Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141583 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putu Vineta Dofanny Putri
"ABSTRAK
Pemberian terapi farmakologi pada klien dengan skizofrenia akan memberikan manfaat yang lebih optimal bila disertai dengan pemberian terapi non farmakologi. Bahkan terapi non farmakologi dapat digunakan sebagai terapi jangka panjang untuk mengontrol gejala halusinasi pendengaran yang muncul pada pasien skizofrenia. Salah satu bentuk terapi non farmakologi yaitu melalui aktivitas fisik. Senam aerobik low impact merupakan salah satu aktivitas fisik yang dapat dilakukan untuk membantu menurunkan gejala halusinasi. Selain itu, senam aerobik low impact merupakan jenis olahraga yang cukup aman dilakukan oleh siapapun dan tidak memiliki resiko yang besar. Dalam karya ilmiah ini akan dilakukan analisis terkait pemberian asuhan keperawatan pada Nn. W yang menderita skizofrenia dan memiliki gejala halusinasi yang sedang mendapatkan perawatan di Ruang Srikandi RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Intervensi asuhan keperawatan pada klien dengan halusinasi yang diberikan pada Nn. W akan ditambahkan dengan kegiatan latihan senam aerobik low impact.

ABSTRACT
Providing pharmacological therapy to clients with schizophrenia will provide more optimal benefits when accompanied by non-pharmacological therapy. In fact, non-pharmacological therapy can be used as a long-term therapy to control the symptoms of auditory hallucinations that appear in schizophrenic patients. One type of non-pharmacological therapy is through physical activity. Low impact aerobics is one of the physical activities that can be done to help reduce the symptoms of hallucinations. In addition, low impact aerobics is a type of exercise that is quite safe to do by anyone and does not have a big risk. In this scientific work an analysis will be carried out related to the provision of nursing care to Ms. W, who has schizophrenia and has hallucinogenic symptoms, is receiving treatment at the Srikandi Room Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Hospital. Nursing intervention in the client with hallucinations given to Ms. W will be added with the low impact aerobics exercise."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Sintiawati
"Halusinasi merupakan persepsi sensori palsu yang tidak terkait dengan rangsangan eksternal yang nyata, dapat melibatkan salah satu dari panca indera. Karya ilmiah akhir Ners ini bertujuan untuk memberikan analisis asuhan keperawatan Tn. F dengan halusinasi pendengaran. Proses keperawatan yang dilakukan berdasarkan standar asuhan keperawatan generalis (Ners) yaitu mengidentifikasi halusinasi, melatih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, bercakap-cakap, melakukan aktivitas, dan patuh minum obat. Tindakan keperawatan yang dilakukan dan paling efektif digunakan yaitu menghardik. Menghardik halusinasi adalah upaya yang dilakukan untuk mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi yang muncul. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah analisa kasus. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan bahwa klien mengalami penurunan halusinasi dari skor 10 menjadi 7. Penelitian ini merekomendasikan untuk melibatkan keluarga sebagai faktor yang memengaruhi dan mendukung dalam mengontrol halusinasi dengan menghardik. Selain itu, peneletian ini juga merekomendasikan perawat jiwa untuk membentuk layanan konsultasi secara daring pada masa pandemi ini.

Hallucinations are false sensory perceptions that are not associated with real external stimuli, can involve one of the five senses. The final scientific work of Ners aims to provide a nursing analysis of Mr. F with hallucinations of hearing. The nursing process, based on the generalist nursing care standards are identify hallucinations, train clients to control hallucinations by rebuking, talk to someone, doing activities, and taking medication. The most effective nursing actions used by the client are rebuke. Rebuke hallucinations is an effort made to control oneself against hallucinations by rejecting hallucinations that arise. The method used in this scientific work is case analysis. The results showed that the client experienced a decrease in hallucinations  from a score of  10 to 7.  The recommendations of this research, involving the family as an influencing and supportive factor in controlling hallucinations with rebuke. In addition, this research also recommends mental nurses to establish online consulting services during this pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Maharani Sukma
"Halusinasi pendengaran dapat memberikan dampak negatif, yaitu membuat klien merasa sangat stres terutama jika isi halusinasi merendahkan klien dan memberikan perintah yang buruk. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menganalisis penerapan Standar asuhan keperawatan pada Tn. D (30 tahun) dengan halusinasi pendengaran berdasarkan model self management. Intervensi Standar asuhan keperawatan yaitu mengidentifikasi halusinasi, melatih klien mengontrol halusinasi dengan menghardik, bercakap-cakap, melakukan aktivitas, dan patuh minum obat.  Model self management terdiri dari tiga bagian yaitu assessment of voice hearers experience, nursing interventions, dan voice hearers outcomes. Hasil dari karya ilmiah ini menunjukkan klien mengalami penurunan gejala halusinasi dari skor 20 menjadi 3, dan peningkatakan kemampuan mengontrol halusinasi dari skor 1 menjadi 10, serta klien mampu memilih strategi yang terbaik untuk mengurangi gejala halusinasi pendengaran. Model self management dapat diadaptasi untuk mengembangkan standar asuhan keperawatan jiwa yang selama ini telah digunakan dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan kepada klien.

Haring hallucinations can cause negative effects, which is to make clients feel very dispressed due to the voices degrading themselves and telling them to do bad things. This scientific writing aims to analyse the implementation of nursing care standards on  Mr. D (30 years old) with hearing hallucination based on self-management model. The interventions of nursing care standards are identify hallucinations, train clients to control hallucinations by rebuking, talk to someone, doing activites, and taking medication. Self-management model comprises of three parts: assessment of voice hearers experience, nursing interventions and voice hearers outcomes. The result of the writing shows that clients experience a decrease in hallucinatory symptoms from a score of 20 to 3, and an increase in the ability to control hallucinations from a score of 1 to 10, and clients are able to decide the strategy they think most effective to overcome hearing hallucinations as well as the reduction of their hallucination symptoms. The self-management model can be adapted to develop mental nursing care standards that have been used so far with the aim of improving the quality of nurisng care for clients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Destyana
"Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang paling banyak dialami, salah satu gejala yang paling sering muncul yaitu halusinasi pendengaran. Halusinasi pendengaran merupakan gangguan persepsi terhadap suara. Asuhan keperawatan pada halusinasi pendengaran meliputi memberikan intervensi mengenal halusinasi dan melatih teknik menghardik, pendidikan obat, bercakap, dan melakukan aktivitas terjadwal. Asuhan keperawatan ini penting diberikan dengan pendekatan berbasis spiritual, terutama aktivitas dzikir untuk menunjang proses perawatan klien. Beberapa penelitian terkait terapi spiritual pada gangguan jiwa sudah banyak yang membuktikan keefektifannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan pada klien skizofrenia dengan gejala halusinasi pendengaran, dengan masalah keperawatan penyerta harga diri rendah kronik, isolasi sosial, dan risiko perilaku kekerasan. Asuhan keperawatan diberikan secara online pada Tn. Z (28 Th) asal Jambi yang mengikuti facebook Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia. Setelah diberikan intervensi selama tiga minggu dengan intensitas interaksi 3 kali perminggu, didapatkan perkembangan kondisi yang baik, klien mampu mengontrol halusinasinya dan distress spiritual yang dialami klien berkurang. Selain itu, klien menunjukkan semangat menjalani hidup dengan beraktivitas dan bersosialisasi secara bertahap. Berdasarkan hasil penerapan asuhan keperawatan ini disarankan kepada perawat jiwa, keluarga dan pasien agar dapat mempraktikan pendekatan berbasis spiritual terjadwal ini dalam penatalaksanaan pasien skizofrenia dengan halusinasi.

Schizophrenia is a mental disorder that many people experienced, one of the symptoms that most often appear which is auditory hallucinations. Auditory hallucinations are impaired perceptions of sound. Nursing care in auditory hallucinations involves giving interventions to hallucinations and practicing rebuking techniques, drug education, and conducting scheduled activities. Nursing care is important given with a spiritual based approach, especially dzikir activity to support the client's care process. Some research that related to spiritual therapy in life disorders which has proven its effectiveness. This nursing care is done to the schizophrenia client with auditory hallucinations symptom, with other nursing problems are chronic low self-esteem, social isolation, and the risk of violent behavior. Nursing care was given online to In Z (28 years old) from Jambi who followed the Indonesian Schizophrenia Concern Community Facebook. After being given intervention for three weeks with an intensity of interaction 3 times a week, there was a good development, the client is able to control his hallucinations and spiritual distress were lessened. In addition, the client shows the spirit to live life with activities and socializing with step by step. Based on the results of the application of this nursing care, it is advisable for psychiatric nurses, families and patients to be able to use this scheduled spiritual based approach in the management of schizophrenia patients with hallucinations."
Depok: Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
R. Akmalul Fikri Abdi
"

Latar Belakang : Halusinasi merupakan sensasi yang dialami tanpa adanya rangsangan eksternal yang dapat mempengaruhi satu atau lebih dari indra. Jenis halusinasi yang paling banyak terjadi adalah halusinasi pendengaran yang mencapai 69%. Untuk mengatasi halusinasi dan mengurangi frekuensi halusinasi yang timbul, dilakukan 2 tindakan yaitu tindakan terapi medis dan terapi modalitas. Kasus : Ny. O wanita berusia 53 tahun masuk rumah sakit dengan alasan bicara sendiri dan marah – marah. Ny. O sakit sejak 2 tahun yang lalu. Selama di rumah sakit klien mengalami halusinasi pendengaran terutama saat bangun tidur. Saat ini klien merasa takut dan kesal disaat halusinasi mulai muncul. Asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. O menggunakan standar asuhan sesuai teori pada pasien halusinasi. Diskusi : Asuhan Keperawatan dimulai dari pengkajian, analisa data, perencanaan, implementasi, hingga evaluasi. Perencanaan dan impelementasi menggunakan prinsip terapi generalis. Hasil akhir perawatan terdapat penurunan gejala halusinasi pada Ny. O. Kesimpulan : Intervensi bercakap – cakap memberikan dampak paling signifikan dalam menurunkan gejala halusinasi. Pemilihan intervensi sesuai kebutuhan klien dapat meningkatkan efektivitas dari suatu intervensi


Background: Hallucinations are sensations experienced without external stimuli that can affect one or more human senses. The most common type of hallucinations is auditory hallucinations that reach 69%. To overcome and reduces frequency of hallucinations there are two intervention namely medical therapy and therapeutic modalities. Case Report : Mrs. O, a 53-year-old woman was admitted to the hospital for reasons of self-talk and anger. Mrs. O sick since 2 years ago. During at the hospital the client experiences auditory hallucinations, especially when waking up. At this time the client feels scared and upset when hallucinations begin to appear. Nursing care that is done to Mrs. O uses standard care according to the theory in hallucinatory patients. Discussion: Nursing care starts from assessment, data analysis, planning, implementation, and evaluation. Planning and implementation uses the principle of generalist therapy. The end result of treatment is a decrease in hallucinatory symptoms in Ny. O. Conclusion: Intervention in conversation provides the most significant impact in reducing hallucinatory symptoms. Selection of interventions according to client needs can increase the effectiveness of an intervention

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masitoh
"Skizofrenia adalah penyakit mental kronis dengan gejala psikotik dan mempengaruhi fungsi individu. Sebagian besar individu yang didiagnosis dengan skizofrenia mengalami beberapa bentuk stigmatisasi. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk menggambarkan asuhan keperawatan harga diri rendah serta melihat gambaran stigma diri pada Ny. M dengan skizofrenia paranoid. Penilaian stigma internal diukur menggunakan Internalized Stigma of Mental Illness scale. Hasil didapatkan masalah keperawatan utama adalah harga diri rendah kronik. Implementasi keperawatan berfokus pada kemampuan klien membina hubungan saling percaya dan meningkatkan kemampuan klien berinteraksi secara bertahap. Intervensi keperawatan memberikan dampak yang positif kepada klien dilihat dengan penurunan tanda dan gejala harga diri rendah pada aspek kognitif, afektif, fisiologis dan sosial, namun belum tampak penurunan pada aspek perilaku. Faktor yang menyebabkan klien sulit membina hubungan dengan perawat yaitu faktor internal dimana klien memiliki penilaian negatif terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Rencana tindak lanjut pelayanan keperawatan diharapkan dapat dimaksimalkan baik secara individu, keluarga, kelompok dan komunitas.

Schizophrenia is a chronic mental illness with psychotic symptoms and affects individual functions. Most individuals diagnosed with schizophrenia improve some form of stigmatization. The purpose of this case report is to describe nursing care with low self-esteem and to see a picture of self-stigma in Ny. M with paranoid schizophrenia. Internal stigma assessment is assessed using Internalized Stigma Mental Illness scale. The main result of nursing problems is chronic low self-esteem. Implementation of nursing supports the client, enhances relationships, mutual trust and enhances the client's ability to support. Nursing interventions have a positive impact on clients seen by signs of rejection and price changes in cognitive, affective, physiological and social aspects, but there has not been a decline in cognitive aspects. Factors that cause difficult clients related to relationships with nurses are internal factors while the client has a negative assessment of themselves, others and the environment. Nursing care follow-up plans are expected to be maximized both individuals, families, groups and communities."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erdani Harimurti Azhar
"ABSTRAK
Nama : Erdani Harimurti AzharProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Pengaruh Latihan Senam Aerobik Intensitas Sedang Low Impact Terhadap Berat Badan Pada Siswa Obesitas SMA LabschoolKebayoran Tahun 2017Obesitas pada usia anak-anak dan remaja akan meningkatkan risiko obesitas padausia dewasa. Beberapa penyakit kronis di usia dewasa diketahui merupakanmanifestasi kondisi gemuk dan obesitas saat anak ndash; anak dan remaja. Penelitianini merupakan studi eksperimental yang bertujuan untuk menilai pengaruhpemberian latihan senam aerobik intensitas sedang terhadap penurunan beratbadan pada siswa obesitas SMA Labschool Kebayoran. Total subjek berjumlah 24orang yang dibagi kedalam tiga kelompok. Data yang dikumpulkan meliputikarakteristik subjek berdasarkan data demografi umur , data antropometri beratbadan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh , asupan makan dan aktivitas fisik.Intervensi yang dilakukan adalah pemberian latihan senam aerobik intensitassedang selama empat kali dalam seminggu untuk kelompok perlakuan, tiga kalidalam seminggu untuk kelompok kontrol 1, dan dua kali dalam seminggu untukkelompok kontrol 2. Latihan senam aerobik intensitas sedang diberikan selama 5minggu. Sebelum intervensi, akhir minggu ke 3 dan sesudah intervensi dilakukanpengukuran nilai estimasi berat badan. Hasil penelitian menunjukkan latihansenam aerobik intensitas sedang dapat menurunkan berat badan secara signifikanpada semua kelompok p = 0,001 . Dengan rata ndash; rata penurunan berat badansebesar 1,17 kg pada kelompok perlakuan, 0,61 kg pada kelompok kontrol 1, dan0,45 pada kelompok kontrol 2. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penurunannilai berat badan terbesar terdapat pada kelompok perlakuan yang diberikanintervensi senam aerobik intensitas sedang selama empat kali dalam seminggu.Kata Kunci : Berat Badan, Remaja Obesitas, Senam Aerobik Intensitas Sedang

ABSTRACT
Nama Erdani Harimurti AzharProgram Studi Public Health SciencesJudul The Effect Of Low Impact Aerobic On Weight Of Student WithObesity In SMA Labschool Kebayoran in 2017Obesity at the age of children and adolescents will increase the risk ofobesity in adulthood. Some chronic diseases in adulthood are known to bemanifestations of obese conditions as children and adolescents. This study was anexperimental study that aims to assess the effect of moderate aerobic exerciseaerobic exercise on weight loss in obese high school students LabschoolKebayoran. he total subject was 24 students divided into three groups. The datacollected included subject characteristics based on demographic data age ,anthropometric data weight, height, and body mass index , dietary intake andphysical activity. Interventions were a four week aerobic exercise intensity for thetreatment group, three times a week for control group 1, and twice weekly for thecontrol group 2. Moderate aerobic exercise intensity was given for 5 weeks.Before intervention, the end of week 3 and after the intervention measurement ofweight estimation value. The results showed that low impact aerobic significantlyreduce weight in all groups p 0.001 . With an average weight loss of 1.17 kg inthe treatment group, 0.61 kg in the control group 1, and 0.45 in the control group2. The conclusion of this study was the largest weight loss was found in thetreatment group given low impact aerobic intervention for four times a week.Keyword weight, adolescent obesity, low impact aerobic"
2017
T48592
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Fajrullah Said Aldam
"Halusinasi merupakan persepsi yang diterima oleh panca indera tanpa adanya stimulus eksternal. Klien dengan halusinasi sering merasakan keadaan/kondisi yang hanya dapat dirasakan olehnya namun tidak dapat dirasakan oleh orang lain.

Kasus: Klien wanita berusia 30 tahun masuk rumah sakit dengan alasan klien keluyuran dan pulang diantar oleh warga. Bila keinginan tidak terpenuhi klien marah-marah, tampak sering berbicara sendiri, kurang tidur, aktivitas di rumah hanya tiduran, tidak mau makan dan mandi. Klien mengatakan bahwa dirinya sering mendengar suara-suara. Suara-suara tersebut mengatakan dirinya bodoh, tidak berguna, pelacur, yang membuat dirinya menjadi cemas. Klien mengatakan bahwa halusinasinya datang lebih dari 8x/hari dan tidak menentu waktunya. Situasi yang menyebabkan halusinasi yaitu saat dirinya sedang bengong, melamun, atau sendiri. Klien juga mengatakan bahwa saat halusinasi datang dirinya menjadi cemas, marah-marah, dan bingung. Klien mengatakan bahwa saat dirumah, suara tersebut sering muncul saat ingin tidur yang membuat dirinya menjadi susah untuk tidur. Implementasi keperawatan berfokus pada standar asukan keperawatan jiwa generalis gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran seperti mengenal halusinasi, menghardik, bercakap-cakap, melakukan kegiatan, dan patuh obat. Implementasi yang dilakukan mampu untuk menurunkan gejala halusinasi. Hal ini dapat terlihat dari respon kognitif, afektif, perilaku, dan sosial yang dialami klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.

Kesimpulan: standar asuhan keperawatan jiwa generalis dengan gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran dapat menurunkan gejala halusinasi.


Hallucinations are perceptions received by the five senses without an external stimulus. Clients with hallucinations often feel the conditions / conditions that can only be felt by them but cannot be felt by others.

Case: A client of a 30-year-old woman is admitted to the hospital on the grounds that the client wanders and goes home by the residents. If the desire is not fulfilled the client is angry, seems often to speak to himself, lack of sleep, activities at home just lie down, do not want to eat and bathe. The client said that he often heard voices. The voices said he was stupid, useless, a prostitute, which made him anxious. The client said that the hallucinations came more than 8 times a day and were not timed. The situation that causes hallucinations is when he is dazed, daydreaming, or alone. The client also said that when hallucinations came he became anxious, angry, and confused. The client said that at home, the voice often appears when he wants to sleep which makes him difficult to sleep.

Discussion: Nursing implementation focuses on the standard of generalist mental nursing sensory impairment of the perception of auditory hallucinations such as knowing hallucinations, rebuking, conversations, activities, and drug adherence. The implementation carried out is able to reduce the symptoms of hallucinations. This can be seen from the cognitive, affective, behavioral, and social responses experienced by the client after nursing actions.

Conclusion: generalist mental nursing care standards with sensory disorders perception of auditory hallucinations can reduce hallucinatory symptoms."

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Olivia
"ABSTRAK
Skizofrenia merupakan sekumpulan gejala atau sindrom yang dapat menyebabkan masalah kejiwaan yang sangat serius, dan salah satu masalah keperawatan dari Skizofrenia adalah harga diri rendah. Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi diri negatif terhadap diri sendiri. Stigma diri muncul akibat efek negatif penilaian orang lain terhadap klien Skizofrenia sehingga mengakibatkan penurunan kemampuan kerja, fungsi sosial, harga diri dan harapan. Tujuan laporan kasus ini yaitu untuk menganalisis mengenai standar asuhan keperawatan generalis pada klien skizofrenia untuk meningkatkan harga diri dalam menurunkan stigma diri yang yang dilakukan di masa pandemic Covid-19 secara online atau daring. Karya ilmiah akhir ini merupakan analisis terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn. E (30 tahun) dengan harga diri rendah. Hasil dari pemberian terapi generalis selama 20 hari perawatan, klien mengalami penurunan stigma diri yang diikuti dengan penurunan tanda gejala harga diri rendah. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi keperawatan secara generalis sangat efektif diberikan pada klien Skizofrenia untuk menurunkan stigma diri klien yang ditandai dengan penurunan tanda gejala harga diri rendah pada klien setelah diberikannya tindakan keperawatan.

ABSTRACT
Schizophrenia is a collection of symptoms or syndromes that can cause very serious psychiatric problems, and one of the nursing problems of Schizophrenia is low self-esteem. Low self-esteem is feeling worthless, meaningless, and prolonged low self-esteem due to negative self-evaluation of yourself. Self-stigma arises due to the negative effects of other people's assessment of Schizophrenia patients resulting in decreased work ability, social function, self-esteem and hope. The purpose of this case report is to analyze the standard of generalist nursing care in schizophrenic patients to increase self-esteem and reducing self-stigma performed during the Covid-19 pandemic online or online. This final scientific work is an analysis of the implementation of nursing care to patients. E (30 years) with low self-esteem. As a result of giving generalist therapy for 20 days of treatment, the client experiences a decrease in self-stigma followed by a reduction in symptoms of low self-esteem. This shows that generalist nursing intervention is very effective given to Schizophrenia patients to reduce the clients self-stigma which is characterized by a decrease in signs of symptoms of low self-esteem to the client after the psychiatric nursing care standards.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Salsabhilla
"ABSTRAK
Harga diri rendah kronik merupakan perasaan tidak berharga dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menganalisis penerapan pemberian asuhan keperawatan generalis dengan Penerapan expressive writing pada Tn. F (21 tahun) dengan harga diri rendah kronik dan diagnosa medis skizofrenia paranoid. Terapi generalis yang diberikan yaitu mengidentifikasi kemampuan, membantu memilih kemampuan yang bisa dilatih, melatih kemampuan, dan memasukkan latihan kemampuan ke dalam jadwal harian berikut dengan intervensi yang diberikan yaitu expressive writing. Penerapan expressive writing adalah latihan menulis kejadian traumatis yang pernah dialami dan merefleksikannya dengan kondisi di masa lalu, masa kini, dan masa depan. Intervensi ini sudah beberapa kali diterapkan pada pasien dengan skizofrenia. Hasil dari karya ilmiah ini menunjukkan klien mengalami penurunan tanda dan gejala harga diri rendah setelah berhasil mencapai semua kriteria evaluasi pada expressive writing. Penerapan expressive writing dapat diadaptasi untuk pengembangan standar asuhan keperawatan jiwa khususnya pada pasien dengan harga diri rendah kronik dengan harapan dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan pada klien.

ABSTRACT
Chronic low self-esteem is a feeling of worthlessness and low self-perception that is prolonged due to negative self-evaluation. This scientific writing aims to analyze the application of generalist nursing implementation with expressive writing therapy to Mr. F (21 years old) with chronic low self-esteem and medical diagnosis of paranoid schizophrenia. The generalist therapy given are identifying abilities, helping to choose abilities that can be trained, training abilities, and adding the ability training into the daily schedule following the therapy given which is expressive writing. Expressive writing therapy is the therapy of writing traumatic events that have been experienced and reflecting on conditions in the past, present, and future. This therapy has been applied several times in patients with schizophrenia. The results of this writing shows that client experienced a decrease in signs and symptoms of chronic low self-esteem after successfully achieving all the evaluation criteria on expressive writing. Expressive writing therapy can be adapted for the development of mental nursing care standards especially in patients with chronic low self-esteem in the hope of improving the quality of nursing care services to clients.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>