Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143385 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurlaily Setyasari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas pengaruh dari modal sosial dan religuisitas di tingkat individu masyarakat muslim di Indonesia terhadap kerelaan besar pemberian pinjaman tanpa bunga. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan data sekunder dari IFLS yaitu sebanyak 663 responden. Menggunakan metode Partial Least Square Structured Equation Modeling, didapatkan hasil bahwa modal sosial dam religiuisitas positif signifikan berpengaruh langsung dalam kerelaan memberikan pinjaman tanpa bunga. Religiusitas juga terbukti mampu mempengaruhi efek dari modal sosial, dimana religiusitas tinggi akan memperkuat efek modal sosial, sementara religiusitas rendah akan memperlemah efek modal sosial. Dari hasil analisis multi-grup kelompok sampel yang bersifat risk-averse dan tidak risk-averse, dapat diasumsikan bahwa kerelaan pemberian pinjaman tanpa bunga yang didorong oleh religiusitas dan modal sosial umumnya dianggap sebagai perilaku yang altruistik dan tidak mencari profit material. Implikasinya, pemberian pinjaman tanpa bunga yang dimotivasi oleh aspek religiusitas dan modal sosial seseorang cenderung dianggap sebagai bentuk perilaku altruistik dikarenakan alasan meminjam digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari hasil penelitian dapat disarankan bahwa pinjaman tanpa bunga dapat dimanfaatkan oleh institusi formal untuk meningkatkan inklusi finansial dengan memposisikan pinjaman tersebut sebagai bentuk CSR dan bukan sebagai bentuk kegiatan usaha dan menjadi produk keuangan
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiqurrahman Saleh
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh stres dalam bekerja dan religiusitas terhadap konsumsi rokok seseorang. Stres dalam bekerja digunakan sebagai faktor pendorong konsumsi rokok. Sedangkan religiusitas digunakan sebagai faktor pencegah konsumsi rokok. Namun, apakah benar religiusitas dapat mencegah perokok yang mengalami stres kerja untuk mengurangi konsumsi rokoknya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan metode ordinary least square (OLS) dan menggunakan data IFLS 5. Konsumsi rokok digunakan sebagai variabel dependen berdasarkan pengeluaran komoditas rokok dan jumlah batang rokok yang dihisap. Sementara itu, variabel independen utama yang digunakan berupa stres dalam bekerja dan religiusitas berdasarkan subjektivitas individu. Kebaruan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah pekerja yang mengalami stres dan memiliki sifat religius terbukti memiliki kecenderungan untuk mengurangi konsumsi rokok dibandingkan mereka yang tidak religius. Variabel lainnya yang signifikan berkontribusi terhadap konsumsi rokok adalah lama waktu merokok, kondisi kesehatan, pendapatan per kapita, status pernikahan, jenis kelamin, usia, dan usia kuadrat.

This research aims to determine the influence of job stress and religiosity on an individual's cigarette consumption. job stress is used as a driving factor for cigarette consumption, while religiosity is used as a preventive factor. However, can religiosity truly prevent smokers experiencing work-related stress from reducing their cigarette consumption? To answer this question, this study employs the ordinary least squares (OLS) method and utilizes data from IFLS 5. Cigarette consumption is used as the dependent variable based on expenditure on tobacco commodities and the number of cigarettes smoked. Meanwhile, the main independent variables used are job stress and religiosity based on individual subjectivity. The novelty found in this study is that workers who experience stress and possess religious characteristics have been proven to tend to reduce cigarette consumption compared to those who are not religious. Other significant variables contributing to cigarette consumption include duration of smoking, health condition, per capita income, marital status, gender, age, and squared age."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi Aufari
"

Produktivitas pekerja menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi. Produktivitas secara umum dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya tingkat religiositas. Agama-agama secara umum mendorong umatnya untuk menjadi produktif, seperti doktrin etika bekerja Max Weber dalam agama Protestan dan konsep al-mujahadah dalam Islam dan seseorang yang religius dianggap sebagai orang yang produktif. Sementara itu, tingkat religiositas penduduk Indonesia sangat tinggi apabila dibandingkan dengan negara-negara lain. Namun, beberapa studi menemukan bahwa religiositas berhubungan secara negatif terhadap produktivitas pekerja, terutama di Amerika Serikat dan di negara-negara Eropa. Apakah fenomena yang terjadi di negara-negara tersebut juga terjadi di Indonesia? Dalam rangka untuk mengetahui pengaruh religiositas terhadap produktivitas pekerja di Indonesia, peneliti menggunakan data yang dimiliki oleh Indonesian Family Life Survey (IFLS) 4 dan IFLS 5 dengan jumlah sampel sebanyak 30,330 pekerja yang berusia minimal lima belas tahun. Penelitian ini menggunakan metode regresi panel. Hasil penelitian menunjukkan religiositas tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas pekerja, meskipun tingkat religiositas masyarakat Indonesia yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena terdapat faktor-faktor lain yang lebih berdampak dibandingkan dengan religiositas.


Worker productivity is one of many factors that influencing economic growth. In general, productivity influenced by many factors, one of them is religiosity. Religions are promoting productivity in their doctrines, such as Max Weber’s work ethics concept in Protestant and al-mujahadah concept in Islam, then a religious person is considered as a productive person. Meanwhile, religiosity level of Indonesian people is very high compared with other countries. On the other hand, some studies found that religiosity is negatively correlated with worker productivity in US and European countries. Does the phenomenon also occur in Indonesia? In order to take account the relationship between religiosity and worker productivity in Indonesia, the study used data from Indonesia Family Life Survey (IFLS) 4 and 5 with total sample of 30.330 workers aged at least 15 years old and panel data regression method is used. The result shows religiosity appear to be insignificant statistically, despite the relatively high level of religiosity among Indonesian. This allows to assume that there are other factors that capture the source of worker’s productivity better than religiosity.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmania Dian Valentina
"kripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor sosial ekonomi yang dapat mengakibatkan kolesterol tinggi dengan menggunakan fundamental causes. Studi-studi sebelumnya telah membahas kolesterol tinggi dengan data IFLS, tetapi masih belum menekankan pada faktor sosial. Kemudian, beberapa studi mengenai faktor sosial yang berpengaruh terhadap kolesterol tinggi sudah pernah dibahas, tetapi bukan dalam konteks Indonesia. Kalaupun ada studi yang membahas kolesterol tinggi dengan faktor sosial masih belum menggunakan data sebesar IFLS. Untuk itu penelitian ini berupaya mengidentifikasi faktor sosial ekonomi: stres, unemployment, kepemilikan rumah, dan jenis kelamin yang berpengaruh terhadap kolesterol tinggi. Diduga faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan pilihan makanan yang sembarangan dan tidak adanya akses sumber daya sehingga dapat mengakibatkan kolesterol tinggi. Penelitian ini menggunakan analisis data sekunder IFLS gelombang 5 tahun 204/205. dengan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini seluruh responden laki-laki dan perempuan yang tercatat dalam survei  IFLS 2014/2015. Peneliti menggunakan analisis univariat untuk mendeskripsikan data, analisis bivariat dengan chi-squard dan analisis multivariat dengan model regresi logistik biner. Penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres dengan kategori tinggi, unemployment, kepemilikan rumah, dan jenis kelamin lebih mungkin mengidap kolesterol tinggi.

This thesis aims to identify socioeconomic factors that can lead to high cholesterol by using fundamental causes. Previous studies have discussed high cholesterol with IFLS data but have not emphasized social factors. Then several studies on social factors that influence high cholesterol have been discussed, but not in the Indonesian context. Even if there are studies that examine high cholesterol with social factors, they still need to use data as large as IFLS. For this reason, this study seeks to identify socioeconomic factors: stress, unemployment, home ownership, and gender, which affect high cholesterol. It is suspected that these factors can lead to indiscriminate food choices and lack of access to resources, leading to high cholesterol. This study uses secondary data analysis of batch 5 IFLS 2014/2015 with cross-sectionals. The sample in this study were all male and female respondents recorded in the 2014/2015 IFLS survey. Researchers used univariate analysis to describe the data, bivariate analysis with crosstab and chi-square, and multivariate analysis with binary logistic regression models. This research was conducted by binary logistic regression analysis. The study results showed that those with high-stress levels were more likely to have high cholesterol. However, unemployment, home ownership, and gender variables show the opposite result. Workers, homeowners, and women are more likely to have high cholesterol."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanggi Pratama Aryansyah
"Labor market outcome khususnya produktivitas pekerja merupakan salah satu faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Di antara berbagai mancam hal yang memengaruhi labor market outcome, terdapat aspek religiositas yang dinilai turut berkontribusi dalam membentuk produktivitas pekerja. Namun dari studi yang dilakukan di berbagai negara dalam melihat hubungan antara religiositas dengan labor market outcome hasil yang ditemukan masih bersifat abu-abu, di mana terdapat temuan yang menyatakan bahwa kedua hal tersebut memiliki hubungan negatif, dan ada juga temuan yang menyatakan hal sebaliknya. Dengan menggunakan data IFLS 5 dan upah per bulan pekerja sebagai proksi labor market outcome, studi ini hendak mengetahui hubungan antara tingkat religiositas pekerja terhadap labor market outcome di Indonesia sebagai negara dengan masyarakat yang terhitung memiliki tingkat religiositas tinggi. Studi ini menggunakan metode estimasi OLS dengan jumlah sampel sebanyak 6.450 individu pekerja berusia lima belas tahun ke atas. Hasil pada studi ini menemukan bahwa adanya hubungan negatif antara tingkat religiositas pekerja dengan produktivitas yang dimilikinya. Hal ini dapat terjadi di lingkungan Indonesia yang religius akibat adanya faktor lain yang dinilai memiliki dampak lebih besar terhadap labor market outcome dibandingkan aspek religiositas, serta adanya kemungkinan pengaruh sekularisme dalam membentuk hubungan kedua hal tersebut.

Labor market outcome, especially worker productivity, are one of the significant factors for the economic growth of a country. Among the various things that affect labor market outcome, there is an aspect of religiosity that contributed to shaping worker productivity. However, from studies conducted in different countries in looking at the relationship between religiosity and labor market outcome, the findings of the results are still unclear. Several studies are findings that the two things have a negative relationship, and other studies are finding the opposite results. This study aims to determine the relationship between the level of religiosity and labor market outcome in Indonesia as a country with people who have a high level of religiosity by using IFLS 5 data and worker's monthly wages as proxies for labor market outcome. This study uses the OLS estimation method with a sample of 6,450 individual workers aged at least fifteen years. The results of this study found that there was a negative relationship between the level of worker's religiosity and their productivity. This condition can happen in the Indonesian religious environment due to other factors that capture the source of impact on labor market outcome better than worker's religiosity. In addition, there is the possibility of secularism's influence in shaping the relationship between the two."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Nabilah Qonitah
"Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan kondisi kadar glukosa darah yang tinggi karena ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan insulin secara normal atau untuk memproduksi insulin yang cukup. Dalam kurun waktu 5 tahun, prevalensi diabetes melitus pada penduduk berusia ≥ 15 tahun meningkat dari 6,9% pada tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh obesitas terhadap DM tipe 2 di Indonesia, dengan desain penelitian kohort retrospektif. Data yang digunakan berasal dari IFLS-1 dan IFLS-5 dengan sampel sebesar 4.707 dan dianalisis menggunakan uji cox regression. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 7,4% sampel mengalami diabetes tipe 2. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat pengaruh obesitas dan umur pada tahun 1993 terhadap kejadian DM tipe 2 tahun 2014; dan terdapat hubungan antara konsumsi fast food, konsumsi soft drink, konsumsi buah, aktivitas fisik, dan wilayah tempat tinggal pada tahun 2014 dengan DM tipe 2. Sedangkan, konsumsi cemilan gorengan, konsumsi cemilan manis, konsumsi sayur dan status gizi pada tahun 2014, kebiasaan merokok pada tahun 1993, tidak berhubungan yang bermakna dengan DM tipe 2. Kesimpulan dari penelitian ini adalah status gizi obesitas berisiko 5,62 kali terkena DM tipe 2 dibandingkan dengan status gizi normal setelah dikontrol oleh variabel usia, status gizi tahun 2014, dan wilayah tempat tinggal sebagai confounding

Type 2 diabetes mellitus (DM) is a disease characterized by high blood glucose levels due to the body's inability to use insulin normally or to produce enough insulin. Within 5 years, the prevalence of diabetes mellitus in the population aged 15 years and above increased from 6.9% in 2013 to 8.5% in 2018. This study aims to determine the effect of obesity on type 2 DM in Indonesia, with a research design retrospective cohort. The data used comes from IFLS-1 and IFLS-5 with a sample of 4,707 and analyzed using cox regression test. The results of this study showed that 7.4% of the sample had type 2 diabetes. The results of the bivariate analysis showed that there was an effect of obesity and age in 1993 on the incidence of type 2 diabetes in 2014; and there is a relationship between consumption of fast food, consumption of soft drinks, consumption of fruit, physical activity, and area of ​​residence in 2014 with type 2 DM. Meanwhile, consumption of fried snacks, consumption of sweet snacks, consumption of vegetables and nutritional status in 2014, habits smoking in 1993, was not significantly associated with type 2 diabetes. The conclusion of this study is that the nutritional status of obesity has a 5.62 times risk of developing type 2 diabetes compared to normal nutritional status after controlling for variables of age, nutritional status in 2014, and the area of residence as confounding."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Putra Ginanjar
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh pendapatan rumah tangga dan
modal sosial terhadap risiko menjadi korban kejahatan harta benda. Analisis
dilakukan menggunakan data IFLS tahun 2007 dengan sampel responden kepala
rumah tangga dan anggota rumah tangga. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan
rumah tangga dan modal sosial terhadap risiko menjadi korban kejahatan harta
benda digunakan model logit. Hasil estimasi menunjukkan bahwa pendapatan
rumah tangga, modal sosial trust dan variabel kontrol tingkat pendidikan kepala
rumah tangga dan jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap risiko rumah
tangga menjadi korban kejahatan harta benda.

ABSTRACT
The purpose of this research is to identify the impact of household income and
social capital on the risk of being a property crime victim. Analysis based on 2007
IFLS data with the household head and members as the sample. To determine the
impact of household income and social capital on the risk of being a property crime
victim used logit model. Estimation results indicate that household income, social
capital trusts and control variables namely the education level of household head
and the size of household family have significant impact on the risk of being a
property crime victim., The purpose of this research is to identify the impact of household income and
social capital on the risk of being a property crime victim. Analysis based on 2007
IFLS data with the household head and members as the sample. To determine the
impact of household income and social capital on the risk of being a property crime
victim used logit model. Estimation results indicate that household income, social
capital trusts and control variables namely the education level of household head
and the size of household family have significant impact on the risk of being a
property crime victim.]"
2015
T43616
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Farhan
"

Penelitian mengenai pengaruh bantuan pendidikan terhadap luaran tertentu masih jarang dibahas di Indonesia. Penelitian terkait bantuan pendidikan di Indonesia pertama kali dilakukan oleh Cameron(2009) untuk melihat pengaruh Jaringan Pengaman Sosial(JPS) dalam menahan laju drop out(DO). Studi yang pernah dilakukan terkait bantuan pendidikan menemukan hubungan positif jumlah bantuan terhadap partisipasi perguruan tinggi. Penelitian lain menemukan hubungan negatif bantuan terhadap pengurangan probabilitas drop out. Penelitian ini melihat pengaruh adanya bantuan pendidikan terhadap luaran pasar kerja dalam bentuk upah dengan menggunakan data Indonesia Family Life Survey(IFLS). Akibat efek dari bantuan ke upah terhubung secara tidak langsung dengan upah maka perlu adanya variabel antara yaitu lama tahun bersekolah(LTS). Penelitian ini menggunakan data cross-section dinamis dengan menggabungkan data pada dua gelombang IFLS 4 dan IFLS5. Metode regresi yang digunakan adalah Two Stage Least Square(TSLS) untuk menjabarkan efek Indirect dari bantuan terhadap upah terhadap LTS dan LTS terhadap upah. Hasil estimasi menunjukkan setiap anak yang menerima bantuan memiliki lama tahun bersekolah lebih tinggi sebesar 0.90-0.99 tahun dibanding non-penerima. Setiap kenaikan 1 tahun LTS berasosiasi dengan peningkatan upah sekitar 6.3-7.8%. Sehingga bantuan pendidikan mempengaruhi upah sebesar 5,67%-7,23%. Bagaimanapun masalah utama dari penelitian ini adalah ukuran sampel yang kecil, inclusion error pada penerima bantuan, dan bias pada penduduk yang berdomisili di Kota dan Pulau Jawa.

 



Research concerning effect of student aid to certain outcomes rarely come to academic discourse in Indonesia. One of the first research on said topic was carried by Cameron(2009) who investigate the effect of Jaringan Pengaman Sosial(JPS) in decreasing drop out rate after Asian Crisis in 1998. Other study that investigated effect of student aid found positive correlation between aid grant and college participation; and negative association between aid and probability to drop out from college. This research investigated effect of student aid on labor market outcome in term of wage. Due to indirect effect of aid to wage, thus we need intermediary variable represented by year of schooling. I utilized IFLS 4 and IFLS 5 data with dynamic-cross section approach. I employed two stage least square to break down the effect of aid on year of schooling and effect of year of schooling on wage. I found for each person who received aid on 2007 have higher year of schooling compare to their non-recipient counterpart around 0.90-0.99 year. For each 1 year increase in year of schooling correlated with increase of wage around 6.3-7.3%. Thus student aid has affected wage around 5,67%-7,23%. However, the main issue of this research were limited and small sample, inclusion error in it aid receipient, and domicile bias of Java and Urban.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Nur Amalia
"Setiap dai dituntut memiliki kesabaran dalam berdakwah. Kesabaran dalam berdakwah butuh adanya religiusitas yang tinggi dan dukungan sosial untuk menjalankan peran penting sebagai dai dalam berdakwah. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh religiusitas dan dukungan sosial terhadap kesabaran dai dalam berdakwah serta mengetahui kontribusi dari kedua variabel terhadap kesabaran. Penelitian ini melibatkan 53 partisipan yang merupakan dai muda berusia 22-45 tahun. Desain penelitian kuantitatif dengan teknik analisa data uji regresi. Instrumen penelitian meliputi alat ukur kompetensi kesabaran, alat ukur The Muslim Religiosity Personality Inventory (MRPI) dan alat ukur The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Partisipan sebagai responden penelitian adalah para dai yang berasal dari mahasiswa aktif dan alumni Pendidikan Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia Provinsi DKI Jakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara religiusitas dengan kesabaran dai dalam berdakwah. Sementara itu, tidak ada korelasi yang signifikan antara dukungan sosial dengan kesabaran dai dalam berdakwah. Akan tetapi religiusitas dan dukungan sosial secara bersama-sama keduanya mempengaruhi kesabaran dai dalam berdakwah.

Every dai is required to have patience in preaching. Patience in preaching requires good religiosity and social support to great an important role as dai in preaching. This study aims to investigate the effect of religiosity and social support on patience in preaching and to know the contribution of the two variables to patience. The study involved 53 participants who were young dai aged 22-45 years. Research design, quantitative with regression test data analysis techniques. Research instruments include measuring the competency of patience, measuring instruments The Muslim Religiosity Personality Inventory (MRPI) and measuring instruments The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Participants as research respondents were dais who came from active students and alumni Kader Education of the Indonesian Ulama Province of DKI Jakarta. This study found that there is a significant negative correlation between religiosity and patience in preaching. Meanwhile, there is no significant correlation between social support and patience in preaching. But religiosity and social support together both affect patience in preaching. "
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T54090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Amanah Primaningrum
"Sesuai dengan yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024, untuk mengupayakan agenda meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing, dibutuhkan penduduk yang tumbuh seimbang dan tata kelola penduduk yang kuat. Umur kawin pertama merupakan salah satu faktor dari pertumbuhan penduduk, dimana waktu saat pertama kali melakukan perkawinan akan mempengaruhi individu yang terlibat dan keturunan yang dilahirkan di waktu mendatang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh modal manusia terhadap umur kawin pertama. Sumber data penelitian ini adalah hasil Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI) 2007 dan 2014. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode regresi logistik biner. Hasil studi menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, status kesehatan, dan pengeluaran per kapita mempengaruhi umur kawin pertama. Seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan menurunkan kemungkinannya untuk melakukan perkawin pada umur 25 tahun atau kurang. Seseorang dengan riwayat penyakit kronis akan meningkatkan kecenderungan untuk melakukan perkawinan pada usia 25 tahun atau kurang, dan pengeluaran per kapita keluarga yang lebih tinggi mengurangi kecenderungan untuk melakukan perkawinan pada usia 25 tahun atau kurang.

As stated in Indonesia’s RPJMN 2020-2024, to pursue the agenda of increasing human resources with high quality and competitive, population growth that is balance and a good population management are needed. The timing of entry to marriage is one of the factors of population growth. The timing of entry to marriage would affect people involved in family. This research aims to do a study on the impact of human capital on age at first marriage. Using the IFLS 2007 and 2014, the author regressed the data with binary logistic regression method, this study show that educational attainment, health status, and per capita expenditure affect age at first marriage. Someone with higher educational attainment less likely to marry when they are 25 years old or younger. Someone with chronic disease diagnose more likely to marry when they are 25 years old and younger. Lastly, the higher per capita expenditure the family of someone spent, will lessen the probability of that someone to marry when they are 25 years old or younger."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>