Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161465 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alethea Yuwanda Murtiningrum
"Dalam penelitian ini akan dibahas analisis pengaruh kebijakan moneter terhadap inflasi regional di Indonesia yang tidak simetri. Penelitian ini mengkaji apakah pengaruh kebijakan moneter yang tercerminkan melalui suku bunga kebijakan, akan direspons secara tidak simetris terhadap pergerakan tingkat inflasi regional di Indonesia. Sesuai dengan Kajian Regional yang dilakukan oleh Bank Indonesia, regional di Indonesia akan dibagai menjadi 5 wilayah utama yaitu, Wilayah Sumatera, Wilayah Jawa, Wilayah Kalimantan, Wilayah Bali-Nusa Tenggara (Balinustra), dan Wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua). Dengan menggunakan model structural vector autoregressive (SVAR) akan dijelaskan bahwa respons laju inflasi regional bersifat asimteris terhadap suku bunga kebijakan yang ditetapkan. Hasilnya menunjukan bahwa saat terjadi gangguan pada kebijakan moneter, tingkat harga di Wilayah Balinustra, dan Sulampua langsung merespons gangguan tersebut secara negatif di periode awal.

This paper will discuss the response of monetary policies on regional inflation in Indonesia. This research examines whether monetary policy that reflected through policy interest rates, will be responsded asymmetrically to movements in regional inflation in Indonesia. Based on the Regional Research that conducted by Bank Indonesia, regional in Indonesia will be divided into 5 (five) main regions, namely Sumatra Region, Java Region, Kalimantan Region, Bali-Nusa Tenggara Region (Balinustra), and Sulawesi-Maluku-Papua Region (Sulampua). Using the structural vector autoregressive (SVAR) model, it will be explained that the response of the regional inflation rate is asymmetrical to the policy interest rates set. The results show that when there is a shock in monetary policy, the price level in the Balinustra, and Sulampua Region immediately responsds to the shock negatively in the initial period."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindani Dwihapsari
"Kebijakan moneter dalam suatu negara adalah kunci untuk menggapai tujuan perekonomian dalam skala makro. Bank Sentral yang telah diberikan amanah oleh pemerintah sebagai pengelola kebijakan moneter selalu berupaya mengendalikan jumlah uang beredar dengan menjaga nilai uang agar tetap stabil dari berbagai factor baik internal maupun eksternal. Di sisi yang lain, Indonesia adalah salah satu negara yang menerapkan dual monetary system, dimana kebijakan moneter dengan instrumen konvensional dan syariah berjalan berdampingan. Hal tersebut tentunya akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kondisi di sektor riil maupun sektor moneter dalam perekonomian. Oleh karena itu, otoritas moneter menyusun berbagai penerapan kebijakan moneter ganda untuk mengatasi isu utama perekonomian nasional, yaitu tingkat inflasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas dan pengaruh dari mekanisme transmisi kebijakan moneter konvensional yang tercermin dari suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), total kredit bank konvensional (LOAN), dan rata-rata yield Surat Utang Negara (SUN) serta transmisi kebijakan moneter syariah yang tercermin dari bagi hasil Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), total pembiayaan bank syariah (FINC), dan rata-rata yield Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), terhadap tingkat inflasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada Januari 2013 sampai Desember 2019. Penelitian ini menggunakan metode analisis VAR/VECM dengan data sekunder jenis time series. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, variabel LOAN dan FINC memiliki pengaruh yang negative sedangkan dalam jangka pendek variabel SBSN memiliki pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Adapun untuk inflasi, dalam jangka panjang variabel SBIS dan FINC memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat inflasi, sedangkan variabel SBSN memiliki pengaruh yang negative. Pada analisis efektivitas yang diukur dengan pengujian Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) menunjukkan hasil bahwa kebijakan moneter syariah memiliki kontribusi yang lebih besar terhadap pengendalian tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi dibandingkan kebijakan moneter konvensional.

Monetary policy in a country is the key to achieve economic goals on a macro scale. The Central Bank, which has been given the mandate by the government as the manager of monetary policy, always tries to control the money supply by keeping the value of money stable from various factors, both internal and external. On the other hand, Indonesia is one of the countries that implements a dual monetary system, where monetary policy with conventional and sharia instruments goes side by side. This of course will have a different effect on conditions in the real sector and the monetary sector in the economy. Because of this, the monetary authorities prepared various implementations of dual monetary policies to address the main issues of the national economy, namely the rate of inflation and the rate of economic growth. This study aims to examine the effectiveness and influence of the conventional monetary policy transmission mechanism as reflected in interest rates on Bank Indonesia Certificates (SBI), total conventional bank loans (LOAN), and the average yield of Government Bonds (SUN) and sharia monetary policy transmission. which is reflected in the profit sharing of Bank Indonesia Sharia Certificates (SBIS), total Islamic bank financing (FINC), and the average yield of State Sharia Securities (SBSN), toward inflation rate and economic growth rate in Indonesia from January 2013 to December 2019. This study used the VAR/VECM analysis method with secondary data of the time series type. The results of this study indicate that for long-term economic growth, the LOAN and FINC variables have a negative effect, while in the short term, SBSN variables have a positive effect on economic growth. As for inflation, in the long-term the SBIS and FINC variables have a positive effect on the inflation rate, while the SBSN variable has a negative influence. In the effectiveness analysis as measured by the Impulse Response Function (IRF) and Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) tests, the results show that Islamic monetary policy has a greater contribution to controlling inflation rates and economic growth than conventional monetary policy."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharlika Ramdhani
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari desentralisasi
fiskal dan pembentukan Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)
terhadap inflasi regional di Indonesia selama kurun waktu 2008-2013. Variabelvariabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat inflasi, rasio
pengeluaran dan rasio otonomi pendapatan sebagai proxy desentralisasi fiskal,
keberadaan TPID, produk domestik regional bruto (PDRB), kondisi infrastruktur,
populasi, dan inflasi bahan makanan regional. Data yang digunakan dihimpun dari
65 kota yang dianggap sebagai kontributor inflasi nasional. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa rasio pengeluaran sebagai salah satu indikator desentralisasi
fiskal memiliki hubungan negatif dengan tingkat inflasi daerah, sedangkan rasio
otonomi pendapatan daerah dan keberadaan TPID pada tingkat kabupaten/kota
tidak memberikan dampak signifikan terhadap volatilitas inflasi regional di daerah.

ABSTRACT
This study aims to examine the impact of the fiscal decentralization and Regional
Inflation Task Force (RITF) on regional inflation rate in 65 cities in Indonesia for
2008-2013 period. The results of the paper shows that expenditure ratio as an
indicator of fiscal decentralization has a negative relationship with regional
inflation rate, while regional revenue autonomy ratio and the existence of RITF in
regions do not bring any significant impact to the volatility of inflation rate in
regions.;This study aims to examine the impact of the fiscal decentralization and Regional
Inflation Task Force (RITF) on regional inflation rate in 65 cities in Indonesia for
2008-2013 period. The results of the paper shows that expenditure ratio as an
indicator of fiscal decentralization has a negative relationship with regional
inflation rate, while regional revenue autonomy ratio and the existence of RITF in
regions do not bring any significant impact to the volatility of inflation rate in
regions., This study aims to examine the impact of the fiscal decentralization and Regional
Inflation Task Force (RITF) on regional inflation rate in 65 cities in Indonesia for
2008-2013 period. The results of the paper shows that expenditure ratio as an
indicator of fiscal decentralization has a negative relationship with regional
inflation rate, while regional revenue autonomy ratio and the existence of RITF in
regions do not bring any significant impact to the volatility of inflation rate in
regions.]"
2015
T45040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roni Cahyadi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan moneter terhadap profitabilitas bank di Indonesia pada masa pandemi menggunakan data panel 93 bank di Indonesia dengan rentang waktu dari tahun 2017-2022 serta pendekatan metode Generalized Method of Moments (GMM). Motivasi untuk penelitian ini berasal dari identifikasi bahwa hubungan antara kebijakan moneter dan profitabilitas bank secara simultan sangat penting karena memiliki implikasi yang signifikan dalam upaya menjaga stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dampak signifikan positif kebijakan moneter berupa suku bunga kebijakan BI7DRR terhadap rasio ROA, ROE dan NIM pada periode tahun 2017-2022. Selanjutnya, kebijakan suku bunga BI7DRR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA dan ROE sebelum dan pada masa pandemi dengan pengaruh yang lebih besar pada masa pandemi untuk ROA dan pada masa sebelum pandemi untuk rasio ROE. Hal ini mencerminkan bahwa perbankan di Indonesia belum sepenuhnya menemukan cara untuk mengantisipasi dampak penurunan suku bunga kebijakan terhadap profitabilitasnya. Sementara BI7DRR hanya berpengaruh signifikan pada NIM pada masa sebelum pandemi, mengingat penurunan BI7DRR tidak langsung direspons perbankan dengan menurunkan suku bunga kredit.

This research aims to analyze the impact of monetary policy on bank profitability in Indonesia during the pandemic using panel data from 93 banks in Indonesia with a time span from 2017-2022 using the Generalized Method of Moments (GMM) approach. The motivation for this research comes from the identification that the relationship between monetary policy and bank profitability is simultaneously very important because it has significant implications in efforts to maintain monetary stability and financial system stability. The research results show that there is a significant positive impact of monetary policy in the form of the BI7DRR policy interest rate on the ROA, ROE and NIM ratios in the 2017-2022 period. Furthermore, the BI7DRR interest rate policy had a significant positive effect on ROA and ROE before and during the pandemic with a greater influence during the pandemic for ROA and during the pre-pandemic period for the ROE ratio. This reflects that banks in Indonesia have not yet fully found a way to anticipate the impact of lower policy interest rates on their profitability. Meanwhile, BI7DRR only had a significant effect on NIM in the pre-pandemic period, considering that the decline in BI7DRR was not immediately responded to by banks by reducing credit interest rates."
Jakarta: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dito Ikhsanuardi Ramadhan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh kebijakan moneter Islam terhadap pembiayaan perbankan Islam di Indonesia, pada periodei Maret 2008 hingga Maret 2017. Penelitian ini Penelitian ini menggunakan model VECM, di mana variabel kebijakan moneter Islam yang digunakan adalah SBIS Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan PUAS Pasar Uang Antarbank Syariah, sementara variabel lainnya mencakup total pembiayaan perbankan Islam, imbal hasil akad mudaraba, marjin akad murabaha, tingkat inflasi, indeks produksi industri, dan nilai tukar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter Islam berpengaruh dan telah dapat ditransmisikan melalui saluran bank-lending channel. Penurunan return SBIS sebesar satu persen akan meningkatkan total pembiayaan perbankan Islam sebanyak 1.34 persen, sementara peningkatan return PUAS sebesar satu persen akan meningkatkan total pembiayaan perbankan Islam sebesar 0.64 persen.
Selain itu, dengan menggunakan what-if analysis, penelitian juga memprediksi bahwa potensi industri perbankan Islam hingga 2022 akan terus menunjukkan tren positif dalam berbagai iklim perekonomian. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur terkait pengaruh kebijakan moneter Islam dan membantu investor untuk menilai kelayakan investasi khususnya dalam industri perbankan Islam di Indonesia.

This research aims to identify the influence of Islamic monetary policy on Islamic banking financing in Indonesia from March 2008 to March 2017. This research uses VECM model, where Islamic monetary policy variable used is SBIS Bank Indonesia Sharia Certificate and PUAS Shariah Interbank Money Market, while other variables include total Islamic banking financing, mudaraba contract yield, the margin of murabaha, inflation rate, industrial production index, and exchange rate.
The results of this study indicate that Islamic monetary policy is influential and can be transmitted through bank lending channel channels. A one percent decline in SBIS return will increase Islamic banking financing by 1.34 percent while increasing PUAS return by one percent will increase Islamic banking financing by 0.64 percent.
In addition, using what if analysis, the study also predicts that the potential of the Islamic banking industry until 2022 will continue to show positive trends in various economic climates. Overall, the results of this study are expected to enrich the literature on the influence of Islamic monetary policy and help investors to assess the feasibility of investment, especially in the Islamic banking industry in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Tamzis Hudi
"Studi ini mengkaji kebijakan moneter, kebijakan fiskal, kinerja pasar saham, dan hubungan di antara mereka dalam hal stabilitas ekonomi di Indonesia. Melalui kajian literatur dari beberapa penelitian empiris yang meneliti kasus Indonesia dan di negara-negara lain, studi ini menemukan bahwa kebijakan fiskal dan kebijakan moneter mempunyai efek signifikan dengan arah negatif terhadap harga saham. Oleh karena itu, pemerintah harus menaruh perhatian lebih terhadap penerapan stimulus fiskal dan disiplin fiskal serta penerapan instrumen-instrumen kebijakan moneter dalam merancang kebijakan yang sesuai dan positif terhadap performa pasar modal. Selain itu, batas realistis pada pembayaran utang harus diatur sedemikian rupa untuk memungkinkan pengembangan keuangan internal. Dari perspektif moneter, bank sentral harus fokus mengurangi efek lag sehingga reaksi berlebihan dari investor dapat diminimalkan. Dari perspektif pasar, kampanye kesadaran bagi perusahaan regional dan asing untuk mendaftar dan aktif di pasar bursa harus ditingkatkan. Selain itu, mendorong pasar agar investor tertarik berinvestasi di sektor riil juga merupakan tindakan penting, yang pada gilirannya dapat merangsang kapasitas produksi yang lebih tinggi bagi perekonomian.

This study investigates the Indonesian fiscal policy, monetary policy, stock market performance, and the relationship between them in terms of economic stability in Indonesia. Through a literature review of several empirical studies, which scrutinize Indonesian cases and those in other countries, this study has found that amongst others, fiscal policy and monetary policy are negatively significant related to stock prices. Therefore, the government should pay close attention to the application of fiscal stimulus and observe fiscal discipline, when it takes into consideration monetary decisions regarding the performance of stock market. In addition, realistic limits on payments of debt service should be appropriately rearranged to allow for internal financial development. From a monetary perspective, the central bank should focus on reducing the lag effect so that the overreaction of investors can be minimized and the policy can be more effective. From a market perspective, an awareness campaign to help more regional and foreign companies become listed and quoted in the stock exchange market should be enhanced. In addition, encouraging the market is also an important action so that investors are interested in investing in the real sector, which in turn can lead to a higher production capacity for the economy and aggregate output."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T44198
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rulyusa Pratikto
"ABSTRAK
Tujuan utama dari disertasi ini adalah untuk mengetahui kebijakan pengendalian harga yang berperan penting dalam penanggulangan kemiskinan. Dari tujuan utama tersebut, maka disertasi ini terdiri dari tiga essai. Essai pertama berusaha untuk mengetahui kelompok komoditas mana yang jika terjadi peningkatan harga lebih merugikan kesejahteraan masyarakat miskin. Penulis menemukan bukti bahwa saat terjadi peningkatan harga makanan, maka kelompok rumah tangga miskin lebih dirugikan karena proporsi pengeluaran mereka yang relatif tinggi. Hasil tersebut kemudian dijadikan dasar oleh penulis untuk mengkaji essai kedua dan ketiga. Essai kedua mengkaji apakah pakem pengendalian inflasi yaitu kebijakan moneter memiliki peran yang penting dalam pengendalian inflasi makanan.
Temuan pada kajian kedua ini menunjukkan bahwa kebijakan moneter tidak memiliki peran yang cukup signifikan dalam pengendalian inflasi makanan. Namun demikian terdapat spill-over effect dari inflasi makanan ke inflasi nonmakanan. Maka saat terjadi shock pada inflasi makanan, kebijakan moneter tetap dibutuhkan sebagai pengendali inflasi non-makanan yang mengalami tekanan karena inflasi makanan. Essai ketiga kemudian mengkaji kebiπjakan dari sisi struktural, yaitu perbaikan konektivitas domestik melalui infrastruktur transportasi darat dan laut terhadap pengendalian harga makanan. Bukti empiris pada kajian ketiga ini menunjukkan bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur transportasi berperan penting dalam pengendalian harga makanan. Secara khusus, pelabuhan dengan skala relatif besar (komersial) memiliki peran yang lebih penting, mengingat kondisi geografis Indonesia yang merupakan Negara kepulauan.

ABSTRACT
This dissertation seeks to find the price stabilization policy that have important role in poverty alleviation. Spesifically, this dissertation consists of three essays. The first essay is to find the commodity basket that when the price increases would have more adverse impact on the poor. The empirical evidence found in this essay is food is the most important commodity for the poor, since food inflation has the most detrimental effect on the poor welfare. Thus, food price stabilitzation is important in poverty alleviation. Based on this result, I investigated the role of monetary policy in stabilizing food inflation on the second essay. The evidence shows that monetary policy has relatively little role on food inflation, but relatively high on non-food inflation.
However, monetary policy response is still needed in the event of food inflation shock. This is because there is significant evidence that food inflation propagated into non-food inflation. The second essay result implies that Indonesia needed structural policy to maintain the food price. One of the structural factors that has been contributing to the high cost economy in Indonesia is domestic connectivity problem. Thus, the third essay main purpose is to determine whether increasing the quality and quantity of transportation infrastructure can have important role in food price stabilization. The empirical results show that this is true. In particular, increases in quality and quantity of commercial ports relatively has higher role in this matter. The geographical characteristic of Indonesia that is an archipelago supported the argument.
"
2015
D2130
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Ramadhanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebijakan fiskal dan moneter yang diproyeksikan oleh variabel penerimaan/pendapatan negara, pengeluaran pemerintah/belanja negara, tingkat inflasi dan tingkat suku bunga terhadap tingkat pengembalian saham di Indonesia yang diproyeksikan melalui return atau pengembalian IHSG. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diambil dari berbagai sumber dalam bentuk data bulanan dalam kurun waktu 2015 s.d. 2019. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda untuk melihat pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, variabel kebijakan fiskal berupa pendapatan negara, pengeluaran pemerintah, inflasi dan suku bunga secara bersama-sama dapat menjelaskan tingkat pengembalian saham di Indonesia periode 2015 s.d. 2019. Selanjutnya dalam uji pengaruh secara parsial, pendapatan negara dan suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Temuan lainnya adalah, bahwa pengeluaran pemerintah dan inflasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Mempertimbangkan keterbatasan dari penelitian ini, penelitian selanjutnya perlu menyempurnakan metode analisis dan mengeksplorasi variabel lain yang dapat mempengaruhi tingkat pengembalian saham di Indonesia.

This study aims to analyze the effect of fiscal and monetary policies projected by variables of state revenue income, government spending, inflation rates, and interest rates on the projected rate of return on stocks in Indonesia through returns or returns on the JCI. The data used is secondary data taken from various source in the form of monthly data from 2015 to 2019. The analytical method used in this study is multiple regression analysis to see the effect of all the independent variables on the dependent variable. The results of the study show that the variables of fiscal policy in the form of state income, government spending, inflation, and interest rates together can explain the rate of return on stocks in Indonesia in the period from 2015 to 2019. Furthermore, in a partial effect test, state income and interest rates have a negative and significant effect on stock expenses. Another finding is that government spending and inflation partially have no significant effect on stock returns. Considering the limitations of this study, further research is needed to improve the method of analysis and explore other variables that can affect stock returns in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrial
"Penelitian ini bertujuan melihat respon kebijakan moneter dalam penerapan dual monetary policy terhadap dua indikator penting dalam makro ekonomi, yaitu inflasi dan pengangguran. Selain itu, penelitian ini juga mengungkapkan relevansi kurva Phillips di Indonesia. Metode yang digunakan adalah Vector Autoregressive VAR dengan data bulanan pada periode Februari 2005 hingga Oktober 2016 untuk model pertama, dan data semesteran pada periode Februari 2005 hingga Agustus 2017 untuk model kedua.
Hasilnya menunjukkan kebijakan moneter telah tepat merespon masalah inflasi dan pengangguran. Inflasi mendapatkan respon yang lebih besar dibandingkan pengangguran, hal ini mengkonfirmasi kerangka kebijakan yang digunakan oleh Bank Indonesia adalah Inflation Targeting. Namun, kondisi ini tidak ideal dalam pandangan ekonomi Islam karena belum seimbang dalam mengatasi permasalahan inflasi dan pengangguran secara bersamaan. Kemudian, Bank Indonesia mempertimbangkan aspek ekspektasi inflasi dari acuan konvensional maupun Islam. Terakhir, konsep kurva Phillips terbukti tidak relevan di Indonesia.

This study aims to see monetary policy response in the implementation of the dual monetary policy to two important indicators in the macroeconomy, namely inflation and unemployment. In addition, this study also reveals the relevance of the Phillips curve in Indonesia. The method used is Vector Autoregressive VAR with monthly data from February 2005 to October 2016 for the first model, and semi annual data from February 2005 to August 2017 for the second model.
The result shows that monetary policy has responded appropriately to the problem of inflation and unemployment. Inflation gets a bigger response than unemployment, confirming the policy framework used by Bank Indonesia is Inflation Targeting. However, this condition is not ideal in view of Islamic economics because it has not balanced in overcoming the problems of inflation and unemployment simultaneously. Then, Bank Indonesia considers the inflation expectations aspect of both conventional and Islamic references. Finally, the concept of the Phillips curve proved irrelevant in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azumah Putri Amuna
"ABSTRACT
Penelitian ini akan mengkaji secara komprehensif mengenai Analisis Pengaruh Ramadan terhadap Determinan Inflasi Indonesia dengan periode dari 2009-2016. Peninjauan determinan ini akan dibahas berdasarkan dua sudut pandang yakni dari sisi penawaran dan sisi permintaan. Data dari dua sisi ini kemudian dilihat bagaimana keduanya membentuk inflasi pada Indeks Harga Produsen IHP dan Indeks Harga Konsumen IHK , yang akan menjadi bahan analisa untuk melihat pengaruh Ramadan terhadap determinan tersebut dengan menggunakan metode VAR dan ARMA. Temuan dalam penelitian ini menghasilkan bahwa determinan inflasi IHP dapat lebih dijelaskan dengan oil price dan food price, serta nilai IHP sebelumnya. Sedangkan determinan inflasi IHK lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor dari sisi permintaan. Berkaitan dengan pengaruh Ramadan, Ramadan signifikan berpengaruh terhadap peningkatan harga pangan global dan IHK terutama pada harga konsumen yang berkaitan dengan barang pokok seperti bahan makanan, minuman dan makanan olahan, serta sandang. Dengan demikian Ramadan lebih berpengaruh terhadap IHK, sehingga mencerminkan lonjakan harga terjadi pada tingkat eceran.

ABSTRACT
This research will comprehensively examine with regards to the analysis of Ramadan rsquo s impact towards Indonesia rsquo s inflation determinants for the period between 2009 and 2016. These determinants of inflation will be further two different perspectives, which are cost push inflation and demand pull inflation. This will be followed by examining how the two sides cost push and demand pull inflation may shape inflation on Producer Price Index PPI and Consumer Price Index CPI , which will then be used as the analytical tools to assess the impact of Ramadan towards the determinants of inflation using methods of VAR and ARMA. Findings from this research suggests that the determinants of inflation in PPI can be explained by the fluctuations in oil price and food price, as well as the previous PPI rsquo s value. On the other hand, CPI rsquo s determinants of inflation is explained by factors arising from the demand pull inflation. Pertaining to the impact of Ramadan , Ramadan is evident to be significant towards the rise in global food price and CPI, mainly for consumer rsquo s prices that deals with primary goods such as food ingredients, drinks, processed foods and clothing. In conclusion, Ramadan has greater impact towards CPI, which is reflected in the price spike at a retail level. "
2017
S68001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>