Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208489 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vania Christiawantho
"Penggunaan teledietetics sebagai upaya untuk mencegah peningkatan angka obesitas yang semakin tinggi menjadi populer di kalangan masyarakat perkotaan yang ingin menurunkan berat badan dan menerapkan pola hidup sehat. Walaupun masih tergolong metode yang baru untuk diterapkan di Indonesia, teledietetics telah banyak diterapkan di negara-negara maju karena metode ini dinyatakan lebih mengirit waktu, biaya, dan mempermudah komunikasi antara ahli gizi dan klien. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program diet coaching menggunakan metode teledietetics yang diadakan oleh PT. Gizi Sehat Indonesia dengan cara melihat perubahan berat badan dan asupan klien, serta membandingkan rata-rata penurunan berat badan antar periode komitmen, asupan makan, dan jumlah sesi konsultasi juga melihat adanya pengaruh dari asupan terhadap penurunan berat badan klien. Adapun tujuan penelitian ini untuk melihat efektivitas biaya antar paket dalam menurunkan berat badan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dimana studi desain yang digunakan adalah kohort retrospektif dengan total sampling 37 klien yang menjalani holistic diet coaching di PT. Gizi Sehat Indonesia. Hasil yang ditemukan adalah 78,4% klien mengalami penurunan berat badan, 5,4% klien mengalami penambahan berat badan, dan 16,2% klien tidak mengalami perubahan berat badan. Penurunan berat badan paling besar terdapat pada rata-rata penurunan berat badan 6 bulan, dimana rata-rata penurunan berat badan paling kecil terdapat pada rata-rata penurunan berat badan 1 bulan. Penurunan berat badan yang signifikan terdapat pada klien yang mengikuti jumlah sesi konsultasi 1-3 kali dan 4-9 kali serta 1-3 kali dan 10-18 kali. Perubahan asupan yang signifikan terdapat pada asupan energi dan asupan lemak. Namun tidak ada asupan yang berdampak pada penurunan berat badan. Paket yang paling efektif secara biaya adalah paket dengan periode komitmen 1 bulan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa teledietetics dapat dilakukan sebagai metode konsultasi gizi terkini terutama pada klien yang ingin menurunkan berat badan dan mengubah pola makan. Teledietetics lebih cost-effective pada periode komitmen yang lebih pendek, namun penelitian lebih lanjut harus dilaksanakan untuk menilai keberhasilan jangka panjang terkait perubahan berat badan dan diet demi memastikan tidak terjadinya weight regain atau berat badan kembali.

Teledietetics have been used for nutrition consultation in many developed countries by the government in order to prevent the increasing numbers of obesity and by the people who wants to lose weight and are interested in living a healthy lifestyle. In Indonesia, teledietetics is still uncommon, but in this era, it is becoming more popular due to the benefits it proposes such as time saving, cost-efficient, and convenient communication between the dietitian and clients using the internet and social media.
The purpose of this research is to analyze the effectivity of teledietetics diet coaching program that was conducted by X Company by analyzing weight and macronutrient dietary changes in clients before and after they undergone the program as well as comparing the average weight loss between commitment periods, consultation frequency, and macronutrient dietary changes. Furthermore, this research aims to find out the most cost-effective commitment period in reducing weight.
Secondary data is used in this research with a restrospective cohort study design in 37 clients undergoing holistic diet coaching teledietetics program as a result of a total sampling based on X Company’s data. Results have shown that 78,4% of the clients successfully lost weight, while 5,4% gained weight, and 16,2% did not experience any weight changes. The average of clients who lost the most weight are those who chose the 6 months commitment period, and clients who lost the least weight are those who chose the 1 month commitment period. A significant difference of the average weight loss is seen between clients who have consulted 1-3 times and 4-9 times, and 1-3 times and 10-18 times. There are significant changes in energy and fat intake before and after the program. However, there are no dietary intake that affects weight loss which is seen through the inconsistent results of dietary intake and weight reduction. The most cost-effective diet coaching package is the 1 month commitment period package.
Teledietetics implementation is proven to be effective as a method of diet coaching to clients who are interested in losing weight and changing their dietary pattern. The most cost-effective period for diet coaching through teledietetics is the shortest period which is contradictive to previous published research. Further research should analyze the long-term success of the weight-loss and diet pattern to ensure no weight regain will occur in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Nur Ramadhani
"Penelitian membahas tentang peranan media sosial dalam pelaksanaan diet penurunan berat badan pada klien obesitas di PT. Gizi Sehat Indonesia tahun 2022. Beberapa faktor penentu keberhasilan penurunan berat badan yang digali dalam penelitian ini meliputi gambaran penggunaan media sosial, kepatuhan terhadap preskripsi diet dan rekomendasi aktivitas fisik, motivasi, dukungan sosial, dan pengetahuan gizi. Penelitian kualitatif dilaksanakan dengan desain Rapid Assesment Procedure. Pengambilan data dilaksanakan dengan wawancara mendalam terhadap 4 orang klien obesitas yang berhasil menjalankan diet penurunan berat badan dan pada 2 klien obesitas yang belum berhasil. Triangulasi dilaksanakan dengan mewawancarai 6 orang ahli gizi dari klien terkait dan melalui telaah laporan asupan makan dan laporan tingkat aktivitas fisik klien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek gambaran penggunaan media sosial, tidak terdapat perbedaan terkait jenis, alat, dan durasi menggunakan media sosial antara kedua kategori informan. Perbedaan terletak pada waktu paling aktif menggunakan media sosial serta bentuk engagement informan terhadap konten di media sosial. Peranan dari media sosial terhadap kepatuhan dalam mematuhi preskripsi diet dan rekomendasi aktivitas fisik, serta untuk memperoleh motivasi bergantung pada masing-masing individu terlepas dari kedua jenis kategori informan. Dari aspek dukungan sosial, terdapat perbedaan atas kebutuhan jenis dukungan di media sosial dari kedua kelompok informan. Dari aspek pengetahuan gizi, tidak terdapat perbedaan gambaran pengetahuan dari kedua kelompok informan. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar dapat dilakukan pada subjek yang memiliki penurunan >5% berat badan awal dan telah berhasil mempertahankannya selama setidaknya 1 tahun untuk memperoleh hasil yang lebih presisi.

The study discusses the role of social media in the implementation of a weight loss diet for obese clients at PT. Gizi Sehat Indonesia in 2022. Some of the critical success factors for weight loss explored in this study include an overview of social media use, adherence to dietary prescriptions and recommendations for physical activity, motivation, social support, and nutritional knowledge. Qualitative research was carried out with a Rapid Assessment Procedure design. Data collection was carried out by in-depth interviews with 4 obese clients who succeeded in losing weight and 2 obese clients who had not succeeded. Triangulation was carried out by interviewing 6 nutritionists from related clients and by reviewing reports on food intake and reports on the client's physical activity level. The results showed that from the aspect of the description of the use of social media, there were no differences related to the types, tools, and duration of using social media between the two categories of informants. The difference lies in the time they are most active in using social media and the form of engagement of informants on social media content. The role of social media in complying with dietary prescriptions and physical activity recommendations, as well as for obtaining motivation depends on each individual regardless of the two types of informant categories. From the aspect of social support, there are differences in the type of support needed on social media from the two groups of informants. From the aspect of nutritional knowledge, there is no difference in the description of the knowledge of the two groups of informants. It is recommended for further research to be carried out on subjects who have lost >5% initial body weight and have managed to maintain it for at least 1 year to obtain more precise results. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Oktaviani
"Perawat mempunyai resiko mengalami status gizi berlebih yang dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan kesehatan serius, seperti penyakit jantung, hipertensi dan diabetes melitus. Intervensi konseling gizi dan diet diduga dapat menurunkan berat badan pada orang dengan status gizi berlebih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas Konseling Gizi dan penerapan Diet Rendah Energi Seimbang Teratur (REST) terhadap penurunan berat badan pada perawat dengan status gizi berlebih di rumah sakit. Penelitian dilakukan di RSUD Kesehatan Prov. Jabar dengan subjek penelitian 22 orang perawat yang mempunyai status gizi berlebih, melakukan intervensi Konseling Gizi dan penerapan Diet REST TM serta menggunakan kuesioner Bouchard, kuesioner OSI-RTM dan lembar food record. Rata-rata penurunan berat setelah mendapatkan Konseling Gizi dan melaksanakan Diet RESTM paling besar terjadi pada minggu ke-12 akhir pengamatan sebesar 2,6 kg dengan 95% IK=1,3-3,9 kg. Berdasarkan analisa bivariat didapatkan jenis kelamin memberikan pengaruh yang bermakna terhadap rata-rata penurunan berat badan. Perawat laki-laki memiliki rata-rata penurunan yang lebih besar dibandingkan perempuan (p=0,038). Rata-rata penurunan berat badan perawat laki-laki 3,1 ± 1,7kg dan perawat perempuan 1,6 ± 1,3kg. Sedangkan pengaruh faktor pekerjaan terhadap penurunan berat badan setelah mendapatkan Konseling Gizi dan menjalankan Diet RESTTM tidak menunjukkan pengaruh yang bermakna, yaitu jabatan pekerjaan (p=0,948), jumlah jam kerja (p=0,220), pembagian shift kerja (p=0,692) dan stres kerja (p=0,813).
Kesimpulan dari penelitian ini terdapat pengaruh Konseling Gizi dan Diet RESTTM selama 12 minggu terhadap penurunan berat badan pada perawat dengan status gizi berlebih di rumah sakit.

Nurse has a risk to get an excessive weight nutritional status that can increase the risk of serious health problems, such as heart disease, hypertension and diabetes mellitus. The intervention of nutrition counseling and diet are expected to lose weight in people with excessive nutritional status. Purpose of this study is to determine the effectiveness of nutrition counseling and the implementation of Rendah Energi, Seimbang dan Teratur (REST) diet on weight loss among hospital nurses with excessive weight nutritional status in the hospital. The study was conducted at Occupational Health Hospital of West Java with 22 nurses as study subjects with excessive weight nutritional status, implemented nutrition counseling intervention, a RESTTM Diet and also used the Bouchard questionnaire, OSI-RTM questionnaire and food record sheets. The greatest average weight loss after receiving nutrition counseling and implementing a RESTTM Diet occurred in the 12th week of the last observation. It was 2.6 kg with 95% CI=1.3-3.9 kg. Based on the bivariate test showed gender had a significant effect on the average weight loss. The male nurses had greater average weight loss than female nurses (p=0.038). The average weight loss of male nurses was 3.1 ± 1.7kg and female nurses 1.6 ± 1.3kg. Meanwhile, the effect of occupational factors on weight loss after receiving nutrition counseling and implementing the RESTTM Diet did not show a significant effect, such as job position (p=0.948), the number of working hours (p=0.220), work shift schedule (p=0.692) and work stress (p=0.813). The conclusion of this study is there was an effect of nutrition counseling and a RESTTM Diet in 12 weeks on weight loss among nurses with excessive weight nutritional status in the hospital."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Anisah
"Teledietetics merupakan suatu metode pengaplikasian teknologi informasi dan komunikasi yang dapat mendukung pemberian layanan atau konsultasi gizi oleh ahli gizi secara jarak jauh. Berbagai studi telah banyak menemukan manfaat dan kepuasan klien dari penggunaan teledietetics. Saat ini penelitian mengenai teledietetics di Indonesia masih terbatas. Teledietetics merupakan salah satu penerapan dari nutripreneurship, namun masih belum banyak berkembang di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan efektivitas, kualitas interaksi, reliabilitas, kegunaan, dan kualitas teknologi terhadap kepuasan klien pengguna teledietetics. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi cross-sectional pada 42 klien Perusahaan X pada bulan Mei hingga Juni 2020. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner mandiri secara online. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan chi – square. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 83,3% responden menyatakan puas terhadap penggunaan teledietetics. Berdasarkan analisis bivariat, diketahui bahwa terdapat hubungan bermakna antara kualitas interaksi, reliabilitas, kegunaan, dan kemudahan dalam penggunaan dengan kepuasan klien pengguna teledietetics.

Teledietetics is a method of applying information and communication technology that can support the provision of nutrition services or consultation by nutritionists remotely. Various studies have found many benefits and satisfaction of clients from the use of teledietetics. Currently, research on teledietetics in Indonesia is still limited. Teledietetics is one of the application of nutripreneurship, but it is not much developed yet in Indonesia. Therefore, this study aims to look at the relationship of effectiveness, interaction quality, reliability, usability, and technology quality on client satisfaction of teledietetics users. The research design used was a cross-sectional study design on 42 clients of Company X in May to June 2020. Data collection was carried out by filling out an independent questionnaire online. The data obtained were then analyzed by univariate and bivariate analysis using chi – suare. The results showed 83.3% of respondents expressed satisfaction with the use of teledietetics. Based on bivariate analysis, it is known that there is a significant relationship between interaction quality, reliability, usability, and ease of use with client satisfaction of teledietetics users."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Indriyani
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas tentang perilaku diet penurunan berat badan yang dilakukan terhadap remaja putri di SMAN 34 Jakarta tahun 2014. Penelitian yang ada, masih menunjukkan tingginya perilaku diet, khususnya pada remaja putri. Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui perbedaan proporsi antara faktor individu (status gizi, citra tubuh, penghargaan diri, dan pengetahuan gizi) dan faktor lingkungan (pengaruh keluarga, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh media massa) terhadap perilaku diet penurunan berat badan. Metode yang dilakukan adalah kuantitatif dengan alat ukur kuesioner dan menggunakan desain cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 187 responden remaja putri di SMAN 34 Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 44,4% responden melakukan diet dengan tujuan paling banyak adalah untuk menurunkan berat badan, yaitu sebanyak 68,7%. Cara diet yang paling banyak dilakukan adalah diet sehat, yaitu 57,83% responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor status gizi, citra tubuh, pengaruh keluarga, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh media massa adanya hubungan bermakna dengan diet penurunan berat badan. Saran dari peneliti, pemberian edukasi mengenai gizi seimbang dan pengetahuan tentang diet penurunan berat badan yang melibatkan dinas kesehatan dan pendidikan serta menjalin kerja sama dengan media massa.

ABSTRACT
The focus of this study is the weight-loss dieting behavior among adolescent girls of SMAN 34 Jakarta 2014. Recents studies show that the numbers of weight-loss dieting have been increased, mostly in adolescent girls. The purpose of this study is to understand the proportion of individual factors (nutritional status, body image, self esteem, and nutritional knowledge) and environmental factors (family, peer, adn media mass influences) to the weight-loss dieting behavior. This study is a quantitative and measured with questionnaire, and using cross sectional design. The study participants included 187 adolescent girls of SMAN 34 Jakarta. The result of this study found that proporsion who are dieting was 44,4% with purpose of that behavior was to lose weight at most (57,83%). Healthy diet is the most common which was 61,4% respondents. The results of analysis showed that nutritional status, body image, influences of family, peer, and media mass are significantly related to the weight-loss dieting behavior. The author suggest the healt institution and school to have a role to do intervention through education to balance nutrition and nutritional knowledge to adolescent girls and also cooperation with media mass."
2014
S56598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Widianto
"ABSTRAK
Prevalensi gizi lebih pada remaja setiap tahunnya mengalami peningkatan. Salah satu penyebab dari gizi lebih adalah kurangnya konsumsi sayuran-buah dan aktifitas fisik. Keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi aktifitas dan konsumsi sayuran-buah pada remaja, sehungga diperlukan cara untuk membimbing keluarga yaitu melalui coaching kesehatan. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh intervensi coaching kesehatan terhadap peningkatan perilaku makan sayur buah dan latihan fisik pada keluarga. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Jumlah sampel yang digunakan adalah 10 keluarga dengan remaja gizi lebih. kuesioner yang digunakan adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang permasalahan gizi, food recall, dan activity daily recall. Penelitian ini menunjukan bahwa intervensi coaching kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap perilaku keluarga tentang praktik gizi lebih, peningkatan konsumsi sayuran-buah dan aktifitas fisik Kata kunci: Coaching Kesehatan, Aktivitas Fisik, Sayuran, Buah, Gizi Lebih, Obesitas, Remaja ABSTRACT
The prevalence of overweight iin adolescents each year has increased. One of the causes from overweight is the lack of consumption of fruit vegetables and physical activity. Family is a factor that affects the activity and consumption of vegetables in adolescents, so it takes a way to guide the family through health coaching. The purpose of this paper is to determine the effect of health coaching interventions on improving the eating behavior of fruit vegetables and physical exercise on the family. The purpose of this study was to determine the effect of health coaching intervention on increasing knowledge of family, attitudes and behaviors about overweight practices, improving the eating behavior of fruit vegetables and physical exercise on the family. The method used is case study. The number of samples used is 10 families with overweight adolescents. Questionnaires used are knowledge, attitude and skills about nutrition problems, food recall, and activity daily recall. This study demonstrates that health coaching interventions can increase knowledge, family behavior attitudes about overweight practices, increased consumption of fruit vegetables and physical activity.Keywords Health Coaching, phisycal Activity, Vegetables Fruits, Overweight, Obese, Adolescents"
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Putri Permata
"Latar Belakang: Prevalensi stunting yang tinggi di Indonesia. Sementara itu, belum banyak penelitian yang menilai keragaman, frekuensi dan asupan gizi terhadap nilai z score tinggi badan menurut umur dengan membandingkan pedesaan dan perkotaan di Indonesia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan asupan gizi, frekuensi dan keragaman pangan terhadap nilai z score tinggi badan menurut umur pada anak pada pedesaan dan perkotaan. Metode: Penelitian ini menggunakan studi cross sectional, menggunakan data sekunder
dari Departemen Ilmu Gizi FKUI. Sebanyak 223 anak pra sekolah, 113 anak di kota Jakarta Pusat dan 110 anak di desa Sujung, Banten diukur tinggi badan serta dinilai asupan makanannya. Lalu data diolah menggunakan Nutrisurvey dan WHO Anthro. Untuk menganalis hubungannya dengan nilai z score tinggi badan menurut umur menggunakan program SPSS. Hasil: Hasil yang didapatkan dari korelasi asupan gizi (energi), keragaman dan frekuensi pangan pada anak terhadap nilai z score tinggi badan menurut umur di Jakarta adalah 0.004, 0.119, 0.280; Banten <0.001, 0.761, 0.044; dan keseluruhan <0.001, <0.001, 0.001. Kesimpulan: Terdapat korelasi antara asupan gizi (energi) terhadap nilai z score tinggi badan menurut umur yang bermakna pada kedua kelompok dan secara keseluruhan. Terdapat korelasi antara keragaman pangan terhadap nilai z score tinggi badan menurut umur yang bermakna secara keseluruhan. Terdapat korelasi antara frekuensi pangan terhadap nilai z score tinggi badan menurut umur yang bermakna di pedesaan dan secara keseluruhan.
Background: The prevalence of stunting is high in Indonesia. Meanwhile, there are not many studies that measure diversity, frequency and nutrient intake on height z scores by age with rural and urban comparisons in Indonesia. Objective: This research was done to assess the relationship of nutritional intake, frequency and diversity of food on the z score of height according to age in children in rural and urban areas. Methods: This study uses a cross sectional study, using secondary data from the Department of Nutrition Science FKUI. A total of 223 children, 113 children in the city of Central Jakarta and 110 children the village of Sujung, Banten, measured height and assessed food intake. Then the data is processed using Nutrisurvey and WHO Anthro. To analyze the relationship with height z scores according to age using the SPSS program. Results: The results obtained from the correlation of nutritional intake (energy), diversity and frequency of food in children in Jakarta are 0.004, 0.119, 0.280; Banten <0.001,
0.761, 0.044; and overall <0.001, <0.001, 0.001. Conclusion: There is a significant correlation between nutritional intake (energy) and the
height for age z score in both groups and as a whole. There is a significant correlation between food diversity and the height for age z score in overall. There is a significant correlation between food frequency and the height for age z score in village and overall."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dara Ariqah Jibril
"Pendahuluan: Kesehatan reproduksi yang kurang baik dapat menyebabkan gangguan menstruasi pada perempuan. Nutrisi merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh dalam kesehatan reproduksi seseorang. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mahasiswa fakultas kedokteran meiliki asupan gizi yang tidak seimbang. Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa status gizi dan asupan zat gizi makro memiliki hubungan yang siginifikan dengan kejadian gangguan menstruasi. Sampai saat ini belum ada peneliatian mengenai asupan gizi dan gangguan menstruasi yang dilakukan pada mahasiswi preklinik FKUI. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti mengenai hubungan asupan karbohidrat dan lemak, serta status gizi terhadap kejadian gangguan menstruasi pada mahasiswi preklinik FKUI.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan karbohidrat, asupan lemak dan status gizi terhadap kejadian gangguan menstruasi pada mahasiswi preklinik FKUI
Metode: Desain penelitian ini adalah potong lintang analitik dengan metode consecutive sampling. Data identitas, status gizi dan kesehatan menstruasi diambil menggunakan kuesioner yang telah divalidasi. Data asupan makronutrien pada diambil menggunakan metode wawancara daring dengan mengisi kuesioner 24-hour food recall dan dianalisis menggunakan program Nutrisurvey. Uji bivariat data menggunakan uji Chi-Square atau uji Fisher.
Hasil: Data yang berhasil diambil adalah sebanyak 100 mahasiswa preklinik. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara asupan lemak dan status gizi terhadap gangguan menstruasi. Ditemukan hubungan yang signifikan dari asupan karbohidrat dengan gangguan menstruasi, dimana nilai p yang didapatkan adalah 0,017 (<0,05) dengan rasio odd 0,093 yang menunjukkan efek protektif.
Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara asupan karbohidrat terhadap kejadian gangguan menstruasi, namun tidak ditemukan hubungan antara asupan lemak dan status gizi dengan gangguan menstruasi."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfi Rahma Yunita
"Konsumsi gula yang meningkat merupakan suatu keprihatinan global, karena terkait dengan berbagai masalah kesehatan. Indonesia merupakan konsumen gula terbesar ketiga di dunia, dengan konsumsi gula meningkat menjadi 7.15 juta metric ton (MMT) pada tahun 2019/20 dari 7.05 MMT pada tahun 2018/19, dan diperkirakan akan naik menjadi 7.2 MMT pada tahun 2021. Pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk mengurangi konsumsi gula, salah satunya dengan menggunakan label pada makanan kemasan. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat mendorong orang untuk menggunakan dan membaca label, termasuk usia, pendapatan, pendidikan, jenis kelamin, status pekerjaan, pengetahuan tentang gizi dan label makanan, pendapatan orang tua dan pentingnya rasa dan nutrisi. Peneliti ingin menyelidiki hubungan antara pengetahun dan sikap pada label informasi nilai gizi terhadap asupan gula pada remaja. Penelitian ini merupakan studi potong lintang yang menggunakan kuesioner online untuk remaja di Indonesia dengan rentang usia 15-18 tahun. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa usia median responden adalah 17 tahun dan mayoritas responden adalah perempuan (90%), serta rata-rata pendidikan orang tua responden kurang dari 12 tahun bersekolah. Uang saku dan uang saku untuk makanan dan minuman dalam sebulan berada dalam kategori dibawah median, yaitu Rp 300.000 untuk uang saku dan Rp 200.000 untuk uang saku makanan dan minuman. Dalam studi ini menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden memiliki pengetahuan yang baik (51.7%) dan memiliki sikap yang baik terhadap label informasi nilai gizi (53.5%). Analisis bivariate menunjukkan hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang informasi nilai gizi dan media massa dengan konsumsi gula, namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap informasi nilai gizi dan konsumsi gula. Analisis multivariat menunjukkan hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dan konsumsi gula pada remaja. Temuan dari penelitian menyatakan bahwa baik pengetahuan maupun pendidikan ibu memiliki peran penting dalam konsumsi gula pada remaja. Sehingga disarankan untuk meningkatkan pengetahuan terkait label informasi nilai gizi pada remaja maupun ibu, agar nantinya dapat memilih dan mengonsumsi makanan yang tepat. 

Increased sugar consumption is a global concern, as it has been linked to a variety of health problems. Indonesia is the third-largest sugar consuming in Indonesia increased to 7.15 million metric tons (MMT) in 2019/20 from 7.05 MMT in 2018/19, and is expected to rise to 7.2 MMT in 2021. The government has taken several ways to reduce sugar intake, one of which is by using labels on packaged food. However, there are several factors that can encourage people to use and read labels include age, income, education, gender, employment status, knowledge of nutrition and food labels, parent’s income, and the importance of flavor and nutrients. The researchers want to investigate what knowledge and attitudes adolescent have about sugar intake based on the nutrition fact panel. This research was a cross-sectional study using an online questionnaire for adolescent in Indonesia with age range between 15-18 years old. Finding of this study that the respondent median age was 17 and attended by more women (90%) and the average education of the respondent’s parent was less than 12 years of schooling. Pocket money and pocket money for food and drink in a month are in the category below the median cut off 300.000 for pocket money and 200.000 for pocket money for food and drink. This study also showed that more than half respondents had good knowledge (51.7%) and had positive attitude of NFP (60.8%). The majority of respondents have high sugar intake (53.5%). The results of the bivariate analysis indicated a significant relationship between knowledge of NFP and mass media with sugar intake, and there is no significant relationship between attitudes of NFP with sugar intake. Multivariate analysis revealed a significant relationship between mother education and sugar intake. The findings of this study suggest that both knowledge and mother education play a significant role in influencing sugar intake among adolescents. As a result, it is advisable to enhance the understanding of NFP among both adolescents and mothers, in order to enable them to make informed decisions and select appropriate dietary options.  "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>