Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217067 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raden Danti Permatasari
"Gangguan tidur insomnia pada lansia adalah keadaan individu yang mengalami suatu perubahan dalam kuantitas dan kualitas pola istirahat yang mengakibatkan ketidaknyamanan. Lansia beresiko mengalami insomnia disebabkan karena berbagai faktor misalnya, perubahan pola sosial, kematian pasangan hidup, peningkatan penggunaan obat-obatan, penyakit yang dialami, gangguan mood, perubahan irama sirkadian, dan ansietas. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada lansia dengan insomnia melalui penerapan senam ergonomik dan intervensi tambahan relaksasi benson di long term care pada Opa A (85 tahun) dalam waktu 2 minggu. Hasil didapatkan peningkatan 30 menit pada durasi tidur, terbangun pada waktu yang tepat 3x, kesulitan tidur menurun 15 menit, skor ISI berubah menjadi 14 (insomnia ringan), penurunan skor kualitas tidur PSQI 10 walau masih dalam rentang kualitas tidur buruk, dan pola tidur menurun menjadi cukup terganggu, perasaan segar setelah bangun tidak ada perubahan signifikan, hal tersebut ditetapkan bahwa masalah insomnia teratasi sebagian.

Insomnia sleep disorder in the elderly is a condition in which an individual experiences a change in the quantity and quality of rest patterns that results in discomfort. The elderly are at risk of experiencing insomnia due to various factors, for example, changes in social patterns, death of spouses, increased use of drugs, illness, mood disorders, changes in circadian rhythm, and anxiety. Based on this, this study aims to determine nursing care in elderly with insomnia through the application of ergonomic exercise and additional intervention for benson relaxation in long term care for Opa A (85 years old) within 2 weeks. The results showed a 30 minute increase in sleep duration, waking at the right time 3 times, sleep difficulties decreased by 15 minutes, the ISI score changed to 14 (mild insomnia), decreased sleep quality score PSQI 10 even though it was still in the poor sleep quality range, and sleep patterns decreased. being quite disturbed, feeling refreshed after waking up there is no significant change, it is determined that the problem of insomnia is partially resolved."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Asmara Wijayanti
"Penurunan fisiologi pada lansia dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Perubahan fisiologi ini dapat menurunkan system syaraf yang berdampak pada gangguan tidur dan perubahan kognitif lansia. Perubahan fisiologi juga membuat beberapa perubahan pada pola aktivitas lansia. Lansia cenderung mengalami penurunan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan aktivitas fisik berupa latihan fisik dapat menjadi salah satu intervensi yang diberikan unutk mengatasi gangguan tidur. Studi kasus ini bertujuan untuk menerapkan intervensi berbasis bukti pada lansia dengan insomnia menggunakan terapi Floor Seated Exercise Program. Intervensi ini dilakukan sebanyak tujuh kali dengan durasi 30-40 menit secara online pada lansia dengan diagnosis keperawatan insomnia. Hasil intervensi ini menunjukkan bahwa latihan fisik dapat meningkatkan kualitas tidur lansia, menurunkan tingkat depresi serta meningkatkan kognitif lansia. Peningkatan ini dapat dilihat dengan peruabahan pada skor Geriatric Depression Scale, Pisttsburgh Sleep Quality Index dan Mini Mental Status Exam. Perawat dapat mengoptimalkan latihan ini dengan memantau gerakan yang dilakukan agar mendapatkan hasil yang maksimal namun tetap melihat kondisi lansia.

 


Physiological decline in the elderly can affect the quality of life of the elderly. These physiological changes can lower the nervous system, which can lead to sleep disturbances and cognitive changes in the elderly. Physiological changes also make some changes to the activity patterns of the elderly. Elderly people tend to experience decreased activities in daily life. Increased physical activity in the form of physical exercise can be one of the interventions given to overcome sleep disorders. This case study aims to implement evidence-based intervention in elderly with insomnia using the Floor Seated Exercise Program. This intervention was carried out seven times with a duration of 30-40 minutes online in the elderly with a nursing diagnosis of insomnia. The results of this intervention indicate that physical exercise can improve the quality of sleep in the elderly, reduce levels of depression and improve cognitive development in the elderly. This increase can be seen with changes in the Geriatric Depression Scale score, the Pisttsburgh Sleep Quality Index and the Mini Mental Status Exam. Nurses can optimize this exercise by monitoring the movements performed in order to get maximum results while still seeing the condition of the elderly.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Efa Fathurohmi
"Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tahun 2022 rasio beban ketergantungan penduduk lansia di Indonesia mencapai 16,09 poin, Hal itu berarti 100 penduduk usia produktif di Indonesia harus menanggung 16 orang lansia. Nilai-nilai etika: berbakti pada orangtua dan perwujudan dalam bentuk perawatan dan perhatian terhadap lansia terkikis oleh tuntutan karir dan gaya hidup kaum yang lebih muda; akibat dari ketidakmampuan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut mendorong mereka untuk membawa lansia ke STW. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan asuhan keperawatan pada lansia dengan risiko kesepian menggunakan intervensi mendengar aktif. Hasil: Evaluasi dengan menggunakan kueioner UCLA pada ketiga klien menunjukkan penurunan skor. Penurunan skor terjadi pada ketiga klien, pada Nenek H setelah dilakukan intervensi terjadi penurunan skor sebanyak 29 poin (59 ke 30), pada Nenek Mr setelah intervensi terjadi penurunan skor 10 poin (38 ke 28) dan pada Kakek S terjadi penurunan skor 14 poin (48 ke 34).

The Central Statistics Agency (BPS) noted that in 2022 the dependency ratio for the elderly population in Indonesia will reach 16.09 points. This means that 100 people of productive age in Indonesia will have to support 16 elderly people. Ethical values: filial piety to parents and its manifestation in the form of care and attention to the elderly are eroded by the career demands and lifestyles of younger people; the result of the inability of family members to meet these needs encourages them to take the elderly to STW. The aim of this research is to explain nursing care for elderly people at risk of loneliness using active listening intervention. Results: Evaluation using the UCLA questionnaire on the three clients showed a decrease in scores. A decrease in scores occurred in all three clients, for Grandma H after the intervention there was a decrease in score of 29 points (59 to 30), for Grandma Mr after the intervention there was a decrease in score of 10 points (38 to 28) and for Grandpa S there was a decrease in score of 14 points ( 48 to 34)."
Depok: Fakultas Ilmu Keprawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Ayu Setiady
"Lansia akan mengalami penurunan fungsional tubuh, salah satunya pada sistem kardiovaskuler. Salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling umum pada lansia adalah hipertensi. Karya ilmiah ini menganalisis penerapan evidence-based practices berupa intervensi unggulan dalam menurunkan tekanan darah yakni intervensi foot massage dan relaksasi tarik napas dalam. Intervensi foot massage dan relaksasi tarik napas dalam menjadi salah satu intervensi non farmakologis. Karya ilmiah yang dibahas ini menerapkan intervensi foot massage dan relaksasi tarik napas dalam selama 9 hari dengan waktu 40 menit setiap sesinya. Dari hasil intervensi telah menunjukkan bahwa intervensi foot massage dan relaksasi tarik napas dalam sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah yang ditandai dengan adanya penurunan tekanan darah sistolik sebesar 12,3 mmHg dan penurunan tekanan darah diastolik sebesar 14,3 mmHg. Berdasarkan hal ini penerapan intervensi foot massage dan relaksasi tarik napas dalam menjadi pilihan dalam menurunkan tekanan darah pada lansia. Penurunan tekanan darah yang dilakukannya dengan intervensi foot massage dan relaksasi tarik napas dalam juga dapat semakin efektif dengan melakukan aktivitas fisik secara rutin dan mengontrol faktor risiko hipertensi. Diharapkan intervensi ini dapat memberikan manfaat kepada perawat di lahan praktik untuk menerapkan secara rutin dalam manajemem hipertensi pada lansia.

The elderly will decrease a functional of the body, one of which is the cardiovascular system. One of the most common cardiovascular diseases in the elderly is hypertension. This research analyzes the application of evidence-based practices which the form of superior interventions in reducing blood pressure, constitute foot massage and deep breath relaxation interventions. Foot massage and deep breath relaxation interventions are one of the non-pharmacological interventions. This research discussed applies foot massage and deep breath relaxation interventions for 9 days with 40 minutes each session. The results of the intervention have shown that the intervention of foot massage and deep breath relaxation are very effective to reduce blood pressure characterized by a decrease in systolic blood pressure by 12.3 mmHg and a decrease in diastolic blood pressure by 14.3 mmHg. Based on this, the application of foot massage and deep breath relaxation interventions are an option to reduce blood pressure in the elderly. The decrease in blood pressure with the intervention of foot massage and deep breath relaxation can also be more effective by doing regular physical activity and controlling risk factors for hypertension. It is hoped that this intervention can provide benefits to nurses in the practice area to apply routinely in managing hypertension in the elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Utami
"ABSTRAK
Hambatan mobilitas fisik merupakan masalah keperawatan yang sering dikeluhkan pada lansia dengan post stroke. Stroke berdampak pada kemampuan beraktivitas dan mobilisasi lansia. Peningkatan aktivitas berupa latihan aktivitas fisik menjadi salah satu intervensi yang dapat diberikan. Studi kasus ini bertujuan memaparkan hasil proses keperawatan dengan tindakan home based physical activity. Lansia berusia 70 tahun dengan riwayat post stroke sembilan tahun, tinggal di STW KB Ria Pembangunan. Lansia mengalami hemiparase dextra yang berdampak kesulitan beraktivitas dan membutuhkan pengasuh. Diagnosa utama yang diangkat adalah hambatan mobilitas fisik. Intervensi yang diberikan merupakan latihan aktivitas fisik yang telah diberikan dua kali dalam sepekan, dengan durasi 15-20 menit melalui daring. Hasil menunjukan latihan aktivitas fisik mampu meningkatkan keseimbangan dan daya tahan lansia. Perubahan dilihat berdasarkan skor BBT dan kriteria hasil pada rencana keperawatan. Dengan demikian, prosedur home based physical activity dapat diterapkan sebagai rutinitas lansia dengan post stroke disertai atau tidak kelemahan pada sebagian tubuh.

ABSTRACT
Impaired physical mobility is a nursing problem that is often complained by elderly with post stroke. Stroke affects the ability to move and to do physical activity in elderly. Increased activity by physical activity exercises becomes one of the interventions that can be administered. This case study aims to show the results of the nursing process with a home-based physical activity. A 70 years old elderly with a nine-year post-stroke history, staying at STW KB Ria Pembangunan, Cibubur. The history of dextra hemiparase has an impact on difficulty to do some activities so that requires a caregiver. The primary diagnosis is impaired physical mobility. The intervention physical activity exercise has been administered twice a week, with a duration of 15-20 minutes through online. Results showed physical activity exercises improve the balance and durability of the elderly. Changes are seen based on the BBT score and the outcome criteria on the nursing plans. Thus, the procedure of home based physical activity can be applied as an elderly routine with post stroke with or without weakness in the part of the body.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana yunus
"Gangguan integritas kulit merupakan masalah yang umum ditemukan pada lansia sebagai akibat dari penuaan yang menurunkan fungsi fisiologis. Xerosis atau kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang banyak dialami lansia. Faktor risiko yang berpengaruh terjadinya xerosis pada lansia, di antaranya faktor usia, tingkat ketergantungan, asupan cairan, dan faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan, dan paparan sinar matahari. Lansia dengan keluhan xerosis membutuhkan intervensi keperawatan perawatan kulit untuk meningkatkan status hidrasi kulit dan mencegah perburukan lebih lanjut. Perawatan kulit terdiri dari pembersihan kulit dan terapi emolien menggunakan agen topikal minyak kelapa murni dan aloe vera. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan intervensi keperawatan perawatan kulit dalam mengatasi masalah gangguan integritas kulit pada lansia dengan xerosis. Hasil analisis menunjukkan setelah dilakukan intervensi selama 12 hari terdapat penurunan skala Overall Dry Skin Score (ODSS) dari 3 (parah) menjadi 2 (sedang). Kesimpulannya, perawatan kulit dapat menjadi salah satu intervensi keperawatan dasar untuk gangguan integritas kulit xerosis pada lansia. Intervensi ini akan lebih optimal apabila diterapkan dengan konsisten setiap hari berturut-turut dengan didampingi asupan cairan yang adekuat, menghindari paparan sinar matahari, menggunakan tabir surya, dan modifikasi lingkungan.

A common issue in the elderly is impaired skin integrity because aging decreases physiological function. A common skin issue among the elderly is xerosis, or dry skin. Age, dependence level, fluid intake, and environmental elements including temperature, humidity, and sun exposure are risk factors that affect the development of xerosis in the elderly. To increase skin moisture and stop future deterioration, nursing intervention skin care are necessary for elderly adults who complain of xerosis. Skin washing and emollient therapy utilizing topical substances like virgin coconut oil and aloe vera make up skin care. This case study intends to demonstrate how skin care can be used to address the issue of weakened skin integrity in the elderly. This case study intends to demonstrate how skin care can be used to treat elderly xerosis patients who have decreased skin integrity. According to the analysis's findings, the Overall Dry Skin Score (ODSS) scale decreased from 3 (severe) to 2 (moderate) after 12 days of nursing intervention. In conclusion, one of the fundamental nursing care for xerotic skin integrity issues in the elderly can be skin care. This intervention will be more effective if used consistently every day in a row along with proper fluid intake, minimizing sun exposure, utilizing sunscreen, and environmental adjustment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widiya Puji Lestari
"ABSTRAK
Lansia merupakan kelompok usia yang berisiko tinggi mengalami penurunan fungsi kardiovaskular. Salah satu masalah kardiovaskular yang sering dialami lansia yaitu hipertensi. Kasus hipertensi sering dijumpai pada setting long-term care seperti di STW. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis penerapan evidence-based practices berupa intervensi unggulan dalam mengatasi risiko kerusakan fungsi kardiovaskular pada lansia di Sasana Tresna Werdha (STW) Ria Pembangunan Cibubur. Intervensi tersebut merupakan kombinasi antara terapi relaksasi napas dalam dan terapi musik yang dilakukan 10-15 menit selama dua minggu. Hasil intervensi menunjukkan bahwa terjadi penurunan pada tekanan darah sistolik sebesar 8,2 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa terapi relaksasi napas dalam dan terapi musik dengan musik instrumental merupakan intervensi yang efektif, mudah, murah, dan tanpa efek samping yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada lansia dengan risiko kerusakan fungsi kardiovaskular. Rekomendasi penulis perlu diadakan terapi relaksasi secara rutin dengan menyediakan kaset musik instrumental yang telah digabungkan dengan suara instruksi napas dalam dan alat pemutar musik agar berjalan dengan optimal.

ABSTRACT
Older person is an age group who are at high risk for impaired cardiovascular function. One of the cardiovascular problems that is often experienced by the older persons is hypertension. This case of hypertension are often found in long-term care settings such as those in STW. This writing aims to analyze the application of evidence-based practices in the form of leading interventions in overcoming the Risk for Impaired Cardiovascular Function in the older persons at Sasana Tresna Werdha (STW) Ria Cibubur. The intervention is a combination of deep breathing relaxation therapy and music therapy that is carried out 10-15 minutes for two weeks. The results of the intervention showed that there was a decrease in systolic blood pressure of 8.2 mmHg. This shows that deep breathing relaxation therapy and music therapy with instrumental music are effective, easy, inexpensive, and without side effects that can be used to reduce blood pressure in the older person with the risk for impaired cardiovascular function. The authors recommendation that regular relaxation therapy be provided by providing instrumental music tapes that have been combined with deep breathing instruction sounds and a music player to run optimally.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aep Saepulmulya Sukmana
"Dalam tatanan kebutuhan Maslow, tidur termasuk ke dalam kebutuhan fisiologis, jika kebutuhan fisiologis tidak bisa terpenuhi dengan baik, maka kebutuhan yang lainnya akan terganggu. Penurunan kualitas tidur menjadi salah satu keluhan yang sering dialami lansia. Insomnia merupakan salahsatu masalah tidur yang paling sering ditemukan pada lanjut usia. Faktor risiko terjadinya insomnia diantaranya faktor perubahan fisiologi lansia, faktor psikologis, dan faktor lingkungan. Insomnia yang tidak ditanyani dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup lansia. Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis penerapan evidence-based practices berupa intervensi unggulan dalam mengatasi insomnia pada lansia di Sasana Tresna Werdha RIA Pembangunan Cibubur. Intervensi yang dimaksud yaitu chair based exercise, yang dilakukan sembilan kali pertemuan dalam dua minggu, di mana satu kali pertemuan berdurasi 45 menit. Hasil dari evaluasi menunjukkan adanya penurunan skor Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Berdasarkan hasil tersebut, chair based exercise dapat menjadi pilihan dalam mengatasi insomnia pada lansia. Limitasi dalam penelitian ini yaitu waktu, seharusnya intervensi ini diberikan dalam sepuluh minggu, tetapi penulis hanya melakukan dalam dua minggu. Penulis merekomendasikan adanya peningkatan uasaha dalam memotivasi lansia untuk ikut serta dalam kegiatan latihan fisik yang serupa yang sudah diprogramkan setiap harinya.

Sleep is an essential physiological need from Maslow's Hierarchy of Needs Theory. If these needs are not satisfied the human body cannot function optimally. Decreased sleep quality is one of the complaints that elderly people often experience. Risk factors for insomnia include psychological change among older adults, psychosocial, and environtmental. Untreated insomnia can interfere with the quality of life of the elderly. The purpose of this article is to explore the application of evidence-based practices in the form of superior interventions to overcome insomnia in the elderly at Sasana Tresna Werdha RIA Pembangunan Cibubur. The intervention is a chair based exercise which is carried out for 45 minutes, with a frequency of 9x/2 weeks. The results of this scientific paper show that the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) score decreased. Based on these results, chair based exercise can be an option in overcoming insomnia in the elderly. The limitation of this study is time, this intervention should have been given in ten weeks, but the author only did it in two weeks. The author recommends increasing efforts to motivate elderly people to participate in physical exercise activities that have been programmed everyday."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khairrunnisa
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang banyak dijumpai pada lansia. Penurunan kondisi secara fisiologis pada sistem kardiovaskular akibat menua, menyebabkan risiko terjadinya hipertensi pada lansia semakin tinggi. Gaya hidup yang berisiko dapat memunculkan masalah hipertensi pada lansia. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan perilaku kesehatan cenderung berisiko pada lansia yang menderita hipertensi melalui penerapan terapi relaksasi Benson. Terapi relakasasi Benson dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dengan durasi 10 menit tiap sesinya. Hasil menujukkan adanya penurunan tekanan darah sebesar 3-6 mmHg pada tekanan sistolik dan 2-3 mmHg pada tekanan diastolik setelah dilakukannya intervensi relaksasi Benson. Intervensi Relaksasi Benson dapat menjadi alternatif dalam mengontrol hipertensi. Intervensi ini dapat diterapkan dalam intervensi keperawatan karena mudah untuk dilakukan, tidak memerlukan biaya, dan tidak ada efek samping yang ditimbulkan. Disarankan ketika akan melakukan intervensi relaksasi Benson diperlukan kondisi lingkungan yang kondusif berupa lingkungan yang tenang, tidak ada distraksi, dan suhu lingkungan yang nyaman agar relaksasi berjalan secara maksimal.

Hypertension is a non-communicable disease that is often found in the elderly. The physiological decline in the cardiovascular system due to aging causes the risk of hypertension in the elderly to be higher. A risky lifestyle can lead to hypertension problems in the elderly. This scientific work aims to describe nursing care with risk-prone health behavior problems in the elderly who suffer from hypertension through the application of Benson relaxation therapy. Benson's relaxation therapy was carried out in 4 meetings with a duration of 10 minutes per session. The results showed a decrease in blood pressure of 3-6 mmHg in systolic pressure and 2-3 mmHg in diastolic pressure after Benson's relaxation intervention. Benson Relaxation Intervention can be an alternative in controlling hypertension. This intervention can be applied in nursing interventions because it is easy to do, does not require costs, and has no side effects. It is recommended that when carrying out a Benson relaxation intervention, a conducive environmental condition is needed in the form of a calm environment, no disturbance, and a comfortable environmental temperature so that relaxation can run optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aini Rahmi
"Salah satu masalah kesehatan lansia yang disebabkan oleh perubahan fisiologis yaitu penurunan fungsi kognitif yang merupakan bagian dari demensia. Demensia merupakan hilangnya kognitif secara progresif ditandai dengan penurunan kemampuan mengingat, memahami, menilai, membuat keputusan, dan perubahan perilaku. Masalah keperawatan yang menggambarkan penurunan kognitif yaitu kerusakan memori. Tujuan dari penulisan yaitu menjelaskan asuhan keperawatan kerusakan memori pada lansia di Sasana Tresna Werdha Ria Pembangunan Cibubur dengan instrumen evaluasi berupa Mini Mental State Examination, dan Clinical Dementia Rating. Kerusakan memori merupakan ketidakmampuan mengingat beberapa informasi atau keterampilan perilaku yang ditandai dengan disorientasi waktu dan tempat, ketidakmampuan mempelajari dan mengingat informasi lama dan baru, serta mudah lupa. Salah satu intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah kerusakan memori pada lansia yaitu Cognitive stimulation therapy. CST dilakukan selama dua minggu dengan frekuensi tujuh kali pertemuan dengan 14 sesi. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa klien mengalami peningkatan skor MMSE dari 18 menjadi 23 dan CDR terjadi peningkatan skor pada komponen memori dari 1 menjadi 0,5, orientasi dari gangguan sedang (2) ke ringan (1), serta pengambilan keputusan berubah dari gangguan berat (3) ke gangguan sedang (2).

One of the most common health problems in older adult caused by physiological changes is the decline in cognitive function which is part of dementia. Dementia is a progressive cognitive los characterized by the decrease of ability to remember, understand, judge, make decisions, and change behavior. Nursing problems that explains cognitive decline is impaired memory. The purpose of this case study is to describe the result of nursing care for older adult at Sasana Tresna Werdha Ria Pembangunan Cibubur, using instruments such of Mini Mental State Examination, and Clinical Dementia Rating to evaluate cognitive status. Impaired memory is inability to remember or recall bits of information or behavioral skills characterized by disorientation of time and place, inability to learn and remember old and new information, and forgetfulness. One of the nursing interventions to solve impaired memory is with cognitive stimulation therapy stimulation. CST has been done for two weeks with frequency seven times and 14 sessions. The result obtained indicate that the client experiencing an increase in MMSE score from 18 to 23 and CDR increased score on the memory component from 1 to 0.5, the orientation of moderate (2) to mild (1), and decision making changed from severe( 3) to moderate (2)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>