Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35444 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raity Arief Hidajat
"Kebutuhan energi listrik di Indonesia terus meningkat pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, perkembangan teknologi, dan juga bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia. Salah satu sumber energi listrik yang potensial berasal dari energi panas bumi, dimana Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di 331 lokasi dengan potensi sebesar 28.579 MW. Namun potensi panas bumi sebagian besar berada di kawasan konservasi seperti di kawasan Taman Nasional. Pengembangan dan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) menurut Word Wildlife Fund (WWF), menyebabkan pembukaan lahan yang merusak struktur vegetasi dan mempengaruhi habitat satwa liar. Data dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak menunjukan adanya penuruan jumlah populasi macan tutul jawa dari 50 ekor pada tahun 2013 menjadi 40 ekor pada tahun 2018. Pengembangan PLTP banyak mendapat tantangan dari masyarakat sekitar mengenai kesempatan kerja dan berusaha yang belum mendapatkan perhatian. Untuk itu perlu dilakukan kajian mengenai keberlanjutan PLTP dari aspek lingkungan, ekonomi dan sosial, dan menilai indeks keberlanjutannya. Lokasi penelitian adalah di PLTP Gunung Salak yang berada di dalam Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) dengan pendekatan kuantitatif dan metode penelitian mixed method. Variabel penelitian ditetapkan melalui wawancara kepada para nara sumber ahli yang diolah dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). Ada 7 variabel penelitian yang dijabarkan dari hasil pengolahan data dan analisa, yaitu: Kondisi tutupan lahan dalam kondisi yang baik dan tidak ada penurunan tutupan lahan sejak tahun 2003-2018, konservasi hutan dengan metode indeks Shannon Wiener berada dalam keanekaragaman sedang, konservasi satwa dengan metode camera trap menunjukan macan tutul jawa masih ada dan hidup di sekitar area PLTP dengan jumlah sekitar 10 ekor dengan indeks kelimpahan relatih 1,55% dan digolongkan dalam kategori rendah, pendapatan pekerja lokal melebihi dari survei Kebutuhan Hidup Layak (KHL) sehingga layak memenuhi kebutuhan hidup, serapan tenaga kerja lokal telah mencapai 72% dari kapasitas tenaga kerja di PLTP dan berada dalam komposisi tenaga kerja lokal dan non lokal di beberapa daerah yang berkisar antara 60-75%, penyerapan produk masyarakat lokal oleh PLTP masih kurang, hal ini tidak sesuai dengan harapan masyarakat karena persyaratan higienitas dan keamanan pangan. Secara keseluruhan indeks keberlanjutan PLTP Gunung Salak mencapai 55% yang berarti berada pada kondisi cukup berkelanjutan.

Electrical energy needs in Indonesia continues to increase rapidly along with economic growth, technological improvement, and also the increasing of population. One of the potential sources of electrical energy comes from geothermal, where Indonesia has a huge potential in 331 locations throughout Indonesia with a potential of 28,579 MW. However, most of the geothermal source location is in conservation areas such as in National Park areas. Development and operation of Geothermal Power Plants according to the Word Wildlife Fund (WWF), causing land clearing that resulting in damage of vegetation structures and affects wildlife habitats. Data from the Mount Halimun Salak National Park shows a decline in the population of Java leopard from 50 in 2013 to 40 in 2018. The development of Geothermal Power Plants has received many challenges from the surrounding community regarding employment and business opportunities that have yet to receive attention. And it is necessary to research the sustainability of geothermal power plants from environmental, economic and social aspects, and assessing the sustainability index. The research location is Gunung Salak Geothermal Power Plant which is located inside the Mount Halimun Salak National Park (TNGHS) with a quantitative approach and mixed method research. Research variable is determined through interviews to expert resource persons which are processed by Analytical Hierarchy Process (AHP). There are 7 research variables which is described from the results of data processing and analysis, namely: Land cover conditions are in good condition and there has been no decrease in land cover since 2003-2018, forest conservation using the Shannon Wiener index method are in moderate diversity, animal conservation using the camera trap method shows that Javan leopards still exist and live around the area of ​​the Power Plant with around 10 heads and classified in the low category with a relative abundance index of 1.55%, the income of local workers exceeds the survey of the Need for Decent Living (KHL) so that it is feasible to meet the needs of life, the absorption of local labor has achieved 72% of the workforce capacity at the Power Plant and are in the composition of the local and non-local workforce in several regions ranging from 60-75%, the absorption of local community products by the Power Plant is still lacking, this not according to community's expectations because of the hygiene and food safety requirements. Overall the sustainability index of the Gunung Salak Geothermal Power Plant reaches 55% which means it is in a fairly sustainable condition."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizki Forest
"Pemanfaatan panas buang yang berasal dari pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal dapat dimanfaatkan kembali untuk membantu optimisasinya. Pemanfaatan panas buang yang keluar dari separator pada pembangkit listrik tenaga geothermal dapat dimanfaatkan sebagai sumber panas absorption chiller untuk mendinginkan air pendingin di condenser. Dengan demikian pembangkitan yang didapat akan lebih besar karena terjadi vacuum yang lebih besar di condenser sebagai efek penurunan temperatur condenser. Dari hasil yang didapat, air panas yang keluar dari separator sebesar 17.38 kg/s, memiliki potensi sebesar 4 MW dengan maksimum kapasitas absorption chiller sebesar 1035 TR. Kapasitas sebesar ini hanya mampu menurunkan temperatur air pendingin inlet condenser sebesar 0.34°C. Penambahan steam sebanyak 20 kg/s pada aliran air panas yang akan masuk ke generator sebagai pemanas memberikan penurunan temperatur air pendingin inlet condenser sebesar 3.1 - 3.87°C dengan kapasitas absorption chiller sebesar 7759 - 9439 TR pada COP 0.6. Untuk itu perlu dilakukan simulasi dan kajian absorption chiller secara heat balance dan mass balance untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya, analisa sebab, dan analisa variasi-variasi yang memungkinkan. Penggunaan sejumlah steam dari aliran utama mungkinkan untuk mendapatkan hasil yang lebih memungkinkan untuk menurunkan temperatur air pendingin untuk mendinginkan condenser.

Heat recovery from geothermal power plant used helping its optimization. Heat recovery that come out from separator in geothermal power plant can be used as heater for absorption chiller to decrease cooling water in condenser. Therefore, electricity can be generated more than usual. This happened because pressure in condenser more vacuum and the temperatur decrease. As the result, hot water from separator is 17.38 kg/s. It has 4 MW potential for generation in generator absorption chiller. From the hot water, the absorption chiller has 1035 TR capacity and decrease cooling water temperature to power plant condenser up to 0.34°C. Steam 20 kg as additional with hot water in generator, temperature decrease of cooling water to power plant condenser as 3.1 - 3.7°C. It capacity become 7759 - 9439 TR at COP 0.6. Therefore, we need to simulate and study of absorption chiller in heat and mass balance to know the effect, cause analysis, and other possible variations analysis. Use amount of steam from steam main pipe, bring trough to get result which more possible to decrease cooling water to condense steam in condenser."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaniadevi Permatasari
"Ketergantungan pada minyak bumi sebagai sumber pembangkit listik dapat mengakibatkan terjadinya krisis pasokan listrik. Upaya peralihan sumber energi pada sumber energi lain, salah satunya panas bumi, perlu dilakukan. Sumber daya panas bumi Indonesia cukup melimpah, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Pemanfaatan ini dapat dilakukan oleh pengembang panas bumi namun seluruh penjualan listrik harus melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan berpedoman pada harga patokan tertinggi listrik panas bumi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (Total Project) berdasarkan harga jual listrik, IRR proyek, NPV proyek, Payback Period proyek, dan Benefit Cost Ratio (BCR) proyek sehingga pemanfaatannya dapat dilakukan. Analisis dilanjutkan dengan analisis sensitivitas proyek.

Electricity supply crisis caused by oil dependency could interfere the Indonesian economic growth. Efforts to shift the energy sources in to another sources, including geothermal, needs to be done. Indonesian geothermal resources is abundant, but has not been used optimally. Geothermal utilizatiin can be done by independent power producer (IPP) but all electricity sales must be though PLN based on the highest criterion price for geothermal power.
This research aims to determine the feasibility of geothermal power plant project (Total Project) based on the electricity price, project Internal Rate of Return (IRR), net present value (NPV), Payback Period, and Benefit Cost Ratio (BCR), so that utilization can be done. Analysis was followed by sensitivity analysis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51877
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Susanti
"Keberlanjutan saat ini telah menjadi prasyarat untuk berbisnis dan integrasi keberlanjutan ke dalam strategi perusahaan menjadi faktor penunjang terciptanya nilai dan keunggulan kompetitif. Dalam memainkan peran penting untuk menunjang tujuan pembangunan keberlanjutan, pembangkit listrik energi baru dan terbarukan juga menghadapi tantangan keberlanjutan yang dapat mengurangi kontribusi mereka. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai integrasi keberlanjutan ke dalam strategi perusahaan, khususnya faktor pendorong integrasi keberlanjutan, faktor kunci keberhasilan yang menunjang integrasi dan nilai bersama yang diciptakan dari integrasi tersebut untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang bertahan lama dan nilai bersama bagi pemangku kepentingan. Studi kasus dengan metode analisis kualitatif atas data hasil wawancara dengan eksekutif perusahaan dan data laporan keberlanjutan serta dokumen pendukung lainnya, digunakan untuk menelusuri sepuluh tahun perjalanan integrasi keberlanjutan dari sebuah perusahaan pembangkit listrik panas bumi di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor pendorong sangat dipengaruhi oleh tipe industri dan kepatuhan pada hukum menjadi landasan melekatnya budaya dan kesadaran akan keberlanjutan pada personil perusahaan dan pemangku kepentingan. Lebih lanjut, faktor pendorong saling terkait untuk menunjang faktor pendorong utama yaitu keunggulan kompetitif dan reputasi. Keberhasilan integrasi ditunjang keberadaan sistem pengendalian manajemen yang baik dan kemampuan perusahaan dalam menyeimbangkan kepentingan pemangku kepentingan dalam menciptakan nilai bersama yang memberikan manfaat baik bagi perusahaan maupun bagi komunitas. Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu bahwa perusahaan yang berorientasi pada kemampuan dengan fokus pada inovasi mencapai kinerja keberlanjutan yang lebih baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Penelitian ini menyimpulkan bahwa integrasi keberlanjutan ke dalam strategi perusahaan sangat penting untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang bertahan lama yang dapat mendukung pertumbuhan sektor energi terbarukan terutama panas bumi. Walaupun studi kasus atas perusahaan tunggal memiliki keterbatasan, diharapkan hasil studi ini dapat memberikan wawasan praktis perjalanan integrasi keberlanjutan.

Sustainability becomes a pre-condition for doing business and its integration to corporate strategy levers value creation and creates sustainable competitive advantage. While playing important role in supporting sustainable development goals, renewable energy power producer also faced sustainability challenges that may impair their contribution. The paper is aimed to obtain empirical evidence on integration of sustainability into corporate strategies, in particular on the drivers of the integration, key success factor supporting the integration, and shared value created from such integration to create sustainable competitive advantage and shared value to its stakeholders. A qualitative case study, analyzing data obtained from interview and sustainability report and other documents, was used to explore ten years journey of sustainability integration of Indonesian geothermal power producer. The analysis reveals that drivers are highly influenced by industry type and legal compliance laid foundation for embedding sustainability awareness and culture to the company’s personnel and its stakeholders. Further, drivers are interrelated to support the main drivers, competitive advantage and reputation. The success of integration is supported with management control system and the company’s ability in balancing the interest of the stakeholders to create shared value that benefits both the company and society. The study supports that capability oriented company achieve a better sustainability performance both in short-term and long term. In conclusion, the study shows that integrating sustainability to strategy is crucial to create sustainable competitive advantage that would support growing the industry. Although case study results have limitation for generalization, it is hoped to provide insight for practitioners in its journey to sustainability integration.

"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susanti
"Keberlanjutan saat ini telah menjadi prasyarat untuk berbisnis dan integrasi keberlanjutan ke dalam strategi perusahaan menjadi faktor penunjang terciptanya nilai dan keunggulan kompetitif. Dalam memainkan peran penting untuk menunjang tujuan pembangunan keberlanjutan, pembangkit listrik energi baru dan terbarukan juga menghadapi tantangan keberlanjutan yang dapat mengurangi kontribusi mereka. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai integrasi keberlanjutan ke dalam strategi perusahaan, khususnya faktor pendorong integrasi keberlanjutan, faktor kunci keberhasilan yang menunjang integrasi dan nilai bersama yang diciptakan dari integrasi tersebut untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang bertahan lama dan nilai bersama bagi pemangku kepentingan. Studi kasus dengan metode analisis kualitatif atas data hasil wawancara dengan eksekutif perusahaan dan data laporan keberlanjutan serta dokumen pendukung lainnya, digunakan untuk menelusuri sepuluh tahun perjalanan integrasi keberlanjutan dari sebuah perusahaan pembangkit listrik panas bumi di Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor pendorong sangat dipengaruhi oleh tipe industri dan kepatuhan pada hukum menjadi landasan melekatnya budaya dan kesadaran akan keberlanjutan pada personil perusahaan dan pemangku kepentingan. Lebih lanjut, faktor pendorong saling terkait untuk menunjang faktor pendorong utama yaitu keunggulan kompetitif dan reputasi. Keberhasilan integrasi ditunjang keberadaan sistem pengendalian manajemen yang baik dan kemampuan perusahaan dalam menyeimbangkan kepentingan pemangku kepentingan dalam menciptakan nilai bersama yang memberikan manfaat baik bagi perusahaan maupun bagi komunitas. Penelitian ini mendukung penelitian terdahulu bahwa perusahaan yang berorientasi pada kemampuan dengan fokus pada inovasi mencapai kinerja keberlanjutan yang lebih baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Penelitian ini menyimpulkan bahwa integrasi keberlanjutan ke dalam strategi perusahaan sangat penting untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang bertahan lama yang dapat mendukung pertumbuhan sektor energi terbarukan terutama panas bumi. Walaupun studi kasus atas perusahaan tunggal memiliki keterbatasan, diharapkan hasil studi ini dapat memberikan wawasan praktis perjalanan integrasi keberlanjutan.

Sustainability becomes a pre-condition for doing business and its integration to corporate strategy levers value creation and creates sustainable competitive advantage. While playing important role in supporting sustainable development goals, renewable energy power producer also faced sustainability challenges that may impair their contribution. The paper is aimed to obtain empirical evidence on integration of sustainability into corporate strategies, in particular on the drivers of the integration, key success factor supporting the integration, and shared value created from such integration to create sustainable competitive advantage and shared value to its stakeholders. A qualitative case study, analyzing data obtained from interview and sustainability report and other documents, was used to explore ten years journey of sustainability integration of Indonesian geothermal power producer. The analysis reveals that drivers are highly influenced by industry type and legal compliance laid foundation for embedding sustainability awareness and culture to the company’s personnel and its stakeholders. Further, drivers are interrelated to support the main drivers, competitive advantage and reputation. The success of integration is supported with management control system and the company’s ability in balancing the interest of the stakeholders to create shared value that benefits both the company and society. The study supports that capability oriented company achieve a better sustainability performance both in short-term and long term. In conclusion, the study shows that integrating sustainability to strategy is crucial to create sustainable competitive advantage that would support growing the industry. Although case study results have limitation for generalization, it is hoped to provide insight for practitioners in its journey to sustainability integration."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Danar Wibisono
"Total kapasitas terpasang PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) di Indonesia baru mencapai 1.341 MW, sekitar 4.8% dari seluruh potensi panas bumi yang ada. Salah satu penyebab terbesar masalah tersebut adalah masalah keekonomian dari PLTP. Penelitian ini ingin menemukan cara agar PLTP skala kecil dapat menjadi salah satu alternatif yang diperhitungkan bagi sumber listrik lokal pada tingkat harga yang kompetitif dengan sumber-sumber lain di tingkat konsumen.
Dalam penelitian ini, kapasitas PLTP skala kecil akan divariasikan sebesar 1 MW, 2 MW, 3 MW, 4 MW, dan 5 MW, dengan interval variasi dari suhu uap panas bumi berkisar antara 100°C sampai 340°C dan variasi kecepatan alir (flowrate) uap panas bumi berkisar antara 300 kg/s sampai 1000 kg/s.
Analisis dilakukan dengan melakukan perhitungan Biaya Pokok produksi (BPP) serta penilaian kelayakan investasi pengusahaan PLTP berdasarkan Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), dan Analisis Sensitivitas atas sumur panas bumi yang sebelumnya dinilai tidak ekonomis oleh satu dan lain sebab.

The total installed capacity of geothermal power plants in Indonesia reached 1,341 MW, approximately 4.8 % of the existing geothermal potential. One of the biggest causes of such problems is economic of electricity from geothermal power plants.
This study wants to find ways to make small-scale geothermal power plants could be an alternative source of electricity that is taken into account for local at a rate competitive with other sources at the consumer level. In this study, small-scale geothermal power plant capacity will be varied at 1 MW, 2 MW, 3 MW, 4 MW and 5 MW. While the interval of variation of temperature geothermal steam 100°C to 340°C ranges. While the range of variation of the flow velocity (flowrate) geothermal steam ranged from 300 kg/s to 1000 kg/s.
The analysis was performed by calculating the cost of electricity production and valuation of investment feasibility is based on the Internal Rate of Return ( IRR ), Net Present Value ( NPV ), and Sensitivity Analysis for marginal geothermal steam well.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55176
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Ilman Hasya
"Seperti yang diketahui pemerintah Indonesia saat ini sedang menjalankan program 35000 watt, dimana dalam hal ini untuk memenuhi banyak permintaaan akan ketersediaan listrik yang ada di seluruh Indonesia. Karena sampai dengan saat ini berrdasarkan data yang ada jumlah perrmintaan akan listrik yang dibutuhkan masih melebihi jumlah pembangkit yang ada di seluruh Indonesia. Oleh karena itu pemerintah menjalankan program 35000 watt dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan listrik yang diminta.
Dalam hal ini diperlukannya peran manajemen risiko dalam mengontrol pembangunan proyek EPC pembangkit tersebut. Dalam penelitian ini akan melihat risiko yang berpengaruh dalam pembangunan EPC pembangkit tersebut. Metode yang digunakan adalah deskriptif, kuisioner, serta validasi pakar yang kemudian data dari kuisioner akan diolah dengan perangkat lunak SPSS. Variabel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 54 variabel risiko yang terjadi pada proses EPC.
Dalam penelitian ini didapatkan 9 variabel dominan yang berpengaruh pada pembangunan proyek EPC pembangkit yaitu 3 variabel dari tahap rekayasa, 2 variabel dari tahap pengadaan, dan 4 variabel pada tahap konstruksi serta mitigasi dalam mengatasi setiap risiko tersebut. Risiko yang didapat ternyata yang terbanyak masih berada pada tahap rekayasa dan konstruksi sehingga dibutuhkan pengontrolan yang lebih terhadap tahap tersebut untuk mencegah keterlambatan.

As of now Indonesia government are focusing on building on electricity program 35.000 MW, to provide and enlight across the country. Because as per current data Indonesia still have low supply to support all society with existing power plant. That is why this ongoing program which run by the goernment can fulfill needs of required electricity. In this case risk management have role to control EPC project of all power plant which currently being build.
In this research, it will elaborate the risk impact to the EPC power plant construction. Research method use are descriptive, qusionaire, and expert validation which align with questionaire that being processed used SPSS software. Variabel used in this research are 54 risk variabel that happen during EPC process.
Result by doing this action acquaire 9 dominant variabel impact to EPC project power plant which consist 3 on engineering process, 2 variabel in procurement level, and 4 in cosntruction level, include also mitigation action to comprehend those risk. Result showed that risk mostly occurs during engineering and contruction process which explain that needs more control on those process to avoid any delay.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Dicky Amrullah
"Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah gunung berapi terbanyak di dunia, bahkan potensi energi panas bumi Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Mengacu pada data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) belum maksimal yaitu sebesar 1.405,4 MW atau 1,1% dari bauran penggunaan energi nasional. Pada Program 35.000 MW yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2015, pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) diberikan porsi sebesar 25%. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang merupakan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) mulai dianggap sebagai salah satu solusi ketenagalistrikan nasional. Namun, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dapat menyebabkan permasalahan lingkungan apabila tidak dioperasikan dengan benar. Untuk mencegah resiko seperti itu, manajemen aset yang baik menjadi suatu kebutuhan.
Metode penilaian reliability adalah salah satu metode manajemen aset yang umum digunakan pada industri pembangkit listrik. Dengan mengetahui nilai reliability suatu aset, strategi maintenance dapat disusun secara efektif. Objek perhitungan reliability pada penelitian ini adalah power generation system PLTP Unit 4 Kamojang. Untuk mengetahui nilai reliability dari plant, analisis reliability block diagram (RBD) perlu dilakukan. Setiap diagram blok pada RBD dibagi berdasarkan sistem maupun equipment yang terdapat pada PLTP yaitu steam supply system, main cooling water system, gas extraction system, auxiliary cooling water system, dan closed cooling system. Formula perhitungan dari RBD diterapkan pada tabel kalkulasi reliability, sehingga perhitungan dapat dilakukan dengan efisien dan gangguan yang terjadi pada sistem dapat dilihat pada tabel kalkulasi reliability. Performa reliability dan availability PLTP Unit 4 Kamojang pada tahun 2015 tergolong baik dimana masing-masing mencapai nilai 99% dan 91%.

Indonesia is considered as a world major volcanic country and was gifted with the great geothermal energy resources. Despite having a big potential, according to data from the Ministry of Energy and Mineral Resources, the installed capacity for geothermal power plant is just in the amount of 1405.4 MW, or just 1.1 % of national energy use. As the 35,000 MW Project which were announced by the government in 2015 goes on, the portion of renewable energy-based electricity generation amounted to 25%, geothermal power plant (PLTP), which is renewable energy ? based power plant is considered as a solution for the national electricity industry. However, geothermal power plant (PLTP) can also cause an environmental problem if it isn't operated properly. To prevent major risks like that, a good asset management is needed.
One of asset management method is making a reliability assessment. By knowing the reliability value of asset, maintenance strategies can be programmed effectively. A reliability assessment is applicated on Unit 4 Kamojang Geothermal Power Plant. To determine the reliability value of plant, an analysis of reliability block diagram (RBD) is needed. Each block diagram, divided by the components of the systems in geothermal power plant. They are steam supply system, main cooling water system, gas extraction system, auxiliary cooling water system, and closed cooling system. RBD philosophy should be applied to the reliability calculation table, so that the calculation can be done efficiently and the disturbance on the system can be seen in reliability calculation table. Reliability and availability performance of geothermal power plants in 2015 can be said good. Each of them reach a value of 99% and 91%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartadhi
"Sebagian energi dalam proses industri hilang sebagai panas buang ke atmosfer atau sistem pendinginan, tidak terkecuali pada sistem PLTP. PLTP Lahendong memiliki panas buang berupa fluida yang akan diinjeksi kembali brine ke dalam sumur dengan temperatur 170oC. Panas pada brine ini dapat dimanfaatkan kembali menjadi listrik dengan alternatif pemanfaatan menggunakan siklus Rankine organik, Kalina, CO2 superkritis dan generator thermo-elektrik. Dengan pertimbangan efisiensi, biaya, dan pengalaman industri, maka penelitian ini akan membandingkan dua alternatif, siklus Rankine organik SRO dan siklus Kalina dalam hal potensi daya listrik, reduksi emisi, dan keekonomian berdasarkan regulasi yang berlaku, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang paling berpengaruh pada keekonomian kedua sistem tersebut dengan analisis sensitivitas.
Simulasi penerapan siklus Rankine organik dan siklus Kalina dengan perangkat lunak Engineering Equation Solver EES menunjukkan bahwa dengan IRR 15,2 , NPV 1.253.600 dan periode pengembalian 7,3 tahun, siklus Rankine organik dengan konstruksi sederhana dapat menghasilkan daya bersih sebesar 655kW. Siklus Kalina dengan konstruksi lebih kompleks menghasilkan daya bersih yang lebih besar yaitu 785kW ternyata tidak mampu memberikan performa ekonomi yang lebih baik dengan IRR 10,2 ; NPV sebesar 42.285 dan periode pengembalian selama 13 tahun. Dengan keunggulan yang dimiliki siklus Rankine organik, dan dengan banyaknya pengalaman industri komersial negara lain dalam penerapan sistem ini, maka sistem ini dinilai optimal dan layak untuk diterapkan pada pemanfaatan brine PLTP Lahendong maupun industri lain dengan kondisi panas buang dan tarif yang serupa.

Some energy in industrial processes is lost as waste heat to the atmosphere or cooling system. Geothermal power generation is no exception. PLTP Lahendong produce waste heat in the form of brine with temperature of 170oC which will be reinjected into reinjection well. The heat of this brine can be recovered for direct use or by converting heat into electricity. Some waste heat to power WHP technologies include organic Rankine cycle, Kalina cycle, supercritical CO2 and thermoelectric generator. With several considerations such as efficiency, cost and industrial experience, this research will compare only two alternatives which are Organic Rankine Cycle ORC and Kalina cycle in terms of power, emission nreduction potential and economic feasibility based on applicable regulation, as well as identifying factors which affect economic feasibility of those system by means of sensitivity analysis.
Application simulation of organic Rankine cycle and Kalina cycle with Engineering Equation Solver EES software showed that with 15.2 IRR, 1,253,600 NPV and return period of 7.3 years, organic Rankine cycle can produce 655kW net power. Kalina cycle, despite with greater net power of 785kW, was not able to provide better economic performance with 10.2 IRR 42,285 NPV and return period of 13 years. With the advantages of the organic Rankine cycle, and with many commercial industry experience in other countries in the application of this system, this system is considered optimal and feasible for brine utilization in Lahendong geothermal power plant or other industries with similar heat and tariff.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48210
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brendy Chandra Supian Atmodjo
"Pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Darajat terdapat pemakaian listrik sendiri pembangkit untuk peralatan seperti pompa, compressor, purifier, heater dan fan. Biaya listrik pemakaian sendiri yang digunakan oleh peralatan itu berdasarkan harga tarif listrik khusus PLN dengan faktor pengali adalah 2,466.78 Rp/kWh. Dengan potensi radiasi matahari sebesar 4.89 kWh/m2/day, akan dilakukan studi pemakaian listrik sendiri menggunakan Sel Surya dan baterai. Harga Sel Surya diasumsikan Rp. 2,674,474.00, inverter sebesar Rp. 2,860,400.00 dan baterai Rp. 5,720,800.00. Umur dari peralatan adalah 15 tahun. Dalam paper ini akan disimulasikan dengan 3 case dan hasilnya adalah harga listrik berdasarkan nilai modal dibagi total listrik yang dihasilkan Sel Surya dan baterai selama 15 tahun. Case 1 menggunakan Sel Surya dan baterai yang energinya diisi oleh Sel Surya, hasil harga listrik case 1 adalah 2,355.58 Rp/kWh. Case 2 menggunakan Sel Surya dan listrik PLN, hasil harga listrik case 2 adalah 1,262.52 Rp/kWh. Case 3 menggunakan Sel Surya, baterai, dan menggunakan listrik sendiri dari PLN, hasil harga listrik case 3 adalah 1,393.21 Rp/kWh. Berdasarkan simulasi 3 case tersebut harga listrik akan lebih murah jika menggunakan Sel Surya dan listrik PLN seperti pada case 2 dengan harga listrik pemakaian sendiri adalah 1,262.52 Rp/kWh

At the Darajat Geothermal Power Plant, there is the generator's own electricity usage for equipment such as pumps, compressors, purifiers, heaters and fans. The cost of self-use electricity used by the equipment is based on the special PLN electricity tariff price with a multiplier factor of 2,466.78 IDR / kWh. With the solar radiation potential of 4.89 kWh / m2 / day, a study of its own electricity consumption using solar cells and batteries will be carried out. The price of solar cells is assumed to be Rp. 2,674,474.00, the inverter is Rp. 2,860,400.00 and battery Rp. 5,720,800.00. The lifespan of the equipment is 15 years. In this paper, 3 cases will be simulated and the result is the price of electricity based on the capital value divided by the total electricity generated by solar cells and batteries for 15 years. Case 1 uses solar cells and batteries whose energy is charged by solar cells, the result of the electricity price of Case 1 is 2,355.58 Rp / kWh. Case 2 uses solar cells and PLN electricity, the result of the electricity price for Case 2 is 1,262.52 Rp / kWh. Case 3 uses solar cells, batteries, and uses its own electricity from PLN, the result of the electricity price for Case 3 is 1,393.21 Rp / kWh. Based on the 3 case simulation, the price of electricity will be cheaper if you use solar cells and PLN electricity as in case 2 with the price of electricity for your own use of 1,262.52 Rp / kWh."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>