Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120927 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noviopatra Tri Kamsanih
"Teknologi komunikasi di era digital memungkinkan individu memilih berbagai media untuk berkomunikasi dengan pasangannya. Pemilihan media komunikasi dapat dipengaruhi oleh karakter individual, yang kemudian dapat berdampak pada hubungan perkawinannya. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara attachment style, preferensi penggunaan media dalam komunikasi dengan pasangan, dan kepuasan perkawinan. Partisipan penelitian ini adalah 533 WNI yang telah kawin, terdiri dari 408 perempuan dan 125 laki-laki berusia 19-70 tahun. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara anxious dan avoidant attachment dan media komunikasi dengan pasangan secara tatap muka, telepon dan media sosial dengan kepuasan perkawinan. Anxious attachment berhubungan dengan penggunaan pesan teks dalam berkomunikasi dengan pasangan, sementara, avoidant attachment berhubungan dengan penggunaan telepon dan media sosial. Secara bersama-sama, attachment style dan preferensi preferensi penggunaan media komunikasi berhubungan dengan kepuasan perkawinan. Penelitian ini dapat dimanfaatkan konselor perkawinan mengenai hal-hal yang dapat mempengaruhi perkawinan pada era digital.

Communication technology in the digital era allows individuals to choose various media to communicate with their partners. The choice of communication media could be influenced by individual characters, which can then have an impact on the marriage relationship. This study aimed to look at the relationship between attachment style, media preferences in communication with partners, and marriage satisfaction. The participants of this study were 533 Indonesian citizens who were married, consisting of 408 women and 125 men aged 19-70 years. This study found that there was a significant relationship between anxious and avoidant attachment and communication media with the couple face to face, telephone and social media with marriage satisfaction. Anxious attachment was related to the use of text messages in communicating with a partner, while avoidant attachment is related to the use of telephone and social media. Together, attachment style and communication media preferences were related to marriage satisfaction. This research is expected to trigger similar research in the area of marital satisfaction. This research can be used by marriage counselors on matters that can influence marriage in the digital age."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virda Aulia
"

Perkembangan teknologi komunikasi digital dapat memberikan dampak negatif pada hubungan antar manusia, misalnya partner phubbing, atau perilaku individu yang lebih memperhatikan ponselnya saat berinteraksi dengan pasangannya. Penelitian kuantitatif ini berfokus pada hubungan antara partner phubbing dan kepuasan pernikahan, dengan mempertimbangkan kecirian attachment. Partisipan penelitian ini 525 orang WNI, sudah menikah dan berusia 20 hingga 65 tahun. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan dan negatif antara partner phubbing dan kepuasan perkawinan serta attachment dan kepuasan perkawinan. Namun tidak ditemukan perbedaan hubungan yang signifikan antara partner phubbing dan kepuasan perkawinan ketika dianalisis per pola attachment. Penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan kepuasan perkawinan berkaitan dengan partner phubbing dirasakan seluruh individu terlepas dari pola attachment dengan pasangan.

 


The development of digital communication technology can have a negative impact on human relations, such as partner phubbing, or the behavior of individuals who pay more attention to their cellphones when interacting with their partners. This quantitative research is focusing on the relationship between partner phubbing and marital satisfaction, taking into account the characteristics of attachment. The participants of this study were 525 Indonesian citizens, married and aged 20 to 65 years. The results show that there is a significant and negative relationship between partner phubbing and marital satisfaction, same result was found between attachment and marital satisfaction. However, no significant difference was found between partner phubbing and marital satisfaction when analyzed based on attachment pattern. This study shows that the decrease in marital satisfaction associated with partner phubbing was felt by all individuals regardless of the pattern of attachment with partner.

 

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risky Adinda
"Menjalani hubungan romantis yang memuaskan merupakan tugas perkembangan yang khas pada dewasa muda. Intimacy merupakan salah satu faktor penting dalam hubungan romantis, yang telah konsisten ditemukan mempengaruhi kepuasan hubungan. Penelitian-penelitian sebelumnya meneliti pola attachment sebagai faktor individual yang mempengaruhi baik intimacy maupun kepuasan hubungan. Pola avoidant dan anxious attachment yang memanifestasikan rasa tidak amannya dengan menghindari atau mencemaskan hubungan romantisnya berkorelasi negatif dengan tingkat intimacy dan kepuasan hubungan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek pola avoidant dan anxious attachment sebagai moderator antara intimacy dan kepuasan hubungan berpacaran pada dewasa muda. Sebanyak 881 dewasa muda (18-30 tahun) berpartisipasi dalam penelitian. Intimacy diukur menggunakan Personal Assessment of Intimacy in Relationships (Schaefer & Olson, 1981; Constant dkk, 2016); pola attachment diukur menggunakan Experiences in Close Relationships-Revised (Fraley, Waller, & Brennan, 2000); dan kepuasan hubungan diukur menggunakan Relationship Assessment Scale (Hendrick, 1988). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) intimacy dapat memprediksi kepuasan hubungan secara signifikan; (2) avoidant dan anxious attachment tidak signifikan memoderatori hubungan antara engagement dan communication intimacy dengan kepuasan hubungan; dan (3) pola anxious attachment signifikan memoderatori hubungan antara shared friends intimacy dan kepuasan hubungan. Dengan demikian, pengalaman shared friends intimacy dapat memberikan kepuasan hubungan yang lebih tinggi bagi individu dengan tingkat anxious attachment yang lebih tinggi.

Having a satisfying romantic relationship is a typical developmental task for young adults. Intimacy is one of the important factors in romantic relationships, consistently found to affect relationship satisfaction. Previous studies have examined attachment style as the individual factor that influences both intimacy and relationship satisfaction. Avoidant and anxious attachment, which manifest their feelings of insecurity by avoiding or worrying about their relationship, negatively correlated with intimacy and relationship satisfaction. This study aims to test the effect of avoidant and anxious attachment style as a moderator between intimacy and relationship satisfaction. A sample of 881 young adults (18-30 years old) participated in the study. Intimacy was measured using the Personal Assessment of Intimacy in Relationships (Schaefer & Olson, 1981; Constant et al, 2016); attachment style was assessed using the Experiences in Close Relationships-Revised (Fraley, Waller, & Brennan, 2000); and relationship satisfaction was measured using the Relationship Assessment Scale (Hendrick, 1988). Results showed that (1) intimacy significantly predicted relationship satisfaction; (2) neither avoidant nor anxious attachment significantly moderated the relationship between engagement and communication intimacy with relationship satisfaction; and (3) anxious attachment significantly moderated the relationship between shared friends intimacy and relationship satisfaction. Thus, the experience of shared friends intimacy can promote higher relationship satisfaction for individuals with higher level of anxious attachment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Larissa Amira Giyani
"Menjalin hubungan romantis adalah salah satu tugas perkembangan yang khas dari
dewasa muda. Hubungan romantis yang memuaskan, berkaitan dengan berbagai dampak
positif dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya pola attachment. Berbagai
penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk menjelaskan mekanisme yang mendasari
hubungan yang kuat antara pola attachment dan kepuasan hubungan. Selain dipengaruhi
oleh attachment, kepuasan hubungan juga dipengaruhi oleh self-compassion yang dapat
memfasilitasi individu untuk bersikap positif di dalam hubungan romantisnya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah self-compassion memediasi hubungan
antara pola attachment (avoidant dan anxious attachment) dengan kepuasan hubungan
romantis pada dewasa muda yang berpacaran. Penelitian kuantitatif ini memiliki sampel
partisipan sebanyak 441 dewasa muda (18-30 tahun). Pola attachment diukur
menggunakan Experiences in Close Relationships-Revised; self-compassion dengan Self-
Compassion Scale; dan kepuasan hubungan dengan Relationship Assessment Scale. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa self-compassion berperan sebagai mediator bagi
hubungan antara avoidant attachment dan kepuasan hubungan, namun bukan sebagai
mediator antara anxious attachment dan kepuasan hubungan. Implikasi penelitian ini
adalah pola insecure attachment memiliki dampak yang kuat pada rendahnya kepuasan
hubungan romantis.

Having a romantic relationship is one of the developmental task characteristics of young
adults. Forming a satisfying romantic relationship is related to numerous positive effects
and influence by several factors, one of them is attachment style. Previous studies have
investigated the underlying mechanism between the strong association of attachment and
relationship satisfaction. Apart from being influenced by attachment, relationship
satisfaction is also influenced by self-compassion, which facilitates individuals to act
positively in their romantic relationships. The purpose of this study is to investigate
whether self-compassion mediates the association between attachment style (avoidant
and anxious attachment) and romantic relationship satisfaction among dating young
adults. This quantitative research has 441 sample of young adults age 18-30. Attachment
style is measured with Experiences in Close Relationships-Revised; self-compassion with
Self-Compassion Scale; and relationship satisfaction with Relationship Assessment
Scale. The result of this study shows that self-compassion act as a mediator for the
association between avoidant attachment and relationship satisfaction, while not as a
mediator between anxious attachment and relationship satisfaction. The implication of
this study is that insecure attachment style has a strong negative effect towards
relationship satisfaction
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsari Cinantya Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara komitmen dan kepuasan perkawinan pada individu dalam tahap perkawinan yang memiliki anak remaja. Sebanyak 157 partisipan diminta untuk mengisi kuesioner komitmen (sub-skala komitmen dari Sternberg’s Triangular Love Scale) dan kepuasan perkawinan (Fowers and Olson’s ENRICH Marital Satisfaction Scale). Pada penelitian ini, partisipan ditemukan memiliki komitmen dan kepuasan perkawinan yang cukup tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen dan kepuasan perkawinan (r = .462, p < .01). Selain itu, ditemukan pula adanya hubungan yang signifikan antara lama berpacaran dan kepuasan perkawinan (r = . 164, p < .05).

This research was aimed to examine the relationship between commitment and marital satisfaction in individuals who are in the stage of marriage with teenagers. A total of 157 participants were asked to fill out questionnaires commitment (subscale commitment of Sternberg's Triangular Love Scale) and marital satisfaction (Fowers and Olson's Enrich Marital Satisfaction Scale). In this research, participants were found have quite high commitment and marital satisfaction. The results also indicate a positive and significant relationship between commitment and marital satisfaction (r = .462, p < .01). In addition, a significant correlation was found between courtship length and marital satisfaction (r = . 164, p <.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tangkilisan, Patricia Sefrieda Nindya Karina
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara komponen intimacy dalam teori triangular cinta Sternberg dan kepuasan perkawinan pada individu yang berada dalam tahap perkawinan yang memiliki anak remaja. Sebanyak 157 partisipan mengisi kuesioner intimacy (subskala intimacy dari Sternberg's Triangular Love Scale) dan kepuasan perkawinan (Fowers and Olson's ENRICH Marital Satisfaction Scale). Pada penelitian ini, partisipan ditemukan memiliki intimacy dan kepuasan perkawinan yang tinggi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara intimacy dan kepuasan perkawinan (r = .767, p < .01). Selain itu, ditemukan adanya korelasi yang signifikan antara lama berpacaran dan kepuasan perkawinan (r = .164, p < .05).

The aim of this research was to examine the relationship between the intimacy component of Sternberg's Triangular Theory of Love and marital satisfaction in individuals who are in the marital stage with teenagers. A total of 157 participants complete questionnaires on intimacy (Sternberg's Triangular Love Scale) and marital satisfaction (Fowers and Olson's Marital Satisfaction). In this research, participants were found to have high intimacy and marital satisfaction. The result also indicates a positive and significant relationship between intimacy and marital satisfaction (r = .767, p < .01). In addition, a significant correlation was found between courtship length and marital satisfaction (r = .164, p < .05). "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Desita
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara passion dan kepuasan perkawinan pada individu dalam tahap perkawinan yang memiliki anak remaja.
Sebanyak 157 partisipan yang memiliki anak remaja (usia 13-20 tahun) mengisi kuesioner passion (subskala passion dari Sternberg?s Triangular Love Scale) dan kepuasan perkawinan (ENRICH Marital Satisfaction Scale).
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan positif (r=0.656,p<0.01). Hal tersebut menandakan bahwa passion dan kepuasan perkawinan partisipan tinggi. Berdasarkan analisis tambahan, ditemukan adanya hubungan signifikan lama berpacaran dengan kepuasan perkawinan pada partisipan (r=0.164, p<0.05).

This research is aimed to examine the relationship between passion according to Sternberg?s triangular theory of love and marital satisfaction in individuals at marital stage with teenagers.
A total of 157 participants complete the questionnaires on passion (Sternberg?s Triangular Love Scale) and marital satisfaction (Fowers and Olson?s ENRICH Marital Satisfaction Scale). This research shows that participants have high passion and marital satisfaction.
The result of this study indicates a positive and significant relationship between passion and marital satisfaction (r = 0.656, p<0.01). In addition, a significant correlation was found between courtship length and marital satisfaction (r = 0.164, p<0.05).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranindya Pramudita Aranira
"Jumlah warga Negara Indonesia yang melakukan bunuh diri adalah sebesar 11 juta orang dengan memiliki latar belakang depresi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sebanyak 50% orang yang mengalami adverse childhood experience akan berakhir memiliki gejala depresi di masa dewasa. Jenis attachment style di masa dewasa juga berhubungan dengan adverse childhood experience dan berkontribusi dalam memunculkan gejala depresi. Penelitian kali ini mencoba melihat hubungan antara adverse childhood experience, jenis attachment style di masa dewasa, dan gejala depresi. Gejala depresi diukur menggunakan Beck Depression Inventory-II (BDI-II), adverse childhood experience diukur dengan menggunakan Adverse Childhood Experience Questionnaire (ACE), dan attachment style di masa dewasa diukur dengan menggunakan Adult Attachment Scale (AAS). Penelitian kali ini dilakukan terhadap 482 orang dewasa muda di jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara adverse childhood experience (r = 0,388, n = 482, p < 0,01). Adverse childhood experience memiliki hubungan yang signifikan dan paling besar dengan anxious attachment style di masa dewasa dibandingkan dengan jenis attachment lain (r = 0,271, n = 482, p < 0,01). Anxious attachment style di masa dewasa juga memiliki hubungan yang signifikan dan paling tinggi dengan gejala depresi dibandingkan dengan jenis attachment lainnya (r = 0,486, n = 482, p < 0,01). Penelitian ini memiliki limitasi yakni kriteria partisipan yang kurang terfokus terhadap orang-orang yang pernah mengalami adverse childhood experience dan proporsi sampel yang kurang merata.

The number of Indonesian citizens who commit suicide is 11 million people with a background of depression. Previous research has shown that as many as 50% of people who experience bad childhood experiences end up with depressive symptoms in adulthood. This type of stylistic attachment in adulthood is also associated with adverse childhood experiences and contributes to depressive symptoms. The current study looks at the relationship between adverse childhood experiences, types of attachment styles in adulthood, and symptoms of depression. Depressive symptoms were measured using the Beck Depression Inventory-II (BDI-II), adverse childhood experiences as measured using the Adverse Childhood Experience Questionnaire (ACE), and attachment style in adulthood measured using the Adult Attachment Scale (AAS). The current research was conducted on 482 young adults in Jabodetabek. The results showed that there was a positive and significant relationship between bad experiences during childhood (r = 0.388, n = 482, p <0.01). Adverse childhood experiences had a significant and greatest association with anxious attachment style in adulthood compared with other attachment types (r = 0.271, n = 482, p <0.01). Anxious attachment style in adulthood also had a significant and highest association with depressive symptoms compared to other types of attachments (r = 0.486, n = 482, p <0.01). The limitations of this study are, the criteria of participants are less focused on people who have experienced adverse childhood experience and the proportion of the sample is not evenly distributed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulinda Nur Hajizah
"Pasangan yang menikah pasti mengharapkan kebahagiaan dalam pernikahannya dan berharap pernikahannya berjalan memuaskan. Namun, faktanya tidak semua pasangan bisa merasakan sebuah pernikahan dengan keadaan bahagia dan memuaskan. salah satu faktor yang diduga dalam menentukan kepuasan pernikahan adalah komunikasi. Komunikasi yang ada dalam sebuah pernikahan merupakan komunikasi yang unik karena terjadi pada dua orang yang terlibat dalam hubungan yang intim. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara komunikasi intim dengan kepuasan pernikahan pada masa pernikahan 2 tahun pertama. Penelitian ini menggunakan 100 partisipan yang terdiri dari 50 laki-laki dan 50 perempuan dengan karakteristik masa pernikahan 2 tahun pertama yang ada di daerah jabodetabek. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan perhitungan korelasi untuk mengetahui hubungan diantara kedua variabel tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara komunikasi intim dan kepuasan pernikahan.

A married couple would expect happiness in marriage and hoped his marriage work satisfactorily. However, the fact that not all couples can feel a marriage with a state of happiness and satisfaction. One factor in determining the satisfaction of the alleged marriage is communication. Communication in a marriage is a unique communication because it happened to two people involved in intimate relationships. This study aims to look at the relationship between intimate communication with marital satisfaction during the first 2 years of marriage. The study involved 100 participants consisting of 50 male and 50 female with the characteristics marriage age two the first year in the Greater Jakarta area. This quantitative research study using a correlation calculation determine the correlation between two variables. The finding showed a significant correlation intimate communication with marital satisfaction."
Depok: Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iga Febrinia
"Perkawinan campur diketahui sebagai perkawinan yang lebih rentan mengalami konflik perkawinan dikarenakan perbedaan latar belakang budaya yang mencakup nilai, sikap, cara pandang, dan perilaku. Konflik tersebut dapat memengaruhi kepuasan perkawinan. Kepuasan dalam perkawinan merupakan hal yang esensial karena berpengaruh terhadap kebahagiaan dan kesejahteraan  hidup secara keseluruhan. Diketahui terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kepuasan perkawinan yaitu komitmen dan trait extraversion. Penelitian korelasional ini bertujuan untuk mengetahui apakah extraversion dapat memoderasi hubungan komitmen dan kepuasan perkawinan. Dari data 90 individu yang berpartisipasi pada penelitian ini, ditemukan dua hasil penelitian. Pertama, terdapat hubungan positif yang signifikan antara komitmen dan kepuasan perkawinan (r=0.527, p<0.01, two tails). Kedua, extraversion ditemukan dapat memoderasi hubungan komitmen dan kepuasan perkawinan (t=-2.37, p < 0.05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan hubungan komitmen dan kepuasan perkawinan dapat diperlemah oleh tingkat extraversion yang dimiliki individu.

International marriage is known to be more susceptible for conflicts because of the differences in cultural background that consists of values, attitudes, point of view, and behaviors. These conflicts can influence marital satisfaction. Satisfaction in marriages is essential because it affects someone's life happiness and well-being overall. A few factors play a role in affecting individual's marital satisfaction, among which are commitment and trait extraversion. This correlational research intends to find out if extraversion moderates the relation of commitment and marital satisfaction. Gathered data from 90 participants on this research reveals two outcomes. First, there is a positive significant correlation between commitment and marriage satisfaction (r = 0.527, p < 0.01, two tails). Second, extraversion is found to be able to moderate the relation between commitment and marriage satisfaction (t = -2.37, p < 0.05). Therefore, it can be concluded that commitment and marriage satisfaction can be weakened by a low level of extraversion of an individual."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>