% CI: 2,54-33,50), keberadaan barang bekas (OR: 1,63; 95% CI: 1,03-2,58), penggunaan kassa nyamuk pada ventilasi (OR: 12,35; 95% CI: 3,34-45,74), dan pencahayaan (OR: 1,75; 95% CI: 1,07-2,87). Bagi
Dinas Kesehatan diharapkan dapat mengintensifkan penyuluhan tentang DBD dan meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam mendukung pelaksanaan 3M Plus sehingga dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Bagi Masyarakat diharapkan dapat melaksanakan PSN 3M Plus secara mandiri salah satunya melalui pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).

Purbalingga Regency is one of the endemic area of DHF in Indonesia. The increase of DHF cases in Purbalingga Regency in January-June 2019 almost tripled compared to the number of cases in 2018. This study is necessary to conduct research on individual characteristic factors, behaviour factors, household environmental factors, and DHF program factors associated with the incidence of DHF in Purbalingga Regency. It used a case control study design. The data were collected using questionnaires through interviews and observations. The total sample of 408 respondents was taken from two subdistricts with the highest cases. Univariate, bivariate (chi-square), and multivariate (Logistic Regression) analysis were employed in this study.
The results of the study indicate that the factors associated with the incidence of DHF in Purbalingga Regency in 2019 were the age: 6-18 year (OR: 3,75; 95% CI: 1,91-7,36), ≤ 5 year (OR: 2,55; 95% CI:0,94-6,89), 19-45 year (OR: 2,23; 95% CI: 1,27-3,94), habit of drain the water supply containers (OR: 2,13; 95% CI: 1,34-3,39), habit of hanging clothes (OR: 1,87; 95% CI: 1,06-3,31), the availability of ornamental plants (OR: 9,22; 95% CI: 2,54-33,50), the presence of discarded trash (OR: 1,63; 95% CI: 1,03-2,58), the availability of mosquito gauze (OR: 12,35; 95% CI: 3,34-45,74), and the lighting (OR: 1,75; 95% CI: 1,07-2,87).
The Health Office is expected to intensify promoting about DHF and to increase the inter-related sectors in supporting the implementation of the mosquito nest eradication (PSN) 3M Plus so that it can be carried out by all levels of society. The community is expected to be able to implement PSN 3M Plus independently, one of which is through the implementation of the "Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J)".
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoyo
"ABSTRAK
Kasus DBD secara global maupun nasional terus mengalami peningkatan walaupun terjadi penuruan yang cukup signifikan pada tahun 2017. Penurunan jumlah kasus tersebut tentu tidak terlepas dari adanya berbagai upaya yang telah dilakukan, tetapi kita juga tidak dapat mengesampingkan adanya fakta bahwa siklus trend kasus DBD masih terjadi dalam periode waktu tertentu. Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa proporsi penggunaan insektisida secara umum dalam mencegah gigitan nyamuk sebesar 12,2 , sedangkan diperkotaan proporsinya lebih tinggi 17,9 dibandingkan dengan pedesaan 6,4 . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan insektisida rumah tangga dengan kejadian penyakit DBD. Penelitian ini adalah studi analitik dengan rancangan kasus kontrol yang dilakukan terhadap 320 sampel yang terdiri atas 80 kasus dan 240 kontrol. Sampel kasus dipilih dengan metode consecutive sampling yang diambil dari laporan kasus DBD dan sampel kontrol dipilih secara acak sederhana yang diambil dari tetangga kasus dalam radius 100 meter. Analisis multivariat dilakukan dengan regresi logistik berganda yang bertujuan untuk menganalisis hubungan penggunaan insektisida rumah tangga dengan kejadian penyakit DBD setelah mengendalikan faktor umur, gender, pendidikan, pekerjaan, kepadatan hunian, kasa nyamuk, PSN, breeding place, dan resting place. penelitian ini dilakukan di Kota Kendari pada bulan Mei ndash; Juni 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis insektisida berhubungan dengan kejadian penyakit DBD dengan nilai OR 0,081 95 CI: 0,03-0,19 dan nilai P 0,000 untuk anti nyamuk bakar, OR 0,36 95 CI: 0,16-0,75 dan nilai P 0,007 untuk anti nyamuk spray, dan OR 0,16 95 CI: 0,06-0,37 dan nilai P 0,000 untuk anti nyamuk lainnya setelah mengendalikan faktor umur, kepadatan hunian, dan breeding place. Kombinasi insektisida berhubungan dengan kejadian penyakit DBD dengan nilai OR 0,17 95 CI: 0,07-0,34 dan nilai P 0,000 untuk 1 jenis anti nyamuk bakar dan OR 0,21 95 CI: 0,10-0,41 dan nilai P 0,000 untuk >1 jenis anti nyamuk setelah mengendalikan faktor umur, pendidikan, PSN dan breeding place. Waktu penggunaan insektisida berhubungan dengan kejadian penyakit DBD dengan nilai OR 0,19 95 CI: 0,08-0,39 dan nilai P 0,000 untuk malam hari dan OR 0,17 95 CI: 0,08-0,37 dan nilai P 0,000 untuk pagi dan sore hari setelah mengendalikan faktor umur, pendidikan, dan breeding place. Frekuensi penggunaan insektisida tidak berhubungan dengan kejadian penyakit DBD setelah berinteraksi dengan gender dan setelah mengendalikan faktor umur, pendidikan, pekerjaan, kasa nyamuk, dan breeding place. Edukasi dapat difokuskan untuk mengurangi kebiasaan menggantung pakaian bekas pakai dan melaksanakan PSN secara rutin. Sasarannya dapat dipersempit pada kelompok usia sekolah.

ABSTRACT
The case of DHF globally and nationally continues to increase despite the significant decline in 2017. The decline in the number of cases is certainly not independent of the various efforts that have been done, but we also can not rule out the fact that the dengue trend cycle still occurs in the certain period. The results of Basic Health Research in 2013 shows that the proportion of insecticide use in general in preventing mosquito bites was 12.2 , while urban proportion is higher 17.9 than rural 6.4 . This study aims to determine the relationship of household insecticide use with the incidence of DHF disease. This study was an analytic with case control design that conducted on 320 samples consisting of 80 cases and 240 controls. The case samples were selected by the consecutive sampling method taken from the DHF case report and a simple randomized control sample taken from the neighboring case within 100 meters radius. Multivariate analysis was performed by multiple logistic regression which was aimed to analyze the relationship of household insecticide use with the incidence of DHF after controlling for age, gender, education, occupation, housing density, mosquito net, PSN, breeding place and resting place. This study was conducted in Kendari City in May June 2018. The results showed that the type of insecticide was related to the incidence of DHF with OR 0,081 95 CI 0,03 0,19 and P 0,000 for burn mosquito repellent, OR 0,36 95 CI 0,16 0,75 and P value 0,007 for spray mosquito, and OR 0,16 95 CI 0,06 0,37 and value of P 0,000 for others mosquito repellent after controlling for age, housing density, and breeding place. The combination of insecticides was associated with the incidence of DHF with OR 0.17 95 CI 0.07 0.34 and P 0,000 for 1 type of mosquito repellent and OR 0.21 95 CI 0.10 0.41 and P 0,000 for 1 mosquito repellent after controlling for age, education, PSN and breeding place. The time of insecticide use was related to incidence of DHF with OR 0.19 95 CI 0,08 0,39 and P 0,000 for night use and OR 0.17 95 CI 0,08 0, 37 and P 0,000 for day and night use after controlling for age, education, and breeding place. Frequency of insecticide use is not related to the incidence of DHF after interaction with gender and after controlling for age, education, occupation, mosquito nets, and breeding place. Education can be focused on reducing hanging habits and carrying out PSN on a regular basis. The targets can be focused in the school age group."
2018
T51340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Kusumawardani
"Demam berdarah dengue (DBD) telah lama dilaporkan sebagai penyakit yang umumnya menyerang penduduk di wilayah perkotaan. Akan tetapi, beberapa penelitian baru-baru ini, menunjukkan bahwa kejadian DBD telah menyebar ke wilayah pedesaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian DBD di wilayah pedesaan, daerah perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak. Desain studi penelitian ini adalah case series. Sampel penelitian ini adalah seluruh penderita DBD yang tercatat di puskesmas sejak bulan Januari 2011 sampai April 2012. Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei tahun 2012.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 19 kasus DBD dan 4 kasus diantaranya meninggal (CFR 21%). Dari 12 responden, sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (58,3%), berusia ≥ 15 tahun (58,3%), tidak bekerja/ibu rumah tangga (50%), melakukan mobilitas (66,7%), memiliki pengetahuan yang baik (66,7%), berperilaku kurang baik (83,3%), dan memiliki tempat penampungan air (100%). Lima dari 12 kasus DBD (41,7%) diduga merupakan kasus lokal. Terdapat 4 puskesmas (57,1%) yang mampu melakukan kegiatan PE DBD. Hal ini mengindikasikan bahwa transmisi DBD di wilayah pedesaan, daerah perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak, kemungkinan besar telah terjadi.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) has long been reported as disease affecting predominantly among urban populations. However, several recent studies suggest that DHF has spread into rural area.
This study aims to describe disease occurrence of DHF in rural area, Bogor-Lebak border area. The study design is case series. The sample of this study was all patients with confirmed DHF admitted to public health centers between January 2011 and April 2012. The study was conducted in April to May 2012.
The results showed that there were 19 DHF cases and three out of 19 cases died (CFR was 21%). Out of 12 eligible respondents, most of them were male (58.3%), aged ≥ 15 years (58.3%), unemployed/housewife (50%), conducting mobility (66.7%), having good knowledge (66.7%), practicing poorly (83.3%), and having water containers (100%). Five of 12 DHF cases (41.7%) were suspected as local cases. Four public health centers (57.1%) were able to perform PE DBD (DHF Epidemiological Investigation). These results indicate that the transmission of DHF in rural area, Bogor-Lebak border area, most likely has occurred.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
St. Hajar
"Puskesmas Watampone pada urutan ke-1 dengan 393 kasus DBD pada tahun 2012. Desain penelitian kasus kontrol dan melakukan matching pada umur dan jenis kelamin. Hasil analisis bivariat menunjukkan pencegahan gigitan nyamuk, resting place di luar rumah, breeding place di dalam rumah, keberadaan jentik dan media informasi berhubungan dengan kejadian DBD dan bermakna secara statistik sedangkan pekerjaan responden, resting place di dalam rumah dan breeding place di dalam rumah terdapat hubungan yang tidak bermakna dengan kejadian DBD. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa responden yang tidak melakukan PSN DBD dengan baik mempunyai risiko 1,72 kali (95% CI 0,79-3,77) terkena DBD di bandingkan responden yang melakukan PSN DBD dengan baik.

Watampone Health Center on the order of 1 to 393 dengue cases in 2012. Casecontrol study design and perform matching on age and sex. Results of the bivariate analysis showed prevention of mosquito bites, resting place outside the house, breeding place in the home, the presence of larvae and media information associated with the incidence of dengue and statistically significant while the respondents work, resting place in the home and breeding place in the house there is a relationship were not significantly associated with the incidence of dengue. Multivariate analysis showed that respondents who did not perform well PSN dengue risk is 1,72 times (95% CI 0,79 - 3,77) compared with DHF in dengue PSN respondents who did well."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>