Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121814 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rara Anindita
"

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis cerita dan etnis target terhadap kemampuan mindreading, yakni kemampuan yang dimiliki individu untuk memahami pikiran serta perasaan orang lain yang diobservasi berdasarkan kondisi mentalnya, pada dewasa muda bersuku Jawa. Penelitian ini merupakan eksperimen menggunakan situs web. Partisipan terdiri dari 62 orang (20-26 tahun) yang kemampuan mindreading-nya diukur menggunakan alat ukur Strange Stories Task (SST) yang diadaptasi dari penelitian Perez-Zapata, dkk. (2016). Pada penelitian ini partisipan mendapatkan dua jenis cerita yaitu cerita mental dan kontrol. Cerita mental pada dua kelompok diberi manipulasi yang berbeda, kelompok yang mendapatkan cerita dengan target etnis Jawa dan cerita dengan target etnis selain Jawa. Kemampuan mindreading partisipan diukur berdasarkan akurasi skor mindreading dan response time menggunakan teknik analisis mxed-design ANOVA. Hasil penelitian menemukan bahwa jenis cerita memengaruhi kemampuan mindreading partisipan. Namun, etnis target tidak berpengaruh terhadap kemampuan mindreading partisipan.


This study aims to determine the effect of story type and target ethnicity on the participants’ mindreading ability, namely the ability possessed by individuals to understand the thoughts and feelings of others who are observed based on their mental condition, in Javanese young adults. This research is an online experiment using a website. Participants consisted of 62 people (20-26 years) whose mindreading abilities were measured using the Strange Stories Task (SST) measurement adapted from Perez-Zapata, et al. (2016). In this study, each participant gets two types of stories, mental and control stories. There are two groups with different manipulation for the mental stories. One group get a story with Javanese ethnic targets and the other group get a story with ethnic targets other than Javanese. The participants' mindreading ability was measured based on the accuracy of mindreading scores and response time using mixed-design ANOVA analysis technique. The results found that the story type affects participant’s mindreading ability. However, the target ethnicity did not affect the participants' mindreading abilities.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhia Larasati
"

Mindreading adalah kemampuan untuk mengatribusikan kondisi mental internal seperti keinginan, keyakinan, dan emosi terhadap orang lain agar dapat menjelaskan serta memprediksi perilaku orang tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari jenis kelamin target terhadap kemampuan mindreading laki-laki dewasa muda, mengingat salah satu faktor yang dapat memengaruhi kemampuan mindreading individu adalah karakteristik dari target itu sendiri. Penelitian ini merupakan eksperimen yang dilakukan melalui media daring dengan 72 laki-laki berusia 20-23 tahun sebagai partisipan. Kemampuan mindreading diukur melalui adaptasi dari alat ukur Strange Stories Task (SST) milik Perez-Zapata, Slaughter, & Henry (2016), dimana manipulasi diberlakukan terhadap jenis kelamin target pada narasi dalam alat ukur SST. Kemampuan mindreading diukur melalui dua aspek yaitu skor mindreading dan response time dalam menjawab pertanyaan yang merefleksikan durasi mindreading partisipan. Ditemukan pengaruh dari jenis kelamin target terhadap kemampuan mindreading partisipan, dimana partisipan yang mendapatkan narasi mengenai target perempuan meraih skor yang lebih tinggi namun menghabiskan response time yang lebih lama daripada partisipan yang mendapatkan narasi mengenai target laki-laki. Hasil ini menekankan pentingnya melakukan mindreading dengan matang, hati-hati, dan tidak tergesa-gesa agar dapat menghasilkan mindreading yang lebih akurat.



Mindreading is the ability to attribute internal mental states such as desires, beliefs, and emotions to other people in order to explain and predict their behaviours. This study aims to investigate the impact of target’s sex on one’s mindreading ability, since previous studies have found that target’s characteristics may influence one’s mindreading ability. This research is an online study with 72 male ranging from 20-23 years old as participants. Mindreading ability was measured with the adapted version of Perez-Zapata, Slaughter, & Henry (2016)’s Strange Stories Task (SST), in which characters’ sex in the stories were manipulated. Mindreading ability was measured by participant’s score and response time which reflects the duration of the mindreading process. Results show that the target’s sex influences participants’ mindreading ability in regards of answer score and response time, in which participants who received stories about female target scored higher but spent longer time than participants who received stories about male target. This results emphasize the importance of considerate, thorough, and careful thinking in order to achieve accurate mindreading result.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bani Athaya
"Mindreading merupakan kemampuan yang berguna dalam membangun hubungan interpersonal. Mindreading dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya karakteristik target. Pada penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap 82 perempuan dewasa muda berusia 20-22 tahun ini, dibuktikan bahwa karakteristik jenis kelamin target memengaruhi kemampuan mindreading partisipan. Analisis Mixed-model ANOVA dilakukan terhadap 2 aspek alat ukur SST (Perez-Zapata, dkk., 2016) yaitu akurasi dan response time. Ditemukan bahwa perempuan lebih baik dalam melakukan mindreading terhadap target perempuan dibandingkan target laki-laki pada pengukuran aspek akurasi. Hasil yang sama tidak ditemukan pada aspek response time.

Mindreading is an ability that could be used to build interpersonal relationship. Mindreading can be affected by numerous factors, one of those is characteristic of the target. This experimental research was conducted on 82 female young adult age 20-22 years old. This study found that target's sex does impact participant's mindreading ability. Mixed-model ANOVA was used to analyse 2 aspects of SST (Perez-Zapata, et al., 2016) which is accuracy and response time. This research found that female have a better accuracy in mindreading ability towards female target. The same result does not apply to the participant's response time."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Fizlian Agusti
"Memahami dan memprediksi perilaku orang lain (atau dikenal sebagai mindreading), merupakan aspek penting dalam berinteraksi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya pengaruh interaksi jenis kelamin target dan stereotip gender terhadap kecepatan dan ketepatan mindreading pada perempuan dewasa muda. Partisipan penelitian ini berjumlah 70 perempuan dewasa muda dengan rentang usia 18-21 tahun. Eksperimen ini dilaksanakan secara luring di Universitas Indonesia menggunakan aplikasi MindProbe yang berisi alat ukur Strange Stories Task dan The Multiple Dimension of Gender Stereotype. Hasil analisis Multiple Regression menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi jenis kelamin target dan stereotip gender pada aspek kecepatan mindreading dengan kontribusi sebesar 24,1%. Selain itu, interaksi jenis kelamin target dan stereotip gender juga memiliki pengaruh sebesar 10,8% pada ketepatan mindreading.

Understanding and predicting the behavior of others (known as mindreading), is an important aspect of human social interaction. This study aimed to investigate how the target’s sex and gender stereotypes might influence mindreading in young adult women. The study involved 70 participants between the ages of 18 and 21 and was conducted at the University of Indonesia using the MindProbe application, which includes the Strange Stories Task and The Multiple Dimensions of Gender Stereotype measurement tools. The results of the Multiple Regression analysis indicated that the speed of mindreading in young adult women were influenced by the interaction of target gender and gender stereotypes with a contribution of 24.1%. Additionally, the interaction of target gender and gender stereotypes was found to have a 10.8% impact on mindreading accuracy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vonny Angelina
"Interaksi dalam kehidupan sehari-hari sering terjadi secara implisit dalam bentuk pertukaran isyarat yang dapat dipahami dengan melakukan mindreading. Penelitian eksperimental ini dilakukan untuk melihat interaksi antara “gender target” dan “perceived similarity” dengan kecepatan dan ketepatan “mindreading” laki-laki dewasa muda. Partisipan penelitian ini berjumlah 70 laki-laki berusia 18-25 tahun. Penelitian dilaksanakan secara luring menggunakan aplikasi MindProbe yang berisi alat ukur Strange Stories Task dan Perceived Similarity Scale. Pengujian statistik menggunakan mixed-model ANOVA menemukan bahwa terdapat pengaruh dari “gender target” terhadap kecepatan dan ketepatan “mindreading” namun tidak ditemukan pengaruh dari “perceived similarity” terhadap kecepatan dan ketepatan “mindreading”. Selanjutnya, analisis factorial ANOVA menemukan bahwa tidak terdapat interaksi antara ketiga variabel tersebut.

Interactions in everyday life often occur implicitly in the form of an exchange of signals that can be understood by mindreading. This experimental research was conducted to find the interaction between "target gender" and "perceived similarity" with the speed and accuracy of "mindreading" in young adult men. Total of 70 men aged 18-25 years participated in this study. This study was carried out in an offline setting using the MindProbe application which contains the Strange Stories Task and Perceived Similarity Scale measuring instruments. Statistical testing using mixed-model ANOVA found that there was an influence of "target gender" on the speed and accuracy of "mindreading" but there was no influence of "perceived similarity" on the speed and accuracy of "mindreading". Furthermore, factorial ANOVA analysis found that there was no interaction between the three variables."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Aghnia
"Studi replikasi plus dari Perez-Zapata, Slaughter, dan Henry (2016) dilakukan untuk
meneliti akurasi, dan response time mindreading kelompok in-group terhadap in-group
dan out-group, serta menguji prejudice sebagai moderator kemampuan mindreading
terhadap kedua kelompok. Kelompok in-group pada penelitian ini adalah etnis Jawa,
sedangkan kelompok out-group merupakan etnis Papua. Partisipan penelitian berjumlah
84 orang memiliki etnis Jawa, berusia 19-30 tahun, dengan domisili Jabodetabek.
Eksperimen ini menggunakan instrumen Strange Stories Task untuk mengukur
kemampuan mindreading, dan RIVEC Prejudice Scale untuk mengukur tingkat
prejudice partisipan. Pengujian statistik Mixed Model ANOVA diterapkan guna
membandingkan kemampuan mindreading terhadap kelompok in-group dan out-group,
lalu Process Hayes model 1 untuk mengetahui interaksi moderasi prejudice. Penelitian
membuktikan adanya penurunan akurasi mindreading dan interaksi positif moderasi
prejudice kelompok in-group terhadap out-group.

Study of Perez-Zapata, Slaughter, and Henry (2016) is conducted to establish in-group’s
mindreading accuracy and response time towards in-group and out-group, with an
addition to test prejudice as a moderator. In-group in this study are people with Javanese
ethnic, while the out-group’s are Papuan ethnic. Total of 84 participants are Javanese,
aged 19-30, with Jabodetabek domicile. This experiment uses Strange Stories Task to
measure mindreading ability, and RIVEC Prejudice scale to measure participants’
prejudice. Mixed Model ANOVA is applied to compare mindreading ability towards
in-group and out-group, then Process Hayes model 1 to determine prejudice’s
moderation. This study shows a decrease in mindreading accuracy and a positive
prejudice moderation of in-group towards out-group.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Nisa Salsabiela
"Mindreading adalah kemampuan individu untuk memahami kondisi mental yang kemudian difungsikan untuk memprediksi perilaku individu lain. Terdapat beberapa faktor yang dikatakan mampu mempengaruhi kemampuan ini, salah satunya adalah karakteristik target yang ditandai oleh latar belakang etnis yang dimiliki. Melalui metode eksperimental, peneliti menggunakan alat ukur Strange Stories Task (SST) kepada 50 partisipan (15-18 tahun) yang merupakan siswa SMA beretnis Jawa di wilayah DKI Jakarta, untuk melihat pengaruh antara jenis cerita pada alat ukur dan latar belakang etnis target terhadap kemampuan mindreading. Analisis pada total skor dan response time menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara latar belakang etnis target terhadap kemampuan mindreading remaja di Jakarta.

Mindreading is an ability to perceive the mental states of other, also to predict the future action of other. There are several factors that can affect mindreading, for example the characteristic of target, which highlighted by the cultural background. This research is using an experimental method by administering Strange Stories Task (SST) to 50 participants (15-18 years), whose admitted as Javanese and are student of high school in DKI Jakarta, to investigate the impact of target’s cultural background on mindreading. Results show that the target’s cultural background does not have impact on participants’ mindreading regarding to the total score and response time. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhaimin Abdillah
"Ketika berinteraksi, individu melakukan pengamatan secara terus menerus dan berasumsi mengenai kondisi mental lawan bicaranya. Kemampuan ini dikenal dengan istilah "mindreading". Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara "familiarity" dan "perceived similarity" terhadap kecepatan dan ketepatan "mindreading" pada kelompok etnis minoritas. Partisipan penelitian adalah 83 dewasa muda yang tergolong ke dalam etnis minoritas Indonesia yang tinggal di Ternate. Eksperimen ini dilaksanakan secara luring di Kota Ternate dengan menggunakan aplikasi MindProbe yang berisi alat ukur Strange Stories Task, Perceived Similarity Scale, dan Questionnaire Familiarity. Pengujian statistik dengan Mixed Model ANOVA mengindikasikan bahwa partisipan yang merasa lebih familiar dan memiliki banyak kesamaan dengan target “mindreading”, lebih akurat melakukan "mindreading". Selanjutnya, analisis regresi berganda menunjukkan bahwa "familiarity" dan "perceived similarity" berperan sebesar 19,2% terhadap ketepatan "mindreading" partisipan.

When interacting, individuals make continuous observations and assumptions about the mental state of their interlocutors. This ability is known as "mindreading". This study aims to identify the relationship between familiarity and perceived similarity in the speed and accuracy of mindreading in minority ethnic groups. The participants are 83 young adults belonging to Indonesian ethnic minorities living in Ternate. The experiment is conducted offline in Ternate City using the MindProbe application which contains the Strange Stories Task, Perceived Similarity Scale, and Familiarity Questionnaire. Statistical testing with Mixed Model ANOVA indicates that participants who felt more familiar and had more in common with the "mindreading" target, performed "mindreading" more accurately. Furthermore, multiple regression analysis shows that "familiarity" and "perceived similarity" contribute 19.2% to participants' mindreading accuracy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haonisa Shaumi
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran resiliensi penyintas erupsi Merapi serta mengkaji nilai, norma, dan/atau praktek budaya Jawa apa saja yang terkait dengan kemampuan resiliensi penyintas erupsi Merapi tersebut. Pengertian resiliensi yang dipakai merujuk pada lima karakteristik resiliensi dari Wagnild (2010), yaitu meaningfulness, perseverance, equanimity, self-reliance, dan existential aloneness. Gambaran resiliensi diperoleh dengan menggunakan alat ukur CD-RISC 10 (Connor & Davidson, 2003) dan kajian budaya Jawa diperoleh dari wawancara mendalam. Penelitian ini dilakukan di desa Krinjing yang merupakan salah satu desa yang terdekat dari puncak Gunung Merapi. Partisipan penelitian terdiri dari 18 orang yang berusia 31-40 tahun dan yang diwawancara mendalam adalah 3 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan berusia 31-40 tahun mendapatkan skor resiliensi sedang. Adapun budaya Jawa yang terkait dengan kemampuan resiliensi penyintas erupsi Merapi adalah keadaan nrima, iklas, rila dan sabar serta prinsip hidup rukun. Sejumlah saran untuk menindaklanjuti penelitian ini, termasuk mengatasi keterbatasan penelitian, disertakan.

This study was conducted to gain picture of resilience among Merapi eruption survivors, and to assess Javanese values, norms, and/or cultural practices associated with the resilience ability among the survivors. The concept of resilience refers to the five characeristic of resilience from Wagnild (2010), and they are meaningfulness, perseverance, equanimity, self-reliance, and existential aloneness. Picture of resilience was obtained using the CD-RISC 10 (Connor & Daidson, 2003) while the Javanese cultural studies were obtained through interviews. Data were collected Krinjing village which is one of the nearest villages from the top of Mount Merapi. Altogether 18 participants of 31-40 years old took the questionnaire and three people were interviewed. The results indicate that most participants get a middle score of resilience. The Javanese cultural aspects associated with resilience ability among eruption survivors are nrima, iklas, rila, patience and the principle of living in harmony. Recommendations for further research are included."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fadilah
"
Isu kesehatan jiwa dan mental terus menunjukkan prevalensi yang signifikan dalam masyarakat saat ini. Hal ini dapat disebabkan salah-satunya dari kurangnya kemampuan individu dalam regulasi emosi. Emosi merupakan aspek psikologis yang perannya sangat penting dalam menentukan kualitas perilaku manusia. Kemampuan regulasi emosi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu masa kecil kurang menyenangkan atau Adverse Childhood Experiences. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara Adverse Childhood Experiences dengan regulasi emosi pada individu dewasa muda. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan instrumen penelitian Adverse Childhood Experiences 10 Questionnaire dan Emotion Regulation Questionnaire yang diberikan kepada responden sebanyak 100 orang dewasa muda yang berdomisili di kecamatan Kiaracondong, kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Adverse Childhood Experiences dengan regulasi emosi pada responden (p=0.503>0,05). Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang variabel lain seperti tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, dan dukungan sosial yang dapat mempengaruhi regulasi emosi.

Mental health issues continue to show significant prevalence in today's society. This can be caused by a lack of individual ability in emotional regulation. Emotion is a psychological aspect that plays a very important role in determining the quality of human behavior. A person's ability to regulate emotions is influenced by several factors, one of which is an unpleasant childhood or Adverse Childhood Experiences. The purpose of this study was to determine the relationship between Adverse Childhood Experiences and emotional regulation in young adults. The research design used was cross-sectional with the research instruments Adverse Childhood Experiences 10 Questionnaire and Emotion Regulation Questionnaire given to 100 young adults domiciled in Kiaracondong District, Bandung City. The results showed that there was no significant relationship between Adverse Childhood Experiences and emotional regulation in respondents (p = 0.503> 0.05). Further research is needed on other variables such as level of knowledge, level of education, and social support that may influence emotion regulation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>