Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110375 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gemma Michelia Junior
"Penggunaan internet dan media sosial saat ini telah menjadi kebutuhan primer bagi sebagian orang. Fenomena tersebut membuat remaja menjadi terlalu sering menggunakan internet dan media sosial sehingga berisiko mengalami cyberbullying. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cyberbullying khususnya body shaming dengan tingkat depresi pada remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik-korelasional dengan desain penelitian cross-sectional yang dilakukan secara online dengan melibatkan 209 remaja di SMA Muhammadiyah 04 Depok dan SMAITP Nururrahman Depok. Instrumen yang digunakan yaitu Sociocultural Attitudes towards Appearance Questionnaire (SATAQ) untuk mengukur tingkat body shaming dan Beck Depression Inventory-II (BDI-II) untuk mengukur tingkat depresi. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara cyberbullying: body shaming dengan tingkat depresi dengan nilai p value 0,001. Pemberian edukasi kesehatan terkait cyberbullying: body shaming dan bahayanya perlu dilakukan untuk menekan angka depresi pada remaja.

The use of the internet and social media must be a primary need for some people. This phenomenon makes teenagers use the internet and social media too often so they are at risk of experiencing cyberbullying. This study aims to find out the correlation of cyberbullying specifically to body shaming with depression rates in adolescents. The research method used is a correlational analytic cross-sectional research design conducted online involving 209 teenagers at Muhammadiyah Senior High School 04 Depok and Nururrahman Islamic Senior High School. The instrument used was the Sociocultural Attitude towards Appearance Questionaire (SATAQ) to measure embarrassing bodily levels and the Beck Depression Inventory-II (BDI-II) to measure depression levels. Analysis of the data used in the univariate analysis and bivariate analysis using the Chi-Square test. The results obtained showed that there was a significant correlation between cyberbullying: body shaming with depression levels with p values obtained 0.001. Provision of health education related to cyberbullying: body shaming and the dangers that need to be done to prevent depression in adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mifta Rizki Putri
"Bullying verbal merupakan jenis bullying yang sering terjadi pada remaja karena kritik negatif pada penampilan fisik atau dikenal dengan perilaku body shaming. Penelitian sebelumnya mengungkapkan kebanyakan orang pernah mengalami perilaku body shaming hingga berdampak pada persepsi citra tubuh yang negatif. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian cross-sectional analitik. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan perilaku body shaming dengan citra tubuh pada remaja SMA Negeri di Jakarta Selatan. Pengambilan data penelitian menggunakan teknik total sampling. Sampel penelitian ini adalah 288 orang remaja SMA Jakarta. Penelitian ini menggunakan tiga kuesioner yaitu data responden, Internalized Shame dan Objectified Body Consciousness Scales, dan Multidimensional Body Self-Relations Questionnaire-Appearance Scale (MBRSQ-AS). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku body shaming dengan citra tubuh dengan nilai hasil uji chi square menunjukkan nilai p=0,002 (p < 0,05). Rekomendasi pada penelitian ini adalah perlunya edukasi kesehatan kepada remaja, keluarga, dan pihak sekolah mengenai penerimaan diri guna meminimalkan perilaku body shaming.

Verbal bullying is a type of bullying that often occurs in adolescents because of negative criticism on physical appearance or known as body shaming behavior. Previous research showed that mostly people have experienced body shaming behavior  has an impact on negative body image perception. In this study, researchers used a cross-sectional analytic research design. The purpose of this study was to determine the relationship of body shaming behavior with body image in  senior high school adolescents in South Jakarta. Retrieval of research data using total sampling techniques. The sample of this study were 288 teenagers from Jakarta High School. This study uses three questionnaires namely respondent data, Internalized Shame and Objectified Body Consciousness Scales, and Multidimensional Body Self-Relations Questionnaire-Appearance Scale (MBRSQ-AS). The results showed that there was a significant relationship between body shaming behavior with body image with the value of the chi square test results showed the value of p=0.002 (p <0.05). The recommendation in this study is the need for health education for adolescents, families, and schools regarding self-acceptance in order to minimize body shaming behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhda Giyanti Riadah
"Masa remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai dengan perubahan biologis, kognitif, dan psikososial. Perubahan tersebut rentan menyebabkan peningkatan gejala depresi pada remaja. Keluarga merupakan salah satu support system yang berperan membantu mencegah dan menurunkan terjadinya gejala depresi. Studi ini bertujuan untuk melihat peran keberfungsian keluarga terhadap peningkatan gejala depresi pada remaja. Tipe penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain non eksperimental. Pengambilan data dilakukan dengan mendatangi 3 sekolah yang ada di Jakarta dan Depok serta disebar melalui social media. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah Family Assessment Device (FAD) dan Beck Depression Inventory II (BDI II). Total partisipan yang terkumpul dalam penelitian ini adalah 403 remaja awal sampai akhir dengan rentang usia 13-17 tahun. Berdasarkan hasil analisis multiple regression, keberfungsian keluarga berperan secara signifikan terhadap gejala depresi pada remaja (R2 = 0,310, p< 0,05). Dimensi keberfungsian keluarga yang berperan secara signifikan adalah dimensi pemecahan masalah. Oleh karena itu, orangtua diharapkan selalu melibatkan remaja dalam pemecahan masalah di keluarga guna mencegah peningkatan gejala depresi.

Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood which is characterized by biological, cognitive and psychosocial changes. These changes are prone to cause an increase in depressive symptoms in adolescents. The family is a support system that plays a role in helping to prevent and reduce the occurrence of depressive symptoms. This study aims to see the role of family functioning in increasing depressive symptoms in adolescents. The type of research used is quantitative with a non-experimental. Data collection was carried out by visiting 3 schools in Jakarta and Depok and sharing it via social media. The questionnaires used in this study were the Family Assessment Device (FAD) and the Beck Depression Inventory II (BDI II). The total participants who were collected in this study were 403 early to late adolescents with an age range of 13-17 years. Based on the results of multiple regression analysis, family functioning plays a significant role in depressive symptoms in adolescents (R2 = 0.310, p < 0.05). The dimension of family functioning that plays a significant role is the problem solving dimension. Therefore, parents are expected to always involve adolescents in solving problems in the family in order to prevent an increase in depressive symptoms."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Novitasari
"

Masalah citra tubuh menjadi hal penting bagi remaja ketika berjuang mencari jati diri sesuai tugas perkembangannya. Body shaming atau ejekan orang lain merupakan bagian dari faktor sosiokultural yang sedang popular di kalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran citra tubuh, self-efficacy,dan strategi koping serta mengetahui hubungan antara citra tubuh, self-efficacy, dan strategi koping pada remaja korban body shaming. Penelitian dengan metode kuantitatif jenis deskriptif-korelasi dengan menggunakan pendekatan cross-sectional ini melibatkan 168 siswa yang dipilih melalui screening body shaming, dengan teknik pusposive sampling. Alat ukur pada penelitian ini yaitu Body Shape Questionnaire-16 (BSQ-16), General Self-Efficacy, dan The Ways of Coping yang sudah diuji validitas dan reliabilitas. Hasil analisis bivariat menggunakan uji Chi Square menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh dengan self-efficacy (p value: 0.000). Selain itu, terdapat hubungan yang bermakna antara self-efficacy dengan strategi koping (p value: 0.001). Namun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh dengan strategi koping  (p value: 0.124). Implikasi penelitian terhadap pelayanan keperawatan ialah pentingnya mengefektifkan peran bimbingan konseling untuk memperhatikan perkembangan remaja. Penelitian ini merekomendasikan pada institusi pendidikan, institusi kesehatan, dan orang tua untuk memberikan edukasi secara tatap muka mengenai citra tubuh dan pengenalan terkait perubahan yang dialami remaja.

 


Problem concerning body image is crucial for teenagers during their stage of developmental to search their identity. Body shaming is part of sociocultural factors affecting adolescent’s body image. This study aims to analyze the relationship between body image, self-efficacy, and coping strategies in adolescent victims of body shaming. The research used descriptive-correlation quantitative method with a cross-sectional approach involving 168 high school students, which was obtained through screening body shaming, with a purposive sampling technique. Measuring instruments in this study are Body Shape Questionnaire-16 (BSQ-16), General Self-Efficacy, and The Ways of Coping that have been tested for validity and reliability. The results of bivariate analysis using the Chi Square test revealed that there were a significant relationship between body image and self-efficacy (p value: 0.000). In addition, there is a significant relationship between self-efficacy and coping strategies (p value: 0.001). The results of the research analysis also showed that there was no significant relationship between body image and coping strategies (p value: 0.124). The implication of this study is the importance of streamlining the role of counseling to pay attention to adolescent development. It’s recommended to provide face-to-face education about body image and introduction to change experienced by adolescents.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dwi M.
"Kualitas tidur yang buruk dipercaya dapat mempengaruhi kondisi fisik, psikologis, dan kognitif. Penelitian ini membahas tentang hubungan kualitas tidur mahasiswa dengan tingkat stres, kecemasan, dan depresi. Desain yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan potong lintang. Penelitian ini melibatkan 220 mahasiswa keperawatan sebagai responden yang dipilih dengan teknik stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan Depression, Anxiety, and Stress Scale-21 (DASS-21). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kualitas tidur dengan tingkat kecemasan (p<0.001), tetapi tidak ada hubungan kualitas tidur dengan stres dan depresi (p=0,12; p=0,086). Akan tetapi, ditemukan bahwa mahasiswa berkualitas tidur buruk memiliki tingkat stres dan depresi yang lebih tinggi. Kegiatan untuk menurunkan tingkat kecemasan, stres, dan depresi yang tepat perlu diprogramkan secara terstruktur di program studi, dan perlu penelitian lebih lanjut tentang terapi yang tepat untuk meningkatkan kualitas tidur.

Poor sleep quality is believed can affect the physical, psychological, and cognition. This study aimed to determine the correlation between sleep quality and levels of stress, anxiety, and depression. Design of this study was analytical with cross sectional approach. This study used Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) and Depression, Anxiety, and Stress Scale-21 (DASS-21) as instruments. There were 220 nursing students who participated and chosen by stratified random sampling technique. The results showed there were an association between sleep quality with levels of anxiety (p<0,001). Although, there were no correlation between sleep quality with stress and depression (p=0.12 and p=0.086), it was found that students which have bad sleep quality also have the higher level in stress and depression. The structured activities to reduce levels of anxiety, stress, and depression should be programmed by study program. Researcher suggested for next research to explore how to improve sleep quality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Permata Putri
"Depresi pada lansia dapat disebabkan oleh perubahan pada peristiwa kehidupannya. Salah satu faktor yang dapat melindungi lansia dari depresi yaitu kesejahteraan spiritual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kesejahteraan spiritual dengan tingkat depresi pada lansia di Sasana Tresna Werdha Ciracas.
Desain penelitian menggunakan analitik korelasi dengan metode pendekatan cross-sectional. Sampel berjumlah 68 lansia dengan secara systematic random sampling. Kesejahteraan spiritual dinilai dengan kuesioner Spiritual Well-Being Scale (SWBS) dan tingkat depresi lansia dinilai dengan kuesioner Geriatric Depression Scale-15 (GDS-15).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesejahteraan spiritual dan tingkat depresi pada lansia dengan nilai p value (0,000) (r= -0,642). Perawat harus mampu meningkatkan kesejahteraan spiritual lansia sehingga lansia mampu menghadapi gejala depresi yang timbul.

Depression in the elderly can be caused by changes in the events of their life. One factor that may protect the elderly from depression is spiritual well-being. This study aims to determine the relationship of spiritual well-being with depression levels of the elderly in Sasana Tresna Werdha Ciracas.
The study design was analytic correlation with cross-sectional approach. Samples consisted of 68 elders with systematic random sampling. Spiritual well-being was assessed by questionnaire Spiritual Well-Being Scale (SWBS) and depression levels of the elderly assessed by questionnaire Geriatric Depression Scale-15 (GDS-15).
The results showed that there is a significant relationship between spiritual well-being and depression levels of the elderly with p value (0,000) (r = -0.642). Nurses should be able to enhance the spiritual well-being of the elderly as a coping elderly to deal with depression.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Yanti
"Spiritualitas memberikan konstribusi positif pada pasien kanker. Tujuan penelitian yaitu untuk melihat hubungan tingkat spiritualitas dengan cemas dan depresi pada pasien kanker yang beragama Islam. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian adalah pasien kanker yang berjumlah 120 pasien dengan tekhnik consecutive sampling di rumah sakit Fatmawati Jakarta. Instrument yang digunakan dengan menggunakan instrument kecemasan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), Beck Depression Inventory II (BDI) Daily Spiritual Experince Scale (DSES). Hasil penelitian ini diperoleh terdapat hubungan yang bermakna pada spiritualitas dengan kecemasan dan depresi (p <0,05). Kesimpulan: spiritualitas yang tinggi mengalami tingkat kecemasan ringan dengan nilai OR: 2,203. Spiritual juga menjadi faktor resiko untuk terjadinya depresi.

Spirituality makes a positive contribution to cancer patients. The aim of the research is to see the relationship between the level of spirituality and anxiety and depression in Muslim cancer patients. This research is a quantitative research with a cross sectional design. The research population was 120 cancer patients with a consecutive sampling technique at Fatmawati Hospital, Jakarta. The instruments used were the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), Beck Depression Inventory II (BDI) and Daily Spiritual Experience Scale (DSES).. The conclusion was that high levels of spirituality experienced mild levels of anxiety, whereas patients with low levels of spirituality experienced severe levels of anxiety with OR: 2.203. Spirituality is also risk factor for depression.."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luciana Kabang
"ABSTRAK
Depresi yang sering tidak terdeteksi apabila berlangsung secara menetap dan lama dapat menimbulkan masalah yang serius bagi remaja salah satunya upaya bunuh diri. Stres sebagai awal terjadinya depresi biasanya berkaitan dengan hubungan interpersonal remaja dengan orang terdekatnya. Di sisi lain, dukungan sosial yang diperoleh dari remaja dari orang terdekatnya merupakan faktor protektif terhadap terjadinya depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan tingkat depresi pada remaja di Kecamatan Putussibau Utara. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dengan total responden 724 orang. Instrumen yang digunakan adalah CASSS dan PHQ-9. Data dianalisis dengan menggunakan Spearman Correlation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan dukungan sosial dengan tingkat depresi pada remaja dengan arah korelasi negatif. Semakin tinggi dukungan sosial yang diterima remaja, maka tingkat depresi semakin rendah. Peningkatan dukungan sosial serta pengadaan pelatihan manajemen stres direkomendasikan untuk mencegah depresi pada remaja.

ABSTRACT
Depression that goes undetected for a long period of time may cause serious problems for adolescents such as suicide. Stress that leads to such depression is commonly associated with their interpersonal relation with their closest ones. Moreover, social support provided from their closest people is protective factor which mitigates depression in adolescents. This study aimed to identify relationship between social support and depression level among high school students in North Putussibau District. 724 respondens were select by total sampling method. CASSS and PHQ 9 were employed as instrument. Data were analyzed by Spearman Correlation. The analysis suggested that there was significant correlation between social support and level of depression among adolescents with negative direction of relationship. The higher social support which adolescents perceived, the lower their depression level would be. It is recommended to improve social support and conduct a training of stress management in order to prevent stress in adolescents."
2017
S67257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Nida Rafida
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kesehatan mental pada masa remaja dengan pendapatan yang diperoleh pada masa dewasa. Menggunakan data IFLS 4 dan 5, penelitian ini menggunakan metode 2-Stage Least Squares (2SLS) untuk memahami hubungan antara kesehatan mental pada usia 16 – 24 tahun dengan pendapatan tahunan masa depan dengan menggunakan kesehatan mental di masa dewasa sebagai variabel instrumen. Skrining gejala depresi diperoleh dari skor CESD-10 dengan nilai cutoff 10. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 925 individu remaja yang aktivitas utamanya bekerja di IFLS 5. Analisis menggunakan metode 2SLS menunjukkan bahwa kesehatan mental remaja memiliki hubungan yang signifikan dengan pendapatan tahunan orang dewasa melalui perannya dalam menentukan tingkat kesehatan mental di masa dewasa. Tidak hanya itu, pada studi ini, ditemukan korelasi positif signifikan terhadap variabel riwayat penyakit kronis.

This study aims to analyze the relationship between mental health during adolescence and the income earned in adulthood. Using IFLS 4 and 5 data, this study uses 2-Stage Least Squares (2SLS) method to understand the association between mental health at age 16 – 24 and the future annual income with adult mental health as its instrument variables. Screening for depressive symptoms was obtained from the CESD-10 score with a cutoff point of 10. The total sample in this study is 925 adolescent individuals whose main activity is working in IFLS 5. Analysis using the 2SLS method shows that adolescent mental health has a significant relationship with adult annual income through its role in determining the level of adult mental health. Moreover, the study also found that having a history of chronic diseases might lead to a higher income."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septia Ningtias Rahayu Pamungkasari
"Dukungan keluarga penting bagi remaja korban perundungan agar tidak mengalami ansietas parah. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan tingkat ansietas pada remaja korban perundungan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasi dan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 201 remaja korban perundungan. Instrumen yang digunakan adalah Adolescent Peer Relations Instrument (APRI), Perceived Social Support Family (PSS-Fa), dan Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A). Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji korelasi Rank-Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan tingkat ansietas pada remaja korban perundungan (p value = 0,000 ; α = 0,05). Saran penelitian selanjutnya agar meneliti dukungan sosial lainnya yang memiliki pengaruh terhadap tingkat ansietas pada remaja korban perundungan.

Family support plays a crucial role in mitigating the severity of anxiety experienced by adolescent victims of bullying. This study aimed to investigate the relationship between family support and anxiety levels in adolescents who have been victims of bullying. This research is a quantitative study with a correlation research design and cross sectional. The sample size of 201 adolescents who had experienced bullying. The instruments utilized included the Adolescent Peer Relations Instrument (APRI), the Perceived Social Support Family (PSS-Fa), and the Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A). The findings of the study were analyzed using the Rank-Spearman correlation test revealed a significant correlation between family support and anxiety levels in adolescents who have been victims of bullying (p-value = 0.000; α = 0.05). Future research recommendations include exploring the influence of other forms of social support than can influence the anxiety levels in adolescents who have been victimsz of bullying."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>