Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194078 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggun Laellatul
"ABSTRAK
Pengaruh proses penuaan menyebabkan berbagai masalah baik secara fisik maupun mental. Gangguan mental yang paling sering ditemukan pada lansia adalah depresi. Apabila depresi tidak diatasi dengan segera dan menggunakan intervensi yang tepat, maka dapat mengakibatkan sakit fisik, penyalahgunaan obat, hingga bunuh diri. Dalam penelitian ini, klien berusia 84 tahun, berjenis kelamin perempuan, dan memiliki riwayat depresi karena kematian suaminya. Geriatric Depression Scale (GDS) digunakan untuk mengukur tingkat depresi klien dan didapatkan bahwa klien memiliki tingkat depresi sedang. Salah satu intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk menangani masalah depresi pada lansia ialah dengan terapi musik. Terapi musik klasik dipilih sebagai intervensi unggulan yang digunakan. Hasil yang didapatkan selama memberikan asuhan kepererawatan menggunakan metode ini yaitu didapatkan penurunan gejala dan tingkat depresi pada klien. Gejala depresi yang dilaporkan menurun yaitu rasa cemas, gelisah, perilaku menarik diri, dan gangguan tidur. Tingkat depresi klien juga berubah menjadi depresi ringan. Terapi musik klasik ini direkomendasikan untuk diterapkan di nursing home sebagai intervensi tambahan untuk menangani masalah depresi pada lansia.

ABSTRACT
The effect of aging process causes various problems both physically and mentally. The most common mental disorder found in the elderly is depression. If depression is not resolved immediately, it can lead to physical pain, drug abuse, and suicide. In this study, client was 84 years old, female, and had a history of depression due to her husband's death. Geriatric Depression Scale (GDS) is used to measure the depression level and shows that client has a moderate level of depression. One of nursing intervention that can be given to deal with depression in the elderly is music therapy. Classical music therapy was chosen as the priority intervention. The results shows that classical music therapy can reduce symptoms and depression levels in client. Some of symptoms of depression which reduced are anxiety, withdrawal behavior, and sleep disturbance. Client's depression level also turns into mild level. This classical music therapy is recommended to be applied at nursing home as an additional intervention to deal with depression in the elderly.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ajeng Nuurizqia Utami Prawiro
"Depresi merupakan masalah psikologis yang sering ditemukan pada lansia. Depresi pada lansia berisiko memengaruhi kesejahteraan dan kualitas hidup lansia. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada lansia dengan depresi yang tinggal di nursing home melalui penerapan intervensi art therapy (aktivitas mewarnai). Aktivitas mewarnai dilakukan selama empat kali dengan durasi 1 jam setiap pertemuan. Hasil intervensi menunjukkan adanya penurunan tingkat depresi pada klien dari skor GDS 9 menjadi 7. Aktivitas mewarnai dapat menjadi alternatif tindakan mandiri keperawatan untuk menurunkan depresi pada lansia. Aktivitas mewarnai disarankan menjadi salah satu kegiatan rutin lansia yang tinggal di nursing home. Disarankan ketika akan melakukan intervensi ini, perawat perlu menyiapkan lingkungan yang kondusif minim distraksi dan peralatan mewarnai.

Depression is a psychological problem that is often found in the elderly. Depression in the elderly has the risk of affecting the well-being and quality of life of the elderly. This scientific work aims to describe nursing care for elderly people with depression who live in nursing homes through the application of art therapy interventions (coloring activities). The coloring activity was carried out four times with a duration of 1 hour per session. The results of the intervention showed a decrease in the level of depression in clients from a GDS score of 9 to 7. Coloring activities can be an alternative independent nursing intervention to reduce elderly’s depression. Coloring activities are recommended to be one of the routine activities of elderly people living in nursing homes. It is recommended that when carrying out this intervention, nurses need to prepare a conducive environment with minimal distractions and coloring equipment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Tamayanti
"Lansia merupakan tahap terakhir dari perkembangan dan pertumbuhan manusia ditandai dengan adanya penurunan berbagai sistema dan fungsi tubuh. Sistem muskuloskeletal merupakan salah satu fisiolgis yang berdampak seperti penurunan kekuatan otot, kekauan sendi dan redistribusi massa otot. Perubahan tersebut salah satunya mengakibatkan arthritis yang dapat bermanifestasi menjadi nyeri. Nyeri yang dirasakan lebih dari 3 bulan dapat dikageorikan menjadi nyeri kronik. Format pengkajian yang dilakukan penulis menggunakan metode palliative, quality, región, severity dan time (PQRST). Salah satu intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk menangani masalah nyeri kronik adalah physical exercise program. Physical exercise program dipilih sebagai metode untuk menurunkan skala nyeri. Hasil yang didapatkan selama delapan kali melakukan latihan ini, menunjukkan adanya penurunan rata-rata skala nyeri dari 5 menjadi 3,25. Sehingga terdpat penurunan rata-rata skala nyeri sebanyak 1,75. Latihan ini direkomendasikan untuk diterapkan di setting long-term care sebagai aktivitas latihan yang bisa dijadwalkan untuk menurunkan skala nyeri.

Elderly is the last stage of human development and growth which is characterized by a decrease in various systems and bodily functions. The musculoskeletal system is one of the physiological effects such as decreased muscle strength, joint loss and redistribution of muscle mass. These changes one of which resulted in arthritis that can manifest into pain. Pain that is felt for more than 3 months can be categorized into chronic pain. The assessment format conducted by the author uses the palliative, quality, region, severity and time (PQRST) methods. One of the nursing interventions that can be given to deal with chronic pain is the physical exercise program. Physical exercise program was chosen as a method to reduce pain scale. The results obtained for eight times doing this exercise, showed an average pain scale from 5 to 3.25. That there is a decrease in the average pain scale of 1.75. This exercise is recommended to be applied in a long-term care setting as an exercise activity that can be scheduled to reduce the pain scale."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Tamayanti
"Lansia merupakan tahap terakhir dari perkembangan dan pertumbuhan manusia ditandai dengan adanya penurunan berbagai sistema dan fungsi tubuh. Sistem muskuloskeletal merupakan salah satu fisiolgis yang berdampak seperti penurunan kekuatan otot, kekauan sendi dan redistribusi massa otot. Perubahan tersebut salah satunya mengakibatkan arthritis yang dapat bermanifestasi menjadi nyeri. Nyeri yang dirasakan lebih dari 3 bulan dapat dikageorikan menjadi nyeri kronik. Format pengkajian yang dilakukan penulis menggunakan metode palliative, quality, región, severity dan time (PQRST). Salah satu intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk menangani masalah nyeri kronik adalah physical exercise program. Physical exercise program dipilih sebagai metode untuk menurunkan skala nyeri. Hasil yang didapatkan selama delapan kali melakukan latihan ini, menunjukkan adanya penurunan rata-rata skala nyeri dari 5 menjadi 3,25. Sehingga terdpat penurunan rata-rata skala nyeri sebanyak 1,75. Latihan ini direkomendasikan untuk diterapkan di setting long-term care sebagai aktivitas latihan yang bisa dijadwalkan untuk menurunkan skala nyeri.

Elderly is the last stage of human development and growth which is characterized by a decrease in various systems and bodily functions. The musculoskeletal system is one of the physiological effects such as decreased muscle strength, joint loss and redistribution of muscle mass. These changes one of which resulted in arthritis that can manifest into pain. Pain that is felt for more than 3 months can be categorized into chronic pain. The assessment format conducted by the author uses the palliative, quality, region, severity and time (PQRST) methods. One of the nursing interventions that can be given to deal with chronic pain is the physical exercise program. Physical exercise program was chosen as a method to reduce pain scale. The results obtained for eight times doing this exercise, showed an average pain scale from 5 to 3.25. That there is a decrease in the average pain scale of 1.75. This exercise is recommended to be applied in a long-term care setting as an exercise activity that can be scheduled to reduce the pain scale.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aini Rahmi
"Salah satu masalah kesehatan lansia yang disebabkan oleh perubahan fisiologis yaitu penurunan fungsi kognitif yang merupakan bagian dari demensia. Demensia merupakan hilangnya kognitif secara progresif ditandai dengan penurunan kemampuan mengingat, memahami, menilai, membuat keputusan, dan perubahan perilaku. Masalah keperawatan yang menggambarkan penurunan kognitif yaitu kerusakan memori. Tujuan dari penulisan yaitu menjelaskan asuhan keperawatan kerusakan memori pada lansia di Sasana Tresna Werdha Ria Pembangunan Cibubur dengan instrumen evaluasi berupa Mini Mental State Examination, dan Clinical Dementia Rating. Kerusakan memori merupakan ketidakmampuan mengingat beberapa informasi atau keterampilan perilaku yang ditandai dengan disorientasi waktu dan tempat, ketidakmampuan mempelajari dan mengingat informasi lama dan baru, serta mudah lupa. Salah satu intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah kerusakan memori pada lansia yaitu Cognitive stimulation therapy. CST dilakukan selama dua minggu dengan frekuensi tujuh kali pertemuan dengan 14 sesi. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa klien mengalami peningkatan skor MMSE dari 18 menjadi 23 dan CDR terjadi peningkatan skor pada komponen memori dari 1 menjadi 0,5, orientasi dari gangguan sedang (2) ke ringan (1), serta pengambilan keputusan berubah dari gangguan berat (3) ke gangguan sedang (2).

One of the most common health problems in older adult caused by physiological changes is the decline in cognitive function which is part of dementia. Dementia is a progressive cognitive los characterized by the decrease of ability to remember, understand, judge, make decisions, and change behavior. Nursing problems that explains cognitive decline is impaired memory. The purpose of this case study is to describe the result of nursing care for older adult at Sasana Tresna Werdha Ria Pembangunan Cibubur, using instruments such of Mini Mental State Examination, and Clinical Dementia Rating to evaluate cognitive status. Impaired memory is inability to remember or recall bits of information or behavioral skills characterized by disorientation of time and place, inability to learn and remember old and new information, and forgetfulness. One of the nursing interventions to solve impaired memory is with cognitive stimulation therapy stimulation. CST has been done for two weeks with frequency seven times and 14 sessions. The result obtained indicate that the client experiencing an increase in MMSE score from 18 to 23 and CDR increased score on the memory component from 1 to 0.5, the orientation of moderate (2) to mild (1), and decision making changed from severe( 3) to moderate (2)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Regita Sari Cahya Ningsih
"Lansia mengalami penurunan fungsi fisiologis pada sistem musculoskeletal dikarenakan proses
menua. Perubahan sistem ini menimbulkan masalah risiko jatuh pada lansia. Risiko jatuh dapat
meningkatkan kerentanan kejadian jatuh, sehingga dapat menyebabkan cedera fisik. Penulis
ini bertujuan untuk menganalisis intervensi unggulan dalam mengatasi risiko jatuh pada lansia
yaitu intervensi Multifactorial Exercise dengan metode Stay and Independent for Life (SAIL).
Intervensi ini merupakan kombinasi antara latihan kekuatan otot dan keseimbangan dilakukan
selama 2 minggu dalam frekuensi 2 kali seminggu pada klien kelolaan. Hasil implementasi
akan dievaluasi menggunakan pengukuran Morse Falls Scale (MFS), Time Up and Go Test
(TUG) dan Berg Balance Scale (BBS). Hasil menunjukan peningkatan pada pengukuran TUG
yang melihat keseimbangan dalam pergerakan mobilitas klien, dan didapatkan skor 33 detik
menjadi 31 detik setelah intervensi. Pengukuran keseimbangan klien dengan BBS
menunjukkan peningkatan skor dari 14 menjadi 16. Rekomendasi penulis perlu ditambahkan
intervensi Multofactorial Exercise sebagai variasi dalam Terapi Aktivitas Kelompok yang
sudah dilakukan secara rutin. Manfaatnya agar lansia tidak cepat bosan dengan latihan yang
sedang diterapkan, selain itu variasi latihan dapat memberikan hasil yang optimal.

The elderly experience a decrease in physiological function in the musculoskeletal system due
to aging. This system change raises the risk of falling in the elderly. The risk of falling can
increase the susceptibility to falls, which can cause physical injury. This author aims to analyze
leading interventions in overcoming the risk of falling in the elderly, namely the Multifactorial
Exercise intervention with the Stay and Independent for Life (SAIL) method. This intervention
is a combination of muscle strength and balance exercises carried out for 2 weeks in a
frequency of 2 times a week on managed clients. Implementation results will be evaluated using
Morse Falls Scale (MFS), Time Up and Go Test (TUG) and Berg Balance Scale (BBS)
measurements. The results show an increase in TUG measurements that see balance in the
movement of client mobility, and obtained a score of 33 seconds to 31 seconds after the
intervention. Measurement of client balance with BBS shows an increase in score from 14 to
16. The authors recommendation needs to be added to the intervention of Multofactorial
Exercise as a variation in Group Activity Therapy that has been done routinely. The benefit is
that the elderly do not get bored quickly with the exercise being applied, besides that variations
of the exercise can provide optimal results."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reyna Sielvanie
"Peristiwa jatuh pada lansia berdampak pada kondisi fisik lansia. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah risiko jatuh. Risiko jatuh dan keseimbangan lansia dalam penelitian ini menggunakan pengukuran Morse Falls Scale (MFS), Time Up and Go Test (TUG) Berg Balance Scale (BBS). Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah program latihan keseimbangan dengan metode Otago Exercise Program (OEP).
Hasil dari latihan selama enam kali dibuktikan dengan hasil MFS sebelum latihan skornya 65 dan setelah latihan 45. Pengukuran TUG sebelum latihan 35 detik, sementara itu setelah latihan 26 detik. Keseimbangan lansia sebelum latihan skornya adalah 19, sedangkan setelah latih terjadi peningkatan signifikan dengan skor 29. Latihan keseimbangan menggunakan metode Otago Exercise Program terbukti mampu untuk mengurangi risiko jatuh, meningkatkan keseimbangan, kekuatan otot, dan gaya berjalan lansia.

Falling events in the elderly have an impact on the physical condition of the elderly. The writing of this scientific paper aims to describe nursing expectations in the elderly with the problem of falling risk. The risk of falling and elderly balance in this study uses the Morse Falls Scale (MFS), Time Up and Go Test (TUG) and Berg Balance Scale (BBS) measurements. One nursing intervention that can be done is a balance training program using the Otago Exercise Program (OEP) method.
The results of the six-time workout are proven by the MFS results before the practice score is 65 and after the practice 45. TUG measurement before exercise 35 seconds, meanwhile after training 26 seconds. The elderlys balance before the practice score is 19, whereas after training there is a significant increase with a score of 29. Balance exercises using the Otago Exercise Program method have proven able to reduce the risk of falls, increasing balance, muscle strength, and the gait of the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aep Saepulmulya Sukmana
"Dalam tatanan kebutuhan Maslow, tidur termasuk ke dalam kebutuhan fisiologis, jika kebutuhan fisiologis tidak bisa terpenuhi dengan baik, maka kebutuhan yang lainnya akan terganggu. Penurunan kualitas tidur menjadi salah satu keluhan yang sering dialami lansia. Insomnia merupakan salahsatu masalah tidur yang paling sering ditemukan pada lanjut usia. Faktor risiko terjadinya insomnia diantaranya faktor perubahan fisiologi lansia, faktor psikologis, dan faktor lingkungan. Insomnia yang tidak ditanyani dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup lansia. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis penerapan evidence-based practices berupa intervensi unggulan dalam mengatasi insomnia pada lansia di Sasana Tresna Werdha RIA Pembangunan Cibubur. Intervensi yang dimaksud yaitu chair based exercise, yang dilakukan sembilan kali pertemuan dalam dua minggu, di mana satu kali pertemuan berdurasi 45 menit. Hasil dari evaluasi menunjukkan adanya penurunan skor Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Berdasarkan hasil tersebut, chair based exercise dapat menjadi pilihan dalam mengatasi insomnia pada lansia. Limitasi dalam penelitian ini yaitu waktu, seharusnya intervensi ini diberikan dalam sepuluh minggu, tetapi penulis hanya melakukan dalam dua minggu. Penulis merekomendasikan adanya peningkatan uasaha dalam memotivasi lansia untuk ikut serta dalam kegiatan latihan fisik yang serupa yang sudah diprogramkan setiap harinya.

Sleep is an essential physiological need from Maslow's Hierarchy of Needs Theory. If these needs are not satisfied the human body cannot function optimally. Decreased sleep quality is one of the complaints that elderly people often experience. Risk factors for insomnia include psychological change among older adults, psychosocial, and environtmental. Untreated insomnia can interfere with the quality of life of the elderly. The purpose of this article is to explore the application of evidence-based practices in the form of superior interventions to overcome insomnia in the elderly at Sasana Tresna Werdha RIA Pembangunan Cibubur. The intervention is a chair based exercise which is carried out for 45 minutes, with a frequency of 9x/2 weeks. The results of this scientific paper show that the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) score decreased. Based on these results, chair based exercise can be an option in overcoming insomnia in the elderly. The limitation of this study is time, this intervention should have been given in ten weeks, but the author only did it in two weeks. The author recommends increasing efforts to motivate elderly people to participate in physical exercise activities that have been programmed everyday."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widiya Puji Lestari
"ABSTRAK
Lansia merupakan kelompok usia yang berisiko tinggi mengalami penurunan fungsi kardiovaskular. Salah satu masalah kardiovaskular yang sering dialami lansia yaitu hipertensi. Kasus hipertensi sering dijumpai pada setting long-term care seperti di STW. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis penerapan evidence-based practices berupa intervensi unggulan dalam mengatasi risiko kerusakan fungsi kardiovaskular pada lansia di Sasana Tresna Werdha (STW) Ria Pembangunan Cibubur. Intervensi tersebut merupakan kombinasi antara terapi relaksasi napas dalam dan terapi musik yang dilakukan 10-15 menit selama dua minggu. Hasil intervensi menunjukkan bahwa terjadi penurunan pada tekanan darah sistolik sebesar 8,2 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa terapi relaksasi napas dalam dan terapi musik dengan musik instrumental merupakan intervensi yang efektif, mudah, murah, dan tanpa efek samping yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada lansia dengan risiko kerusakan fungsi kardiovaskular. Rekomendasi penulis perlu diadakan terapi relaksasi secara rutin dengan menyediakan kaset musik instrumental yang telah digabungkan dengan suara instruksi napas dalam dan alat pemutar musik agar berjalan dengan optimal.

ABSTRACT
Older person is an age group who are at high risk for impaired cardiovascular function. One of the cardiovascular problems that is often experienced by the older persons is hypertension. This case of hypertension are often found in long-term care settings such as those in STW. This writing aims to analyze the application of evidence-based practices in the form of leading interventions in overcoming the Risk for Impaired Cardiovascular Function in the older persons at Sasana Tresna Werdha (STW) Ria Cibubur. The intervention is a combination of deep breathing relaxation therapy and music therapy that is carried out 10-15 minutes for two weeks. The results of the intervention showed that there was a decrease in systolic blood pressure of 8.2 mmHg. This shows that deep breathing relaxation therapy and music therapy with instrumental music are effective, easy, inexpensive, and without side effects that can be used to reduce blood pressure in the older person with the risk for impaired cardiovascular function. The authors recommendation that regular relaxation therapy be provided by providing instrumental music tapes that have been combined with deep breathing instruction sounds and a music player to run optimally.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Intan Qolbiyah
"ABSTRAK
Nyeri punggung bawah merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia dan berdampak pada terhambatnya aktivitas sehari-hari. Nyeri yang dirasakan sering kali mengakibatkan ketidaknyamanan, sehingga lansia merasa stress ataupun terganggu istirahatnya. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis hasil praktik klinik pada oma N (87 tahun) dengan nyeri kronik pada punggung bawah menggunakan intervensi imajinasi tembimbing (guided imagery). Pengkajian nyeri menggunakan pendekatan PQRT dan instrument Numeric Rating Scale (NRS). Hasil intervensi yang didapatkan setelah dilakukan imajinasi terbimbing sebanyak 2 kali dalam satu minggu selama 30-45 menit setiap sesinya. Hasil penemuan yang didapat pada studi ini yaitu (a) tingkat nyeri tidak berkurang, (b) pelaporan rasa  nyeri berkurang jika melakukan tarik napas dalam, dan (c) pasien merasa lebih nyaman. Studi ini menyarankan perlu adanya penelitian lanjutan agar dapat mempengaruhi intensitas nyeri dengan durasi waktu yang lebih lama atau mengkombinasikan terapi ini dengan terapi relaksasi lainnya.

ABSTRACT
Low back pain is one of the common health problem which often occurs in the elderly and results in the limitation of daily activities. Pain is often results in discomfort, so that the elderly may feel stressed or interrupted their rest. This scientific work aims to analyze the results of clinical practice on Oma N (87 years) with chronic pain in the lower back using video-call and audio-recorded guided imagery intervention. Pain assessment used the PQRST approach and the Numerical Rating Scale (NRS) instrument. The results of the interventions obtained after guided imagery 2 times a week for 30-45 minutes for each session. Our findings included: (a) the level of pain is not reduced (2) reporting pain is reduced if patient done the deep breathing technique (3) patients feel more relaxed after intervention. The evidence suggests that improving the level of pain need more further investigation with more duration of time or combine the therapy with another relaxation technique."
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>