Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56249 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dina Angga Wardani
"ABSTRAK
Nanopartikel merupakan sistem penghantaran novel yang sudah banyak dikembangkan dalam ilmu pengobatan hingga perawatan tubuh termasuk kosmetik. Antioksidan banyak digunakan sebagai bahan aktif dari formulasi salah satunya namun antioksidan secara umum bersifat tidak stabil. ulasan kali ini membahas mengenai karakteristik partikel dari berbagai sistem nanopartikel dari penelitan mengenai pengembangan kosmetik nanopartikel berbahan dasar ekstrak tanaman yang mengandung antioksidan. Karakteristik nanopartikel seperti ukuran, nilai polydispersity index dan nilai potensial zeta. Karakteristik yang terbentuk dipengaruhi berbagai faktor seperti dari faktor komponen penyusun sistem nano hingga faktor metode yang digunakan. Karakteristik yang terbentuk dapat menentukan kestabilan dari formulasi. Nanopartikel dengan karakteristik ukuran partikel yang kecil, penyebaran homogen dan nilai potensial yang besar menujukan formulasi yang stabil.

ABSTRACT
Nanoparticles is a novel delivery system that has been widely developed in the sciences of medicine to body care including cosmetics. Antioxidants are widely used as active ingredients of formulations, but antioxidants are generally unstable. This review discusses the particle characteristics of various nanoparticle systems from research on the development of cosmetics based on plant extracts that contain antioxidants. The characteristics of nanoparticles such as size, polydispersity index value and zeta potential value. The characteristics formed are influenced by various factors such as the components of the nano system components to the method used. The characteristics formed can determine the stability of the formulation. Nanoparticles with characteristics of small particle size, homogeneous dispersion and large potential values ​​indicate a stable formulation."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnetti Boer
"Senyawa kimia antioksidan yang terkandung dalam asam kandis, yaitu kulit buah kandis (G. parvifofia) yang dikeringkan, dicari dengan membuat ekstraknya dalam EtOAc. Ekstrak tersebut difraksinasi dengan kromatografi kolom, menggunakan cellte dan pelarut berturut-turut n-heksana, diklorometana, dan EtOAc. Senyawa dalam fraksi diklorometana diisolasi dengan cara kromatografi kolom, dengan pengembang campuran n-heksana : EtOAc yang polaritasnya dinaikkan secara bertahap. Dari fraksi 5 didapatkan senyawa GB secara kromatografi kolom menggunakan pengembang EtOAc: n-heksana =2 : 1.
Senyawa GB berupa kristal warna putih kecoklatan, titik leteh 172° C, mudah larut dalam EtOAc dan CHCI3.
Hasil uji dengan metoda thiosianat, menggunakan antioksidan pembanding BHT,BHA, dan Tokoferol, ternyata senyawa GB menunjukkan kemampuan aktivitas sebagai antloksidan
Struktur molekul senyawa GB ditentukan berdasarkan data spektroskopi (UV, Infra Merah, El-MS, 1H-NMR, dan 13C-NMR ). Dari data spektroskopi dlketahui bahwa senyawa GB adalah senyawa prenil depsidon dengan rumus molekul C₂₄H₂₆O₇ (M = 426 )

Antioxidant Compound of Kandis [Garcinia Parvifolia (Miq.) Miq.] A searching of antioxidant compound of sundried pericarp of Garcinia p a r v i f o l i a fruit, or well-known as ?a s a m k a n d i s?, were done to its EtOAc extracts. The EtOAc extracts were prefractionated by cellte coloumn chromatography, eluting with n-hexana, methylene chloride and EtOAc respectively.
Isolation of methylene chloride fraction's compounds were done by coloumn chromatography, using silica gel eluted with n-hexana and EtOAc Increased stepwise, yielded a crystal compound.
A substance named GB was isolated by using EtOAc : n-Hexana= 1 : 2. The GB compound was a brownish white crystal and its melting point was 172° C, and the crystal was EtOAc and CHCI3 soluble.
It was evident that GB compound has antioxidant activity as well as BHT, BHA and Tocopherol by means of thiocyanate method. Using data from spectroscopy of UV, Infrared, El-MS, 1 H-NMR, and 13 C-NMR, It was found out that the GB compound was a prenil depsidone, and Its molecular structure was C24H₂₆O₇ ( M=426 ).
"
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Angga Ridhallah
"Kehadiran kaki seribu Afrika (Spirostreptus servatius) terutama pada lingkungan manusia dapat memberikan beberapa dampak negatif serta gejala penyakit pada tubuh manusia apabila terkena gigitannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendata serta menganalisis empat tanaman yang diduga bersifat pestisida dan diyakini paling dihindari sehingga dapat mengusir kaki seribu. Penelitian dilakukan selama 20 hari. Waktu pengamatan dimulai pukul 08.00—16.45 WIB dengan interval waktu 10 menit per pengulangan dengan jeda selama 15 menit. Metode pengamatan yang digunakan adalah 4 wadah berisi masing-masing ekstrak tanaman (cabai merah, pandan wangi, jeruk nipis, dan bawang putih) diamati secara bersamaan dan data yang diperoleh diuji menggunakan ANAVA dengan aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) paling sering dihindari oleh kaki seribu dengan rata-rata frekuensi sebesar 9,65. Berdasarkan uji Tukey HSD dan LSD ditemukan bahwa pandan wangi dengan cabai merah tidak berbeda nyata, dan signifikan terhadap jeruk nipis dan bawang putih. Histogram yang dihasilkan juga memperlihatkan bahwa pandan wangi memiliki frekuensi paling sedikit sebesar 1,55 dengan rentang frekuensi terendah antara 1-2 kali. Peneliti menyimpulkan bahwa pada penelitian ini, pandan wangi adalah tanaman yang paling efektif sebagai pestisida untuk mengusir kaki seribu dibandingkan dengan tiga tanaman lainnya.

The presence of the African millipede (Spirostreptus servatius) especially in the human environment can have several negative impacts and symptoms of disease on the human body when it is bitten. This study aims to record and analyze four plants that are thought to have pesticidal properties and are believed to be the most avoided so that they can repel millipedes. The study was conducted for 20 days. Observation time starts at 08.00-16.45 WIB with an interval of 10 minutes per repetition with a pause of 15 minutes. The observation method used was 4 containers containing each plant extract (red chili, pandan, lime, and garlic) were observed simultaneously and the data obtained were tested using ANOVA with SPSS application. The results showed that the pandanus plant (Pandanus amaryllifolius Roxb.) was the most frequently avoided by millipedes with an average frequency of 9,65. Based on the Tukey HSD and LSD tests, it was found that pandan and red chili were not significantly different, and significant to lime and garlic. The resulting histogram also shows that pandan has a frequency of at least 1,55 with the lowest frequency range between 1-2 times. It was concluded that in this research, pandan is the most effective plant as a pesticide to repel millipedes compared to the other three plants."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yusron Effendi
"Pisang adalah buah yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia. Satu dari lima jenis pisang lokal yang terbanyak dikonsumsi adalah pisang ambon (Musa AAA `Pisang Ambon`). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antioksidan pada ekstrak daging pisang ambon dan membandingkan hasilnya dengan senyawa yang diketahui memiliki aktivitas antioksidan, yakni vitamin A, vitamin C, dan katekin dengan mengukur bilangan peroksida. Terdapat 5 kelompok perlakuan, yakni minyak goreng, minyak goreng yang ditambahkan Vitamin A, vitamin C, katekin, dan ekstrak daging pisang ambon. Tiap kelompok akan dioksidasi dengan cara pemanasan 60oC selama 1 hari dilanjutkan oksidasi udara terbuka pada suhu kamar (27oC) selama 7 hari, dengan pengulangan sebanyak 6 kali. Peroksida yang terbentuk dari oksidasi tersebut akan dihitung dengan melakukan titrasi dengan Natrium Tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 N. Peroksida yang dihasilkan minyak yang ditambahkan ekstrak daging pisang ambon secara bermakna (p < 0.05) lebih sedikit dibandingkan peroksida yang dihasilkan minyak goreng, minyak goreng yang ditambahkan vitamin A, dan minyak goreng yang ditambahkan vitamin C, namun masih lebih besar dibandingkan minyak goreng yang ditambahkan katekin. Sebagai kesimpulan, ekstrak daging pisang ambon terbukti memiliki aktivitas antioksidan karena mampu mengurangi pembentukan peroksida. Aktivitas antioksidan tersebut lebih baik daripada vitamin A, dan vitamin C, namun tidak sebaik katekin.

Banana is the most consumed fruit by Indonesian. One of the top five most consumed species of the banana is Ambon banana (Musa AAA `Pisang Ambon`). The objectives of this research were to discover if there was antioxidant effect in the pulp of Ambon banana (Musa AAA `Pisang Ambon`) and to compare the result with some antioxidant substances, such as vitamin A, vitamin C, and catechin by measuring the peroxide number. There were five experiment groups, which were cooking oil , cooking oil added with vitamin A, cooking oil added with vitamin C, cooking oil added with catechin, and cooking oil added with Ambon banana pulp extract. Sample of each group was oxidized by heating at 60oC for one day continued with open air oxidation at room temperature (27oC) for seven days. This experiment was repeated six times. Peroxide formed by this oxidation reaction was measured by titrating the samples with Natrium tiosulphate (Na2S2O3) 0,1 N. Peroxide formed by oxidation of cooking oil added with banana pulp extract was significantly (p < 0.05) less than those formed by oxidation of cooking oil , cooking oil added with vitamin A, and cooking oil added with vitamin C, but still more than cooking oil added with catechin. As the result, it was proven that there was antioxidant activity in Ambon banana pulp extract due to the capability of reducing peroxide formation. This antioxidant activity was better than the activity of vitamin A and vitamin C, but was still worse than the activity of catechin."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
S09051fk
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Dinagunata
"Di Indonesia, pisang memiliki nilai konsumsi tinggi dan dapat dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat serta diketahui memiliki kandungan antioksidan didalamnya. Tujuan penelitian ini ialah membandingkan aktivitas antioksidan pada ekstrak daging pisang mas dengan senyawa lain yang telah diketahui sebagai senyawa antioksidan. Metode penelitian yang digunakan yaitu studi eksperimental dengan sampel pisang mas yang diambil dari Pasar Rawasari, Jakarta Pusat melalui penghitungan bilangan peroksida. Dari hasil penelitian, nilai penghitungan bilangan peroksida pisang mas lebih tinggi dari nilai penghitungan bilangan peroksida katekin namun lebih rendah dibandingkan nilai penghitungan vitamin A dan vitamin C. Sehingga dapat disimpulkan bahwa didalam ekstrak daging pisang mas terdapat aktivitas antioksidan.

In Indonesia, banana have high consume value and can be consume by all of people, and it is known to be contain of antioxide in it. The aim of this research is compare antioxide effect of "Mas" banana pulp extract with other substance that known as antioxidant. The method of reseach is eksperimental study with "Mas" banana samples, were collected on "Pasar Rawasari" , Central Jakarta. From this research, value of peroxide number "Pisang Mas" higher than value of peroxide number catechin but lower than value of vitamin A and vitamin C. As a conclusion, there is antioxidant activity in ?Mas?banana pulp extract."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Berna Elya
"Garcinia rigida merupakan tumbuhan asli Indonesia yang banyak terdapat di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Maluku. Sebagian besar genus Garcinia telah diteliti dan memiliki khasiat sebagai tanaman obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa kimia dari ekstrak n-heksan kulit batang Garcinia rigida (manggis hutan). Isolasi senyawa dilakukan dengan tehnik krotuatografi koloin menggunakan silica gel sebagai fase diam dan pelarut n-heksan - etil asetat yang ditingkatkan kepolarannya sebagai fase gerak. Karakterisasi senyawa kimianya dtentukan dengan menggunakan data spektroskopi (IR,'H NMR, 12C-NMR), Dua senyawa kimia berhasil diisolasi dari ekstrak n-heksan kulit batang manggis hutan (Garcinia rigida). Kedua senyawa tersebut diduga adalah Stigmastrrol (senyawa A) dan suatu triterpen asam oleanolat (senyawa B)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Elina Fara Diba
"Daun alpukat merupakan salah satu tanaman obat yang mudah ditemukan di Indonesia Kandungan kimia daun alpukat adalah saponin, alkaloid, flavonoid, polifenol, quersetin, dan gula alkohol persiit yang bersifat antiradang, antidiuretika, antianalgetika, dan antibakteri [1,2]. Staphylococcus sp. merupakan salah satu jenis bakteri yang dapat dihambat pertumbuhannya oleh senyawaan bioaktif dalam daun alpukat. Bakteri ini merupakan jenis bakteri pemecah urea yang dapat memicu terbentuknya batu ginjal [3,4]. Penelitian ini merupakan kajian awal ekstraksi padat-cair (leaching) daun alpukat dengan menggunakan metode sonikasi selama 20 menit yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh konsentrasi dan tingkat kepolaran pelarut terhadap kemampuan ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus, mengkaji hubungan antara kenaikan indeks bias ekstrak dengan aktivitas bakteriostatiknya, serta mengkaji ketahanan ekstrak daun alpukat terhadap oksidasi. Metode penelitian yang digunakan adalah persiapan bahan baku (pengeringan daun) dan percobaan utama (ekstraksi dan analisis). Variasi yang digunakan adalah tingkat kepolaran pelarut (air, etanol, klorofbrm) dan konsentrasi (2/20, 2/40, 2/60, 2/80, dan 2/100 gr/mL). Hasil ekstraksi dianalisis secara kualitatif dengan uji aktivitas antibakteri metode kertas cakram, pengukuran indeks bias, dan uji ketahanan terhadap oksidasi menggunakan metode weight gain. Hasil uji aktivitas antibakteri memperlihatkan bahwa ekstrak air dan ekstrak etanol daun alpukat memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus, tetapi tidak dapat membunuhnya. Konsentrasi dan tingkat kepolaran pelarut mempengaruhi aktivitas bakteriostatik ekstrak daun alpukat, diameter daerah hambat yang terbentuk adalah 22 mm (ekstrak air 2/80 gr/mL) dan 7,467 mm (ekstrak etanol 2/20 gr/mL). Proses ekstraksi terbukti dapat menaikan nilai indeks bias dari pelarutnya. Akan tetapi, tidak ditemukan kecenderungan tertentu antara kenaikan indeks bias dengan aktivitas bakteriostatik ekstrak. Pengujian weight gain selama tujuh hari menunjukkan bahwa ekstrak air (2/80 gr/mL) dan ekstrak etanol (2/20 gr/mL) daun alpukat memiliki ketahanan terhadap oksidasi yang cukup baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiah Amini
"Bintang laut Linckia laevigata adalah biota laut yang diduga memiliki aktifitas antifeedant. Penelitian bertujuan untuk menguji apakah ekstrak metanol yang diperoleh dari bintang laut Linckia laevigata memiliki peranan sebagai antifeedant terhadap ikan karang di perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pengujian dilakukan dengan mengamati pilihan ikan terhadap pakan kontrol dan pakan uji. Konsentrasi ekstrak metanol Linckia laevigata yang digunakan pada pakan uji adalah konsentrasi alaminya, yaitu 15,2 mg/ml. Hasil pengamatan pengujian yang telah dianalisis menggunakan Uji Chi-Kuadrat dan menunjukkan bahwa Linckia laevigata memiliki aktifitas antifeedant terhadap ikan karang.

The sea star Linckia laevigata seems to has active compounds with antifeedant activity. The study aims to investigate the antifeedant activity of methanol extract from the starfish Linckia laevigata against reef fishes at Pramuka Island Waters, Seribu Islands, DKI Jakarta. Treatment and control foods were used to see the reef fishes choice in the feeding assay. The concentration of methanol extract of Linckia laevigata used in this assay was 15,2 mg/ml, equivalent with the natural volumetric concentration of secondary metabolites from Linckia laevigata. Data analysis using Chi-Square Test showed that methanol extract of Linckia laevigata has antifeedant activity against reef fishes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47705
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emanuel Dani Ramdani
"ABSTRAK
Daun katuk (Sauropus androgynus (L) Merr) dan daun torbangun (Coleus amboinicus (Lour.)) merupakan tanaman yang umum digunakan sebagai laktagoga. Prolaktin memegang peranan utama dalam pembentukan ASI dan peningkatan prolaktin umumnya dilakukan dengan menghambat interaksi antara dopamin dengan reseptor dopamin D2. Oleh karena itu, pada studi ini, dilakukan penelitian untuk mendapatkan kandidat senyawa aktif sebagai laktagoga dari ekstrak air daun katuk dan daun torbangun. Kandungan senyawa ekstrak air daun katuk dan daun torbangun dianalisa dengan studi metabolomik menggunakan HPLC-MS/MS dan proses identifikasi dilakukan dengan menggunakan basis data Metlin. Validasi protokol virtual screening mekanisme inhibitor reseptor D2 dilakukan dengan menggunakan program PLANTS dan protokol terbaik menghasilkan nilai EF1% 7.18 dengan cutoff ChemPLP -121.6. Analisa virtual screening terhadap kandungan senyawa teridentifikasi menunjukkan tidak ada senyawa yang memiliki ChemPLP ≤-121.6. Senyawa yang paling mendekati nilai cutoff ChemPLP adalah cyanin dengan ChemPLP sebesar -104.7280.

ABSTRACT
Katuk leaves (Sauropus androgynus (L) Merr) and torbangun leaves (Coleus amboinicus (Lour.)) are known as galactagogue. Prolactin is the main factor in milk production and prolactin increase can be achieved by inhibiting the interaction between dopamine and dopamine D2 receptor. Therefore, this research focused on finding the compounds which have dopamine galactagogue activity from katuk leaves and torbangun leaves via D2 inhibitor. Compound database were retrieved with metabolomic study by using HPLC-MS/MS and the identification was performed with Metlin database. Virtual screening protocol validation for dopamine D2 receptor inhibitor was performed with PLANTS and the best protocol produced EF1% 7.18 with ChemPLP cutoff -121.6. Virtual screening analysis of identified compounds shows that no compound has ChemPLP≤-121.6. The closest ChemPLP was produced with cyanin with -104.7280."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T50160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Nadia
"Penyebab kematian paling signifikan di dunia (lebih dari 50%) diakibatkan dari stres oksidatif yang berkontribusi terhadap perkembangan banyak penyakit. Oleh karena itu, untuk melawan efek tersebut, dapat digunakan zat antioksidan. Zat antioksidan merupakan salah satu bioaktivitas yang dimiliki oleh senyawa heterosiklik (berbasis tiazolidindion). Pada penelitian ini, telah berhasil disintesis senyawa 4H-tiopiran melalui reaksi thia-Diels-Alder antara 1,4-naftokuinon dengan tiokalkon. Senyawa tiokalkon disintesis dari Lawesson’s Reagent (LR) dengan kalkon melalui reaksi thionation. Senyawa kalkon disintesis melalui reaksi kondensasi Claisen-Schmidt dari senyawa berbasis tiazolidindion dengan aldehida aromatik (tereftalaldehida), yang divariasikan dengan keton (asetofenon dan 2-asetil piridin) dengan bantuan katalis hijau nanopartikel magnetik CoFe2O4. Senyawa kalkon pada kondisi optimal menghasilkan rendemen sebesar 62,26%, dengan menggunakan sejumlah 5 mol% katalis dalam etanol pada kondisi refluks selama 2 jam. Aktivitas katalitik pada katalis nanopartikel magnetik ini dapat digunakan secara berulang hingga 5 siklus, tanpa kehilangan hasil yang signifikan. Senyawa akhir 4H-tiopiran menghasilkan rendemen sebesar 50,24% (variasi asetofenon) dan 48,96% (variasi 2-asetil piridin). Nanopartikel magnetik CoFe2O4 disintesis melalui metode green synthesis menggunakan ekstrak kulit petai sebagai agen penghidrolisis dan penstabil. Nanopartikel ini dikarakterisasi dengan FTIR, XRD, VSM, UV-DRS, FESEM, EDX, TEM, SAED, dan HR-TEM. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa CoFe2O4 yang disintesis memiliki ukuran nanopartikel serta sifat magnetik, optik, dan elektrikal. Hasil analisis karakterisasi XRD mengonfirmasi struktur kristalnya berbentuk kubik, dengan rata-rata ukuran kristalit 8,94 nm. Hasil analisis VSM dengan nilai Ms (41 emu/g), Mr (8 emu/g), dan Hc (693 Oe) mengonfirmasi sifat magnetiknya. Hasil analisis UV-DRS menunjukkan sifat optik dan elektrikal, dengan nilai celah pita sekitar 1,4 eV. Hasil pencitraan TEM menunjukkan bahwa morfologi nanopartikel magnetik CoFe2O4 berbentuk kubik, dengan rata-rata ukuran distribusi partikel 37,67 nm. Senyawa organik hasil sintesis juga diuji aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode DPPH dan parameter BDE. Senyawa 4H-tiopiran (variasi 2-asetil piridin) menunjukkan aktivitas antioksidan terkuat dengan nilai IC50 sebesar 90,80 μg/mL (kategori kuat). Hal ini juga didukung oleh nilai parameter BDE yang rendah pada gugus C-H dari benzo[g]tiokromena (74,0 kkal/mol) dan piridin (105,1 kkal/mol).

The most significant cause of death in the world (more than 50%) results from oxidative stress which contributes to the development of many diseases. Therefore, to counter these effects, antioxidant substances can be used. Antioxidant substances are one of the bioactivities possessed by heterocyclic compounds (thiazolidinedione-based). In this study, the compound 4H-thiopyran has been successfully synthesized through the thia-Diels-Alder reaction between 1,4-naphthoquinone and thiochalcone. A thiochalcone compound was synthesized from Lawesson's reagent (LR) with chalcone through a thionation reaction. Chalcone compounds were synthesized via Claisen-Schmidt condensation reactions of thiazolidinedione-based compounds with aromatic aldehydes (terephthalaldehyde), which were varied with ketones (acetophenone and 2-acetyl pyridine) with the help of CoFe2O4 magnetic nanoparticle green catalysts. The chalcone compound at optimal conditions produced a yield of 62.26% using of 5 mol% catalyst amount in ethanol under reflux conditions for 2 h. The catalytic activity of this magnetic nanoparticle catalyst can be used repeatedly, up to 5 cycles, without significant yield loss. The final compound 4H-thiopyran produced yields of 50.24% (acetophenone variation) and 48.96% (2-acetyl pyridine variation). CoFe2O4 magnetic nanoparticles were synthesized via the green synthesis method using petai peel extract as a hydrolyzing and capping agent. These nanoparticles were characterized by FTIR, XRD, VSM, UV-DRS, FESEM, EDX, TEM, SAED, and HR-TEM. The characterization results show that the synthesized CoFe2O4 has nanoparticle size as well as magnetic, optical, and electrical properties. The XRD characterization analysis results confirmed the cubic crystal structure, with an average crystallite size of 8.94 nm. Magnetic properties were confirmed through VSM analysis results with Ms (41 emu/g), Mr (8 emu/g), and Hc (693 Oe) values. UV-DRS analysis results showed optical and electrical properties, with a band gap value of about 1.4 eV. The TEM imaging results reveal that the morphology of the CoFe2O4 magnetic nanoparticles is cubic, with an average particle distribution size of 37.67 nm. The synthesized organic compounds were also tested for antioxidant activity using the DPPH method and BDE parameters. The 4H-thiopyran compound (2-acetyl pyridine variation) showed the strongest antioxidant activity with an IC50 value of 90.80 μg/mL (strong category). This is also supported by the low value of BDE parameters on the C-H group of benzo[g]thiochromene (74.0 kcal/mol) and pyridine (105.1 kcal/mol)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>