Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104720 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azka Farhana
"Lansia termasuk kedalam kelompok rentan dan bergantung pada kelompok usia produktif. Peran pemerintah dalam melindungi dan meningkatkan kesejahteraan lansia salah satunya melalui pelayanan pada Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) atau panti werdha. Caregiver memiliki peran dalam memberikan pelayanan secara langsung pada lansia. Pentingnya perilaku caring caregiver dapat meningkatkan aspek fisik, mental, sosial, dan spiritual lansia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku caring caregiver di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Jakarta dan hubungan antara karakteristik caregiver dengan perilaku caring caregiver. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Analisa data menggunakan uji Mann-Whitney dan uji Spearman (CI 95%). Responden caregiver terdiri dari 35 orang yang dipilih dengan teknik total sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen Caring Behavior Inventory (CBI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku caring caregiver memiliki hasil yang baik (85,5%). Tidak terdapat hubungan antara karakteristik caregiver seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, dan pelatihan terkait perilaku caring caregiver dengan penerapan perilaku caring caregiver (p>0,05). Tingginya perilaku caring caregiver dapat terus ditingkatkan dan dipertahankan oleh panti werdha serta penelitian selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut mengenai faktor lain yang memengaruhi perilaku caring caregiver.

Elderly belongs to vulnerable groups and depend on the productive age group. The roles of the government in protecting and improving the welfare of the elderly is through services at the elderly social institution. The caregiver has roles in providing services directly to the elderly. The importance of the caregiver caring behavior can improve services and various aspects of the elderly. The purpose of this study was to determine the description of caregiver caring behavior in elderly social institution Jakarta and the relationship between caregiver characteristics with caregiver caring behavior. The design of this research is descriptive observational with a cross-sectional approach. Data were analyzed with the Mann-Whitney Test and Spearman Test (CI 95%). 35 caregiver respondents who served in elderly social institution Jakarta were selected by the total sampling technique. Data collected with a caring behavior inventory (CBI) questionnaire. The results showed that caring behavior in caregiver had good results (85.46%). There is no relationship between caregiver caring behavior with caregiver characteristics specifically age, gender, educational program level, length of work, and training regarding caring caregiver behavior (p > 0.05). The high behavior of caring applied by the caregivers can be continuously improved and maintained by the elderly social institution and further research can further investigate other factors that influence caregiver caring behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Oktavira
"

Perilaku caring dalam ilmu keperawatan merupakan inti dari keperawatan yang bertujuan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan klien. Lansia yang berkesempatan tinggal di Panti Sosial karena adanya keterbatasan jumlah perawat di PSTW menyebabkan caregiver menjadi yang terdekat dengan lansia selama 24 jam. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara perilaku caring caregiver dengan kepuasan lansia. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia sebanyak 107 responden diambil di PSTW X DKI Jakarta. Instrumen penelitian menggunakan Caring Factor Survey (CFS) dan Service Quality (SERVQUAL). Hasil penelitian (p value (0,02) < α (0,05); dan nilai OR = 2,9) menunjukan adanya hubungan antara perilaku caring caregiver dengan kepuasan lansia. Perlunya peningkatan sumber daya manusia guna meningkatkan mutu pelayanan sehingga lansia di Panti Sosial dapat puas dan kondisinya menjadi optimal.

 


The caring behaviour in nursing is the core of nursing that aims to understand and meet client needs. The elderly who stay at the Social Institution due to the limited number of nurses in PSTW cause caregivers to be closest to the elderly for 24 hours. This research is a descriptive correlation study to identify the relationship between caring caregiver behaviour and elderly satisfaction. The sample in this study were 107 respondents taken at PSTW X DKI Jakarta. The research instrument uses the Caring Factor Survey (CFS) and Service Quality (SERVQUAL). The results of the study (p-value (0.02) < I± (0.05); and OR = 2.9) indicate the correlation between caring caregiver behavior and elderly satisfaction. The need to increase human resources is necessary to improve service quality. As a result, the elderly at PSTW X DKI Jakarta will be satisfied with the service quality, and their condition potentially becomes optimal.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raya Maliska Azmi
"Perubahan yang terjadi pada lansia selama proses penuaan memunculkan berbagai permasalahan sehingga lansia sulit melakukan aktivitas kesehariannya. Kesulitan lansia dalam melakukan aktivitas ini membuat lansia bergantung pada orang lain. Tujuan: mengidentifikasi tingkat kemandirian lansia dan mengidentifikasi tingkat kemandirian lansia menurut karakteristiknya. Metode: penelitian ini merupakan studi deskriptif. Responden berjumlah 110 orang dan pengambilan data menggunakan kuesioner Care Dependency Scale. Hasil: karakteristik lansia menunjukkan bahwa 55,5% berjenis kelamin laki-laki, 78,2% berusia 60-74 tahun, 67.3% berpendidikan rendah, 69.1% telah tinggal selama 1-5 tahun, dan 55.5% memiliki masalah kesehatan. Kategori kemandirian lansia menunjukkan 80.9% mandiri, 19.1% dikategorikan tergantung. Sebagian besar lansia yang mandiri berada pada rentang usia 60-74 tahun, berjenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan yang rendah, telah tinggal selama 1-5 tahun, dan memiliki masalah kesehatan. Saran: pihak panti dan instansi terkait lebih memperhatikan kemandirian lansia dalam memenuhi kebutuhan dasarnya guna meningkatkan kesejahteraan lansia.

Changes that occur in the elderly during the aging process raises various problems so that the elderly have difficulty doing daily activities. The difficulty of the elderly doing daily activities makes them dependent on others. Aim: To identify the elderly independence level and describe the independence level based on the characteristics of the elderly. Method: the research is a descriptive study. The number of respondents is 110 people of the elderly using the Care Dependency Scale questionnaire. Result: the characteristics of the elderly show that 55.5% are male, 78.2% aged 60-74 years old, 67.3% have low education, 69.1% have lived for 1-5 years, and 55.5% have health problems. The category of independence level shows that 80.9% are independent, 19.1% are dependent. Meanwhile, most of the independent elderly are male, aged 60-74 years old, have low education, have lived for 1-5 years, and have health problems. Suggestion: the related institutions pay more attention to the independence of the elderly to fulfill their basic needs to improve elderly welfare.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Marlina
"Kebutuhan pelayanan kesehatan merupakan masalah utama bagi para lansia, maka perlu dilakukan peningkatan upaya pencegahan, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan, disamping upaya penyembuhan dan pemulihan. Keaktifan lansia mengikuti kegiatan pembinaan kesehatan lansia secara berkala yang dilakukan setiap bulan melalui kelompok lansia guna deteksi dini kesehatan. Puskesmas Abadi Jaya memiliki 33 kelompok lansia dengan persentase rata-rata kehadiran dalam dua tahun terakhir di bawah target yang ditetapkan Dinkes Kota Depok. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian pembinaan kelompok lansia lebih ditingkatkan terutama pelaksanaan kegiatan preventif dan promotif yang diberikan kader terhadap lansia, serta kegiatan pencatatan dan pelaporan yang lebih sederhana agar tercapai target cakupan yang diinginkan.

The need for health care is a major problem for the elderly, it is necessary to improve prevention, maintenance, and improvement of health, in addition to healing and recovery efforts. Active elderly seniors take part in health coaching regularly conducted every month by the elderly for early detection of health. Jaya Abadi Health Center has 33 groups of seniors with an average percentage of attendance in the last two years below the target set by the City Depok health office. This research is descriptive quantitative research design.
The research training group improved, especially the elderly over the implementation of preventive and promotive activities provided cadres to senior citizens, as well as recording and reporting activities are more simple in order to achieve the desired coverage targets.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Viona Maria
"Lansia perkotaan  mengalami beban sosial dan kesehatan akibat proses penuaan yang berujung pada keterlantaran. Salah satu institusi perawatan jangka panjang yaitu Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) menjadi tempat tinggal bagi lansia perkotaan yang terlantar. Transisi tempat tinggal dan perubahan fisiologis dan afektif lansia menyebabkan lansia rentan mengalami depresi. Kejadian depresi lansia ini seringkali tidak terdeteksi sehingga membutuhkan perhatian lebih dari perawat dan pihak PSTW.
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk menjelaskan asuhan keperawatan pada lansia dengan depresi selama 5 minggu di PSTW Budi Mulya 1 Ciracas, Jakarta Timur. Asuhan keperawatan yang dilakukan berupa intervensi latihan fisik selama 3x50 menit selama seminggu. Evaluasi akhir dengan menggunakan GDS-15 menunjukkan terjadi penurunan gejala depresi pada lansia.

Displaced urban elderly are vulnerable to psychosocial problems due to social, health and economic burdens. One of the long-term care institutions, the Tresna Werdha Social Institution (PSTW), becomes a residence for displaced urban elderly. Residence transition along with physiological and physiological and affective changes cause the elderly to be prone to suffer depression. The incidence of elderly depression is often undetectable and requires more attention from nurses and social institution parties.
The writing of this scientific paper aims to explain nursing care in depressed elderly for 5 weeks at PSTW Budi Mulya 1 Ciracas, East Jakarta. Nursing care carried out in the form of physical exercise intervention for 3x50 minutes during a week. The final evaluation by using GDS-15 indicateds a decrease in depressive symptoms in the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Listia Sarini
"Lansia erat kaitannya dengan proses menua yang berpengaruh pada penurunan fungsi sistem tubuh salah satunya terjadi pada sistem muskuloskeletal. Kondisi ini dapat bersiko pada kejadian jatuh sehingga mempengaruhi kualitas hidup lansia. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil asuhan keperawatan pada lanjut usia dengan masalah risiko jatuh dengan penerapan program latihan keseimbangan. Latihan ini di dilakukan 4 kali dalam seminggu dengan dasi 16 menit dan di evaluasi dengan menggunakan instrumen Berg Balance Scale (BBS), Time Up and Go (TUG)dan One Leg Standing Time (OLST).
Hasil evaluasi akhir dari penerapan intervensi terlihat adanya perubahan yang signifikan. Pemeriksaan BBS meningkat dari skor 39 menjadi 45, pemeriksaan TUG mengalami percepatan dari 18.64 menjadi 14.60 detik. Sementara evaluasi dengan OLST didapatkan adanya peningkatan kemampuan klien untuk mengangkat salah satu kaki dengan mata terbuka dari 1.06 menjadi 4.32 detik dan dengan mata tertutup dari hasil 0.56 menjadi 4.21 detik. Dapat disimpulkan bahwa penerapan program keseimbangan ini dapat meningkatkan rasa percaya diri, stabilitas dan keseimbangan yang dapat mencegah kejadian jatuh pada lanjut usia. 

Elderly people are closely related to aging processes which can affect the decline in bodily system functions. This condition can be risk of a fall that will affect the elderly quality of life. This scientific paper aims to describe the results of nursing care for the elderly with the risk of falling using balance exercise program. This exercise was conduct 4 times a weeks with 16 minutes in every session was evaluated using Berg Balance Scale (BBS), Time Up and Go (TUG) instruments and One Leg Standing Time (OLST).
The results of the final evaluation after implementation showed a significant change. BBS examination increased from a score of 39 to 45, the TUG examination. accelerated from 18.64 to 14.60 seconds. While evaluation with OLST found an increase in the clients ability to lift one leg with eyes open from 1.06 to 4.32 seconds and with eyes closed from the results of 0.56 to 4.21 seconds. The conclution from this balance training program can increase self-confidence, stability and balance that can decrease risk of falls  in the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sipahutar, Monalisa
"Peran individu yang tinggal bersama lansia memiliki implikasi penting bagi kesehatan dan kesejahteraan lansia. Hasil tinjauan literatur menyatakan hasil yang bervariasi antara tinggal bersama mendampingi lansia dengan partisipasi bekerja individu yang tinggal bersama lansia. Penelitian ini berkontribusi dengan melihat kaitan antara tinggal bersama lansia dilihat dari status dan tingkatan kesulitan/gangguan fungsional tubuh lansia dengan partisipasi bekerja individu usia kerja yang tinggal bersama lansia. Penelitian ini juga mempelajari seberapa besar kecenderungan individu yang tinggal bersama lansia menjadi pekerja informal. Dengan menggunakan data SUSENAS Maret 2021, pada model probit tahap pertama metode Two Step Heckman ditemukan bahwa tinggal bersama lansia yang mengalami kesulitan akan meningkatkan partisipasi bekerja individu yang tinggal bersama lansia. Namun, ketika lansia semakin memiliki kesulitan/gangguan fungsional tubuh yang berat sampai sama sekali tidak mampu (sudah dikatakan lansia disabilitas) maka partisipasi bekerja individu yang tinggal bersama lansia juga ikut berkurang. Pada tahap kedua model regresi logistik biner menunjukkan tinggal bersama lansia yang mengalami kesulitan berpengaruh terhadap peningkatan kecenderungan individu menjadi pekerja informal. Penelitian ini juga menemukan tinggal bersama lansia tua dapat menurunkan partisipasi bekerja dan meningkatkan kecenderungan individu yang tinggal bersama lansia untuk menjadi pekerja informal. Pemerintah perlu memikirkan langkah yang baik untuk membantu individu yang tinggal bersama lansia disabilitas atau tinggal bersama lansia tua terutama pada status ekonomi yang rendah agar mereka tidak keluar dari pasar kerja ketika tetap harus mendampingi lansia.

The role of individuals living with the elderly has important implications for health and elderly’s welfare. The results of the literature review stated that the results varied between living with the elderly and work participation of individuals living with the elderly. This study aims to analyze the relationship between living with the elderly as seen from the status and level of functional impairment of the elderly and the work participation of working-age individuals living with the elderly. The study also studied how much the tendency of individuals living with the elderly become informal workers. Using SUSENAS 2021 data, in the first phase of the Probit model of the Two Step Heckman method, it was found that living with elderly people who have functional impairments will increase the work participation of individuals living with the elderly. However, when the elderly have functional impairments that are getting worse to the point of being unable (elderly with disabilities), the work participation of individuals who live with the elderly also decreases. In the second stage, the binary logistic regression model shows that living with the elderly who have functional impairments influences the increased tendency of individuals to become informal workers. The study also found living with elderly people aged 80 years over can reduce work participation and increase the tendency of individuals who live with the elderly to become informal workers. The government needs to help individuals who live with elderly people with disabilities or live with elderly people aged 80 years over, especially those with low economic status, so that they do not leave the job market when they still must accompany the elderly."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Mustika
"Gangguan kemandirian dalam melakukan AKS dan penurunan tingkat kualitas tidur merupakan masalah kesehatan lansia yang mempengaruhi kualitas hidup. Penulisan dengan desain analisis deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui hubungan AKS dengan kualitas tidur lansia.
Desain Penulisan menggunakan metode cross sectional dengan cara wawancara dan observasi menggunakan kuesioner Katz Index dan PSQI. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling.
Hasil Penulisan pada 102 lansia di PSTW Budi Mulia Wilayah Jakarta menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan lansia melakukan AKS dengan kualitas tidur, dengan p value ≤ 0,05 (OR 76,632; 95% CI 9,728-603,643).
Hasil Penulisan menunjukkan bahwa lansia yang mengalami keterbatasan dalam melakukan AKS 76 kali lebih berisiko mengalami masalah pada kualitas tidurnya. Perawat perlu memotivasi dan memfasilitasi lansia untuk dapat melakukan AKS secara mandiri.

Impairment to performing Activity of Daily Living (ADL) independently and decrease level of quality of sleep is a common problem in elderly health that affects to their quality of life. Research by design descriptive analysis aims to determining the relationship between activity daily of living with quality of sleep.
Research design with cross sectional method by interviews and observations using Katz Index and PSQI questionnaire. This research was carried out by simple random sampling.
The results of 102 elderly people in PSTW Budi Mulia Jakarta shown that there was a significant relation between independence of the elderly in doing ADL with quality of sleep, with p value ≤ 0,05 (OR 76,632; 95% CI 9,728-603,643).
Results showed that the elderly who have limitations in performing ADL 76 times more at risk of having problems in the quality of sleep. The nurse should be motivate and facilitate of the elderly to do independence activity of daily living.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S65467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Dessy Naediwati
"Populasi lanjut usia (lansia) di dunia mengalami peningkatan secara cepat. Persentase lansia Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat dalam waktu hampir lima dekade (1971-2017), yaitu menjadi 8,97% (23,4 juta). Peningkatan penduduk lansia ini mengakibatkan adanya peningkatan permasalahan pada lansia. Depresi merupakan gangguan fungsi psikososial yang umum terjadi pada lansia. Terapi kelompok reminiscence spiritual adalah salah satu intervensi yang dikembangkan untuk mengatasi depresi pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi kelompok reminiscence spiritual terhadap depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha.
Penelitian ini menggunakan design quasi experimental pre-posttest with control group dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dengan menggunakan instrumen Short Form Geriatric Depression Scale (GDS). Intervensi dilakukan sebanyak 12 sesi selama 6 minggu. Sampel berjumlah 67 orang (rerata usia = 68,22 tahun) pada kelompok intervensi dan 64 orang (rerata usia = 71,52 tahun) pada kelompok non-intervensi.
Hasil penelitian ini menyatakan terdapat perbedaan rerata depresi yang bermakna sebelum dan setelah diberikan terapi kelompok reminiscence spiritual pada kelompok intervensi (p value = <0,001; α = 0,05); tidak terdapat perbedaan rerata depresi yang bermakna sebelum dan setelah diberikan terapi kelompok reminiscence spiritual pada kelompok non-intervensi (p value = 0,114); dan terdapat perbedaan rerata depresi yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok non-intervensi (p value = < 0,001; α = 0,05).
Hasil penelitan ini disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi kelompok reminiscence spiritual yang bermakna terhadap depresi pada lansia di panti sosial tresna werdha. Perawatan depresi pada lansia tidak hanya dapat diberikan secara psikologis tetapi juga dapat menggunakan aspek spiritual yang diketahui sebagai sumber koping yang digunakan lansia. Oleh karena itu, perawat diharapkan tidak hanya melakukan perawatan biologis saja, tetapi juga perawatan psikologis, sosial, kultural dan spiritualnya.

The population of the older people in the world is increasing rapidly. The percentage of Indonesian older people has doubled in almost five decades (1971-2017), to 8.97% (23.4 million). Increasing older people population has resulted in an increase of problems in the older people. Depression is a psychosocial function disorder that is common in the older people. Spiritual reminiscence group therapy is one of the interventions that developed to overcome depression in the older people. This study aims to identify the effect of spiritual reminiscence group therapy on depression in the older people at the social institution.
This study used the quasi experimental design pre-posttest with control group and purposive sampling. This research was conducted at the Social Institutions in South and Central Kalimantan using a Short Form Geriatric Depression Scale (GDS). The intervention was conducted in 12 sessions for 6 weeks. The sample amounted to 67 people (mean age = 68,22 years) in the intervention group and 64 people (mean age = 71,52 years) in the non-intervention group.
The results of this study stated that there was significant difference in depression mean before and after being given the spiritual reminiscence group therapy in the intervention group (p value = <0.001; α = 0.05); there was no significant difference in depression mean before and after being given the spiritual reminiscence group therapy in the non-intervention group (p value = 0.114); and there was significant difference in depression mean between the intervention group and the non-intervention group (p value = <0.001; α = 0.05).
The result of this study was concluded that there was a significant effect of the spiritual reminiscence group therapy on depression in the older people at the social institution. Depression intervention in the older people can not only be given psychologically but also can use spiritual aspects which are known as sources of coping used by the older people. Therefore, nurses are expected to not only carry out biological care, but also psychological, social, cultural and spiritual care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Siti Maryam
"Keseimbangan tubuh pada lansia dapat ditingkatkan dengan melakukan latihan keseimbangan fisik secara teratur untuk meningkatkan kekuatan otot ekstremitas bawah, daya tahan dan kelenturan sendi sehingga secara tidak langsung dapat mencegah terjadinya jatuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan keseimbangan fisik terhadap keseimbangan tubuh lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Wilayah Pemda DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain nonequivalent pretest-postest with control group. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dan didapatkan 73 lansia sebagai responden dimana 36 lansia pada kelompok intervensi dan 37 lansia pada kelompok kontrol. Instrumen penilaian keseimbangan menggunakan skala keseimbangan Berg. Latihan keseimbangan fisik dilaksanakan 3 kali seminggu selama 6 minggu. Analisis data menggunakan uji-t dan regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseimbangan tubuh lebih baik pada lansia sesudah diberikan latihan keseimbangan pada kelompok intervensi (p<0,05). Keseimbangan tubuh lebih baik pada lansia sesudah diberikan latihan keseimbangan fisik pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05). Gangguan keseimbangan terjadi pada kelompok kontrol dengan usia lebih dari 80 tahun, berjenis kelamin perempuan, dan kurang melakukan aktivitas fisik. Ada pengaruh latihan keseimbangan fisik terhadap keseimbangan tubuh lansia (p<0,05) dimana pada kelompok intervensi terjadi peningkatan yang bermakna 7 item dari 14 item penilaian keseimbangan. Kebijakan panti terkait penerapan bentuk intervensi latihan keseimbangan tanpa mengabaikan aktivitas fisik yang telah ada dan memaksimalkan peran perawat dan petugas sosial diperlukan untuk meningkatkan keseimbangan dan mencegah risiko jatuh pada lansia.

Postural balance in older people can be improved by physical balance exercise regularly to improve muscle leg strength, endurance and joint flexibility, so the risk of fall can be prevented.This Research aimed to know influence of physical balance exercise at Panti Sosial Tresna Werdha in Pemda Region DKI Jakarta. A quasi experimental with nonequivalent pretest-postest with control group design were used in this study. Seventy three sample was taken by randomization, consist of thirtysix older people of interventions group and thirtyseven older people of control group. Instrument of balance assessment uses Berg Balance Scale. Postural stability exercise is executed 3 times a week for 6 week. Data analysis uses independent and dependent t-test and multiple linear regression.
The result of the study showed that postural balance much better in older people after given balance exercise at intervention group (p<0,05). Postural balance much better in older people after given balance exercise at intervention group compared to control group (p<0,05). Balance disorder happens at control group with age more than 80 year, woman, and less conduct physical activity. There is influence of physical balance exercise to postural balance in older people (p<0,05) where at intervention group showed significant improvement on 7 of 14 items in the Berg Balance Scale. Panti policy caught in applying of intervention form balance exercise without disregard physical activity that already there is and maximize nurse role and social worker are needed to improve balance and prevent risk falls in older people.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>