Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114856 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yanur Akhmadi
"Perkembangan sektor perbankan Indonesia dalam 11 tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang agresif, tetapi juga mempertahankan likuiditas yang memadai berdasarkan risiko sesuai dengan ketentuan otoritas. Bank-bank milik Pemerintah Indonesia mengendalikan ±42% dari total aset di sektor perbankan dan menghadapi tantangan dalam mempertahankan kondisi yang optimal antara regulasi, risiko, dan profitabilitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui risiko likuiditas dan faktor-faktor yang mempengaruhi bank BUMN setelah krisis ekonomi 2008 dan implementasi Basel III di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data spesifik perbankan dan data ekonomi makro yang diproses menggunakan Common Effect Model yang dibandingkan dengan Fixed Effect Model dan juga dengan Random Effect Model. Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa faktor-faktor spesifik perbankan terutama LDR, NPL, CAR, dan ROA mempengaruhi risiko likuiditas bank-bank BUMN di Indonesia sementara faktor pertumbuhan deposito dan faktor makroekonomi tidak berpengaruh secara signifikan.

Growth of the Indonesian banking sector in 11 years be through aggressive growth, but also maintained adequate liquidity based on risk in accordance with the provisions of the authorities. Indonesia state-owned banks control ±42% of total assets in the banking sector and face challenges in maintaining optimal conditions between regulation, risk and profitability. The purpose of this study is to determine the liquidity risk and the factors that influence SOE (state owned) banks after the 2008 economic crisis and the implementation of Basel III in Indonesia. This study uses specific banking data and macroeconomic data which are processed using the Common Effect Model which is compared with the Fixed Effect Model and also with the Random Effect Model. Based on data analysis indicated that banking-specific factors especially LDR, NPL, CAR, and ROA affect the liquidity risk of state-owned banks in Indonesia while deposit growth and macroeconomics factors do not significantly influence."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufida Sekardhani
"Penelitian ini menganalisis tentang faktor ? faktor spesifik bank, industri, dan makroekonomi yang mempengaruhi risiko bank di Indonesia. Peneliti menggunakan data penelitian dari periode 2003 sampai dengan 2012, yang dalam periode tersebut terdapat krisis global 2008. Peneliti menemukan fakta bahwa struktur aset, tingkat kapitalisasi, pendanaan non-deposito, pasar yang terkonsentrasi, dan inflasi secara signifikan mempengaruhi risiko bank secara searah sedangkan tingkat profitabilitas di tahun sebelumnya, efisiensi, ukuran bank, pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat suku bunga, indeks nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang asing, dan indeks harga saham gabungan perusahaan non-keuangan secara signifikan berpengaruh terhadap risiko bank dengan arah yang berlawanan. Kemudian, peneliti juga menemukan bahwa pertumbuhan kredit bank hanya signifikan berpengaruh negatif pada periode 2008-2012. Selain itu, ditemukan bahwa tingkat profitabilitas di tahun lalu menjadi variabel yang semakin signifikan saat terjadi krisis global 2008.

This study analyzes the bank-specific, industry, and macroeconomic factors affecting bank risk in Indonesia. Researcher used a study period from year 2003 to 2012, which in that period there is a global crisis of 2008. Resercher found that asset structure, capitalization, non-deposit funding, a concentrated market, and inflation significantly affect the bank risk in positive direction, while level of profitability in the previous year, efficiency, bank size, economic growth, unemployment rate, interest rates, exchange rate index, and stock market index of non-financial firms inversely significant in influencing bank risk. Then, the researcher also found that loan growth was only significant during the research period of 2008-2012. In addition, it was found that profitability level in year before is the only factor which is getting more significant in affectingbank risk in Indonesia in period of 2008 global crisis."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muzdalifah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi perbankan syariah dan konvensional pada periode sebelum dan setelah krisis serta mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi selama periode penelitian. Dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA), secara signifikan perbankan konvensional lebih efisien daripada perbankan syariah, baik sebelum maupun setelah krisis. Selanjutnya ditemukan juga bahwa pada perbankan syariah, ukuran bank, permodalan, dan tingkat risiko kredit secara signifikan mempengaruhi Overall Technical Efficiency (OTE). Sedangkan Pure Technical Efficiency (PTE) dipengaruhi oleh profitabilitas, ukuran bank, dan permodalan, sementara Scale Efficiency (SE) hanya dipengaruhi oleh ukuran bank dan risiko kredit. Pada perbankan konvensional Overall Technical Efficiency (OTE) secara signifikan dipengaruhi oleh permodalan dan likuiditas. Selanjutnya Pure Technical Efficiency (PTE) dipengaruhi oleh tingkat profitabilitas, risiko kredit, dan likuiditas, sementara itu Scale Efficiency (SE) dipengaruhi oleh permodalan dan likuiditas.

ABSTRACT
This study aims to compare the efficiency of Islamic banks with conventional banks before and after global financial crisis and to know the determinants of the efficiency. By using Data Envelopment Analysis (DEA) method, the study finds that conventional banks are more efficient than Islamic banks over the observation periods. In addition, this study also finds that bank size, capitalization, and credit risk of Islamic banks are significantly influence Overall Technical Efficiency (OTE). Meanwhile Pure Technical Efficiency (PTE) is influenced by profitability, bank size, and capitalization. Scale Efficiency (SE) is influenced by bank size and credit risk. On the other hand, conventional banks? Overall Technical Efficiency (OTE) is significantly influenced by capitalization and liquidity. Furthermore, Pure Technical Efficiency (PTE) is influenced by profitability, credit risk, and liquidity. Scale Efficiency (SE) is influenced by capitalization and liquidity."
2015
S60022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pamungkas Hadi Susmono
"ABSTRAK
Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bank-bank yang dianggap berisiko sebagai counterpart oleh bank lainnya dalam transaksi Pasar Uang Antar Bank PUAB , sehingga diharapkan dapat mencegah serta memitigasi potensi terjadinya risiko sistemik pada industri perbankan di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data transaksi intraday bilateral pinjam meminjam tanpa agunan dengan tenor overnight O/N yang diambil dari transaksi PUAB dengan periode observasi dari Januari 2008-Juni 2009. Dari hasil penelitian, berhasil diidentifikasi sebanyak 4 bank yaitu FI 81, FI 94, FI 3 dan FI 54 yang secara statistik signifikan menunjukkan signal risiko tertinggi di PUAB.Selain itu ditemukan juga bukti bahwa sebagian besar bank yang menunjukkan frekuensi signal yang tinggi umumnya bertindak sebagai net peminjam di PUAB, hal ini mengindikasikan bahwa bank tersebut terus-menerus menghadapi permasalahan likuiditas. Dari hasil regresi ditemukan juga bukti adanya hubungan negatif dengan tingkat kemiringan slope sebesar -0,93 antara besarnya share signal risiko terhadap Z Score. Dari hasil penelitian ini diharapkan metode ini dapat digunakan sebagai tools pelengkap dalam melakukan monitoring risiko individual bank selain dari angka rasio keuangan, serta dapat diaplikasikan sebagai Early Warning System EWS perbankan

ABSTRACT
The focus of this study is to identify which banks that are considered risky as counterpart by other banks in interbank money market transactions PUAB , and it is expected to prevent and mitigate the potential of systemic risk in the banking industry in Indonesia. In this research used intraday bilateral lending transaction without collateral data with overnight tenor O N taken from PUAB transaction with observation period from January 2008 to June 2009. Based on the research result, it was identified 4 banks, FI 81, FI 94, FI 3 and FI 54 which statistically show the highest sign of risk in PUAB.There is also evidence that most banks that exhibit high signal frequencies generally act as net borrowers in the interbank money market, indicating that banks are constantly facing liquidity problems. From the regression results found also evidence of a negative relationship with the level of slope 0.93 between the amount of risk signal share against Z Score. Hopefully the method from this study can be used as a complementary tool in monitoring individual bank risk apart from the financial ratio, and can be applied as the Early Warning System EWS banking"
2018
T49561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamba, Deta Basa Nia Octavia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diversifikasi pendapatan terhadap profitabilitas dan risiko Bank Umum Konvensional di Indonesia periode 2006-2012 dengan menggunakan data panel. Profitabilitas bank diukur dengan menggunakan return on asset dan risk-adjusted return on asset. Penelitian ini menggunakan FOCUSk, Non Interest Income (NII), Fee, Trade, dan Other sebagai indikator diversifikasi. Dengan sampel 94 bank umum konvensional di Indonesia, penelitian ini menunjukkan diversifikasi pendapatan memiliki pengaruh signifikan pada return on average assets, risk-adjusted returns, dan risiko insolvensi bank.

This study aims to determine the effect of income diversification on profitability and risk of Commercial Bank in Indonesia during 2006-2012 by using panel data. Profitability of banks is measured by using return on assets and risk-adjusted return on assets. This study uses FOCUSk, Non Interest Income (NII), Fee, Trade, and Other as indicators of diversification. With a sample of 94 conventional commercial banks in Indonesia, this study shows income diversification has a significant effect on return on average assets, risk-adjusted returns, and insolvency risk."
2015
S59116
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Barri Karim
"Fenomena corporatocracy memunculkan potensi ancaman bagi kedaulatan ekonomi Indonesia. Sektor perbankan mempunyai peran penting dalam perekonomian Indonesia. Strategi pembentukan holding bank BUMN di Indonesia mulai dikaji salah satunya sebagai tindakan antisipatif dalam menghadapi ancaman corporatocracy.
Tesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi ancaman corporatocracy serta menganalisis strategi pembentukan holding bank BUMN sebagai tindakan antisipatif. Metode yang digunakan dalam tesis ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode analisis SWOT dan EHN framework.
Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa faktor kekuatan pembentukan holding bank BUMN adalah permodalan, size, efisiensi dan corporate strategy, kelemahannya adalah mengaburkan fokus, rendahnya kualitas sumber daya manusia dan teknologi, peluangnya adalah reciprocal expansion, peluang pasar retail ASEAN, proyek pembangunan infrastruktur Indonesia, ancamannya adalah kualitas sumber daya manusia dan teknologi perusahaan asing yang lebih tinggi.
Hasil EHN framework merinci komponen dan interaksinya dalam suatu sistem ketahanan negara. Pembahasan EHN framework melibatkan poin elements, outside forces, complex system, outcomes, reimagination dan recommendation atau transformation.Kata kunci: corporatocracy, holding bank bumn, ketahanan ekonomi.

The phenomena of corporatocracy creates a potential threat for Indonesia rsquo s economic resilience. Banking sector has an important role in Indonesia rsquo s economy. Holding company of BUMN banks strategy begin to be considered, one of the reason is an anticipation act towards corporatocracy as potential threat.
This thesis aims to identify potential threat of corporatocracy and analyze the holding company BUMN banks strategy as an anticipation act.
The result of SWOT analysis showed that the strengths of this holding company are capitalization, size, efficiency, and corporate strategy, the weaknesses are technology and human resource quality, the opportunities are reciprocal expansion, ASEAN retail market and the building of infrastructure projects, while the threat is the higher quality of technology and human resource of the foreign companies.
EHN framework result detailized the components and their interraction on a country rsquo s resilience system. EHN framework discussion involves these points elements, outside forces, complex system, outcomes, reimagination and recommendation or transformation.Keywords corporatocracy, SOE holding, economic resillience
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahendra Apriamilega
"Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari variabel-variabel makroekonomi (inflasi, kurs, suku bunga, GDP, jumlah uang beredar), bank spesifik (CAR, bank deposit, bank size) dan struktur finansial (rasio total asset dengan GDP) terhadap profitabilitas bank yang ditunjukkan dengan return on asset (ROA). Penelitian ini menggunakan data-data keuangan dari 28 bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Pemilihan tahun 2009-2013 sebagai periode penelitian ditujukan untuk melihat pengaruh variabel-variabel tersebut pada sektor perbankan pasca krisis ekonomi dunia tahun 2008. Regresi linear berganda dilakukan terhadap data-data makroekonomi, bank spesifik dan struktur finansial baik secara terpisah maupun bersama-sama.
Hasil penelitian menunjukan hanya terdapat tiga variabel yang mempengaruhi kinerja sektor perbankan secara signifikan, yaitu bank size, bank deposit dan struktur finansial. Hal ini menunjukan bahwa faktor internal lebih mempengaruhi profitabilitas perbankan dibandingkan faktor eksternal seperti makroekonomi. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan agar digunakan variabel kinerja perbankan lainnya yaitu, return on equity (ROE) dan net interest margin (NIM), untuk memberikan hasil penelitian yang lebih terperinci.

The Purpose of this study was focused on the effect of macroeconomic (inflation, exchange rates, interest rates, GDP, money supply), bank specific (CAR, bank deposits, bank size) and the financial structure ( ratio total asset with GDP ) on Indonesian bank's profitability shown by return on assets ( ROA). Bank?s performance was measured using return on assets (ROA). The study used financial data from 28 commercial banks that were listed on Indonesia Stock Exchange (IDX) within the period of 2009 to 2013. The rationale for selecting the study period was to examine the hyact of the aforementioned variables on banking sector post 2008 global economy crisis. Multiple linear regression was applied on each variable category (macroeconomic, bank spesific and financial structure) exclusively as well as concurently.
The result of this study showed the dominate effect of three variables, namely bank size, bank deposit and financial structure, on bank?s profitability. The period insight that internal factor, other than internal factor such as macroeconomic variables, affected bank?s performance. Based on this study, the researcher suggested two variables, i.e. return on equity (ROE) and net interest margin (NIM), as proxy for bank?s profitability. The use of these variables might provide a more detail explanation on factors affecting bank?s performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2015
S59391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Nabila Saraziva
"Selama krisis, profitabilitas bank cenderung menurun. Oleh karena itu, manajemen berusaha untuk meminimalisir inefisiensi dalam mengoperasikan bisnisnya. Dengan 35 bank di Indonesia, penelitian ini menganalisis dampak krisis pada skor efisiensi bank sebelum dan setelah krisis 2008. Penelitian ini menggunakan data envelopment analysis (DEA), Wilcoxon test, dan analysis of variance yang diterapkan pada data dari tahun 2006 hingga 2019. Berdasarkan data envelopment analysis (DEA), mayoritas bank (43% - 69%) belum efisien dari tahun 2006 hingga 2019. Mayoritas bank di Indonesia belum menjalankan fungsinya sebagai intermediasi sehingga kurang efisien dalam memanfaatkan inputnya untuk menghasilkan output pada tingkat tertentu. Di samping itu, penelitian ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara efisiensi bank sebelum dan sesudah krisis berdasarkan uji Wilcoxon. Hal ini menunjukkan bahwa regulasi dan model bisnis pasca krisis tahun 2008 berdampak signifikan terhadap efisiensi perbankan di Indonesia. Beberapa variabel (total aset, biaya operasional, total pendapatan, dan pendapatan bersih) menunjukkan pertumbuhan yang meningkat bahkan setelah krisis. Di sisi lain, penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara efisiensi bank berdasarkan BUKU (Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha) atau bank berdasarkan kegiatan usaha dengan uji analysis of variance. Rata-rata, bank besar lebih efisien bahkan selama krisis keuangan. Penelitian ini pun menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara efisiensi bank berdasarkan capital adequacy ratio buffer dengan uji analysis of variance. Namun, penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara efisiensi bank berdasarkan mayoritas kepemilikan saham. Bank dengan mayoritas kepemilikan saham oleh lokal ditemukan lebih efisien. Studi ini menunjukkan bahwa kerangka kebijakan memiliki peran krusial pada efisiensi bank. Pembuatan kebijakan dapat bisa lebih kompatibel dan fleksibel dalam kaitannya dengan isu yang sedang berlangsung. Regulator dan pengawas bank perlu membuat kebijakan perbankan yang dapat mendorong kinerja bank dan meningkatkan ukuran bank, tetapi di saat yang sama mengendalikan efisiensinya. Oleh karena itu, kebijakan perbankan harus mendorong profitabilitas, permodalan, dan pertumbuhan sekaligus mengendalikan efisiensinya.

During financial crisis, the profitability of businesses tends to decline. Therefore, managements aim to minimize inefficiencies in running their businesses. Using 35 banks in Indonesia, we analyze the crisis effect on bank’s efficiency before and after crisis in 2008. This study utilizes data envelopment analysis (DEA), Wilcoxon test, and analysis of variance which applied to accounting data spanning from 2006 to 2019. Based on data envelopment analysis (DEA), most banks (43%-69%) are not efficient yet from 2006 to 2019. The majority of banks in Indonesia have not yet performed their function as an intermediary wherein they are not efficient enough to utilize their inputs to produce a certain level of output. This study shows significant differences between bank efficiency before and after crisis based on Wilcoxon test. This indicates that regulations and business models after crisis in 2008 have a significant impact on bank efficiency in Indonesia. Some variables (total assets, operating expenses, total revenues, and net income) show an increasing growth even after the crisis. On the other hand, this study shows there is no significant differences between bank efficiency based on BUKU (Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha) or bank based on business activities based using analysis of variance. On average, large banks are more efficient even during the financial crisis. This study also shows there is no significant differences between bank efficiency based on capital adequacy ratio buffer using analysis of variances. However, this study shows that there is significant differences between bank efficiency based share ownership. Bank with majority of local ownership is found to be more efficient. This study shows that the regulatory framework play a crucial role in the banks’ efficiency configuration. The policy design can be more compatible and flexible in relation with the issues raised. Regulators should adopt policies that can promote bank performance and increase the size of banks but at the same time controlling the efficiency. Therefore, banking policy should promote profitability, capitalization, and growth while at the same time controlling its efficiency."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Kartika Putri
"[ABSTRAKbr
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari struktur pasar
perbankan terhadap profitabilitas dan stabilitas bank terkait rencana integrasi
sektor perbankan ASEAN yang merupakan salah satu cetak biru dari Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). Dalam mengukur struktur pasar perbankan digunakan
pangsa pasar bank {Relative Market Power (RMP) Hypotesis} dan konsentrasi
pasar perbankan {Structure Conduct Performance (SCP) Hypothesis}. Penelitian
ini menggunakan data bank komersial yang terdaftar di pasar bursa saham negara
ASEAN 4, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina pada periode 2009-
2014. Hasil penelitian ini menunjukan RMP Hypothesis berlaku di perbankan
ASEAN dalam mempengaruhi profitabilitas bank, namun tidak berlaku di
Thailand dan Filipina. Di Indonesia SCP Hypothesis berlaku dominan dalam
menentukan profitabilitas bank. Lain halnya dengan Malaysia, Efficiency
Hypothesis mengonfirmasi hubungan pangsa pasar, konsentrasi pasar, dan
profitabilitas bank. Penelitian ini juga menemukan bahwa konsentrasi pasar
perbankan berpengaruh negatif terhadap stabilitas bank pada perbankan ASEAN,
Thailand dan Filipina. Hal tersebut mendukung konsep Concentration Fragility.
Lain halnya dengan Indonesia dan Malaysia, konsetrasi pasar perbankan membuat
bank lebih tidak stabil. Sehingga hal tersebut mendukung Concentration Stability.
Penemuan penting dalam penelitian ini adalah bank dengan pangsa pasar
besar/ukuran besar dan permodalan kuat membuat bank dapat bersaing terkait
rencana integrasi sektor perbankan ASEAN. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
marger dan akuisisi, khususnya untuk Indonesia.;This study is aimed for analyzing the influence of banking market structure on
bank profitability and stability related to ASEAN banking sector integration
plan which is in line with blue print of ASEAN Economic Community (AEC).
In measuring banking market structure, the research utilized reference of bank
market share {Relative Market Power (RMP) Hypotesis}and banking market
concentration {Structure Conduct Performance (SCP) Hypotesis}. This research
also utilized other references of commercial banks in which listed in stock
exchange of ASEAN 4 countries: Indonesia, Malaysia, Thailand, and Filiphine
for 2009 ? 2014 period. One of the research findings has shown that RMP
Hypotesis takes part in influencing bank profitability in ASEAN banks, but it
does not work in Thailand and Filiphine. In case of Indonesia, SCP Hypothesis
dominantly takes part in creating bank profitability. In case of Malaysia, on the
other hand, Efficiency Hypothesis confirms market share, market concentration,
and bank profitability. The research has also found out that banking market
concentration contributes negative impact on bank stability in ASEAN banks,
Thailand and Filiphine. This matter supports Concentration Fragility. On the
contrary, in case of Indonesia and Malaysia: banking market concentration
leads to more instability within the banks. The condition, therefore, supports
Concentration Stability. The important finding of this research is that high
market share/bigger bank and strong capital leads to banks in order to win the
competition in regard with ASEAN banking integration sector plan. This
achievement can be reached by policy of merge and acquisition, especially for
Indonesia banks.;This study is aimed for analyzing the influence of banking market structure on
bank profitability and stability related to ASEAN banking sector integration
plan which is in line with blue print of ASEAN Economic Community (AEC).
In measuring banking market structure, the research utilized reference of bank
market share {Relative Market Power (RMP) Hypotesis}and banking market
concentration {Structure Conduct Performance (SCP) Hypotesis}. This research
also utilized other references of commercial banks in which listed in stock
exchange of ASEAN 4 countries: Indonesia, Malaysia, Thailand, and Filiphine
for 2009 ? 2014 period. One of the research findings has shown that RMP
Hypotesis takes part in influencing bank profitability in ASEAN banks, but it
does not work in Thailand and Filiphine. In case of Indonesia, SCP Hypothesis
dominantly takes part in creating bank profitability. In case of Malaysia, on the
other hand, Efficiency Hypothesis confirms market share, market concentration,
and bank profitability. The research has also found out that banking market
concentration contributes negative impact on bank stability in ASEAN banks,
Thailand and Filiphine. This matter supports Concentration Fragility. On the
contrary, in case of Indonesia and Malaysia: banking market concentration
leads to more instability within the banks. The condition, therefore, supports
Concentration Stability. The important finding of this research is that high
market share/bigger bank and strong capital leads to banks in order to win the
competition in regard with ASEAN banking integration sector plan. This
achievement can be reached by policy of merge and acquisition, especially for
Indonesia banks., This study is aimed for analyzing the influence of banking market structure on
bank profitability and stability related to ASEAN banking sector integration
plan which is in line with blue print of ASEAN Economic Community (AEC).
In measuring banking market structure, the research utilized reference of bank
market share {Relative Market Power (RMP) Hypotesis}and banking market
concentration {Structure Conduct Performance (SCP) Hypotesis}. This research
also utilized other references of commercial banks in which listed in stock
exchange of ASEAN 4 countries: Indonesia, Malaysia, Thailand, and Filiphine
for 2009 – 2014 period. One of the research findings has shown that RMP
Hypotesis takes part in influencing bank profitability in ASEAN banks, but it
does not work in Thailand and Filiphine. In case of Indonesia, SCP Hypothesis
dominantly takes part in creating bank profitability. In case of Malaysia, on the
other hand, Efficiency Hypothesis confirms market share, market concentration,
and bank profitability. The research has also found out that banking market
concentration contributes negative impact on bank stability in ASEAN banks,
Thailand and Filiphine. This matter supports Concentration Fragility. On the
contrary, in case of Indonesia and Malaysia: banking market concentration
leads to more instability within the banks. The condition, therefore, supports
Concentration Stability. The important finding of this research is that high
market share/bigger bank and strong capital leads to banks in order to win the
competition in regard with ASEAN banking integration sector plan. This
achievement can be reached by policy of merge and acquisition, especially for
Indonesia banks.]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retnani Nur Hapsari
"Studi ilmiah ini bertujuan untuk menguji pengaruh jenis kepemilikan bank terhadap perilaku pengambilan risiko pada bank. Klasifikasi bank umum dikategorikan menjadi Bank Pemerintah, Bank Swasta Nasional, dan Bank Asing. Studi ini juga melakukan pengujian apakah karakteristik spesifik bank memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku pengambilan risiko suatu bank. Penelitian menggunakan data publikasi laporan keuangan atas bank umum Indonesia untuk periode 2007-2016 dengan menggunakan metode Multiple Regression Analysis. Bank dengan dengan tipe kepemilikan pemerintah dan bank asing ditemukan memiliki kecenderungan pengambilan tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan tipe bank swasta nasional. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa faktor likuiditas bank dan diversifikasi pendanaan secara signifikan berpengaruh negatif terhadap perilaku pengambilan risiko sedangkan bank karakteristik lainnya tidak menujukkan adanya pengaruh yang signifikan.

This study aims to examine the effect of bank s type of ownership on the level of bank risk taking behavior. We classifies banks based on their ownership structures into state owned bank Bank Pemerintah, Private National Bank Bank Swasta Nasional, and Foreign Bank Bank Asing. Using bank data in Indonesia, the study want to know which bank type has greater risk taking. The study also tested whether specific bank characteristics had an influence on risk taking. We used the data of Indonesian banks in the period of 2007-2016 by using Multiple Regression Analysis method. Research shows that banks with government owned structure Bank Pemerintah and Foreign Banks Bank Asing have a tendency to take a higher level of risk than Private National Bank Bank Swasta Nasional. The test results also showed that bank liquidity factor and funding diversification significantly affect the risk taking level while the other characteristic bank did not show any significant effect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>