Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170442 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shifa Zakia
"Pada tahun 2016 sektor kesehatan menyumbang setidaknya 2 gigaton CO2 ke permukaan atmosfer atau setara dengan emisi yang dihasilkan oleh 514 industri batu bara setiap tahun. Volume limbah dan emisi karbon ini tidak hanya menimbulkan pencemaran lingkungan namun juga memicu terjadinya fenomena perubahan iklim yang mengancam keberlangsungan ekosistem di seluruh dunia. Sebesar 57-71% emisi karbon yang berasal dari sektor kesehatan disebabkan oleh aktivitas rantai persediaan logistik, terutama pada pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan. Fungsi rumah sakit sebagai fasilitas penyembuhan dan rehabilitasi pasien justru menjadi kontradiktif akibat produk sampingan dari kegiatan operasional pelayanan kesehatan. Melalui pelaksanaan green procurement pihak rumah sakit dapat memastikan bahwa kegiatan perencanaan pengadaan hingga penentuan supplier mampu meminimalisir segala potensi kerusakan lingkungan yang berasal dari kegiatan produksi dan konsumsi sediaan farmasi. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait faktor yang mempengaruhi pelaksanaan green procurement terutama pada sediaan farmasi sekaligus mengetahui potensi pengimplementasian praktik serupa pada rumah sakit di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah literature review untuk mengidentifikasi faktor-faktor terhadap green procurement di rumah sakit melalui pencarian jurnal pada database ScienceDirect, ProQuest, Wiley, dan PubMed. Hasil penelitian dari 10 studi terinklusi menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan green procurement sediaan farmasi, yakni komitmen internal, hubungan kerja sama dengan supplier, total quality management (TQM), tekanan institusional, peresepan dan dispensing obat, serta manajemen sediaan farmasi yang tidak terpakai. Sementara itu di Indonesia sendiri pengadaan sediaan farmasi kini dilakukan secara daring melalui portal e-procurement yang difasilitasi oleh LKPP. Kebijakan pengadaan ini ditujukan untuk mendukung pelayanan kesehatan era JKN dengan melaksanakan pengadaan obat secara lebih efektif dan efisien. Walaupun belum mencapai tahap green, adanya e-procurement pada sediaan farmasi merupakan langkah awal implementasi green procurement untuk mewujudkan rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang aman untuk populasi manusia maupun lingkungan hidup.

The health sector contributed at least 2 giga tons of CO2 alone in 2016. This number is equivalent to emissions committed by 514 coal industries every year. The huge amount of waste as well as carbon emission and other greenhouse gasses (GHG) not only causes environmental pollution but also triggers climate change which threaten the sustainability of our ecosystem. The crisis brought WHO and other organization to build a new paradigm called low carbon healthcare or green hospitals as mitigation strategy to climate change. Unfortunately the efforts to implement each green hospital principles have not been carried out as holistic measure, which mostly happen in developing countries. Most hospitals only focused on certain practices, such as waste management, energy efficiency, water conservation, and green building. Meanwhile 57-71% of health sector carbon emissions are caused by supply chain activities, especially pharmaceuticals and medical devices. The healthcare facility can no longer provide a safe environment for patients due to its by-products from each operational activity. Through the implementation of green procurement, hospital can ensure that the planning up to supplier selection are able to minimize all potential environmental risk that comes from production and consumption activity of pharmaceutical products. This research was conducted to obtain information about factors that influence the implementation of pharmaceutical green procurement in hospital. Also this study aim to identify the chances for hospitals in Indonesia in order to adopt the said practice. Through literature review and data extraction from 10 included studies from Science Direct, ProQuest, Wiley, and PubMed the results showed that internal commitment, supplier collaboration, total quality management (TQM), institutional pressure, prescribing and dispensing of drugs, also management of unused pharmaceuticals as factors influences green procurement in hospital. Meanwhile the secondary data analysis shows that most of pharmaceuticals procurement Indonesian is now carried out online through a system called e-procurement. This platform is facilitated by LKPP in order to provide more sustainable healthcare service delivery in the era of JKN. Although there is still a long
way to go until we finally reach the ‗green‘ stage, the implementation of e-procurement marked the first step of green procurement adoption in Indonesia therefore making hospitals as safe healthcare facility not only for human, but also environment and the planet.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellya Zalfa Zahirah
"Rumah sakit berperan krusial untuk memberikan pelayanan dalam situasi kedaruratan kesehatan masyarakat. Penelitian ini membahas kesiapan rumah sakit di Indonesia menghadapi kedaruratan kesehatan masyarakat dengan desain literature review. Tujuan dari penelitian ini adalah diperolehnya informasi mengenai gambaran kesiapan rumah sakit dalam menghadapi kedaruratan kesehatan masyarakat melalui komponen kesiapan hospital emergency response checklist dari WHO serta mengidentifikasi faktor - faktor yang menghambat kesiapan rumah sakit. Penelitian ini menggunakan basis data PubMed, ProQuest, Science Direct, Library UI, dan Google Scholar. Hasil pencarian menunjukkan dari 1667 studi teridentifikasi, 11 artikel memenuhi kriteria inklusi. Seluruh komponen kesiapan terdapat dalam studi. Kesimpulan penelitian adalah komponen komando dan kontrol merupakan komponen paling siap untuk menghadapi kedaruratan kesehatan masyarakat dan komponen pemulihan pasca bencana jarang dipertimbangkan. Faktor hambatan yang ditemukan diantaranya adalah ketidaksiapan perencanaan kedaruratan, tidak tersedianya anggaran, kurangnya pelatihan dan simulasi untuk komunikasi darurat dan penanganan bencana, belum tersedianya kebijakan dan SPO untuk berbagai komponen kesiapan, kurangnya perhatian pada jalur evakuasi, tidak tersedianya area penanggulangan bencana untuk kapasitas lonjakan, tugas pokok dan fungsi tim bencana yang tidak jelas, logistik yang tidak dipersiapkan, dan penanganan infeksi yang belum sesuai standar.

Hospitals play a crucial role in providing services during public health emergencies. This study discusses the readiness of hospitals in Indonesia to face public health emergencies with a literature review design. The purpose of this study was to obtain information on the description of hospital readiness in dealing with public health emergencies through the components of the WHO's hospital emergency response checklist and identify factors that hinder hospital readiness. This research uses PubMed, ProQuest, Science Direct, Library UI, and Google Scholar databases. The search results showed that of the 1667 identified studies, 11 articles met the inclusion criteria. All components of readiness are included in the study. The conclusion of the study is that the command and control component is the most prepared component to deal with public health emergencies and the post-disaster recovery component is rarely considered. Various obstacles found including the unpreparedness of emergency planning, unavailability of budget, lack of training and simulations for emergency communication and disaster management, unavailability of policies and SOPs on various components, lack of attention to evacuation routes, unavailability of disaster management areas for surge capacity, unclear main tasks and functions of disaster teams, unprepared logistics, and handling of infections that are not up to standard."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raja Ragil Satria Prawira
"Rumah Sakit sebagai suatu bangunan memiliki sifat unik dan kompleksitas yang berbeda dari jenis bangunan lainnya. Alat rumah sakit sebagai salah satu jenis komponen sistem yang akan ditempatkan dan diinstalasi pada bangunan rumah sakit perlu diperhatikan dalam proses pengadaannya. Bagaimana proses pengadaan alat rumah sakit di Rumah Sakit Universitas Indonesia dari awal perencanaan sampai pelaksanaan di lapangan, Hal-hal apa yang menjadi permasalahan dalam pengadaan alat rumah sakit di Rumah Sakit Universitas Indonesia sehingga dapat dijadikan pembelajaran lesson learned dalam proses pengadaan alat rumah sakit.
Hasil penelitian ini berupa flowchart dan network diagram dari pengadaan alat rumah sakit di pembangunan Rumah Sakit Universitas Indonesia. Pada flowchart dijelaskan bahwa tahapan pengadaan alat rumah sakit di Rumah Sakit Universitas Indonesia terdiri atas proses perencanaan yang dilakukan oleh PIU,dan konsultan serta berkoordinasi dengan user untuk menghasilkan dokumen-dokumen perencanaan yang dibutuhkan. Selanjutnya pada tahap pelelangan terdiri atas tahap prakualifikasi dan evaluasi dimana pada tahap prakualifikasi terkait dengan formalitas penawaran dan kemampuan finansial calon kontraktor serta pada tahap evaluasi dilakukan penilaian terhadap aspek teknis dan finansial. Selanjutnya pada tahap instalasi, kontraktor alat banyak berkoordinasi dengan kontraktor gedung untuk melakukan pekerjaan instalasi kemudian hasil pekerjaan akan diinspeksi oleh PIU bersama dengan konsultan dan user sampai serah terima.
Pada network diagram diperlihatkan poin-poin penting dan permasalahan pada pelaksanaan proyek dari para stakeholder terlibat seperti PIU, kontraktor alat, kontraktor gedung, konsultan perencana, konsultan pengawas dan MK, JICA sehingga dapat dilihat hubungan dari tiap poin-poin penting serta permasalahan antara satu stakeholder dengan stakeholder lainnya. Poin-poin penting serta permasalahan dari pihak kontraktor gedung yaitu terkait koordinasi serta pembagian tanggung jawab antara kontraktor alat dan kontraktor gedung, perubahan layout terkait kaidah rumah sakit, user demand yang menyebabkan perubahan layout serta sinkronisasi dari gambar layout. Poin-poin penting serta pemasalahan dari pihak PIU yaitu terkait timeframe concurrence JICA, perencanaan pengadaan, proses pelelangan, perizinan alat yang diimpor, kerusakan alat, penyesuaian harga, denda dan bonus, pekerjaan renovasi, kesesuaian pelaksanaan pekerjaan, dispute. Poin-poin penting serta permasalahan dari pihak kontraktor alat yaitu terkait barang diskontinu, gambar layout, perizinan standar minimum alat, koordinasi kontraktor alat dan kontraktor gedung, pengiriman alat, instalasi alat, serta koordinasi jalur masuk alat. Poin-poin penting serta pemasalahan dari konsultan pengawas yaitu terkait koordinasi lapangan, perubahan model alat, koordinasi gambar. Poin-poin penting serta permasalahan dari pihak konsultan perencanan yaitu terkait perencanaan pengadaan alat, pengalaman, jarak waktu antara lelang alat dan bangunan, perencanaan, perubahan layout. Poin-poin penting menurut JICA yaitu concurrence JICA, serta penggunaan dana. Hasil ini berguna untuk mendapatkan gambaran umum dan pembelajaran dari pengadaan alat di proyek pembangunan Rumah Sakit Universitas Indonesia.

Hospital as a building has unique properties and different complexities from other types of building. Hospital equipment as one of system components installed in the hospital building should be considered in its procurement. Futhermore, installation process of equipment has specific or particular requirement ,such as protection from radiation and magnetic, handling of equipment waste, handling of electrical equipment, that should be considered in the hospital construction. This research direction are to documenting the illustration and things that should be considered about equipment procurement in Hospital University of Indonesia construction project.
The result is describe in flowchart and network diagram from equipment procurement in Hospital University of Indonesia. On the flowchart explained that the stages of procurement tools hospital at the Hospital of the University of Indonesia comprises the planning process conducted by the PIU, and consultants as well as coordinating with the user to produce planning documents It needs. Next up on the auction stage consists of prequalification and evaluation stage in which the prequalification stage associated with the formality of supply and financial capabilities of the prospective contractors as well as at the stage of evaluation carried out assessment of the aspects technically and financially. Next on the stage of the installation, the contractor 39 s tool a lot of coordinating with the building contractor to do the work of installation then the results of the work will be inspected by the PIU along with consultants and users until the handover.
The network diagram is shown on the key points and problems in the implementation of the project of the stakeholders involved such as the PIU, contractors tools, building contractors, planners, consultants consultant supervisors and construction manegement, JICA and so the relationship can be viewed from each of the key points and problems between one stakeholder with other stakeholders. Key points and problems of Contracting Party building, namely coordination and related Division of responsibility between the contractors and the contractors building the tool, change the layout of the associated hospital rules, user demand is causing the changes the layout as well as the synchronization of image layout. Key points as well as the problems of the PIU i.e related timeframe concurrence JICA, procurement planning, the process of auctions, the imported tools licensing, damage to the tool, price adjustment, fines and bonuses, renovation work, fitness execution of the work, the dispute. Key points and problems of Contracting Party i.e. discontinuous items related tools, image layout, the minimum standard licensing tool, coordination of contractor tools and building contractors, delivery tools, installation tools, as well as koordinai driveways tool. Key points as well as pemasalahan from the consultant supervisors IE related field coordination, coordination tool, model changes the picture. Key points as well as the issue of the consultant perencanan IE related procurement planning tools, the experience, the distance between the building and equipment auctions, planning, layout changes. Key points according to JICA i.e. concurrence JICA, as well as the use of funds.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Lathifia
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai sistem tanggap darurat di Rumah Sakit UI pada fase sebelum, saat, dan setelah terjadi keadaan darurat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan sistem tanggap darurat di Rumah Sakit UI berdasarkan WHO Hospital Emergency Response Checklist (2011). Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penulis melakukan analisis data menggunakan metode in depth analysis melalui wawancara yang dilakukan secara online dan telaah dokumen terkait Sistem Tanggap Darurat di Rumah Sakit UI. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa presentase kesesuaian sistem tanggap darurat di Rumah Sakit UI berdasarkan WHO Hospital Emergency Response Checklist (2011) adalah sebesar 56% telah terpenuhi, 29% masih dalam proses pemenuhan (terpenuhi sebagian), dan 15% diantaranya perlu dilakukan peninjauan (tertunda). Hal ini menunjukkan bahwa Rumah Sakit UI sudah baik dalam menerapkan WHO Hospital Emergency Response Checklist (2011). Meskipun hasilnya telah baik, namun pihak rumah sakit perlu meninjau dan meningkatkan perencanaan terkait sistem tanggap darurat di rumah sakit yang lebih komprehensif.

ABSTRACT

This research analyzes about emergency response system at University of Indonesia Hospital in pre disaster phase, on disaster phase, and after disaster phase. The purpose of this study is to analyze the implementation of the emergency response system implementation in University of Indonesia Hospital based on WHO Hospital Emergency Response Checklist (2011). This research uses the descriptive method with a qualitative approach. The author analyzes the data using in-depth analysis by online interview and documents analysis about emergency response system at University of Indonesia Hospital. From this study, it can be concluded that the percentage conformity of the emergency response system implementation based on WHO Hospital Emergency Response Checklist (2011) is 56% completed, 29% in progress, and 15% due for review. This shows that University of Indonesia Hospital has a good implementation of WHO Hospital Emergency Response Checklist (2011). Although the result is good, but the company is required to review and improve the emergency response system planning to be more comprehensive."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Emiliana
"ABSTRAK
Rumah sakit merupakan salah satu tempat kerja dengan cedera dan penyakit terkait pekerjaan yang mengakibatkan hilangnya hari kerja. Berbagai potensi bahaya yang menimbulkan risiko keselamatan dan kesehatan kerja dapat terjadi dalam kegiatan pelayanan kesehatan. Khusus untuk unit IGD yang memiliki dinamika dan kompleksitas tertinggi dibandingkan unit lain di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko kesehatan dan keselamatan kerja dalam aktivitas kerja yang dilakukan oleh petugas IGD Rumah Sakit X. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan observasional. Penilaian risiko dilakukan berdasarkan tahapan penilaian risiko dalam proses manajemen risiko ISO 31000: 2018 menggunakan metode Job Hazard Analysis untuk identifikasi dan analisis risiko menggunakan kriteria Fine risk semi-kuantitatif (probabilitas, eksposur dan konsekuensi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan dengan risiko kesehatan dan keselamatan kerja tertinggi adalah kegiatan admission, manajemen pasien, dan pemeriksaan penunjang. Studi ini menyarankan Rumah Sakit X untuk memperkuat komitmen K3 baik dari manajemen puncak maupun pekerja agar unit selain K3 dapat mendukung dan memenuhi aspek K3 baik dari segi pendanaan, pengadaan, dan perlengkapan fasilitas khususnya IGD dan program K3 dapat berjalan secara optimal.
ABSTRACT
The hospital is one of the workplaces with work-related injuries and illnesses that result in lost work days. Various potential hazards that give rise to occupational safety and health risks can occur in health service activities. Especially for emergency room units that have the highest dynamics and complexity compared to other units in the hospital. The purpose of this study was to analyze occupational health and safety risks in work activities carried out by emergency personnel at Hospital X. This study was a descriptive analytic study with an observational approach. Risk assessment is carried out based on the stages of risk assessment in the ISO 31000: 2018 risk management process using the Job Hazard Analysis method for risk identification and analysis using semi-quantitative Fine risk criteria (probability, exposure and consequence). The results showed that the activities with the highest occupational health and safety risks were admission, patient management, and supporting examinations. This study suggests Hospital X to strengthen K3 commitment from both top management and workers so that units other than K3 can support and fulfill K3 aspects both in terms of funding, procurement, and facilities, especially IGD and K3 programs can run optimally.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Kurniasih Rahmawati
"Tesis ini membahas mengenai (adverse event) yang terjadi di Unit Gawat Darurat RS Bhinaka Bakti Husada bnlan Oktober-November 2009. Bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kontribusi yang mempengaruhi kejadian tidak diharapkan tersebut yang bennanfaat bagi rumah saki! untuk mengelola manajemen risiko dengan memberikan pelayanan yang aman dan mengutamakan keselamatan pasien. Upaya maminimalkan resiko akan melindungi rumah sakit dari tuntutan yang meningkat terhadap rumah sakit akhir­ akhir ini Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desaln deskriptif analitik. Kesirnpulan penelitian memberikan gambaran factor kuntribusi langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi kejadian tidak diharapktm Saran untuk rumah sakit untuk meningkatkan upaya pengelolaan manajemen resiko melalui peningkatan kualitas pelayanan dan peran serta staf.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T21067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Juana
"Rumah sakit merupakan organisasi yang padat modal, padat karya, padat sumber daya dan sarat akan resiko-resiko. Bagi rumah sakit yang tidak mempersiapkan diri untuk mencegah kejadian-kejadian yang berpotensi teJjadinya resiko medis akan mengalami tuntutan hukum dan mengalami kerugian-kerugian secara finasial. Pengelolaan dan antisipasi resiko medis harus ditunjang oleh pengetahuan, sikap dan hubungan sosial tenaga kesehatan mengenai kesalahan medis untuk menghlndari dampak yang mcrugikan pasien tenaga kesehatan dan rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan hubungan sosial tenaga kesehatan terhadap kesalahan medis serta mengetahui keadaan sarana dan prasarana di unit gawat darurat. Penelitian dilakukan di rumah sakit Bhakti Husada dengan 10 informan yang terdiri dari para Kepala Ruang unit gawat darurat, Ketua Tim Perawat unit gawat darurat, dokter pelaksana dan perawat pelaksana. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan metode kuantitatif yang kemudian dilakukan wawancara mendalam, telaah dokumen dan pengisian kuesioner. Analisis data dilakukan dengan membandingkan basil penelitian dengan teori-teori kepustakaan(Content analysis).
Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar informan untuk pengetahuan mengenai defenisi, macam tipe dan proses serta sumber-sumber kesalahan medis medis secara umum pengetahuan tenaga kesehatan telah satu pendapat atau satu persepsi terhadap kesalahan medis. Untuk sikap informan mengenai dampak dan upaya-upaya pencegahan kesalahan medis mempunyai respon yang positip dengan mendukung program keselamatan pasien yang telah dilakukan rumah sakit Bhakti Husada.
Hubungan sosial tenaga kesehatan secara umum mereka sudah terbentuk dalam hal komunikasi antar tenaga kesehatan sudah terjalin baik dan berkelanjutan dengan adanya forum diskusi sebagai upaya membentuk kebersarnaan dan satu pendapat dalam melakukan tindakan medis dan menunjukkan adanya hubungan yang timbal balik dengan saling memberi dan mengawasi dalam setiap melaksanakan tugasnya.
Dari hasil penelitian ini disaraukan untuk manajemen rumah sakit lebih memperhatikan unit gawat darurat dalam memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan dalam dalam hal fasilitas dan peralatan medis, meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan dengan memberikan pelatihan-pelatihan keselamatan pasien secara periodik. Peran kepala ruang unit gawat darurat diharapkan lebih meningkatkan pengawasan pelaksanaan (Standard operating procedure) SOP sebagai upaya mengetahui hal-hal apa saja yang selama ini dilakukannya yang dapat berpotensi menimbulkan kesalahan medis.

Hospital is an organization with full of complexity of things and high risk. For several hospitals with un-preparation them selves to avoiding some incidents which has potential high risks probably will get law problem and also will get financial losses. Managerial and anticipating of medical risks, must be completed with good attitude, good knowledge, and good social relationship of medical employees to avoiding incident or action which dangerous for patient, medical employees and also for the hospital it self.
This research is aimed to understand the knowledge, attitude and social relationship of medical employees. Research done in the hospital Bhakti Husada involving 10 (ten) information sources consist from head of emergency room, team leader of nurse, doctors and nurse implementer. Research method used are both qualitative and quantitative method and later make in-depth interview, filling in questioners and document analysis. Data analysis was performed using comparing results of research to literature theory (Content analysis).
It was found of the research that the knowledge of the information about definition, type of medical error and source of medical error were good general. Attitude from information about impact of medical error and prevention of medical error has positive response with supporting patient safety program which has done by the hospital Bhakti Husada. While social relationship of medical employees in general already has good communication and good team work.
From this research, it is advisable for the hospital management more pay attention to emergency room to get standard from health of department about facilities and medical equipment, arrange routine schedule training about patient safety and emergency program. Head of emergency room always supervise the implementation of standard operating procedure to avoid and prevent of medical action which can be occurred as medical error.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T29174
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono Santoso
"Bagian Gawat Darurat merupakan pintu gerbang dan cermirmya suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan cepat, tepat, profesional tanpa mengabaikan keamanan pasien. Dengan kompleksnya permasalahan yang ada maka perlu diadakan penelitian untuk mengetahui gambaran pengelolaan pelayanan serta faktor input dan faktor proses yang mempengaruhi pengelolaan pelayanan di Bagian Gawat Darurat R S RK. Cbaritas Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan pemecahan masalah yang di!akuk.an di BGD RS RK Cbaritas pada bulan Maret sampai April 2008 melalui wawaneara mendalarn, observasi langsung, dan telaah dokumen.
Hasil penelitian dengan mempergunakan problem priority matrix untuk memprioritaskan pemecahan masalah berdasarkan besarnya manfaat yang diperoleh dengan usaha yang dibutuhkan maka didapatkan lima permasalahan yang menduduki tiga rangking pertama yaitu lamanya waktu penjemputan pasien rawat inap, kualitas dokter jaga dan perawat BGD yang kurang jumlah perawat BGD kurang, pelaksanaan triase belum baik di BGD RS RK Charitas Palembang.
Disarankan adanya kordinasi antara direktorat medis dan keperawatan untuk mempercepat proses penjemputan pasien rawat inap, memberikan pendidikan dan pelatihan untuk dokter jaga dan perawat BGD, menambah tenaga perawat BGD mempertegas pelaksanaan triase dan membuka poli insidentil dekat BGD pada saat poli rawat jalan tutup.

The Emergency Department (ED) has already known as the gateway and the reflection of services given by the hospital which is suppose to be fast accurate and qualified without neglecting the pntient's safety. As the problem is more and more complicated regarding to services at the ED, therefore, a study is needed in order to explore how the quality of the service management is, as well as the input and process factors influenced at the ED of RK Charitas Hospital of Palembang. The research is a qualitative study with the Problem Solving Approach as the strategy of the study. The study is carried out at the ED of RK Charitas Hospital from March to April 2008 with an in-depth interview, direct observation and documents assessment (secondary data exploration), as the method of infonnation eolleetion.
The study is using the Problem Priority Matrix in order to find the problem solving prioritizing base on the magnitude of benefit yielded from effort required. There are five problems in the three first order, namely ; time for picking-up inpatient care at the ED still too long, inadequate quality of doctor and nurse at the ED, in adequate amount of nurses, and inadequancy on triase implementation at the ED of RK Charitas Hospital of Palembang.
It was suggested the existence of coordination between medical directorates and nursing to minimize time of patient?s transfer from ED to inpatient care unit, giving education and training for doctor and nurse at ED, adding nurse worker at ED, assuring triase implementation and opening an incidental unit near ED at the time of outpatient unit is closed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T11520
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nastiti Mugi Lestari
"Perkembangan sektor industri, seperti di DKI Jakarta sangat pesat. Industri selain sebagai indikator adanya kegiatan ekonomi yang potensial dan pemerataan lapangan kerja, menyumbang dampak pada lingkungan. Sentra industri PIK PRIMKOPTI Swakerta Semanan belum melakukan pengelolaan limbah hasil produksi tahu. Proses produksi tahu menghasilkan limbah yang menyebabkan bau. Bau tersebut dapat berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan, terutama pada pekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kadar gas H2S dan NH3 pada limbah, menganalisis tingkat risiko limbah gas, dan menganalisis keluhan kesehatan pekerja industri tahu di PIK KOPTI Semanan.
Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko kesehatan dan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Kadar NH3 dan H2S pada lokasi penelitian berturut-turut mempunyai rata-rata sebesar 0,1897 ppm dan 0,0546 ppm. Tingkat risiko NH3 rata-rata 0,367383 (RQ<1) dan Tingkat risiko pajanan H2S 11,99166 (RQ>1). Tingkat risiko pajanan NH3 dan H2S rata-rata 12,359042. Terdapat hubungan antara kadar NH3 dan H2S dengan tingkat risiko kesehatan (p=0,000). Terdapat hubungan antara usia (p=0,003) dan IMT (p=0,000) dengan keluhan kesehatan pekerja. Terdapat hubungan antara kadar H2S dengan keluhan pusing (p=0,033), mata perih (p=0,000), dan tenggorokan kering (p=0,018).

The development of the industrial sector, such as in Jakarta is growing very rapidly. In addition, the industry as an indicator of the presence of potential economic activities and equitable employment, accounted for the impact on the environment. Industrial centers PIK PRIMKOPTI Swakerta Semanan waste management have not made the results of the production of tofu. Production process produces waste that cause odor. The odor can potentially cause health problems, especially on workers. The purpose of this research is to identify the levels of gaseous NH3 and H2S on sewage, to analyze the level of risk of waste gas, and analyze health complaints in tofu industry workers PIK PRIMKOPTI Semanan.
This research using the method of analysis of the health risks and use quantitative and qualitative approaches. Concentration of NH3 and H2S on consecutive research site has an average of 0.1897 ppm and the average of 0.0546 ppm. The level of risk of NH3 and H2S in a row an average of 0,367383 (RQ<1) and 11,99166 (RQ > 1). The level of risk of NH3 and H2S has anaverage of 12,359042. There are relation between NH3 and H2S concentration with level of risk (p=0,000). There are relation between age (p=0,003) and BMI (p=0,000) with health complaints. There are relation between H2S concentration with dizzines (p=0,033), sore eyes (p=0,000), and dry throat (p=0,018).
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rezeki
"Rumah Sakit merupakan Rumah Sakit X sebagai salah satu institusi pelayanan masyarakat yang tidak terlepas dengan kemungkinan terjadinya kasus kebakaran, gempa bumi, kecelakaan, maupun malapetaka lainnya. Data dari BMKG pada bulan Oktober 2011, gempa terjadi di Bali ada sekitar 3 rumah sakit yang rusak namun tidak ada korban jiwa dalam gempa tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan dalam menghadapi keadaan darurat gempa. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengolahan data, baik data primer maupun data sekunder, diketahui bahwa Rumah Sakit X belum sepenuhnya memiliki kesiapan dalam menghadapi keadaan darurat gempa bumi.

Hospital is a Hospital X as one of public service institutions that can not be separated with the possibility of a case of fire, earthquake, accident, or other catastrophe. Data from BMKG in October 2011, an earthquake occurred in Bali there are about three hospitals damaged but no casualties in the quake.
This study aims to determine the state of emergency preparedness in the face of the earthquake. Based on data collection and processing of data, both primary data and secondary data, it is known that X has not been fully Hospital has an emergency preparedness in dealing with earthquakes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>