Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170102 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Merianda Ramadhian Putri
"Keberadaan lignin yang dapat menjadi masalah dalam produksi biofuel dapat diatasi dengan cara delignifikasi. Proses delignifikasi menggunakan mikroorganisme telah menjadi perhatian akhir-akhir ini. Mikroorganisme yang berperan adalah jamur pelapuk putih dan bakteri. Dalam melakukan proses biodelignifikasi, kedua mikroorganisme ini menghasilkan enzim ligninolitik. Enzim ligninolitik antara jamur pelapuk putih dan bakteri menghasilkan persentase delignifikasi dan aktivitas enzim yang berbeda.  Artikel review ini meninjau ulasan mengenai proses biodelignifikasi menggunakan enzim ligninolitik dari jamur pelapuk putih dan bakteri yang akan dibandingkan antara hasil delignifikasi dan aktivitas enzim.  Penulis berharap dapat memberikan gambaran terkait perbandingan antara enzim ligninolitik dari kedua mikroorganisme tersebut.

The existence of lignin which can be a problem in biofuel production can be overcome by delignification. The delignification process using microorganisms has become a concern lately. The microorganisms that play a role are white rot fungi and bacteria. In carrying out the process of biodelignification, these two microorganisms produce ligninolytic enzymes. Ligninolytic enzymes between white rot fungi and bacteria produce different percentages of delignification and enzyme activity. This review article reviews a review of the biodelignification process using ligninolytic enzymes from white rot fungi and bacteria to be compared between the results of delignification and enzyme activity. The author hopes to provide an overview related to the comparison between ligninolytic enzymes of the two microorganisms."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Rizki Nabilla
"Delignifikasi digunakan untuk memisahkan lignin dari lignoselulosa dengan tujuan mendapatkan kandungan selulosa yang tinggi. Beberapa metode yang digunakan untuk delignifikasi yaitu secara kimiawi dan biologis. Biodelignifikasi merupakan metode delignifikasi secara biologis dengan menggunakan bantuan enzim ligninolitik yang dapat diperoleh dari bakteri. Metode biodelignifikasi memiliki beberapa kelebihan seperti lebih ramah lingkungan dan menghasilkan hasil degradasi yang lebih tinggi. Namun demikian, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi produksi enzim dari bakteri untuk proses biodelignifikasi seperti pemilihan substrat, sumber nitrogen, suhu dan pH. Maka dari itu perlu dilakukan perbandingan dari berbagai penelitian sebelumnya untuk memeroleh kondisi optimum bakteri dalam menghasilkan enzim ligninolitik dan potensinya dalam proses biodelignifikasi. Hasil studi literatur menunjukkan bahwa kondisi optimum yang menghasilkan produksi enzim ligninolitik dari bakteri adalah dengan menggunakan substrat dari tandan kosong kelapa sawit, sumber nitrogen dari amonium nitrat, pada suhu 30-50°C dan pH basa. Hasil studi literatur juga menunjukkan bahwa enzim ligninolitik dari bakteri berpotensi untuk proses biodelignifikasi karena enzim dari bakteri memiliki tolerabilitas yang tinggi, lebih stabil dan laju pertumbuhannya yang cepat.

Delignification is a process to separates lignin from lignocellulose compounds to acquire cellulose in high purity. Several methods for delignification are chemical and biological. Biodelignification is a process delignification that use ligninolytic enzymes. Ligninolytic enzymes used in biodelignification processes are acquired from bacteria. Biodelignification has several advantages such as being more environmentally friendly and can produce higher degradation results. However, there are several factors that influence the activity of ligninolytic enzymes for biodelignification processes such as mediator, temperature and pH level. Therefore it is necessary to make comparisons from various previous studies to obtain optimum conditions that produce ligninolytic enzymes from bacteria and determine the potential of ligninolytic enzymes from bacteria to be applied in the biodelignification process. The result of literature study is the optimum conditions that produce ligninolytic enzymes from bacteria when using oil palm empty fruit bunch as substrat, ammonium nitrate as nitrogen source, at temperature of 30-50°C and with an alkaline pH. The result of literature study also show that ligninolytic enzymes from bacteria have the potential for biodelignification process because enzymes from bacteria have a high tolerability, more stable and have a fast growth rate."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihda Alhusnayain
"Enzim dari jamur merupakan enzim yang sangat potensial untuk mengatasi kendala teknis industri yang berhubungan dengan proses produksi. Salah satu sumber enzim adalah mikroorganisme termofilik yang banyak terdapat pada sumber air panas, salah satunya sumber air panas di Kabupaten Lombok, Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi, memurnikan, dan mengkarakterisasi lakase dari isolat jamur yang didapatkan dari penelitian sebelumnya. Jamur yang diperoleh, diremajakan kembali dalam medium potato dextrose agar (PDA). Isolate jamur kemudian dioptimasi pada 4 medium yang berbeda, selanjutnya disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm pada suhu 4°C untuk memperoleh pellet. Pellet dimurnikan seacara parsial dengan ammonium sulfat dan dialisis menggunakan membran dialisis dengan ukuran MW cut-off 8000-14000 Da. Aktivitas enzim diukur menggunakan alat spektrofotometri UV-Vis dengan 2.2'-azino-bis (3-etilbenzthiazolin-6-asam sulfonat) (ABTS) sebagai substrat pada panjang gelombang 420 nm. Pellet dengan aktivitas tertinggi selanjutnya di evaluasi karakternya yang meliputi pH, suhu, dan kinetika reaksi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, peremajaan jamur yang optimal tumbuh pada suhu 35ºC, selanjutnya aktivitas tertinggi dengan nilai 8,8148 U/mL berasal dari medium 2 dengan pH optimum 5,0, suhu inkubasi optimal 30ºC, dan laju reaksi maksimum enzim (Vmaks) Lakase adalah 7,5851 μmol/mLmenit serta nilai konstanta Michaelis-Mentennya (Km) adalah 0,3816 μmol/mL. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa jamur yang tumbuh pada penelitian ini bukan jamur termofilik.

Enzymes from fungi are enzymes that are highly potential to overcome industrial technical barriers related to the production process. One of the sources of enzymes is thermophilic microorganisms that are many found in hot water sources, one of which is hot water in Lombok,Indonesia. The study aims to produce, purify, and characterize lacase from fungal isolates obtained from previous studies. The resulting mushrooms are re-maintained in a medium of potato dextrose. (PDA). The fungus isolate was then optimized on 4 different media, then centrifugated at a speed of 3000 rpm at a temperature of 4°C to obtain pellets. The pellet is partially purified with ammonium sulfate and dialysed using a dialytic membrane with a MWcut-off size of 8000-14000 Da. Enzyme activity was measured using UV-Vis spectroscopic instrument with 2.2'- azino-bis (3-ethylbenzthiazolin-6-acid sulfonate) (ABTS) as a substrate ata wavelength of 420 nm. Pellets with the next highest activity in their character evaluation that includes pH, temperature, and reaction kinetics. Based on the results obtained, optimal fungalrejuvenation grows at a temperature of 35ºC, then the highest activity
with a value of 8.8148 U/mL comes from the medium 2 with an optimal pH of 5.0, the optimal incubation temperature of 30ºC, and the maximum enzyme reaction rate (Vmax) of Lakase is 7.5851 μmol/mlminute and the Michaelis-Menten constant value (Km) is 0.3816 μmol/mL. Therefore, it can be concluded that the mushrooms that grew in this study were not thermophilic fungi.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Putri Miftahul Jannah
"Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri besar di Indonesia. Pada pembuatan pulp dan kertas, diperlukan suatu proses delignifikasi yang bertujuan untuk memisahkan struktur lignin yang masih tersisa dalam pulp. Umumnya, pada proses delignifikasi digunakan bahan kimia seperti klorin dioksida, yang pada akhirnya akan menghasilkan limbah kimia yang lebih berbahaya. Dalam rangka mengurangi limbah kimia, maka digunakan proses biodelignifikasi menggunakan mikroorganisme, yaitu jamur. Jamur pelapuk putih diketahui dapat memproduksi berbagai enzim. Penelitian ini memfokuskan pada enzim lignin peroksidase (LiP), yaitu salah satu enzim ligninolitik yang dihasilkan oleh jamur pelapuk putih dan dapat mendegradasi lignin dengan tujuan untuk melakukan optimasi media yang menghasilkan aktivitas enzim terbaik serta mengkarakterisasi LiP dari isolat jamur hasil penelitian sebelumnya. Optimasi dilakukan pada empat media, yaitu PDB (media 1); PDB+Serbuk bambu (media 2); PDB+Serbuk bambu+serbuk daun nanas (media 3), dan glukosa+serbuk bambu (media 4). Hasil penelitian menunjukan bahwa media yang paling baik adalah media 3 dengan nilai aktivitas enzim 6,605 μmol.mL−1. Kemudian LiP yang didapat dikarakterisasi dengan melakukan pengujian terhadap suhu, pH, dan profil kinetika enzim. Suhu optimum untuk LiP adalah pada suhu 30ºC dengan aktivitas 9,874 μmol.mL−1. Sedangkan untuk pH optimum diperoleh pada pH 5,0 dengan nilai aktivitas tertinggi sebesar 6,787 μmol.mL−1. Kemudian untuk kinetika enzim LiP pada rentang konsentrasi substrat veratril alkohol paling baik adalah 0,4 mM pada media 3 dengan nilai Vmaks sebesar 34,2465 μmol.mL−1.menit−1 serta Km sebesar 1,0958 μmol.mL−1. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jamur yang diteliti berpotensi mendegradasi lignin karena memiliki aktivitas enzim yang cukup baik.

The pulp and paper industry is one of the major industries in Indonesia. In the manufacture of pulp and paper, a delignification process is needed which aims to separate the remaining lignin structure in the pulp. In general, chemicals such as chlorine dioxide are used in the delignification process, which in turn will produce more hazardous chemical waste. In order to reduce chemical waste, a biodelignification process is used using microorganisms, namely fungi. White rot fungi are known to produce various enzymes. This research focuses on the enzyme lignin peroxidase (LiP), which is a ligninolytic enzyme produced by white rot fungi that can degrade lignin. This study aims to optimize the media that produces the best enzyme activity and to characterize LiP from fungal isolates from previous studies. Optimization was carried out on four media, namely PDB (media 1); PDB+bamboo powder (media 2); PDB + bamboo powder + pineapple leaf powder (media 3), and glucose + bamboo powder (media 4). The results showed that the best medium was media 3 with an enzyme activity value of 6.605 μmol.mL−1. Then the LiP obtained was characterized by testing the temperature, pH, and enzyme kinetics profile. The optimum temperature for LiP is 30ºC with an activity of 9.874 μmol.mL−1. Meanwhile, the optimum pH was obtained at pH 5.0 with the highest activity value of 6.787 μmol.mL−1. Then for LiP enzyme kinetics in the range of substrate concentrations veratril alcohol the best was 0.4 mM in medium 3 with a Vmax value of 34.2465 μmol.mL−1.minute−1 and Km of 1.0958 μmol.mL−1. Based on these results, it can be concluded that the fungi studied have the potential to degrade lignin because they posses good enzyme activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fristasia Putri
"Bakteri dan fungi terkonsentrasi di dalam udara pada wilayah pasar tradisional perlu diperhatikan, karena menjadi sumber pencemar udara, sehingga berpotensi mengganggu kesehatan manusia apabila dalam jumlah yang sangat banyak. Pengetahuan terhadap konsentrasi bakteri dan fungi yang terkonsentrasi pada suatu volume ruangan perlu diketahui untuk mengetahui segala macam faktor pendukung perkembangbiakan mikroba dan faktor persebaran mikroba di udara. Menganalisa hubungan antar faktor dengan tingkat konsentrasi mikroba di udara untuk kemudian membandingkan konsentrasi mikrobiologi udara di pasar tradisional dengan standard mikrobiologi udara yang diizinkan oleh pemerintah dan ambien bioaerosol lain. Pengukuran konsentrasi mikrobiologi udara atau bioaerosol dapat dilakukan dengan menggunakan EMS Bioaerosol Sampler.
Hasilnya, diperoleh konsentrasi rata-rata bakteri dan fungi pada pasar Agung masing-masing adalah 12.746,87 CFU/m3 dan 3.860,35 CFU/m3 per hari. Sementara pasar Kemiri menghasilkan konsentrasi bakteri dan fungi masing-masing adalah 18.963,41 CFU/m3 dan 6.987,53 CFU/m3 per hari. Tingkat konsentrasi bioaerosol yang dihasilkan oleh kegiatan pasar tersebut berasal dari bahan-bahan dagangan hasil pertanian dan peternakan. Pertumbuhan bakteri sangat dipengaruhi oleh tingkat suhu udara, sementara fungi dipengaruhi oleh tingkat kelembaban udara. Dalam pergerakan udara terjadi kecepatan pergerakan angin yang dapat mempengaruhi sirkulasi pertukaran udara untuk membawa partikel atau zat yang terbawa di dalam udara berpindah tempat dan menyebar.

Bacteria and fungi are concentrated in the area of air traditional market need to be considered, that could be potentially as air pollutants, interfere human health if in a lot of concentration. The concentration of bacteria and fungi which are concentrated in the market needed to know to analyze the supporting factors of microbes growth and bio-aerosol dispersion factor. Analyzing the relationship between the supporting factor with bio-aerosol or air microbiology concentration, and then comparing the concentration of bio-aerosol in traditional markets with standard microbiological air allowed by the government and other bio-aerosol ambient. Bio-aerosol concentration measurements performed using EMS bio-aerosol sampler.
Retrieved average concentrations of bacteria and fungi on the Pasar Agung, each are 12746.87 CFU/m3 and 3860.35 CFU/m3 per day exceeded 700 CFU/m3 which is set in Kep-Men Health RI No. 1216/Menkes/SK/XI/2001. Meanwhile, in Pasar Kemir produce concentrations of bacteria and fungi, respectively 18963.41 CFU/m3 (more than 1,600 CFU/m3) and 6987.53 CFU/m3 (less than 7,200 CFU/m3) per day, limit bioaerosol in the air discovered by swan et. al. (2003). Bio-aerosol concentration levels due to market activity originating from the trade of agricultural products and livestock. Bacterial growth affected the level of temperature and humidity levels are influenced fungi. In the case of air movement velocity winds that affect the circulation of air exchange to bring particles or substances carried in the air to move and spread."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62154
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alma Dafina Eclessia
"Selulosa adalah polimer organik berlimpah, sumber pembentukan bioproduct di berbagai industri, yang dapat diperoleh melalui proses delignifikasi biomassa lignoselulosa menggunakan metode fisik, kimia, fisikokimia dan biologis. Biodelignifikasi adalah metode delignifikasi alternatif ramah lingkungan yang menggunakan enzim ligninolitik dalam prosesnya. Mangan peroksidase (MnP) adalah enzim ligninolitik yang dalam aplikasi biodelignifikasi belum banyak dipelajari dan didalami. Review ini bertujuan untuk mengetahui kondisi produksi yaitu: metode kultivasi, sumber dan rasio karbon dan nitrogen, suhu, pH dan induser ion logam dan metode purifikasi enzim terbaik untuk memperoleh MnP dengan aktivitas tinggi dan murni. Kajian berfokus pada penelitian selama 15 tahun terakhir namun diutamakan penelitian yang diterbitkan dalam 5 tahun terakhir. Gagasan yang diperoleh dari hasil analisis pustaka adalah kondisi optimal yang dapat diterapkan untuk produksi MnP yaitu: metode kultivasi menggunakan SSF dengan substrat biomassa lignoselulosa, sumber dan rasio C:N menggunakan glukosa dan ekstrak ragi-pepton rasio 20:1, suhu 30-40°C, pH 4.5 – 5.0, dan Mn2+ konsentrasi 500 µM – 20 mM sebagai induser. Metode purifikasi yang terbaik untuk memperoleh MnP yang murni adalah menggunakan kombinasi presipitasi-dialisis, kromatografi penukar ion dan kromatografi filtrasi gel.

Cellulose is an abundant organic polymer, source of bio-product formation in various industries, which can be obtained by delignification of lignocellulosic biomass using physical, chemical, physicochemical and biological methods. Biodelignification is an environmentally friendly alternative in delignification that uses ligninolytic enzymes in its process. Manganese peroxidase (MnP) is a ligninolytic enzyme that in biodelignification application has yet been widely studied. This review aims to determine the optimal production conditions including the cultivation method, carbon and nitrogen sources and ratio, temperature, pH, and metal ion inducer, also the purification methods to obtain high activity and pure enzyme. The study focused on researches over the past 15 years but prioritized those in the last 5 years. The ideas drawn from the result of literature analysis is that the optimal conditions that can be applied in the production of MnP, are as follows: cultivation method using SSF with lignocellulosic biomass substrate, source and ratio of C: N of glucose and yeast extract-peptone with 20:1 ratio, temperature of 30-40 °C, pH 4.5 - 5.0, and 500 µM – 20 mM Mn2+ as the inducer. The best purification method to purify MnP is to use a combination of precipitation-dialysis, ion exchange chromatography and gel filtration chromatography."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Kusuma Wardani
"Sungai Sentiong adalah salah satu sungai di Indonesia yang telah tercemar oleh berbagai jenis senyawa organik bandel yang terakumulasi dari rumah tangga dan industri skala kecil limbah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan lima isolat jamur busuk putih dari Koleksi Budaya Indonesia (Pleurotus ostreatus InaCC F109, Agaricus campestris InaCC F126, Trametes versicolor InaCC F200, IN002 dan Pycnoporus sanguineus IN004) dalam degradasi senyawa organik bandel di Sentiong air limbah sungai. Penapisan isolat jamur dilakukan untuk mendapatkan yang terbaik isolat jamur ligninolitik pada media lignin minimal (MM-L), ftalat minimal medium (MM-F) dan media Potato Dextrose Agar dilengkapi dengan guaiacol. Metode uji kompatibilitas dilakukan secara in vitro pada PDA. Tes mikorediasi adalah dilakukan dengan dua perawatan; isolat ligninolitik terbaik dan konsorsium lima isolat jamur. Kemampuan jamur dalam mikoremediasi air limbah didasarkan pada parameter; total karbon (TC), aktivitas enzim ligninolitik (lignin peroksidase, manganese peroxidase dan laccase), dan melimpahnya senyawa bandel analisis Kromatografi Gas Mass Spectrometry (GCMS). Hasil penyaringan menunjukkan bahwa Pycnoporus sanguineus IN004 memiliki kemampuan ligninolitik terbaik dibandingkan dengan empat isolat lainnya. Interaksi antarspesies yang kompatibel sebagian, penghambatan (dengan dan tanpa jarak) dan invasi (tahap awal) diketahui berdasarkan uji kompatibilitas. Konsorsium jamur memiliki kemampuan untuk degradasi senyawa organik bandel melalui proses metabolisme yang lebih baik daripada Pycnoporus sanguineus IN004 monokultur. Penurunan kelimpahan senyawa organik bandel di sampel sesuai dengan penurunan konsentrasi TC dan peningkatan aktivitas enzim ligninolitik.

Sentiong River is one of the rivers in Indonesia that has been polluted by various types of recalcitrant organic compounds that have accumulated from households and small scale industries waste. The purpose of this study was to determine the ability of five white rot fungus isolates from the Indonesian Cultural Collection (Pleurotus ostreatus InaCC F109, Agaricus campestris InaCC F126, Trametes versicolor InaCC F200, IN002 and Pycnoporus sanguineus IN004) in the degradation of recalcitrant organic compounds in Sentiong river wastewater. Screening of fungal isolates was carried out to get the best ligninolytic isolates on minimal lignin media (MM-L), minimal phthalates medium (MM-F) and Potato Dextrose agar to be equipped with guaiacol. The compatibility test method is done in vitro on a PDA. Mycorediation test is carried out with two treatments; the best ligninolytic isolates and a consortium of five fungal isolates. The ability of mushrooms in mycoremediation of wastewater is based on parameters; total carbon (TC), ligninolytic enzyme activity (lignin peroxidase, manganese peroxidase and laccase), and an abundance of recalcitrant compounds of Gas Mass Spectrometry (GCMS) chromatography analysis. The screening results showed that Pycnoporus sanguineus IN004 had the best ligninolytic ability compared to four other isolates. Partially compatible interactions between species, inhibition (with and without distance) and invasion (early stages) are known based on compatibility tests. The mushroom consortium has the ability to degrade recalcitrant organic compounds through a better metabolic process than Pycnoporus sanguineus IN004 monoculture. The decrease in the abundance of recalcitrant organic compounds in the sample corresponds to a decrease in TC concentration and an increase in ligninolytic enzyme activity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dannisya Alzura
"Produksi industri pakaian di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 15,29 persen. Hal ini dapat meningkatkan risiko kerusakan lingkungan akibat limbah pewarna tekstil. Pewarna tekstil bersenyawa Azo yang digunakan industri-industri tekstil adalah limbah yang sulit terurai dan pada kadar tertentu bersifat karsinogenik (Chung K. T., 2016). Diperlukan suatu cara untuk mengolah limbah perwarna tekstil. Salah satu caranya adalah memanfaatkan mikroorganisme yang menghasilkan enzim ligninolitik. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan fraksi enzim mangan peroksidase dari kultur jamur termofilik dengan purifikasi menggunakan ammonium sulfat dan kromatografi penukar anion untuk proses dekolorisasi limbah pewarna tekstil. Isolat jamur dari penelitian sebelumnya diremajakan kembali di media Potato Dextrose Agar + filtrat daun nanas. Kultivasi kultur dilakukan di campuran media Potato Dextrose Broth, serbuk daun nanas, dan trace element. Fraksi enzim MnP didapatkan dari fraksinasi dengan ammonium sulfat pada saturasi 65% dan didialisis dengan alat MW cut-off 8000-14000 Da dan enzim MnP murni dari purifikasi dengan kromatografi penukar anion menggunakan DEAE Cellulose. Hasil menunjukkan bahwa, uji aktivitas enzim dan aktivitas speksifik Enzim MnP dari purifikasi dengan ammonium sulfat sebesar 1,008 U/mL dan 48,956 U/mg ; purifikasi dengan DEAE Cellulose sebesar 1,061 U/mL dan 51,497 U/mg. Dekolorisasi limbah pewarna tekstil dilakukan di suhu 50°C, selama 144 jam, pH 5,5, dan konsentrasi enzim-substrat sebesar 1:1.

The production of the clothing industry in Indonesia experienced significant growth of 15.29 percent (Ministry of Industry, 2019). This can increase the risk of environmental damage due to textile dye waste. Azo compound textile dyes used by textile industries are waste that is difficult to decompose and to some extent carcinogenic (Chung K. T., 2016). A method is needed to process textile dye waste. One way is to utilize microorganisms that produce ligninolytic enzymes. The purpose of this study is  to obtain the fraction of Manganese peroxidase Enzyme from thermophilic mushroom culture by purification using ammonium sulphate and anion exchange chromatography for the decolorization process of textile dye waste. Fungal isolates from previous studies (Anas, 2022) were rejuvenated in Potato Dextrose Agar + pineapple leaf filtrate media. Culture cultivation was carried out in a mixture of Potato Dextrose Broth media, pineapple leaf powder, and trace elements.The MnP enzyme  fraction was obtained from fractionation with ammonium sulfate at 65% saturation and dialysis with MW cut-off 8000-14000 Da and pure MnP enzyme from purification by anion exchange chromatography using DEAE Cellulose. The results showed that the test of enzyme activity and spective activity of MnP Enzyme from purification with ammonium sulfate  of 1.008 U/mL and 48.956 U/mg; purification  DEAE Cellulose of 1.061 U/mL and 51.497 U/mg. Decolorization of textile dye waste was carried out at 50°C, for 144 hours, pH 5.5, and enzyme-substrate concentration of 1:1."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armalinda Pertiwi
"Penelitian penapisan beberapa Lactobacillus plantarum dan optimasi produksi protease serupa tripsin (PST) dilanjutkan dengan pemekatan dan karakterisasi parsial telah dilakukan. Tripsin memiliki peran penting dalam pencernaan protein di usus kecil namun produksi tripsin komersial saat ini masih terbatas oleh masalah sertifikasi halal dan risiko penularan penyakit yang bersumber dari babi atau sapi. Penelitian bertujuan menyeleksi koleksi isolat L. plantarum yang menghasilkan aktivitas PST tertinggi dan menentukan kondisi optimum dalam produksi PST dari L. plantarum terpilih menggunakan Response Surface Methodology (RSM) diikuti dengan pemurnian dan karakterisasi parsialnya. Tujuh isolat L. plantarum yang diperoleh dari makanan tradisional Indonesia diseleksi secara kualitatif dan kuantitatif. Semua isolat L. plantarum menunjukkan aktivitas proteolitik, terlihat adanya zona bening di sekitar koloni. Zona bening menunjukkan adanya potensi L. plantarum sebagai sumber PST secara kualitatif. Hasil pengujian kuantitatif menunjukkan bahwa isolat dengan kode B6 (L. plantarum WBM-4) menghasilkan PST dengan aktivitas tripsin tertinggi sebesar 0,16 mU/mL. Lactobacillus plantarum WBM-4 diisolasi dari buah Menteng Banjarmasin paling berpotensi untuk menghasilkan PST. Selanjutnya, L. plantarum WBM-4 dioptimalisasi produksi menggunakan Respon Surface Methodology (RSM) dan karakterisasi PST. Kondisi optimal ditentukan pada komposisi medium dengan 1,96% glukosa, 0,39% yeast extract, 1,97% skim milk, dan pH 6,62, menghasilkan aktivitas PST sebesar 0,303 mU/mL. Pemekatan enzim kasar di bawah kondisi optimum menggunakan viva spin 5000 MWCO meningkatkan kemurnian hingga 11,08 kali lipat, dengan aktivitas sebesar 2,47 mU/mL. Karakterisasi parsial menunjukkan berat molekul PST sekitar ~19 kDa dan ~29 kDa, stabilitas dalam rentang suhu 30 - 40°C, dan aktivitas optimal pada pH 7,0 - 8,0. Penambahan ion logam EDTA, Ca2+, dan Zn2+ memengaruhi aktivitas PST. Penyimpanan PST selama 30 hari pada suhu 4°C aktivitas tersisa PST masih 65% sedang pada suhu 24-28°C aktivitas hanya tersisa 15%. Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang potensi PST yang berasal dari L. plantarum untuk aplikasi suplemen pencernaan dan memberikan alternatif sumber tripsin yang halal dan aman.

Research on screening of several Lactobacillus plantarum and optimization of trypsin-like protease production (TLP) followed by concentration and partial characterization has been carried out. Trypsin has an important role in protein digestion in the small intestine, but commercial trypsin production is currently limited by halal certification issues and the risk of transmission of diseases sourced from pigs or cattle. The study aimed to select a collection of Lactobacillus plantarum isolates that produced the highest TLP activity and determine the optimum conditions in TLP production from selected L. plantarum using Response Surface Methodology (RSM) followed by purification and partial characterization. Seven isolates of L. plantarum obtained from traditional Indonesian food were selected qualitatively and quantitatively. All L. plantarum isolates exhibited proteolytic activity, with clear zones around the colony. The clear zone shows the potential of L. plantarum as a qualitative source of TLP. The results of quantitative testing showed that isolates with code B6 (L. plantarum WBM-4) produced TLP with the highest trypsin activity value 0.16 mU/mL. L. plantarum WBM-4 isolated from Banjarmasin Menteng fruit has the most potential to produce TLP. Furthermore, L. plantarum WBM-4 optimized production using Response Surface Methodology (RSM) and TLP characterization. Optimal conditions were determined in the composition of the medium with 1.96% glucose, 0.39% yeast extract, 1.97% skim milk, and pH 6.62, resulting in TLP activity of 0.303 mU/mL. Crude enzyme concentration under optimum conditions using viva spin 5000 MWCO increases purity up to 11.08-fold, with an activity of 2.47 mU/mL. Partial characterization shows TLP molecular weights of approximately ~29 kDa and ~19 kDa, stability in the temperature range of 30 - 40 °C, and optimal activity at pH 7.0 - 8.0. The addition of EDTA, Ca2+, and Zn2+ metal ions affect TLP activity. TLP storage for 30 days at 4°C the remaining activity of PST is still 65% while at 24-28°C the activity is only 15%. The results of this study provide an overview of the potential of PST derived from L. plantarum for digestive supplement applications and provide an alternative source of trypsin that is halal and safe."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boya Nugraha
"Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) adalah suatu limbah padat
dari industh pengolahan minyak sawit. Komponen utama TKKS adalah
selulosa yang berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku pulp.
Pemanfaatan selulosa dari limbah TKKS terhalangi lignin yang berikatan
kuat dengan selulosa. Penggunaan bahan kimia untuk delignifikasi cukup
mahal dan menghasilkan limbah yang cukup beracun. Biodelignifikasi
merupakan upaya penerapan bioteknologi untuk mengurangi penggunaan
bahan-bahan kimia dalam pemanfaatan bahan mengandung lignoselulosa
dan untuk menangani masalah penumpukan limbah TKKS. Biodelignifikasi mempakan bagian dari proses biopulping dengan
menggunakan bantuan mikroorganisme, seperti fungi pelapuk putih (FPP)
yang mampu mendegradasi lignin.
Penelitlan Ini bertujuan memilih isolat FPP yang berasal dari limbah
organik perkebunan kelapa sawit yang memiliki potensl menghasilkan
enzim ligninolitik, menyuji kemampuan isolat FPP terpilih dalam
delignifikasi TKKS, serta menetapkan aktivitas enzim ligninolitiknya dalam
fermentasi substrat padat menggunakan TKKS.
Penelitlan yang dilakukan terdiri dari tiga tahap percobaan, yaitu
pertama, skrining isolat FPP penghasil enzim ligninolitik pada media yang
mengandung remazol brilliant blue R (PDA-RBBR) dan guaiakol (PDA-GU)
yang diinokulasi pada beberapa nilai pFI (2,5; 4,5; 6,5 dan 8,5) dan suhu
(26, 35, 40 °C). Kedua, penetapan aktivitas enzim ligninolitik pada
substrat padat TKKS, dan ketiga uji delignifikasi TKKS oleh isolat terpilih.
Hasil penelitlan menunjukkan bahwa isolat FPP A1, Volvaria
volvacea, dan Coprinus sp. mampu menghasilkan enzim-enzim
pendegradasi lignin, dengan aktivitas enzim tertinggi dimiliki oleh isolat V.
volvacea dan A1. Di antara Ganoderma lucidum, Pholiota sp. 2447, dan
Agraylie sp. 2446, isolat FPP yang dapat mendelignifikasi TKKS paling
balk, adalah G. lucidum. Aktivitas enzim lakase dan mangan peroksidase
tertinggi di antara isolat A1, y. volvacea, Coprinus sp., G. lucidum,
Pholiota sp. 2447, dan Agraylie sp. 2446, dimiliki oleh V. volvacea"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>