Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 208668 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yasmin Fitriana Imanuddin
"Penggunaan internet di Indonesia memiliki tren yang terus meningkat setiap tahun. Informasi yang ada di dalam internet dianggap dapat mempengaruhi cara berpikir dan perilaku penggunanya. Hal ini terlihat, antara lain, pada jumlah anak yang diinginkan oleh wanita pengguna internet. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pola dan perbedaan jumlah anak ideal menurut wanita di Indonesia menurut penggunaan internet dan pengaruh penggunaan internet terhadap jumlah anak ideal menurut wanita di Indonesia setelah dikontrol terhadap pengaruh faktor sosial-ekonomi tertentu. Penelitian ini menggunakan data berdasar hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. Metode yang digunakan untuk menganalisis data tersebut adalah metode analisis regresi logistik multinomial. Analisis dilakukan terhadap wanita usia subur secara keseluruhan dan wanita yang menikah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita usia subur (baik secara keseluruhan dan yang menikah) yang menggunakan internet menginginkan jumlah anak yang lebih sedikit dibanding mereka yang tidak menggunakan internet. Hasil studi ini dapat dijadikan acuan oleh pemangku kepentingan terkait dalam menyusun kebijakan-kebijakan yang tepat dan sesuai untuk mendukung penanganan tingkat angka kelahiran di masa depan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya Internet di Indonesia.

Internet usage in Indonesia is growing rapidly each year. Information on the internet is considered to affect the way of thinking and the behaviour of its users. This can be seen, among other things, on the women internet users desired or ideal number of children. This research aims to study the patterns and differentials of the ideal number of children among women in Indonesia according to internet usage and the effect of the use of internet on womens ideal number of children in Indonesia after controlling for the effects of socio-economic factors. This study used data from the results of 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (DHS). The method used to analyze the data is multinomial logistic regression. The analysis is conducted on all childbearing-aged women (15-49 years old) and married childbearing-aged women. The results of the study show that childbearing-aged women who used the internet wanted less children compared to those who did not use the internet. The results of this study can be used as a reference by the related stakeholders to formulate policies that support fertility level management in Indonesia using information and communication technology, the internet in particular.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paskalinda Maria Yosefa Bandur
"Preferensi jumlah anak ideal dan preferensi kontrasepsi remaja saat ini dapat mempengaruhi fertilitas dan pemakaian kontrasepsi dimasa yang akan datang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan preferensi jumlah anak ideal dan preferensi pemakaian kontrasepsi pada remaja usia 15-24 tahun, belum menikah di Indonesia tahun 2017 dengan menggunakan analisis data SDKI-KRR tahun 2017. Penelitian menggunakan desain cross sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa preferensi jumlah anak ideal yaitu sebanyak 69,9% dan preferensi pemakaian kontrasepsi yaitu sebanyak 82,5%. Berdasarkan model multivariat preferensi jumlah anak ideal pada remaja dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, status ekonomi, akses intenet dan diskusi dengan teman sebaya. Pada preferensi pemakaian kontrasepsi pada remaja dipengaruhi oleh faktor umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, status ekonomi, akses internet dan diskusi dengan tokoh masyarakat. Dengan demikian, diharapkan kepada pemerintah dalam pelaksanaan program remaja dapat difokuskan pada faktor-faktor tersebut.

The ideal number of child preferences and current adolescents contraceptive preferences can affect fertility and contraceptive use in the future. The purpose of this study was to determine the determination of the number of child preferences and preferences for contraceptive use in adolescents aged 15-24 years, unmarried in Indonesia in 2017, using data analysis of SDKI-KRR in 2017. The design of this study was cross sectional. The results of this study indicate that the ideal number of children preference is 69.9% and the preference for contraception use is 82.5%. Based on the multivariate model, the ideal number of children preference in adolescents is influenced by age, gender, education, knowledge about reproductive health, economic status, internet access and discussions with peers. The preference for contraception among adolescents is influenced by age, sex, education, knowledge about reproductive health, economic status, internet access and discussions with community leaders. Thus, it is expected that the government in creating and implementing youth programs can refer to these factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur A'isyah Amalia Putri
"Berdasarkan hasil SDKI 2017, angka fertilitas total di beberapa wilayah/provinsi masih cukup tinggi dan bahkan melebihi angka fertilitas nasional (2,4 anak per wanita), terutama di Kawasan Timur Indonesia. Selain itu, rata-rata Anak Lahir Hidup (ALH) pada kelompok wanita usia 40-49 tahun di hampir seluruh wilayah/provinsi Kawasan Timur Indonesia juga melebihi rata-rata ALH nasional, yaitu 2,8 anak per wanita. Dengan diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan jumlah ALH pada suatu kelompok WUS, khususnya pada kelompok wanita yang berusia 45 tahun ke atas, diharapkan dapat dapat menurunkan tingkat fertilitas di wilayah tersebut. Di mana, jumlah ALH rata-rata wanita pada akhir masa reproduksi (usia 45-49 tahun) akan memberikan informasi terkait ukuran keluarga lengkap (completed family size). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross-sectional dan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu, data sampel Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 1055 wanita usia 45-49 tahun di KTI, 72,2% diantaranya mempunyai lebih dari 2 anak. Berdasarkan hasil uji regresi logistik berganda pada penelitian ini diketahui bahwa faktor umur kawin pertama, umur melahirkan pertama, pemakaian kontrasepsi, indeks kesejahteraan, mortalitas anak, dan jumlah anak yang diinginkan sebagai faktor yang berhubungan dengan jumlah ALH. Mortalitas anak dan jumlah anak yang diinginkan menjadi faktor yang paling berhubungan dengan jumlah ALH.

Based on IDHS 2017 results, total fertility rate in several provinces is still quite high and even exceeds the national fertility rate (2.4 children per woman), especially in Eastern Region of Indonesia. In addition, the average children ever born in the group of women aged 40-49 years in almost all provinces of Eastern Region of Indonesia also exceeds the national average of children ever born, which is 2.8 children per woman. By knowing the factors associated with the number of children ever born in a group of women of childbearing age, especially in the group of women aged 45 years and over, it is hoped that it can reduce fertility rates in the region. Where, the average amount of children ever born of women at the end of the reproductive period (age 45-49 years) will provide information related to completed family size. This study is quantitative study using a cross-sectional design and the data used in this study the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) data. This study shows that out of 1055 women aged 45-49 years in Eastern Region of Indonesia, 72.2% of them have more than 2 children. Based on the results of multiple logistic regression tests in this study it is known that the factors of age at first marriage, age at first childbirth, contraceptive use, welfare index, child mortality, and number of desired children as factors associated with fertility (number of children ever born). Child mortality and the number of desired children become the most factors associated with fertility (number of children ever born)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titis Risti Yulianti
"Penggunaan kontrasepsi modern pria jauh lebih rendah dibandingkan wanita di Indonesia dan terdapat perbedaan cukup jauh jika dibandingkan dengan beberapa negara di Asia, karena penggunaan kontrasepsi modern pria tahun 2002-2012 di Indonesia selalu rendah (kurang dari 5%) akibat kurangnya pengetahuan KB dan adanya persepsi KB negatif pada pria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pengetahuan dan persepsi KB terhadap penggunaan kontrasepsi modern pria di Indonesia tahun 2017. Metode penelitian ini menggunakan desain potong lintang secara sekunder berdasarkan dataset SDKI 2017 mengenai pria kawin, serta subjek penelitian ini adalah pria kawin 15-54 tahun pada data SDKI 2017 di Indonesia. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan dan persepsi KB terhadap penggunaan kontrasepsi modern pria di Indonesia. Kesimpulan penelitian ini adalah pria kawin yang menggunakan kontrasepsi modern (kondom dan vasektomi) adalah pria kawin yang memiliki pengetahuan KB baik dan persepsi KB positif yang ditemukan pada pria yang memiliki tingkat pendidikan tinggi, tinggal di perkotaan, dan sudah tidak ingin memiliki anak lagi. Penelitian ini merekomendasikan adanya program KB khusus pria yang berbasis keadilan gender dengan mengutamakan pemberian substansi pengetahuan dan persepsi KB yang khusus.

The use of men's modern contraception is much lower than among women in Indonesia and there are quite large differences when compared to several countries in Asia because the use of men's modern contraception from 2002-2012 in Indonesia was always low due to a lack of knowledge and perception about Family Planning. This study aimed to determine the role of knowledge and perceptions of family planning for use of men's modern contraception in Indonesia. This research method used a cross-sectional design on a secondary basis based on the 2017 IDHS. The result of this study is that there is a relationship between knowledge and perception of family planning in the use of men's modern contraception after being controlled by education level, area of residence, and fertility preferences. This study concludes that married men who use modern contraception (condoms and vasectomy) are those who have good knowledge and positive perceptions about family planning, which are found in married men who have a high level of education, live in urban areas, and do not want to have children anymore. This study recommends a special male family planning program based on gender justice by prioritizing special substances regarding family planning knowledge and perceptions."
Depok: fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rafi Kurniawan
"Keinginan menambah jumlah anak sangat bergantung pada persepsi anak. Salah satu penghambat pria dan wanita menikah belum menginginkan menambah jumlah anak adalah karena anak dianggap sebagai biaya sehingga mereka perlu mengalokasikan biaya untuk anak. Selain itu, keinginan menambah jumlah anak juga dipengaruhi oleh faktor- faktor sosial, ekonomi, dan demografi. Salah satu faktor yang dinilai mempengaruhi keinginan menambah jumlah anak pada pria dan wanita menikah adalah kepemilikan rumah. Studi ini bertujuan untuk menganalisis status kepemilikan rumah dengan keinginan menambah jumlah anak pada pria dan wanita menikah di Indonesia berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara kepemilikan rumah dengan keinginan menambah jumlah anak baik pada pria dan wanita menikah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa biaya kepemilikan rumah yang tinggi di Indonesia membuat pria dan wanita menikah mengalokasikan biaya untuk memiliki rumah sehingga cenderung untuk tidak menginginkan menambah jumlah anak kembali.

The desire to have more children is highly dependent on the perception of children. One of the reasons why married men and women do not want to have more children is because children are perceived as a cost, so they need to allocate money for children. In addition, the desire to have more children is also influenced by social, economic and demographic factors. One of the factors considered to influence the desire to have more children among married men and women is home ownership. This study aims to analyse home ownership status and the desire to have more children among married men and women in Indonesia based on data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS). The results of this study show that there is a negative relationship between home ownership and the desire to have more children among both married men and women. This study concludes that the high cost of home ownership in Indonesia makes married men and women allocate the cost of owning a house so that they tend not to want to have more children."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neno Prayitno
"ABSTRAK
Modal sosial merupakan salah satu modal pembangunan yang memfokuskan pada upaya mendayagunakan relasi-relasi sosial. Sikap toleransi, saling percaya, saling menghormati merupakan modal sosial yang sangat penting untuk meningkatkan kerjasama dan kekompakan masyarakat demi tujuan pembangunan nasional. Sayangnya seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, relasi sosial antara sesama terancam semakin berkurang. TIK khususnya internet memang mampu mendekatkan hubungan sosial yang jauh, namun disisi lain seringkali malah justru menjauhkan yang dekat. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi internet saat ini dibarengi dengan semakin maraknya penyebaran berita bohong (hoax), ujaran kebencian dan merebaknya kejahatan siber yang berpotensi menurunkan sikap toleransi, sikap saling percaya sebagai komponen utama pembentuk modal sosial. Studi ini dilakukan untuk melihat pengaruh penggunaan internet oleh masyarakat terhadap modal sosial di Indonesia. Dengan menggunakan data utama yang bersumber dari Indonesian Family Life Survey gelombang lima (IFLS-5) tahun 2014, kajian menemukan bahwa penggunaan internet di masyarakat berpengaruh negatif terhadap indeks modal sosial masyarakat Indonesia. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa tingkat pendidikan dan wilayah (perkotaan/perdesaan) berpengaruh signifikan terhadap modal sosial. Hasil pengujian interaksi antara variabel penggunaan internet dan pendidikan menunjukan bahwa orang yang menggunakan internet dan berpendidikan lebih tinggi mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan golongan lainnya. Peran pemerintah
sangat dibutuhkan tidak hanya dalam hal pemerataan pembangunan infrastruktur TIK saja, namun juga dalam hal peningkatan kapasitas sumber daya manusia serta peran dalam menangani derasnya arus informasi dan mengatasi maraknya tindak kejahatan siber.

ABSTRACT
Social capital is one of development capital that focuses on efforts to utilize social relations. Tolerance, mutual trust, mutual respect are very important social capital to increase community cooperation and cohesiveness for the purpose of national development. Unfortunately along with the development of information and communication technology, social relations between people are threatened with
diminishing returns. ICTs, especially the internet, are indeed able to bring social relations far away, but on the other hand they often keep the close ones instead. It is undeniable that the development of internet technology is currently accompanied by the increasingly widespread spread of hoaxes, expressions of hatred and the spread of cyber
crime that has the potential to reduce the attitude of tolerance, mutual trust as the main components forming social capital. This study was conducted to see the effect of the use of the internet by the community on social capital in Indonesia. Using main data sourced from the fifth wave of the Indonesian Family Life Survey (IFLS-5) in 2014, the study found that the use of the internet in the community had a negative effect on the social capital index of the Indonesian people. The results also showed that the level of education and the region (urban/rural) had a significant effect on social capital. The results of testing the interaction between the variables of internet use and education show that people who use the internet and have higher education have a greater influence than other groups. The role of government is needed not only in terms of equitable distribution of ICT infrastructure development, but also in terms of enhancing the capacity of human
resources and the role in dealing with the swift flow of information and overcoming the rise of cyber crime."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabella Primasetya
"Elemen penting dalam kewirausahaan adalah kewaspadaan dalam melihat peluang yang belum dimanfaatkan. Dalam konteks perkembangan wirausaha, pengguna internet di Indonesia terus meningkat namun persentase pengguna e-commerce masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan internet terhadap pendapatan dan berfokus pada wirausaha pemuda di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dan Propensity Score Matching (PSM) menggunakan kernel matching dan radius-caliper matching dengan menggunakan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2022. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan internet secara signifikan meningkatkan pendapatan wirausaha pemuda. Apabila wirausaha intensif menggunakan seluruh jenis internet untuk kegiatan usahanya, pendapatan yang dihasilkan akan meningkat. Namun terdapat pengaruh yang bervariasi antara penggunaan tiap jenis internet terhadap pendapatan wirausaha pemuda di Indonesia. Penggunaan internet untuk komunikasi berkontribusi positif terhadap pendapatan wirausaha pemuda. Namun penggunaan internet untuk masing-masing jenis internet seperti internet untuk promosi, media sosial dan marketplace tidak berpengaruh terhadap pendapatan wirausaha pemuda. Internet memainkan peran penting dalam meningkatkan pendapatan wirausaha pemuda di Indonesia. Lebih lanjut, pengaruh penggunaan internet terasa lebih besar bagi wirausaha pemuda di pedesaan dan berusaha di sektor pertanian. Penelitian ini memberikan kontribusi empiris yang penting dan dapat menjadi dasar bagi pembuat kebijakan dalam mengembangkan strategi yang mendukung pengembangan wirausaha pemuda.

An important element in entrepreneurship is being alert to unexploited opportunities. In the context of entrepreneurial development, internet users in Indonesia continue to increase but the percentage of young people using the internet for business remains low. This study analyzes the effect of internet usage on income and focusing on youth entrepreneurs in Indonesia. This study uses the Ordinary Least Square (OLS) and Propensity Score Matching (PSM) methods, using kernel matching and radius caliper matching based on data from August 2022 National Labor Force Survey data. The results show that internet usage significantly increases the income of youth entrepreneurs. When entrepreneurs intensively use all types of internet in their business activities, their income increases. However, the effect varies among different types of internet usage. Internet usage for communication contributes positively to the income of young entrepreneurs. Conversely, internet usage for promotion, social media and marketplace does not affect their income. Furthermore, the effect of internet usage is greater on young entrepreneurs in rural areas compared to young entrepreneurs in urban areas and agricultural businesses. This study provides an important empirical contribution and can serve as a basis for policymakers in developing strategies to support the development of youth entrepreneurship."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Laferani
"

Suplementasi tablet tambah darah merupakan salah satu strategi utama untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil yang mengonsumsi tablet tambah darah ≥ 90 di tahun 2012 sebesar 32,7% dan pada tahun 2017 sebesar 43,9%. Penelitian ini bertujuan untuk variasi faktor konsumsi tablet tambah darah ibu hamil ditingkat individu dan tingkat masyarakat di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel 6.675 ditahun 2012 dan 7.799 ditahun 2017 dari WUS 15-49 tahun yang hamil. Data diperoleh dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia dan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2012 dan 2017 dengan menggunakan analisis multilevel regresi linear. Hasil analisis multilevel menunjukkan baik ditahun 2012 maupun 2017 variasi lebih besar terjadi ditingkat individu dengan nilai interclass correlation 0,05 (2012) dan 0,04 (2017). Faktor tingkat individu ditahun 2012 usia, Jumlah antenatal care, Usia kehamilan pertama kali kunjungan antenatal care, Pendidikan, Pendidikan Suami dan Kekayaan. Sedangkan di tahun 2017 Jumlah antenatal care, usia kehamilan pertama kali antenatal care, pendidikan suami, kekayaan, internet dan dukungan keluarga. Program pelayanan antenatal care di Indonesia melibatkan anggota keluarga untuk pendamping minum tablet tambah darah pada ibu hamil.


Iron supplementation is one of the key strategies to improve maternal and child health. Pregnant women who consumed iron supplementation ≥ 90 in 2012 around to 32.7% and in 2017 around to 43.9%. This study aims to vary the factors of consumption iron supplementtaion of pregnant women at the individual level and community level in Indonesia. This study used a cross-sectional design with a sample of 6,675 in 2012 and 7,799 in 2017 from women of reproductive age 15-49 years who were pregnant. Data obtained from Indonesian Demographic health survey and Indonesian Health Profile in 2012 and 2017 using multilevel analysis.  The results of multilevel analysis showed that both in 2012 and 2017 greater variation occurred at the individual level with interclass correlation values of 0.05 (2012) and 0.04 (2017). Individual level factors in 2012 is age, number of ANCs, age of first pregnancy antenatal care visits, education, husband's Education and wealth. In 2017 is number of antenatal care, age of first pregnancy antenatal care visits, husband's education, wealth, internet and family support. The antenatal care service program in Indonesia involves family members to accompany them to take iron supplementation for pregnant women.

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sohibun
"Fertilitas menjadi sorotan hingga saat ini meskipun trennya terus menurun namun masih belum mencapai target. Keinginan memiliki anak lagi (menambah anak) adalah hal yang
berkaitan langsung dengan fertilitas yang perlu dikendalikan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor sosio-ekonomi dan demografi yang berhubungan dengan
keinginan memiliki anak lagi pada wanita usia subur di Indonesia tahun 2017. Penelitian
ini merupakan jenis penelitian kuantitatif analitik dengan desain potong lintang. Sampel
penelitian adalah wanita usia subur usia 15-49 tahun yang memiliki satu anak atau lebih
berdasarkan data SDKI 2017. Analisis yang digunakan adalah analisis univariabel,
bivariabel dan multivariabel dengan regresi logistik berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa 39,9 persen wanita ingin memiliki anak lagi. Variabel yang
berhubungan adalah variabel umur OR 0,17 (95% CI 0,16 – 0,18), jumlah anak hidup OR
0,2 (95% CI 0,19 – 0,22), tingkat pendidikan OR 1,76 (95% CI 1,57 – 1,98), status
ekonomi rendah OR 0,79 (95% CI 0,70 – 0,89), ekonomi menengah OR 0,80 (95% CI
0,71 – 0,91), ekonomi atas OR 0,74 (95% CI 0,65 – 0,84), ekonomi teratas OR 0,63 (95%
CI 0,55 – 0,72), serta variabel wilayah tempat tinggal OR 0,11 (95% CI 1,00 – 1,20).
Dalam penelitian ini, proporsi wanita WUS yang telah memiliki anak namun masih ingin
menambah anak masih tinggi, sehingga perlu dilakukan sosialisasi tentang kesehatan
reproduksi dan kesehatan ibu dan alat kontrasepsi agar wanita WUS dapat membatasi
kelahiran,

Fertility has been in the spotlight, although the trend continues to decline, it has not yet
reached the target. The desire to have more children is a matter directly related to fertility
which needs to be controlled. The research objectives to determine the socio-economic
and demographic factors associated with the desire to have more children in women of
childbearing age in Indonesia in 2017. This research is a type of quantitative analytic
study with a cross-sectional design. The research sample was women of childbearing age
aged 15-49 years who had one or more children based on the 2017 IDHS data. The
analysis used was univariable, bivariable and multivariable analysis with multiple logistic
regression. The results of this study indicate that 39.9 percent of women wish to have
more children. The variables that were related were the variable age OR 0.17 (95% CI
0.16 - 0.18), the number of children alive OR 0.2 (95% CI 0.19 - 0.22), education level
OR 1.76 ( 95% CI 1.57 - 1.98), low economic status OR 0.79 (95% CI 0.70 - 0.89),
medium economic OR 0.80 (95% CI 0.71 - 0.91) , the top economy OR 0.74 (95% CI
0.65 - 0.84), the top economy OR 0.63 (95% CI 0.55 - 0.72), and the area of residence
variable OR 0.11 (95 % CI 1.00 - 1.20). In this study, the proportion of WUS women who
have had children but still want to have more children is still high, so it is necessary to do
socialization about reproductive health and maternal health and contraceptives so that
WUS women can limit births
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Adhi Nugroho
"Pada era industri 4.0, Pemerintah mendorong Industri Mikro dan Kecil (IMK) Indonesia untuk onboarding dengan mentransformasikan aktivitas usaha offline ke aktivitas usaha online melalui internet. Internet merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja IMK. Sayangnya, persentase penggunaan internet untuk aktivitas usaha pada Industri Mikro dan Kecil masih rendah. Pandemi Covid-19 tanpa disadari mempercepat proses digitalisasi IMK meskipun penjualan IMK menurun signifikan sebagai dampak dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana peran penggunaan internet untuk aktivitas usaha pada kinerja IMK. Data yang digunakan adalah data cross section Survei IMK Tahunan 2020 dengan. Hipotesis pada penelitian ini adalah peran penggunaan internet untuk aktivitas usaha berhubungan positif dengan kinerja usaha Industri Mikro dan Kecil di masa pandemi Covid-19. Penggunan internet diuraikan sebagai penggunaan internet untuk aktivitas iklan, aktivitas penjualan produk, aktivitas pembelian bahan baku, infomasi pengembangan usaha  dan aktivitas fintech lending. Kinerja IMK  diukur dengan omset IMK pada bulan terakhir produksi di tahun 2020. Metode analisis yang digunakan adalah Propensity Scores Matching (PSM). Metode ini digunakan bertujuan untuk mengurangi selection bias karena variabel treatment bersifat tidak acak.Hasil studi ini menyatakan bahwa penggunaan internet untuk aktivitas iklan, aktivitas penjualan produk, aktivitas pembelian bahan baku, infomasi pengembangan usaha dan aktivitas fintech lending berpengaruh positif dan signifikan terhadap omset usaha IMK di masa Pandemi Covid-19

In the industrial era 4.0, the Government encouraged Indonesian Micro and Small Industries (IMK) to onboard by transforming offline business activities to online business activities via the internet. The Internet is one of the factors that affect the performance of IMK. Unfortunately, the percentage of internet use for business activities in Micro and Small Industries is still low. The Covid-19 pandemic has unwittingly accelerated the process of digitizing IMK even though IMK sales have decreased significantly due to the Large-Scale Social Restrictions (PSBB). This study aims to analyze the role of internet use for business activities on IMK performance. The data used is cross-section data for the 2020 Annual IMK Survey. The hypothesis in this study is that the role of internet use for business activities is positively related to the performance of Micro and Small Industry businesses during the Covid-19 pandemic. Internet use is described as Internet use for advertising activities, product sales, raw material purchasing, business development information, and financial lending activities. IMK performance is measured by IMK turnover in the last month of production in 2020. The analytical method used is Propensity Scores Matching (PSM). This method reduces selection bias because the treatment variable is not random. The results of this study state that the use of the internet for advertising activities, product sales activities, raw material purchasing activities, business development information and fintech lending activities has a positive and significant effect on IMK business turnover during the Covid-19 Pandemic."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>