Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78439 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ervina Noviyanti
"ABSTRAK
Dazibao telah mengukuhkan posisinya sebagai sebuah sarana komunikasi dan propaganda politik utama pada era Revolusi Kebudayaan. Hal ini terlihat dari antusiasme masyarakat terhadap dazibao dan upaya pemerintah dalam menjadikan dazibao sebagai sarana untuk memobilisasi massa. Dampak pemanfaatan dazibao sebagai sarana untuk memobilisasi massa terlihat paling signifikan pada perkembangan salah satu elemen paling penting dalam Revolusi Kebudayaan, yaitu Pengawal Merah. Berangkat dari hal tersebut, artikel ini berupaya menganalisis dua dazibao yang berhasil meningkatkan jumlah dan gerakan Pengawal Merah secara signifikan. Analisis terhadap dua dazibao tersebut dilakukan untuk mendeskripsikan dazibao sebagai sarana penggalangan Pengawal Merah, yang disertai dengan analisis pengaruh Mao Zedong dan perkembangan sosial-politik saat itu. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan sejarah yang mencakup tahapan heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil analisis menunjukkan bahwa dazibao memiliki peran yang sangat signifikan sebagai sarana dalam penggalangan Pengawal Merah pada Revolusi Kebudayaan.

ABSTRACT
Dazibao has confirmed its position as the main political communication and propaganda medium during the Cultural Revolution. This can be seen from the enthusiasm of the mass towards dazibao and the government's attempt to make it as a mass mobilizing medium. The impact of the utilization of dazibao was seen to be the most significant on the development of one of the most important elements in the Cultural Revolution, the Red Guards. Based on that point, this article analyzed the two dazibao that emerged at the beginning of the Cultural Revolution and significantly increased the number and movement of the Red Guards. Analysis of the two dazibao conducted to describe dazibao as a Red Guards mobilizing medium, which followed by an analysis of the influence of Mao Zedong and socio-political developments at that time. This article was carried out through historical approach that contains heuristic, verification, interpretation, and historiography steps. The analysis showed that dazibao has a very significant role as a Red Guards mobilizing medium during the Cultural Revolution.
"
Lengkap +
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Karina Kelan
"Jiang Qing adalah salah seorang tokoh penting dalam sejarah Revolusi Cina. la adalah istri terakhir Mao Zedong, seorang pemimpin Cina yang berkuasa sejak awal terbentuknya Republik Rakyat Cina tahun 1949. Selain turut berkecimpung dalam bidang politik, peran terbesar yang dimainkan Jiang Qing adalah dalam bidang seni khususnya seni teater. Seni teater Cina mencakup berbagai macam mentuk seperti opera, musik, teater boneka dan lain-lain. Namun Jiang Qing mempunyai peranan besar dalam perkembangan opera, khususnya jenis Opera Beijing ( Jing ju ). Opera Beijing merupakan salah satu jenis seni teater yang paling populer di Cina. Jiang Qing melihat bahwa seni Opera Beijing ini dapat menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan kepada penontonnya. Oleh karena itu ia kemudian berusaha merombak kaidah-kaidah asli dan Opera tersebut menjadi suatu bentuk seni Revolusioner yang tujuan utamanya agar dapat menyampaikan pesan-pesan dan pandangan Partai kepada masyarakat luas. Usaha Jiang Qing ini mendapat tantangan dari beberapa tokoh kebudayaan Cina yang berpengaruh pada saat itu. Pertentangan tersebut mencapai puncaknya pada tahun 1960-an khususnya pada masa Revolusi Kebudayaan yang berlangsung tahun 1966-1976. Namun pembahasan dalam karya tulis ini akan dibatasi pada tahun 1966-1969, yaitu tahun-tahun terpenting dari Revolusi Kebudayaan."
Lengkap +
1987
S12857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisno Legowo
"Perubahan sikap tentang gambaran diri, negara Cina, terjadi pada tahun 1958. Sejak itu Negara Cina mulai menganut strategi pembangunan berdikari, yaitu mempertahankan kemerdekaan , memegang prakarsa di tangan sendiri dan mengandalkan usaha sendiri , dan dilain pihak meminimkan gagasan-gagasan, pengaruh-pengaruh dan aspirasi-aspirasi asing. Sejak itu mulai beredar dikalangan rakyat semboyan Mao Zedong, yaitu pertama miskin dan kedua kosong ( yiqiong er-bai) yang ingin memberikan dan menyadarkan bahwa Negara Cina sebenarnya adalah suatu Negara yang secara ekonomis masih terbelakang tapi sebagaimana kertas yang putih kosong, lebih leluasa untuk ditulisi dengan gambar-gambar yang baru. Kecenderungan untuk meniru Negara sosialis yang sudah maju-dalam hal ini sebagaimana yang telah dicapai Uni Soviet- memang merupakan gejala yang nyata dan dianut oleh tokoh-tokoh tertentu , seperti Liu Shaoqi, Deng Xiaoping , Lo Juiqing dan Peng Dehuai, yang mempunyai ciri-ciri pandangan mengutamakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi melalui industrialisasi, serta penggunaan tehnologi maju, system pemerintahan atas dasar keakhlian dalam birokrasi dan militer . Disitu Mao Zedong-hampir ia berdiri sendiri diantara tokoh pimpinan nasional lainnya- berbeda pendapat. Ia berpandangan bahwa pola itu memungkinkan timbulnya kelas baru yang yang ditumbuhkan oleh birokrasi dalam pemerintahan dan partai, organisasi militer profesional dan pendidikan."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 1981
S13019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Pustaka, 1985
320.095 98 TER
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Pustaka, 1985
959.8 Not t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Esna Pramesi Afiz Putri
"Jurnal ini membahas tentang peran Lin Biao dalam Revolusi Kebudayaan. Penelitian bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisa latar belakang dari Revolusi Kebudayaan, Biografi dari Lin Biao, dan partisipasi yang telah dilakukan oleh Lin Biao dalam Revolusi Kebudayaan. Sumber data penelitian adalah beberapa buku sejarah Cina.

This journal discusses the participation of Lin Biao in The Cultural Revolution. The research aims to describe and analyze the background of The Cultural Revolution, Biography of Lin Biao, and the participation that has been done by Lin Biao in The Cultural Revolution. The source of research data is several books of History of China.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kantor Sensus dan Statistik DCI Jakarta, 1971
R 315.983 KAN p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Higham, Charles
Sydney: Angus & Robertson, 1970
821 HIG v
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Leressae
"Sebagai salah satu bentuk kesusastraan, puisi mengalami masa-masa keemasan di Cina. Puisi samar atau Menglongshi merupakan salah satu jenis puisi di Cina yang sulit diinterpretasikan maknanya dan muncul pada masa Revolusi Kebudayaan (1966-1976). Bei Dao adalah salah satu penyair yang menulis puisi samar berjudul “Xuanyan (Deklarasi)” pada masa itu. Revolusi kebudayaan membuat Bei Dao dan para penyair puisi samar lainnya tidak bebas berekspresi sehingga harus menggunakan berbagai simbol untuk menyembunyikan makna sebenarnya dalam puisi mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna situasi zaman yang terkandung di dalam puisi “Xuanyan (Deklarasi)” karya Bei Dao melalui simbol-simbol yang dituangkan ke dalam puisi ini. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu menganalisis puisi “Xuanyan (Deklarasi)” dan melakukan interpretasi untuk mendapatkan makna simbolik dari puisi ini. Penelitian ini mendapati hasil bahwa puisi “Xuanyan (Deklarasi)” memiliki makna simbolik tentang kritik dan penolakan Bei Dao terhadap segala propaganda dalam Revolusi Kebudayaan.

As a form of literature, poetry experienced golden times in China. Misty poetry or Menglongshi is a type of poetry in China that is difficult to interpret and emerged during the Cultural Revolution (1966-1976). Bei Dao was one of the poets who wrote the misty poem “Xuanyan (Declaration)” at that time. The cultural revolution made Bei Dao and other misty poets not free to express themselves, so they had to use various symbols to hide the true meaning in their poetry. This study aims to find out the meaning of the current situation contained in the poem "Xuanyan (Declaration)” by Bei Dao through the symbols that are poured into this poem. The research method used is descriptive qualitative, namely analyzing the poem "Xuanyan (Declaration)" and interpreting it to get the symbolic meaning of this poem. This study found that the poem "Xuanyan (Declaration)" has a symbolic meaning about Bei Dao's criticism and rejection of all propaganda in the Cultural Revolution."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ning Kasih Abduh Putri
"Skripsi ini membahas tentang penerapan konsep kritik dan kritik-diri yang terjadi pada era Revolusi Kebudayaan RRT (1966-1976). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab apakah sebenarnya kritik dan kritik-diri dapat menyelesaikan kontradiksi yang terjadi di PKT menjelang Revolusi Kebudayaan. Melalui metode kualitatif deskriptif, penelitian dilakukan dengan memaparkan Pemikiran Mao serta kontradiksi antara kelompok Maois dan Liuis yang terjadi di era tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsep kritik dan kritik-diri dapat menyelesaikan kontradiksi tersebut meskipun penerapannya tidak berjalan sebagaimana mestinya.

The focus of this study is Criticism and Self-Criticism Concept Implementation in Chinese Cultural Revolution (1966-1976). The purpose of this study is to find the answer of whether criticism and self-criticism concept could truly solve the contradiction which was happened in Chinese Communist Party towards Chinese Cultural Revolution. Through descriptive qualitative method, this study explains Mao Zedong?s Thought and the contradiction between Maoist and Liuist which occured in that era. The result of this study shows that criticism and self-criticism concept could solve the contradiction, although the implementation was not executed as what it is meant to be."
Lengkap +
2016
S62434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>